Anda di halaman 1dari 27

BAB I

1.1 Garis Besar Isi Buku


A. Identitas Buku
Judul : Pendidikan Agama Islam
Penulis : Tim Dosen PAI Universitas Pendidikan Indonesia
Penerbit : Departemen Pendidikan Umum Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UPI
Tahun Terbit : 2017
Tebal Halaman : 264 Hal

B. Uraian Isi Buku


Buku ini dibagi menjadi 15 bab yang masing-masing bab membahas dan
mempelajari tentang materi ajar pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Mahasiswa
Tingkat 1 di Universitas Pedidikan Indonesia. Adapun garis beras yang ada di dalam
buku ini seperti berikut :
Bab 1 Menjelaskan tentang metodologi memahami Islam.
Bab 2 Menjelaskan tentang manusia dan agama.
Bab 3 Menjelaskan tentang Alquran : Sumber pertama ajaran Islam.
Bab 4 Menjelaskan tentang Hadis : sumber kedua ajaran Islam.
Bab 5 Menjelaskan tentang Ijtihad : Alat pengembangan hukum Islam.
Bab 6 Menjelaskan tentang Iman : sistem keyakinan dalam Islam.
Bab 7 Menjelaskan tentang Ibadah.
Bab 8 Menjelaskan tentang Takwa.
Bab 9 Menjelaskan tentang Pernikahan dan harta peninggalan.
Bab 10 Menjelaskan tentang Pengelolaan dan pemanfaatan harta.
Bab 11 Menjelaskan tentang Mazhab dan aliran pemikiran dalam Islam.
Bab 12 Menjelaskan tentang Akhlak : aspek moral ajaran Islam.
Bab 13 Menjelaskan tentang Dakwah amar ma’ruf nahi nunkar.
Bab 14 Menjelaskan tentang Jihad di jalan Allah.
Bab 15 Menjelaskan tentang Kepemimpinan umat Islam.

1
1.2 Masalah Inti Buku
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan book report ini
terdiri dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam setiap langkah.
1. Bab 1 : Metodologi memahami islam
 Bagaimana memahami makna islam baik secara etimologis maupun terminologis.
 Bagaimana memahami ruang lingkup ajaran islam dan aspek-aspek pokok dalam
islam.
 Bagaimana cara menggunakan beberapa metode untuk memahami islam secara
utuh
2. Bab 2 : Manusia dan agama
 Bagaimana memahami bahwa keberagaman merupakan kebutuhan fitri.
 Bagaimana menjelaskan sebab-sebab menusia perlu memeluk agama.
 Bagaimana dalam menguraikan tentang mengapa islam merupakan agama yang
sesuai dengan fitrah kemanusiaan.
3. Bab 3 : Alquran : Sumber pertama ajaran Islam
 Bagaimana memahami pengertian dan pengamalan Alquran
 Bagaimana menjelaskan pokok dan inti kandungna Alquran
 Bagaimana dalam mengidentifikasi karakteristik dalam Alquran
 Mengapa Alquran menjadi sumber pertama dalam ajaran Islam
4. Bab 4 : Hadis : Sumber kedua ajaran Islam
 Bagaimana cara membedakan hadits yang dapat di terima dan harus ditolak
sebagai sumber ajaran islam
 Bagaimana mendeskripsikan fungsi hadits terhadap Alquran dalam menetapkan
hukum Islam.
 Bagaimana hadits dari Nabi saw. Itu sampai kepada umat secara akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
5. Bab 5 : Ijtihad : Alat pengembangan hukum Islam
 Bagaimana pengertian dan urgensi ijtihad menurut bahasa dan istilah
 Mengapa Ijtihad adalah alat pengembanng hukum dalam islam
 Bagaimana cara membedakan fenomena dalam hukum islam

2
6. Bab 6 : Iman : Sistem keyakinan dalam Islam
 Bagaimana menerapkan dasar, rukun dan cabang keimanan dalam kehidupan.
 Bagaimana menghindari perkara-perkara yang membatalkan keimanan.
 Bagaimana cara mengupayakan fluktuasi keimanan dan bertambahnya keimanan.
7. Bab 7 : Ibadah
 Bagaimana melakukan tata cara ibadah yang benar.
 Bagaimana kewajiban kita seorang orang muslim untuk beribadah
 Bagaimana bentuk-bentuk peribadatan formal
8. Bab 8 : Takwa
 Bagaimana ciri-ciri orang yang betaqwa
 Bagaimana memahami aktualisasi taqwa dalam kehidupan sehari-hari
 Bagaimana memahami makna taqwa sebenar-benarnya taqwa.
 Bagaimana kaitan antara iman, amal shaleh, dan taqwa.
9. Bab 9 : Pernikahan dan harta peninggalan
 Bagaimana konsep pernikahan dalam islam
 Bagaimana langkah-langkah menuju pernikahan
 Bagaimana cara mencari calon pasangan yang sesuai dengan tuntunan Islam.
 Bagaimana cara melaksanakan akad nikah dan walimatu ursy
 Bagaimana tugas dan tanggung jawab suami-istri
 Bagaimana melaksanakan pembagian harta peninggalan sesuai ajaran Agama
Islam.
10. Bab 10 : Pengelolaan dan pemanfaatan harta
 Bagaimana problematika ekonomi Islam di era Modern.
 Bagaimana cara pemanfaatan harta dalam islam
 Bagaimana pengertian hak dan kepemilikan.
11. Bab 11 : Mahzab dan aliran pemikiran dalam Islam
 Bagaimana latar belakang perbedaan madzhab dan aliran pemikiran dalam Islam.
 Apa saja aliran madzhab dalam Islam
 Apa saja aliran pemikiran dalam Islam.
12. Bab 12 : Akhlak : Aspek moral ajaran Islam

3
 Bagaimana perilaku yang merujuk akhlaki hanya pada ajaran Allah dan Rasul-
Nya
 Bagaimana esensi dan hakekat beragama adalah membangun dan meningkatkan
moralitas diri
 Bagaimana tujuan pendidikan akhlak untuk mencapai martabat insan kamil
13. Bab 13 : Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
 Bagaimana memahami konsep dakwah dalam Islam
 Bagaimana memahami konsep amar ma’ruf nahi munkar
14. Bab 14 : Jihad di jalan Allah
 Bagaimana hakekat jihad dan keterkaitannya dengan amar ma’ruf nahi munkar
 Bagaimana jihad sebagai upaya mengelola hati dan menghadapi tipu daya setan
 Bagaimana hukum jihad dalam konteks berperang.
 Apasaja unsur dan macam-macam jihad
15. Bab 15 : Kepemimpinan umat
 Bagaimana hakekat pemimpin
 Bagaimana karakteristik dan akhlak pemimpin
 Bagaimmana teladan kepemimpinan dari Rasulullah saw

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan buku Pendidikan Agama Islam ini, TIM penulis mengharapkan
buku ini bisa dijadikan menjadi buku ajar dalam pembelajaran PAI yang akan
bermanfaat bukan hanya ketika proses pembelajaran di kelas, tetapi juga bisa dijadikan
tuntunan oleh mahasiswa dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat, buku ini juga diharapkan bisa membantu terwujudnya Visi Mata Kuliah PAI
untuk menjadikan ajaran Islam sebagai sumber nilai dan pedman yang mengantarkan
mahasiswa dalam mengembangkan profesi dan kepribadian Islam dapat tercapai.
Selain itu, Tujuan pembuatan book report ini juga agar saya selaku penulis book
report ini bisa lebih memahami dan membaca apa saja isi dari buku ini. Dan juga saya
bisa lebih mendalami agama Islam lebih jauh. Selain itu tujuan pembuatan book report
ini juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh
Dr. H. Fahrudin, M.Ag.

4
BAB II
2.1 Rangkuman Buku
1. Bab 1 : Metodologi memahami Islam
 Sebuah agama dapat dipahami sangat tergantung dari dua faktor utama yaitu :
pertama, seberapa mendalam para ahlinya itu memahami agamanya dan kedua,
seberapa terampil mereka menyajikan agama yang dipahaminya itu kepada
masyarakat luas.
 Perilaku keberagaman seseorang sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang
agama tersebut dan pemahamannya sangat berkaitan dengan metodologi yang
digunakan. Kelemahan metodologi dalam pengkajian dan pemahaman sumber
pokok Islam dapat menghasilkan kesimpulan yang berlawanan dari maksud
sesunggugnya.
 Ketika sumber-sumber pokok islam (Quran dan hadits) dikaji oleh para ulama
yang memiliki keahlian dan syarat memadai untuk mengkajinya, baik dari segi
konten maupun metodologi, maka perbedaan pemahaman yang timbul justru
membuktikan kekayaan, keluwesan, dan fleksibilitas ajaran Islam.
 Islam hadir sebagai solusi terbaik untuk memecahkan problematika alam dan
kehidupan sepanjang zaman. Karena itu upaya pengkajian, pemahaman,
pengamalannya merupakan keniscayaan dari keberadaan Islam itu sendiri di satu
sisi, dan dari kebutuhan manusia di lain sisi.
 Sekalipun sumber-sumber pokok Islam berbahasa Arab tidak berarti yang harus
mengkaji dan memahami hanya orang-orang yang menguasai bahasa Arab. Semua
orang Islam harus berusaha mengkaji dan memahaminya baik melalui bahasa
aslinya maupun melalui terjemah. Akan tetapi upaya pengkajian dan pemahaman
tersebut harus dikawal dengan ketentuan, rambu-rambu dan metodologi yang
jelas.
 Dalam melakukan pengkajian dan pemahaman sumber pokok Islam, khususnya
Alquran, para ulama telah mengembangkan 4 macam metode (tafsir), yaitu

5
metode tafsir tahlili (analitis), ijmali (global), Muqaran (perbandingan), dan
maudhu’i (tematis).
 Metode Muqaran dan maudhu’i dapat dikembangkan untuk memperoleh
pemahaman yang komprehensif tentang ajaran dan konsep-konsep Islam,
khususnya dalam menjawab masalah-masalah alam dan kehidupan terus
berkembang. Upaya pengkajian dan pemahaman yang menggunakan metode ini
dapat dilakukan oleh mahasiswa sekalipun tidak melalui bahasa aslinya (bahasa
Arab).
 Metode tipologi merupakan metode pemahaman Islam secara lebih komprehensif.
Metode ini mampu mengkai dan memahami Islam dari berbagai aspek pokoknya.
Dengan cara membandingkan dengan agama lain, metode ini mampu memberikan
penilaian terhadap hakikat dan keberadaan agama bersangkutan.
2. Bab 2 : Manusia dan agama
 Tuhan dan Agama adalah kebutuhan yang bersifat dharuri bagi setiap manusia.
Manusia tidak bisa melepaskan diri dari kebutuhan bet-Tuhan dan beragama.
 Hal beragama (at-tadayyun) merupakan fenomena masyarakat yang sangat jelas
sehingga dimana ada masyarakat disitulah ada Agama.
 Agama dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu agama Samawi
(Turun dari langit) dan Ardhi (budaya) manusia.
 Agama Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Allah SWT yang diturunkan
melalui nabi dan rasulnya sejak nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW.
 Agama Islam satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT.
 Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia dan memiliki misi
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan sebagai makhluk paling mulia.
 Misi ajaran Islam adalah kontekstualisasi dari fungsi manusia di alam semesta
sebagai Abdun (Hamba yang beribadah) kepada Allah SWT dan wakil Allah
(Khalifah) di muka bumi.
3. Bab 3 : Alquran : Sumber pertama ajaran Islam

6
 Pengertian Alquran adalah wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawir yang
dihukum kafir bagi orang yang mengingkarinya.
 Nama-nama Alquran diantaranya : Al-kitab (Kumpulan yang tertulis), Adz-dzikr
(ingat atau peringatan), Al-Furqon (yang membedakan), Al-Nur (cahaya), Al-
Syifa (obat penyembuh), Al-Tanziil, Al-Hadist, Al-Rahmah, Al-Mauidzah,
Al-‘Aziiz, Al-Mubarak, Al-Basyir, Al-Nadziir, Al-Mubin, Al-Karim.
 Pokok dan inti kandungan Alquran : Aqidah, Ibadah, Muamalah, Akhlak, Hukum,
Sejarah atau kisah ummat ummat terdahulu, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan
tentang alam semesta.
 Karakteristik dasar Alquran :
a. Berdasarkan Jumlah Kata
 Menurut Ash Shiddieqy (1990) : Alquran mengandung 114 surat, 6.236
ayat, 74.437 kalimat (menurut perhitungan ahli), dan hurufnya sebanyak
325.345.
 Menurut Shihab (2014, hlm 4) kosa kata Alquran berjumlah 77.439 kata
dengan jumlah huruf 323.015.
b. Berdasarkan Turunnya
Alquran diturunkan ke langit bumi pada malam al-Qadr sekaligus yakni
lengkap dari awal hingga akhirnya, kemudian diturunkan berangsur-angsur
sesudah itu dalam tempo 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun, berdasarkan
kepada perselisihan yang terjadi tentang berapa lama Nabi bermukin di Mekkah
sesudah beliau diangkat menjadi rasul.
c. Berdasarkan jenis ayat Alquran berdasarkan turun dan masa.
Nabi bermukin di Mekkah 12 tahun 5 bulan 13 hari (17 Ramadhan tahun 41
dari milad sampai awal Rabiul awal tahun 54 dari milad) sehingga jumlah ayat
makiyya meliputi 19/30 dari isi Alquran yang terdiri dari 86 surat. Sedangkan
masa Nabi bermukim di Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari (Awal Rabiul
Awal tahun 54 dari milad Nabi, hingga 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau
tahun 10 hijrah) sehingga jumlah ayat madaniyah meliputi 11/30 dari isi alquran
atau terdiri atas 28 surat.

7
d. Berdasarkan panjang pendeknya Ayat
As-Sab’uth Thiwall (7 Surat Panjang) yaitu, Al-Baqarah, Ali-Imran, An-Nisaa’,
Al-Araaf, Al-An’aam, Al-Maa-idah dan Yunus., Al-Miuun (kira-kira 100 ayat)
yaitu, Hud, Yusuf, Mu’min dsb., Al-Matsani (kurang sedikit 100 ayat) yaitu, Al-
Anfaal, Al-Hijr dsb., dan Al-Mufashshal (surat-surat pendek) Adh-dhuha, Al-
Ikhlas, Al-Falaq, dsb.
e. Berdasarkan pembagian Juz
Alquran menjadi 30 juz dimaksudkan untuk memudahkan mereka yang ingin
menuntaskan bacaan Al-quran dalam 30 hari (satu bulan).
 Alquran sebagai Wahyu terakhir
Terdapat perbedaan pendapat mengenai wahyu terakhir turun, yaitu : Surat An-
Nashr, QS. Al-Maidah [5]:3, dan Al-Baqarah [2]:281.
 Kemukjizatan Alquran
Aspek bahasa, terletak pada fashahah dan balaghahnya, Keindahan susunan dan
gaya bahasanya.
Aspek Pemberitahuan-pemberitahuan ghaib. Contoh, Berita ghaib tentang masal
lampau (Ashabul kahfi [QS.Al Kahfi/18:9-26])
Aspek Isyarat-isyarat Ilmiah. Contoh, Ihwal pemisah 2 laut [Qs. Al Furqon /25 :
53]
 Keautentikan Alquran dijaga oleh Allah (Qs. Al Hijr/15 : 9)
 Pemahaman dan Pengkajian Alquran (berinteraksi dengan Alquran
a. Mengimani Alquran
b. Mempelajari Alquran, meliputi Mendengarkan/Menyimak, membaca,
menghafal dan memahami alquran.
c. Mengamalkan Alquran, meliputi mengikuti dan mendakwahkannya.
 Adab membaca (Tilawah) Alquran
a. Membersihka mulut dengan siwak atau sejenisnya,
b. Diutamakan dalam keadaan suci.
c. Membaca Alquran disunahkan di tempat yang bersih dan terpilih
d. Diutamakan bagi pembaca Alquran di luar shalat supaya menghadap kiblat
e. Jika hendak mulai membaca Alquran, maka mohonlah perlindungan/isti’adzah

8
f. Orang yang membaca Alquran hendaklah selalu membaca
bismillahirahmanirrahiim pada awal setiap surat selai Al-Bara’ah.
4. Bab 4 : Hadis : Sumber kedua ajaran Islam
 Hadist merupakan sumber syariat Islam kedua setelah Alquran. Hadits baru
dituliskan pada masa kekhalifahan Uman bin Abdul Aziz. r.a.
 Kemunculan Ilmu Hadis adalah merupakan pengejawantahan perintah Allah SWT
sendiri untuk berhukum pada hadis di samping Alquran.
 Kata Hadits secara etimologis artinya baru.
 Ada makna yang sama dengan hadits yaitu : sunnah, khabar, dan atsar.
 Hadits terbagi kedalam 3 jenis, yaitu :
a. Hadits Qauli atau Sunnah Qauliyyah. Yaitu, Segala yang diucapkan oleh
Rasulullah SAW. Contoh : Perintah  sabda Nabi SAW yang artinya :
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat (bagaimana caranya) aku
menegrjakan sholat.”
b. Hadits Fi’il atau Sunnah Fi’illiyyah. Yaitu, apa yang diberitahukan oleh
sahabat mengenai apa yang dilakukan rasul saw., baik pekerjaan yang
berkaitan dengan syari’ah atau kehidupan sehari-hari.
c. Hadits Taqriri atau Sunnah Taqririyyah. Yaitu apa yang dikatakan atau
dilakukan para sahabat dihadapan Nabi, atau tidak dihadapan Nabi tapi Nabi
mengetahuinya, dan Nabi SAQ membenarkannya atau membiarkannya dan
tidak melarangnya.
 Fungsi Hadits terhadap Ayat-ayat Alquran :
a. Hadits sebagai penguat (ta’kid) terhadap Alquran.
b. Hadits sebagai penjelas terhadap Alquran.
c. Hadits sebagai musyri’ (penetap dan pembuat hukum syari’at)
 Sementara Alquran memiliki kepastian dan kebenaran pasti (qath’iy), hadits
karena pencatatan dan pembukuannya jauh setelah Rasulullah SAW wafat , maka
keakuratannya didasarkan pada penelaahan dengan metode ilmiah khas Islam
yang disebut dengan Ilmu Hadis atau Ilmu Musthalah Hadits, dengan ilmu ini
maka dapat diketahui mana yang benar-benar dari Nabi Saw dan mana yang
bukan.

9
 Ditinjau dari segi sedikit atau banyaknya rawi yang menjadi sumber berita, maka
itu terbagi kepada dua macam, yakni L Hadits mutawir dan Hadist Ahad.
 Hadist-Hadist yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW derajatnya berbeda-beda
dilihat dari validitasnya (keshahihan) yang tergantung pada kualitas sanad, rawi,
dan matan.
 Pembagian hadist secara kualitatif dilakukan dengan menyaring hadist-hadist ahad
yang bersifat zhann (kemungkinan benar) dengan menggunakan ilmu hadis
penyaringan dilakukan pada kualitas sanad, rawi dan matannya tadi. Dari hasil
penyaringan ini muncullah ketiga jenis hadist yaitu hadist shahih, haidst hasan dan
hadist dhai’f.
5. Bab 5 : Ijtihad : Alat pengembangan hukum Islam
 Ijtihad menurut bahasa adalah berusaha dengan sungguh-sungguh. Ijtidah menurut
istilah adalah upaya maksimal seorang mujtahid dalam menemukan hukum syara’
yang berkaitan dengan perbuatan manusia dari sumbernya, yaitu Alquran dan
Sunnah.
 Syari’ah adalah wahyu Allah swt. Yang dalam wujudnya berupa nash Alquran
dan Hadis Nabi yang benar-benar shahih dan tidak ada keraguan. Sedangkan fikih
adalah kumpulan hukum Sya’ra yang bersifat perbuatan yang diperoleh dari dalil
Alquran dan Hadis.
 Sumber hukum Islam ada dua, yaitu Alquran dan Hadis sedangkan pengembangan
hukum islam diantaranya adalah ijma’, qiyas, istihsan, istishab, istislah, sazz al-
zara’i, dan ‘urf.
 Perbedaan pendapat dalam masalah hukum Islam adalah Sunnatullah, karena
Allah menciptakannya seperti itu. Sedangkan sebab-sebab terjadinya perbedaan
pendapat paling tidak ada tiga, yaitu beragam arti dalam lafaz bahasa arab,
perbedaan dalam masalah hadis, dan dalam masalah penggunaan merode
penggalian hukum. Upaya yang semestinya dikembangkan adalah pembentukan
sikap saling menghormati dan menghargai sikap dan praktek keagaman di
masyarakat.
6. Bab 6 : Iman : Sistem keyakinan dalam Islam

