Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan topik ke dua belas mata kuliah
Pancasila
Dosen Pembimbing: Dr. Dahlil Marjon, SH. MH.

Disusun Oleh :

Muhammad Fadli 2010251022


Nihlatul Maula 2010223010
Rinne Febriani 2011312049

UNIVERSITAS ANDALAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita semua sebagai makhluk-Nya,
sehingga dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Perkembangan Geopolitik dan Wawasan Nusantara ” dalam memenuhi tugas topik
ke empat yang dibimbing oleh Bapak Dr. Dahlil Marjon, SH. MH.. Tujuan penulisan
makalah ini adalah memberikan pemahaman lebih lanjut perihal Perkembangan
Geopolitik dan Wawasan Nusantara.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis pun juga menyadari kekurangan
dalam penulisan makalah ini, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Padang, 28 April 2021

Kelompo
k 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Negara yang terdiri atas pulau-
pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke dan memiliki berbagai macam
budaya. Keanekaragaman yang dimiliki Indonesia di setiap daerah merupakan
kekayaan untuk negeri ini. Dari segi tarian daerah, makanan khas, suku, rumah adat,
atau adat istiadat dari setiap daerah sudah pasti memiliki perbedaan. Hal ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural.
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yangtelah berbangsa
membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan
Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan sebagai intuisi
yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berkuasa.
Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara juga meliputi bukan warga
negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman dan sejahtera (Pembukaan
UUD ’45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud
agar warga negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri
dan tetap menjaga dirinya di tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang
BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyattak dapat
dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karenaitu, setelah membangsa
orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya
pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas lagi yang
meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan lain-lain. Karena orang
dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang menjadi hal yang
menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan bangsa hingga kini,
meskipun bentuknya dapat secarafisik maupun non fisik. Untuk dapat
mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara
pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuan politik dan militer
menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan dari geografi politik.
Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang
selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik
dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas pandangan geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan tempat
tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan
kehidupan bangsa.Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di
dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan
wawasan nasional. Tak hanya faktor geografi, wawasan nusantara juga
mengutamakan kepentingan masyarakat dalam aspek lain seperti sosial budaya,
politik, pertahanan dan keamanan, dan ekonomi. Kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang bermartabat dengan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Pemahaman dan pelaksanaan wawasan nusantara yang lebih baik dalam ranah
kehidupan pribadi maupun kolektif serta dalam wilayah publik sangat menentukan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dibutuhkan kesadaran warga negara dan
penyelanggara negara yang memadai didalam melaksanakan kewajiban dan
tanggung jawab. Di tengah tekanan berbagai masalah yang menghimpit bangsa

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari geopolitik?
2. Bagaimana perkembangan geopolitik di Indonesia?
3. Apa saja unsur-unsur geopolitik?
4. Apa pengertian wawasan negera?
5. Bagaimana hakikat wawasan nusantara?
6. Bagaimana ajaran dasar wawasan nusantara?
7. Apa fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
8. Bagaimana wajah wawasan nusantara?
9. Bagaimana wawasan nusantara sebagai landasan geopolitik?
10. Bagaimana sasaran implementasi dan perwujudan wawasan nusantara?

C. Tujuan
1. Mengetahu pengertian dari geopolitik
2. Mengetahui perkembangan geopolitik di Indonesia
3. Memahami unsur-unsur geopolitik
4. Mengetahui pengertian wawasan negera
5. Memahami hakikat wawasan nusantara
6. Mengetahui ajaran dasar wawasan nusantara
7. Mengetahui fungsi dan tujuan wawasan nusantara
8. Memahami wajah wawasan nusantara
9. Memahami wawasan nusantara sebagai landasan geopolitik
10. Mengetahui sasaran implementasi dan perwujudan wawasan nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik
berasal dari bahasa Yunani polite. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan
nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang menitik beratkan pada pertimbangan geografik, wilayah
atau toritorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi
geographical politic, disingkat geopolitik.
Pengertian Geopolitik menurut beberapa para ahli:
1. Rudolf Kjellén seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-20
mendefinisikan Geopolitik adalah seni dan praktek penggunaan kekuasaan
politik atas suatu wilayah tertentu.
2. Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan dua pandangan sebelumnya. Jika
jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak
sebading lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus berupaya
memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga negara.
3. Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti
organisme yang hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh
sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan
pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang
cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup maka
negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju.
4. Menurut Hagget, Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang
bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan
yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau
kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi
dijadikan sebagai dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang
kajian geografi politik relative luas, seperti aspek keruangan, aspek politik,
aspek hubungan regional, dan internasional.
5. Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1878-1939) mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat
kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan
melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun
armada atau angkutan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara
memungkinkan beroprasi sendri tanpa dibantu angkatan lain.
B. Perkembangan Geopolitik di Indonesia
Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa
melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara,
satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang
merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah nusantara beserta isinya. Rasa
kebangsaan merupakan perekat persatuan dan kesatuan, baik dalam makna spirit
maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya perbedaan fisik yang
disebabkan adanya perbedaan letak geografi. Kondisi geografis suatu negara atau
wilayah menjadi sangat penting dan menjadi pertimbangan pokok berbagai
kebijakan, termasuk juga dalam merumuskan kebijakan keamanan nasional atau
keamanan manusia. Berbagai bencana alam yang terjadi seperti: angin puting
beliung, gempa bumi, tsunami adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang
sebagian besar diantaranya ditentukan oleh kondisi geografis.
Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit terbendung oleh faktor
geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia Tengah, dengan demikian
posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi geopolitik dan geostrategi
tertentu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan geopolitik
hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur
dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau
melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya,
Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan keamanan. Konsepsi
geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi
nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara
kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-
cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut
dan angkasa secara terpadu”.
Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi
dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara
terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang pasti sehingga
dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor internasional. Kemudian
adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun 2004 juga ditandai dengan
keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan sistem pemilihan
langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan KPU
menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya munculah tiga kasus besar,
Pertama adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah pada
upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di Aceh,
Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat untuk mengakui dan bergabung
kembali dalam NKRI), kelompok separatis politik (KSP) dan kelompok separatis
bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya
pembentukan kembali Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan
organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM). Hal tersebut tentu
sajaakan mengancam keutuhan wilayah geografis dan persatuan NKRI sendiri.
Sedangkan kasus yang kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal.
Meski langkah-langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-
kasus kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil.
Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan, tanpa
mengabaikan keberagaman budaya dan pada saat yang sama dilaksanakan
pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan kualitas proses politik
dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat di sejumlah daerah
konflik dan rawan konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan
proses politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan dengan
baik. Dan yang ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar.
Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat
sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu keamanan
perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi pulau-pulau terluar yang berada
dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga yang sesungguhnya
berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak dapat dipelihara dan dijagadengan baik.

C. Unsur-unsur Geopolitik
Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa disebut
sebagai Wawasan Nusantara ada tiga,yaitu :
1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia memiliki
organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan
dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur
politik.
2. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan
nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa
politik, ekonomi, sosial dan budayaserta pertahanan dan keamanan. Isi
menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama (consensus nasional) dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata laku (conduct)
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan menghasilkan
sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. Sedangkan tata
laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari
bangsa Indonesia. Kedua tatalaku tersebut akan mencerminkan identitas jati
diri/kepribadian bangsa berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga
menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan
nasional.

D. Pengertian Wawasan Negara


Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan,
tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara
melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian
yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut:
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi
tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional”.

E. Hakikat Wawasan Nusantara


Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu
kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah
nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa
dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,
social budaya, dan pertahanan keamanan.

F. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara


Untuk menjamin persatuan dan kesatuan Dalam kebhinekaan tersebut
merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang
dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan yang diberi nama Wawasan Nusantara.
Ada dua landasan yang mengenai dasar wawasan nusantara:
1). Landasan Idiil Pancasila
Pancasila diakui sebagai ideology dan dasar Negara yang dirumuskan dalam
pembukaan UUD 1945. Yang telah mencerminkan nilai-nilai keseimbangan,
keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaa, kebersamaan
dan kearifan dalam membina kehidupan nasional.
2). Landasan Konstitusional: UUD 1945
UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan dasar hukum wawasan nusantara:
Dasar hukum wawasan nusantara diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara lain sebagai
berikut.
 Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973.
 Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN.
 Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

G. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Selain itu, terdapat berbagai fungsi wawasan nusantara yang baik secara
umum, menurut pendapat para ahli dan pembagiannya antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan,
dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah maupun
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MHDKK
yang mengutarakan pendapatnya dalam bukunya pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.
a. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia
b. Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembagunan nasional.
3. Fungsi Wawasan Nusantara
dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain sebagai berikut.
- Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah
sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan
kewilahayan
- Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan
kesatuan pertahanan dan keamanan.
- Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah
dan segenap kekuatan negara.
- Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara
tetangga.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi
di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan,
suku bangsa ataupun daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, ataupun daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

H. Wajah Wawasan Nusantara


Pengertian istilah wajah adalah roman muka. Wajah manusia hanya
satu, tetapi wajah itu memiliki beberapa roman muka dan tiap roman muka
berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi.
Dalam hubungan itu dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia
hanya satu yaitu Wawasan Nusantara (Wasantara). Tetapi wajahnya lebih
dari satu yaitu ada 4 wajah meliputi :
1. Wajah Wasantara sebagai wawasan nasional yang melandasi konsepsi
Ketahanan Nasional.
2. Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan nasional.
3. Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan.
4. Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.

I. Wawasan Nusantara Sebagai Landasan Geopolitik


Ditinjau dari tataran pemikiran/ konsepsi yang berlaku di Indonesia wawasan
nusantara adalah geopolitik Indonesia yang merupakan pra-syarat bagi terwujudnya
cita-cita nasional yang tertuang dalam UUD 1945dan Pancasila. Konfigurasi
Indonesia adalah unik dengan ciri-ciri demografi, anthropologi, meteorology dan
latar belakang sejarah yang memberi peluang munculnya desintegrasi bangsa.
Tidaklah mengherankan apabila para pendiri Republik sejak dini telah meletakkan
dasar-dasar geopolitik Indonesia yaitu melalui ikrar sumpah pemuda, dimana
amanatnya adalah satu nusa, yang berarti keutuhan ruang nusantara; satu bangsa
yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia; satu bahasa yang merupakan
faktor pemersatu seluruh ruang nusantara bersama isinya.Kebangsaan Indonesia
terdiri dari 3 unsur geopolitik yaitu:
1. Rasa Kebangsaan
2. Paham Kebangsaan
3. Semangat Kebangsaan
Ketiga-tiganya menyatu secara utuh menjadi jiwa bangsa Indonesia
dan sekaligus pendorong tercapainya cita-cita proklamasi. Rasa kebangsaan
adalah suplimasi dari sumpah pemuda dan menyatukan tekad menjadi
bangsa yang kuat, dihormati dan disegani diantara bangsa-bangsa di dunia
ini. Paham kebangsaan yang merupakan pengertian yang mendalam tentang
apa dan bagaimana bangsa itu serta bagaimana mewujudkan masa
depannya. Ia merupakan intisari dari visi warga bangsa tentang kemana
bangsa ini harus di bawa ke masa depan dalam suasana lingkungan yang
semakin menantang. Secara formal paham kebangsaan dapt dibina melalui
proses pendidikan dan pengajaran dalam bentuk materi ajaran misalnya
wawasan nusantara, ketahanan nasional, doktrin danstrategi pembangunan
nasional,sejarah dan budaya bangsa. Untuk itu para perancang materi
pengajaran harus benar-benar memiliki visi dan pengetahuan tentang
kebangsaan serta kaitannya dengan kepentigan geopolitik. Semangat
kebangsaan atau nasionalisme merupakan produkakhir dari sinergi rasa
kebangsaan dengan paham kebangsaan. Banyak pakar yang berpendapat
bahwa konsepsi tentang rasa kebangsaan tau wawasan kebangsaan secara
keseluruhan sudah usang dan ketinggalan zaman. Dengan demikian bahwa
geopolitik hanya akan efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan
yang mantap, karena tanpa itu ia tidak lebih hanya permainan politik semata,
sebab wawasan kebangsaan akan membuat ikrar satu bangsa terwujud dan
bangsa yang satu dapat mewujudkan satu nusa dengan berbekal landasan
satu bahasa. Oleh karena adanya amanat yang demikian itulah, maka
wawasan nusantara secara ilmiah dirumuskan dalam bentuk konsepsi tentang
kesatuan yang meliputi:
1. Kesatuan politik
2. Kesatuan ekonomi
3. Kesatuan sosial budaya
4. Kesatuan hukum

J. Sasaran Implementasi dan Perwujudan Wawasan Nusantara


Tantangan dalam Mengimplementasikan Wawasan Nusantara yaitu: Sikap
mental yang berarti kesukuan, ke daerahan, mementingkan golongan/partai. Dan
Globalisasi yang berarti, Dunia tanpa batas, Kapitalisme baru, Pasar bebas/pasar
dunia.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara kesatuan
Republik Indonesia. Karena itu implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara
harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia
daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Dengan kata lain Wawasan
Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi, menyikapi atau menangani berbagai permasalahan menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Perwujudan Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan, yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN. Secara berturut-turut
ketentuan tersebut adalah:
1. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1973
2. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1978
3. Tap MPR No. II \ MPR \ 1983
4. Tap MPR No. II \ MPR \ 1988
5. Tap MPR No. II \ MPR \ 1993
6. Tap MPR No. II \ MPR \ 1998
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam
penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan
Nasional adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional
yang bersumber dari pancasila dan UUD 1945.
Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan
wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup :
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan.
Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai
Satu Kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan
(POLEKSOSBUDHANKAM) tersebut tercantum dalam GBHN. GBHN terakhir yang
memuat rumusan mengenai Wawasan Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam
Ketetapan MPR No. II \ MPR \ 1998. Pada GBHN 1999 sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPR No. IV \ MPR \ 1999 tidak lagi ditemukan rumusan mengenai
Wawasan Nusantara.
Pada masa sekarang ini, dengan tidak adanya lagi GBHN, rumusan Wawasan
Nusantara menjadi tidak ada. Meski demikian sebagai konsepsi politik
ketatanegaraan Republik Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri nusantara
kiranya tetap dipertahankan.
Hal ini tertuang dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dangan
Undang-Undang”. Undang-Undang yang mengatur hal ini adalah Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anugerah, A. H. (n.d.). Wawasan Nusantara di Indonesia. Retrieved from


docplayer.info: https://docplayer.info/36904452-Wawasan-nusantara-di-
indonesia.html
Astawa, I. A. (2017). Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik di Indonesia.
Universitas Udayana. Bali.
Husmin, A. (n.d.). Makalah Geopolitik Indonesia. Retrieved from academia.edu:
https://www.academia.edu/9771934/Makalah_Geopolitik_Indonesia
Iman. (n.d.). Makalah Geopolitik Indonesia. Retrieved from academia.edu:
https://www.academia.edu/5452449/Makalah_GEOPOLITIK_INDONESIA
Kurniawan, S. (2013). Wawasan Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai