KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis konsep latihan dan pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) menggunakan instrumen terstandar
4.5 Mempraktikkan hasil analisis konsep latihan dan pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait
kesehatan (daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) menggunakan instrumen terstandar
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring maupun luring peserta didik diharapkan dapat:
1. Memahami konsep latihan dan pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya tahan,
kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan)
2. Menganalisis konsep latihan dan pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) serta membuat catatan hasil analisis
3. Menganalisis pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya tahan, kekuatan,
komposisi tubuh, dan kelenturan) serta membuat catatan hasil analisis
4. Mempraktikkan hasil analisis konsep latihan terkait kesehatan (daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh,
dan kelenturan) menggunakan instrumen terstandar
5. Mempraktikkan hasil analisis pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya tahan,
kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) menggunakan instrumen terstandar
PETUNJUK
1. Baca tuntas, pahami, dan analisis serta buat catatan penting hal yang sudah dan belum dikuasai
2. Analisis dengan cermat dari berbagai sumber belajar terkait konsep latihan dan pengukuran komponen
kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan)
3. Lakukan latihan secara mandiri untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani Anda terkait kesehatan
(daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan)
4. Kerjakan latihan-latihan soal, refleksikan dan lakukan evaluasi terhadap aktifitas yang Anda lakukan
Menurut para dokter dan terapis fisik, kelenturan (fleksibility) adalah bagian penting dari upaya
menjaga kebugaran tubuh agar tetap berfungsi optimal. Tubuh yang lentur membantu Anda memiliki
tingkat kebugaran tubuh secara maksimal, mencegah cedera, dan bahkan berperan sebagai tameng
pelindung dari berbagai kondisi, seperti nyeri sendi dan penyakit serius lainnya.
Sedangkan komposisi tubuh adalah jumlah keseluruhan dari bagian tubuh. Bagian tubuh ini
terdiri dari adiposa (jaringan lemak) dan massa jaringan bebas lemak. Komposisi tubuh
memperhitungkan dari mana berat badan Anda berasal.
Memiliki kelebihan lemak entah Anda yang memang memiliki kelebihan berat badan atau
memiliki berat badan yang sehat tapi punya persentase lemak tubuh yang tinggi sama-sama memiliki
risiko kesehatan yang besar. Nah, dengan menjaga komposisi tubuh, Anda bisa menurunkan risiko
terkena penyakit yang berkaitan dengan obesitas/kegemukan di kemudian hari.
Dokter dan terapis fisik setuju bahwa fleksibilitas adalah bagian penting dari upaya menjaga
kebugaran tubuh agar tetap berfungsi optimal. “Fleksibilitas adalah pilar ketiga dari kebugaran tubuh
setelah latihan kardio dan latihan kekuatan otot,” ujar David Geier, Direktur Sports Medicine di Medical
University of South Carolina, sekaligus juru bicara American Orthopaedic Society for Sports Medicine,
dilansir Real Simple.
Tubuh yang lentur dapat membantu Anda meraih tingkat kebugaran tubuh yang paling optimal,
mencegah cedera, dan bahkan berperan sebagai tameng pelindung dari berbagai kondisi menyulitkan,
seperti arthritis dan penyakit serius lainnya. Saat meregangkan otot, itu artinya Anda juga
memperpanjang jangkauan tendon atau serat otot, yang mengaitkan otot pada tulang. Semakin panjang
tendon, semakin mudah untuk Anda meningkatkan ukuran otot saat Anda melakukan latihan kekuatan.
Artinya, otot yang lentur memiliki potensi untuk menjadi otot yang kuat juga.
