Anda di halaman 1dari 2

NAMA : KHOIRUN NISA’ RAHMADANI

NIM : 19010300002
PRODI : DIII FARMASI 2019
SEDIAAN LIQUID
Sediaan Liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau lebih
bahan aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogen pada saat
diaplikasikan. Bentuk sediaan liquid dalam konsistensi cairnya, memiliki keunggulan
terhadap bentuk sediaan soliddalam hal kemudahan pemberian obat terkait sifat kemudahan
mengalir dari sediaan liquid ini. Selain itu, dosis yang diberikan relative lebih akurat dan
pengaturan dosis lebih mudah divariasi dengan penggunaan sendok takar. Contoh sediaan
liquid salah satunya yaitu sirup.
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan sukrosa, kecuali dinyatakan lain, kadar
sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%. (FI III, 1979).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat
atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis, sirup adalah sediaan cair kental
yang minimal mengandung 50% sakrosa (Ansel et al, 2005).
Contoh produk sirup : sirup paracetamol, sirup siladex, OBH sirup, Anakonidin sirup,
Bisolvon sirup, Proris, Termorex, Formula 44.
Dalam pembuatan sirup harus memperhatikan bahan aktif, dosis, kelarutan, pelarut,
zat tambahan, stabilitas obat, dan homogenitas.
Karakteristik Fisika sirup : Organoleptis (Rasa, Warna, Bau), , ukuran partikel, suhu.
Karakteristik Kimia sirup : Viskositas, Stabilitas Obat
Pada permasalahan bahan aktif ponstan hal yang pertama dilakukan adalah
mengetahui karakteristik dari ponstan itu dan dilihat pemeriannya. Ponstan merupakan obat
merk dagang yang mengandung Asam Mefenamat. Ponstan adalah obat nyeri yang
mengandung Asam Mefenamat termasuk dalam kelarutan rendah atau sukar larut dalam air.
Sehingga pembuatannya perlu meningkatkan kelarutan untuk mendapatkan bioavaibilitas
yang baik. Dengan menambahkan cosolvent, penambahan surfaktan.
Faktor penentu kelarutan adalah sebagai berikut :
1. Kelarutan : zat yang mudah larut membutuhkan sedikit pelarut, zat yang sukar
larut membutuhkan banyak pelarut.
2. Salting In : adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat aktif
dalam pelarut menjadi besar.
3. Salting Out : zat terlarut tertentu memiliki kelarutan lebih besar dibanding zat
aktif yang menyebabkan penurunan kelarutan zat aktif atau terbentuk endapan
karena ada reaksi kimia.
4. Temperature : zat aktif umumnya bertambah larut jika temperature nya dinaikkan
lebih tinggi.
5. Polaritas : zat aktif yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar, begitupun
sebaliknya.
6. Pembentukan kompleks : terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat
yang larut dengan membentuk garam kompleks.
7. Co Solvent : peningkatan kelarutan dengan penambahan pelarut atau bahan kimia.
Yang berperan jika bahan aktifnya ponstan adalah co solvent (karena ponstan praktis
tidak larut dalam air).
Hal yang penting dalam membuat Sediaan liquid diantaranya yaitu : Solubility
(kelarutan), cosolvent (zat tambahan pelarut), dapar (larutan penyeimbang Ph), penstabil,
pengemulsi dan pensuspensi.
Daftar Pustaka
 Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
 Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
 Fickri Zainuddin, Djelang. 2018. Formulasi dan uji stabilitas sediaan sirup anti
alergi dengan bahan aktif chlorpeniramin maleat (CTM). J – phAM (journal of
pharmaceutical Care anwar medika). Vol.1 (16-24).
 Ilmu Resep Teori Jilid II, 2004, Departemen kesehatan RI pusdiknakes, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai