Laporan Praktikum Dda Kelompok 4
Laporan Praktikum Dda Kelompok 4
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar-dasar Akustik dan Instrumen Kelautan yang
menjadi kewajiban kami untuk mengerjakan dengan tuntas
Dengan adanya Praktikum Dasar-dasar Akustik dan Instrumen Kelautan ini dapat menambah
wawasan, pengetahuan dan melatih kami agar dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar-dasar
Akustik dan Instrumen Kelautan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan di Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan kami ini. Laporan ini bukti bahwa kami telah menyelesaikan Praktikum Dasar-dasar
Akustik dan Instrumen Kelautan ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dukungan. Dalam pengerjaan laporan ini kami menyadari bahwa, banyak sekali
kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaan. Oleh karena itu, kami minta maaf dan kami harapkan kritik
dan saran yang mampu memotivasi kami sehingga kami dapat membuat laporan ini jadi lebih baik lagi di
kemudian hari.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
B. TUJUAN .......................................................................................................................................... 9
C. MANFAAT ........................................................................................................................................ 9
BAB 2 ......................................................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................ 10
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 11
METODOLOGI ........................................................................................................................................ 11
A. TEMPAT DAN WAKTU ............................................................................................................. 11
B. ALAT DAN BAHAN .................................................................................................................... 11
C. PROSEDUR KERJA .................................................................................................................... 11
BAB 4 ......................................................................................................................................................... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 12
A. HASIL ............................................................................................................................................ 12
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 13
BAB 5 ......................................................................................................................................................... 14
PENUTUP.................................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 15
LAMPIRAN............................................................................................................................................... 16
v
ACARA 1
ECHOSOUNDER SEDERHANA
(Fish Finder/GPS Map)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam bidang ilmu kelautan atau perairan, Akustik merupakan teori yang membahas tentang
gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Sedangkan akustik kelautan adalah teori
yang membahas tentang gelombang suara dan perambantannya dalam suatu medium air laut. Akustik
kelautan merupakan satu bidang kelautan yang mendeteksi target di kolom perairan dan dasar
perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannya. Studi kelautan dengan menggunakan akustik
sangat membantu peneliti untuk mengetahui objek yang berada di kolom dan dasar perairan.
Penggunaan echosounder dimanfaatkan oleh beberapa bidang, seperti teknik, geologi dan
perikanan. Echosounder sederhana atau fish finder merupakan echosounder yang menggunakan unit
layar video sebagai media tampilan echogram. Pada umumnya echosounder ini digunakan sebagai
alat untuk mendeteksi kedalaman dan level target yang terdeteksi. Level target yang terdeteksi
digambarkan dengan warna-warna yang berbeda tergantung dari target yang menghasilkan echo yang
diterima transduser.
Dengan demikian dapat diketahui kekuatan pantulan dan variasi dari gerombolan ikan yang ada.
Echosounder ini tidak dilengkapi unit untuk media penyimpanan data sehingga echogram yang
ditampilkan hanya bersifat sementara, sehingga alat ini hanya untuk mencari daerah penangkapan
ikan dan mengamati kondisi dasar perairan pada waktu alat tersebut dioperasikan.
B. TUJUAN
- Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat instrument kelautan
- Mahasiswa dapat menjelaskan alat Echosounder
- Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja dan pengaplikasian Echosounder
C. MANFAAT
- Mahasiswa mengetahui alat-alat instrument kelautan
- Mahasiswa mengetahui alat echosounder
- Mahasiswa mengetahui cara alat kerja echosounder
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Akustik kelautan merupakan suatu bidang ilmu kelautan yang berfungsi untuk mendeteksi target di
kolom perairan dan dasar peairan, dengan menggunakan gelombang suara. Aplikasi ilmu akustik kelautan
akan mempermudah seorang peneliti untuk mengetahui objek yang ada di kolom perairan dan dasar
perairan, baik berupa plankton, ikan, kandungan substrat dan bahkan adanya kapal kandas (Simmonds &
McLennan,2008).
Metode akustik yang digunakan berupa echosounder. Echosounder merupakan salah satu alat yang
penting untuk mengetahui kedalaman laut dan dapat juga sebagai pengukur jarak dengan ultrasonic.
Kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa
suara. Echosounder memiliki beberapa pertimbangan sistem, diantaranya Side-Scan Sonar, Sub-Bottom
Profling, Single-Beam Echosounder, dan Multi-Beam Echosunder(Afti,2015)
Kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairandengan mengirimkan
tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan di catat waktunya sampai echo kembali dari dasar
air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS
yang ada dengan memasang antena.
3
BAB 3
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan hari Selasa, 12 Desember 2021 di tempat kediaman masing-
masing pada pukul 08.00-10.00 WITA
- Alat tulis
- Lembar kerja
- Echosounder
- Accu 12 volt
C. PROSEDUR KERJA
4
BAB 4
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
5
2. Apa kelebihan masing-masing frekuensi!
Jawab :
Frekuensi tinggi cocok digunakan untuk kedalaman air hingga 60 meter. Sedangkan
frekuensi rendah lebih cocok untuk air yang lebih dalam karena air menyerap lebih lambat
gelombang bunyi yang memiliki frekuensi rendah sehingga sinyal gema dapat merambat lebih
jauh dibanding frekuensi tinggi. Hanya saja sinyal frekuensi rendah memiliki sudut sorot yang
lebih lebar yang mengakibatkan kurang tajamnya gambaran yang diberikan. Objek dasar laut
seperti lumpur, pasir lembut, dan tumbuhan yang berada di dasar akan menyerap dan atau
menghamburkan sinyal gema yang mengakibatkan tampilan dasar yang gelap dan tebal.
6
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pada kegiatan praktikum ini kurang efisiens dikarenakan kurangnya kamu dalam mengenal
dan mempelajari secara terperinci mengenai alat echosounder. Untuk kedepannya jika masih dalam
masa pandemi diharapkan untuk perwakilan kelompok mengikuti praktikum yang di adakan di
kampus agar dapat menambah wawasan dalam mengerjakan laporan praktikum Dasar Dasar
Instruments dan Akustik.
7
ACARA 2
KECEPATAN, FREKUENSI
DAN PANJANG GELOMBANG SUARA DALAM AIR
8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecepatan suara adalah jarak untuk melakukan perjalanan gelombang suara dalam jumlah
waktu tertentu. Dalam fisika biasanya disebut cepat rambat bunyi. Bunyi memiliki nilai cepat
rambat yang berbeda disetiap medium (media atau perantara).
Suara atau bunyi merupakan salah satu jenis gelombang mekanik, yang artinya dalam
perambatannya harus melewati sebuah medium salah satunya seperti udara. Umumnya,
gelombang suara merambat paling cepat melalui padatan, diikuti oleh cairan, dan kemudian oleh
gas. Hal ini disebabkan dalam proses perambatannya, suara yang kita dengar dari sumber suara
seperti speaker, klakson atau sirine akan memasuki telingan lewat udara disekitar melalui
pergerakan partikel atom. Ketika gaya bergerak dari satu atom dengan partikel atom lainnya
yang berdekatan dengan cara bergesekan maka terjadi pemindahan energi hingga suara terdengar
jelas dan diterima otak sebagai informasi suara tertentu.
Kecepatan suara dalam air laut merupakan variabel oseanografik yang menentukan pola
pemancaran suara di dalam medium. Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman, musim,
posisi geografis dan waktu pada lokasi tertentu. Di perairan dangkal dekat pantai, profil
kecepatan suara cenderung tidak teratur dan sulit diprediksi. Faktor fisik air laut yang paling
menentukan dalam mempengaruhi kecepatan suara di dalam air laut adalah suhu, salinitas, dan
tekanan.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
1) Mahasiswa dapat mengetahui nilai kecepatan suara dalam laut berdasarkan parameter
2) Mahasiswa dapat mengetahui panjang gelombang bunyi dalam laut berdasarkan kecepatan
gelombang yang di hasilkan
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melakukan praktikum ini kami mengambil reverensi dari jurnal yang telah diberikan (
Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Hayati dan Akustik Kelautan), Dengan materi yang diambil mulai
dari halaman 18 sampai dengan halaman 22. Dengan judul bab kecepatan,frekuensi, dan panjang
gelombang suara dalam air.
Dimateri kecepatan suara terdapat 3 persamaan yang biasanya digunakan yaitu: Leroy
(1969),Medwin (1975), dan MacKenzie (1981). Pada penyelesaian soal dimateri kami menggunakan
rumus Leroy (1969). Frekuensi dan Panjang Gelombang Suara Gelombang suara ditransmisikan melalui
bentuk kompresi dan ekspansi periodik dalam suatu medium air yang elastik. Transmisi ini menyebabkan
terjadinya perubahan tekanan secara sinusoidal sebagai fungsi ruang dan waktu.
10
BAB 3
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan hari Selasa,12 Desember 2021 di tempat kediaman masing-
masing pada pukul 08-00-10.00 WITA
C. PROSEDUR KERJA
Dengan menghitung nilai kecepatan suara dalam laut setelah itu membandingkan selisih nilai
hasil perhitungan dari ketiga persamaan. Menentukan variasi panjang gelombang suara
berdasarkan nilai kecepatan suara (c) pada frekuensi 10 kHz . Menentukan variasi panjang
gelombang suara berdasarkan nilai kecepatan suara (c) pada frekuensi 500 kHz
11
BAB 4
A. HASIL
1. Bagaimana peran perubahan suhu, salinitas dan kedalaman terhadap kecepatan suara bawah
air?
Jawab :
Kecepatan Suara di laut dipengaruhi oleh suhu, salinitas, dan kedalaman laut. Pada suhu
yang tinggi khususnya pada permukaan laut mengakibatkan kecepatan suara di dalam air semakin
cepat, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel
dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat. Hal ini juga sesuai
dengan rumus persamaan yang digunakan, rumus persamaan tersebut terdapat variabel T
(temperatur) yang paling berpengaruh, karena banyak variabel T pada persamaan tersebut, elum
lagi pada variabel tersebut terdapat pangkat yang meyakinkan bahwa suhu-lah yang paling
berpengaruh terhadap kecepatan suara di dalam air laut.
Sedangkan pada variabel Salinitas sama seperti suhu, semakin tinggi salinitas maka
semakin tinggi juga kecepatan suaranya. Hal ini dikarenakan kenaikan salinitas meningkatkan
modulus axial (larutan menjadi kurang kompres atau padat), sehingga tiap kenaikan salinitas akan
meningkatkan cepat rambat bunyi. cepat rambat bunyi terhadap salinitas seharusnya berkurang
seiring kenaikan salinitas karena meningkatnya densitas. Meskipun tidak sebesar suhu, salinitas
ini cukup berpengaruh.
Pada variabel kedalaman tidak akan begitu berpengaruh karena yang paling berpengaruh
adalah suhu. Berdasarkan grafik diatas terlihat semakin menurun tingkat kedalaman, semakin
menurun tingkat kecepatan suara, namun menurunnya tidak drastis hanya menurun sediki,
efeknya tidak besar.
2. Apa variabel yang pengaruhnya paling besar dan yang paling kecil?
Jawab :
Temperatur menjadi variabel yang memiliki pengaruh besar, sedangkan yg memiliki pengaruh
kecil yaitu variabel D (kedalaman)
5. Bagaimana perubahan frekuensi dan panjang gelombangnya seiring dengan semakin besar
kedalaman perairan?
12
Jawab :
Semakin sedikit frekuensi dengan kedalaman yang berbeda maka panjang gelombang akan
semakin meningkat tetapi jika frekuensinya semakin meningkat atau berada di titik yang tinggi
dengan kedalaman yang berbeda maka lamda atau panjang gelombang konstan.
B. PEMBAHASAN
1. Mengapa terjadi perbedaan nilai hasil perhitungan dari ketiga formulasi kecepatan bunyi di
atas, suku mana yang membedakan?
Jawab :
Karena adanya nilai kecepatan suara (c) yang di pengaruhi oleh suhu, salinitas dan kedalaman.
Hal ini membuat perhitungan berbeda.
13
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Frekuensi dan panjang gelombang memiliki hubungan berbanding terbalik yang artinya,
semakin tinggi frekuensi maka nilai panjang gelombang akan semakin kecil dan suara yang
dihasilkan besar.
• Semakin besar nilai ketiga faktor diatas (suhu, salinitas dan kedalaman) maka nilai kecepatan
suara akan lebih besar. Dengan suhu sebagai faktor yang paling besar pengaruhnya dan
kedalaman yang memiliki pengaruh terkecil.
• Kecepatan suara dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah suhu, salinitas dan
kedalaman.
B. Saran
• Dalam menentukan nilai kecepatan suara, kita harus lebih teliti memperhatikan nilai nilai pada
faktor yang berpengaruh terhadapnya serta batasan dari tiap persamaan yang ada. Faktor yang
dimaksud diantaranya ialah suhu, salinitas dan kedalaman. Yang mana apabila nilai ini sudah
disesuaikan dengan masing masing batasan pada persamaan yang ada maka hasil yang
didapatkan akan lebih mendekati akurat.
• Setelah menemukan persamaan yang tepat untuk menentukan nilai kecepatan suara,
gunakanlah aplikasi exel untuk lebih mengoptimalkan waktu yang digunakan dan hasil yang
akan diperoleh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ayu,A.(2015, April 21). Instrumen Akustik Kelautan. Retrieved Desember 12,2021, from
Blogspot: http://aftiayu26.blogspot.com/2015/04/instrumen-akustik-kelautan.html
Simmonds, J., and D. N. MacLennan,2008. Fisheries acoustics: theory and practice. John
Wiley & Sons.
15
LAMPIRAN
Spesifikasi echosounder
- Frekuensi operasi normal 12 kHz, tergolong standar untuk pengukuran kedalaman di laut dalam,
menghasilkan pengukuran dengan dimensi yang termasuk kecil, dan tergolong sempit. Memilki
jangkauan (range) yang baik.
- Swath ±300m (tergantung kondisi dasar laut dan bandwidth yang dipilih), dua swath per ping
yang sudah mampu melakukan 100% coverage di wilayah yang diukur dengan densitas
pengukuran yang sama sepanjang jalur pengukuran.
- Jumlah beam pada versi system receiver 1º atau 2º terdapat 288 beam/swath dan 576 beam/ping
dari multiping.
- Jarak antar-beam. Secara umum bersifat seragam sekitar 0,7% dari total kedalaman dengan susut
coverage 90º. Sebesar 1,2% dari total kedalaman dengan sudut coverage adalah 120º, dan 2% dari
total kedalaman dengan sudut coverage adalah 140º
16
- Menu, untuk mengatur variabel tambahan dan konfigurasi pilihan serta kembali ke layar
sebelumnya.
- Display, untuk menampilkan layar hasil pendeteksian
- Mark, untuk menandai titik statiun.
- Select, untuk memilih pilihan
- Home, untuk kembali ke menu utama.
Prinsip kerja echosounder terletak pada transmitter, terdapat transduser yang berfungsi untuk
merubah energy listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan
frekuensi tertentu. Suara ini di pancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat
sebesar c=1500 m/s. Ketika suara mengenai objek (benda mati atau hidup) maka suara ini akan
dipantulkan.
Prosedur penggunaan:
17
Lembar kerja 2
Kecepatan, frekuensi dan panjang gelombang suara dalam air
Kecepatan suara
a1 25 30 1000 1,544.91
a2 30 30 1000 1,556.33
a3 35 30 1000 1,566.31
b1 25 30 1000 1,544.91
b2 25 35 1000 1,550.36
b3 25 40 1000 1,555.81
c1 25 25 10 1,523.62
c2 25 25 100 1,525.09
c3 25 25 1000 1,539.91
18
Selisih nilai
Selisih
Variasi panjang gelombang (λ) pada frekuensi 10 kHz satuan frekuensi diubah kHz ke Hz
Variasi panjang gelombang (λ) pada frekuensi 500 kHz satuan frekuensi diubah kHz ke Hz
19