Membangun serat otot yang kuat akan mendorong kerja metabolisme tubuh dan tingkat
kebugaran tubuh secara keseluruhan. Otot lentur juga dapat memudahkan Anda menjalani rutinitas
sehari-hari dan menurunkan risiko cedera. Kebiasaan berulang, seperti membungkuk saat bekerja depan
komputer, bisa memendekkan jangkauan beberapa otot. Hal ini jika dibarengi dengan penurunan
elastisitas otot alami akibat usia dapat menyulitkan Anda. Gerakan cepat atau spontan, misalnya
menangkap gelas yang akan terjatuh, dapat menarik otot Anda di luar batas kemampuannya. Akibatnya,
Anda jadi mudah keseleo atau terkilir. Memiliki tubuh lentur bisa membantu Anda lebih mudah untuk
beradaptasi pada faktor-faktor luar yang menyebabkan stres fisik.
Gerakan olahraga di bawah ini dapat melatih kelenturan tubuh dengan mudah namun cukup efektif.
Lakukanlah gerakan ini satu-dua kali sehari atau kapan saja setiap Anda akan memulai berolahraga.
1. Hip Flexor/Quad Stretch
Meregangkan otot pinggul, quads, dan hamstrings. Berlutut di lantai dengan posisi kedua lutut
ditekuk, tulang kering menyentuh lantai. Ayunkan kaki kanan ke depan agar posisi lutut kanan
menekuk 90 derajat di depan Anda. Sementara telapak kaki kanan mantap menjejak lantai persis
sejajar di bawah lutut kanan dan kaki kiri masih menekuk mendatar menempel lantai, sejajar dengan
kaki kanan Anda. Taruh kedua tangan di atas lutut kanan dan tekan pinggul ke depan, bersandar
untuk meregangkan sambil menjaga tubuh atas tetap tegak. Tahan selama 30 detik, lepaskan. Ulangi
sebanyak tiga kali repetisi, kemudian ganti kaki dan ulangi dari awal.
4. Foldover Stretch
Meregangkan otot leher, punggung, glutes, hamstring, dan betis. Berdiri tegap dengan kedua kaki
selebar pinggul, lutut sedikit menekuk, kedua tangan di sisi tubuh. Buang napas saat Anda
membungkuk ke depan dari pinggul, sambil menjaga kepala, leher, dan bahu dalam keadaan santai.
Lilitkan kedua tangan di belakang betis dan tahan selama yang Anda bisa dari 45 detik hingga 2
menit. Tekuk lutut dan perlahan luruskan kembali. Jika Anda merasa tidak nyaman membungkuk
sejauh itu, tekuk lutut lebih dalam dan/atau tempatkan kedua tangan pada permukaan yang
ditinggikan, misalnya balok yoga.
5. Butterfly Stretch
Meregangkan otot leher, punggung, glutes, hamstrings, paha. Duduk tegap di lantai dengan posisi
kaki menekuk ke dalam dari lutut, seperti hendak bersila, satukan kedua telapak kaki (posisi kedua
lutut mencuat ke luar tubuh). Genggam kedua telapak kaki dengan tangan Anda, tegangkan otot
perut, dan perlahan majukan tubuh atas ke depan mengarah ke kedua telapak kaki, sejauh yang Anda
bisa. Tahan selama 45 detik sampai 2 menit, lepaskan jika Anda merasa tidak sanggup lagi. Jika pose
ini terasa kurang nyaman untuk Anda, sangga bokong Anda dengan beberapa tumpukan selimut
untuk menyokong pinggul Anda, kemudian ulangi.
7. Swan Stretch
Meregangkan otot bahu, punggung, dada, abs, oblique, hip flexor. Berbaring tengkurap dengan kedua
tangan di depan bahu, jari-jari tangan menghadap ke depan, kedua kaki lurus sedikit berjarak di
belakang Anda. Sambil menegangkan otot perut, lemaskan bahu, dan panggul menempel di lantai,
angkat tubuh bagian atas memanjang dan menjauh dari lantai — meraih langit dari puncak kepala
Anda. Tarik kedua tulang belikat untuk membuka dada. Tahan selama 30-45 detik, lepaskan. Ulangi
sebanyak lima kali.
8. Reclining Pigeon
Meregangkan otot punggung bawah, pinggul, glutes, dan hamstrings. Berbaring telentang dengan
kedua lutut menekuk. Tegangkan kaki kanan dan silangkan di atas paha kiri, kaitkan kedua tangan di
belakang paha kiri, dan angkat kaki kiri ke atas sambil menjaga punggung dan bahu tetap menempel
di lantai. Perlahan, tarik kaki kanan mengarah dada sampai Anda merasakan sedikit tegangan; tahan
sekitar 45 detik sampai 2 menit, selama yang Anda bisa. Lepaskan perlahan mulai dari punggung
bawah,. Kemudian tukar kaki, dan ulangi.
9. Quadriceps
Meregangkan otot depan dan samping paha. Berlutut dan beri jarak antar kaki secukupnya sehingga
Anda bisa duduk di antaranya. Raih tangan ke belakang tubuh dan bersandar sejauh mungkin yang
Anda bisa, sambil merasakan timbulnya tegangan di otot quadriceps Anda, Tahan selama 30 detik,
dan lepaskan.
Selain memudahkan Anda beradaptasi terhadap rutinitas sehari-hari dan mencegah cedera,
olahraga kelenturan tubuh juga dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otot-otot. Memiliki sirkulasi
darah yang baik dapat membantu melindungi Anda dari berbagai penyakit, diabetes, hingga penyakit
ginjal. Fleksibilitas tubuh yang lebih optimal bahkan telah dikaitkan dengan risiko rendah terhadap
masalah kardiovaskular akibat pengurangan kekakuan pada dinding otot arteri, sehingga menurunkan
peluang stroke dan serangan jantung.
Buatlah garis batas kaki di lantai dengan menggunakan selotip atau lakban putih.
Kemudian, duduklah dengan kaki lurus dan pastikan kaki tepat berada di batas garis selotip.
Pelan-pelan, bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus ke depan.
Lalu tempatkan ujung jari dari kedua tangan pada batas garis selotip atau sejauh yang Anda bisa
selama minimal satu detik.
Perhatikan jarak yang berhasil Anda capai.
Ulangi tes dua kali lagi dan catat jarak terbaik yang berhasil Anda capai dari ketiga tes yang
sudah Anda lakukan.
Kemudian, bandingkan jarak yang Anda capai dengan tabel di bawah ini.
Tabel di bawah ini menunjukkan jarak yang bisa dicapai jika kelunturan tubuh Anda termasuk
baik. Jika jarak yang berhasil Anda capai dari tes ini berada di bawah angka tersebut, artinya
Anda harus melakukan lebih banyak olahraga lagi untuk meningkatkan kelenturan tubuh Anda.
Cara sederhana untuk mengukur komposisi tubuh Anda sehat atau tidak adalah dengan melakukan
pengukuran lingkar pinggang dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Anda.
a. Cara mengukur lingkar pinggang
Pengukuran lingkar pinggang dapat dijadikan gambaran terhadap kadar lemak viseral, yang ada
di sekitar perut Anda. Ikuti langkah berikut ini untuk mengukur lingkar pinggang Anda.
Temukan tulang rusuk yang paling bawah dan tulang pinggang paling atas Anda
Kemudian tentukan bagian tengah di antara kedua tulang tersebut
Lingkarkan pita ukur pada tubuh sesuai dengan bagian yang telah ditentukan sebelumnya
Perhatikan angka yang tertera pada pita ukur. American Heart Association, National Heart,
serta Lung and Blood Institute menetapkan ukuran lingkar pinggang yang sehat pada wanita
yaitu tidak lebih besar dari 88 cm, sedangkan pada laki-laki tidak lebih besar dari 102 cm.
Jika lingkar pinggang Anda melebihi dari angka tersebut, dapat dikatakan Anda memiliki
perut buncit atau obesitas sentral. Pada orang yang memiliki berat badan normal, namun
Kalikan tinggi badan Anda dalam satuan meter yang dikuadratkan → 1,75 x 1,75 = 3,06
Selanjutnya, bagi angka berat badan Anda dengan hasil kuadrat tinggi badan → 75 : 3,06 =
24,5.
Hasil nilai IMT Anda adalah 24,5.
Setelah Anda mendapatkan angka IMT, Anda dapat menentukan apakah berat badan Anda
sudah ideal, kurang, atau justru berlebih berdasarkan klasifikasi IMT menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia berikut ini:
2. Petugas
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)
b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas
c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan
mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.
d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya
dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu
e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau
Lebih
f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes
c. Petugas Tes
1) Petugas pemberangkatan
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaaan Peserta berdiri dibelakang garis start
2) Gerakan
a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari
b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish
3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :
a) mencuri start
b) tidak melewati garis finish
c) terganggu oleh pelari lainnya
d) jatuh / terpeleset
4) Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari
melintasi garis Finish
5) Pencatat hasil
a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 /
60 meter dalam satuan detik
b) waktu dicatat satu angka dibelakang koma
2. Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu
c. Petugas tes
1) pengamat waktu
2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal
selebar bahu (gambar 3). Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala
e. Pencatatan Hasil
yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.
yang dicatat adalah jumlah (frekuensi) yang dilakukan
sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik
Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah
berusaha, diberi nilai nol (0).
2) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai
sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal (Iihat gambar) Sikap
tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)
3) Pencatatan Hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap
tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka
dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).
c. Petugas tes
1) pengamat waktu
2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) sikap permulaan
berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ dengan kedua jari-
jarinya diletakkan di belakang kepala.
Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak
terangkat.
2) Gerakan
Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua
sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal.
Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik
e. Pencatatan Hasil
1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :
pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi
kedua siku tidak sampai menyentuh paha
menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh
5. Tes Lari 1000 meter (13-15 Tahun) / 1200 meter (16-19 Tahun) Untuk Putra dan Tes Lari
800 meter (13-15 Tahun) / 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk Putri
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan
pernafasan
b. Alat dan Fasilitas
1) Lintasan lari 4) Peluit
2) Stopwatch 5) Tiang pancang
3) Bendera start 6) Alat tulis
c. Petugas Tes
Jhoni Agustiawan Emadeju,
MODUL
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas X Tahun Pelajaran 2021/2022
SMA Negeri Mojoagung
1) Petugas pemberangkatan 3) Pencatat hasil
2) Pengukur waktu 4) Pengawas dan pembantu umum
d. Pelaksanaan Tes
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start
2) Gerakan
Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari
Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish
e. Pencatatan Hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat
melintasi garis finish
2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.
Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”
Lari
Nilai Lari Gantung Baring Loncat Nilai
1000
50 meter angkat tubuh duduk tegak
meter
5 S.d – 6,7” 16 Keatas 38 keatas 66 Keatas s.d – 3’04” 5
4 6.8” – 7,6” 11 – 15 28 – 37 53 – 65 3’05” – 4
3’53”
3 7,7” – 8,7” 6 – 10 19 – 27 42 – 52 3’54” – 3
4’46”
2 8,8” – 2–5 8 – 18 31 – 41 4’47” – 2
10,3” 6’04”
1 10,4”- dst 0–1 0–7 0 – 30 6’05” - dst 1
Gantung Lari
Nilai Lari Baring Loncat Nilai
angkat 1200
60 meter duduk tegak
tubuh meter
Lari
Nilai Lari Gantung Baring Loncat Nilai
1000
60 meter Siku duduk tegak
meter
Tekuk
5 S.d – 8,4” 41”– keatas 28 Keatas 50 Keatas S.d – 3’52” 5
4 8,5” – 9,8” 22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3’53” – 4
4’56”
3 9,9” – 11.4” 10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4’57” – 3
5’58”
2 11,5” – 13,4” 3” – 9” 3–9 23 – 30 5’59” – 2
7’23”
1 13,5” dst 0” – 2” 0–2 22 dst 7’24” dst 1
G. Norma TKJI
Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Mengapa
disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing
butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.
Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI.
Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan
menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk
dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.
E. PETUNJUK TUGAS
F. DAFTAR PUSTAKA