10
 Menurut Ahmad Farid (2008:17) iman adalah membenarkan Rasul SAW
berkenaan dengan semua yang disampaikan dari Rab-nya.
 Mukmin (orang beriman) adalah seseorang yang membenarkan dengan hati,
kemudian hatinya tunduk dan patuh, kemudian lisannya mengucapkan dua
kalimah syahadat dan anggota badannya melaksanakan perintah Allah serta
menjauhi larangannya dengan dasar kecintaan dan kerelaan.
 Penyataan iman seseorang dapat disimpulkan dalam dua kalimah syahadat.
 Mempelajari ilmu keimanan merupakan fardhu’ain atas setiap muslim, sehingga
hati mereka yakin sepenuhnya dan akal mendapatkan kepuasan dalam memeluk
agama yang benar.
 Iman dapat bertambah dngan amal shalih dan dapat berkurang dengan
kemaksiatan.
 Faktor-faktor yang meningkatkan keimanan : Mempelajari ilu yang benar,
memperhatikan ayat-ayat kauniah, taat beribadah kepada Allah.
 Faktor yang melemahkan keimanan : Intern (Bodoh, Ghaflah, Lupa, dan Maksiat)
dan Ekstern (Pengaruh syetan, pengaruh dunia dan fitnahnya dan pengaruh
pengikut kejelekan)
 Salah satu tanda melemahnya iman ialah : Melakukan perbuatan maksiat sedikit
demi sedikit hingga keimanannya merosot, apabila ayar-ayat alquran dibacakan
tidak ada bekas sedikitpun, dadanya terasa sempit dsb.
 Maksiat adalah segala sesuatu yang menyimpang dari kebenaran, benuknya
berupa meninggalkan perintah atau mengerjakan larangan syari’ah.
 Perkara yang membatalkan keimanan menurut para ulama : Syirik, kufur, nifaq
dan riddah.
7. Bab 7 : Ibadah
 Ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk sedangkan menurut
syara adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai allah
azza wa jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan yang zhahir maupun bathin.
 Macam-macam ibadah : Ibadah Mahdlah, Ibadah Gair Mahdlah, dan Ibadah
Wajhain.

11
 Syarat-syarat ibadah adalah harus ikhlas dan Ittiba’
 Ciri-ciri ibadag : bebas dari perantara, tidak terikat kepada tempat-tempat khusus,
tidak memberatkan dan tidak menyulitkan.
 Hikmah ibadah yang paling utama adalah merupakan sebab utama untuk meraih
keridloan Allah yang merupakan jalan masuk surga dan selamat dari siksa neraka.
 Bentuk-bentuk peribadatan : Shalat, shaum, zakat, dan Haji.
8. Bab 8 : TakwaTakwa
 Kata taqwa banyak dikaitkan dengan takut kepada Allah. Tetapi bukan takut
dalam arti biasa, orang-orang yang takut kepada Allah (Al-mutaqun) sering
diidentikkan dengan mereka yang selalu melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi Larangannya.
 Dalam pandangan Allah, ketinggian drajat manusia tidak ditentukan oleh
kedudukan dan harta yang dimilikinya, melainkan ditentukan oleh nilai iman dan
taqwanya.
 Iman, amal shaleh, dan taqwa merupakan 3 hal yang tidak bisa dipisahkan, karena
ketiganya memiliki keterkaitan.
 Iman merupakan suaru keyakinan yang ada di dalam hati dan menjadi penggerak
dan motivator bagi seseorang untuk dapat melakukan amal shaleh dalam
kehidupan sehari-hari.
 Iman yang kuat akan melahirkan buah berupa amal shaleh dan akhlak yang baik
sebagai wujud dari ketaqwaan seseorang kepada Allah dalam kehidupan sehari-
hari.
 Ciri-ciri orang bertaqwa : Beriman kepada Allah (dzat Al-ghaib), Mendirikan
shalat, Menginfaqkan sebagian rizki yang dianugerahkan Allah (berupa zakat dan
shadaqah), beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dan Nabi-nabi sebelumnya, meyakini adanya hari akhir, mereka yang
menafkahkan rizkinya di jalan Allah dalam keadaan lapang maupun sempit,
mereka yang dapat mengendalikan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain,
apabila (orang-orang beriman) terlanjur berbuat jahat atau aniaya mereka ingat
kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya, beriman kepada Malaikat

12
Allah, beriman kepada para Nabi/Rasul Allah, orang-orang yang sabar dan Orang
yang benar dan jujur.
 Untuk mengetahui seseorang itu bertaqwa atau tidak, hanya bisa dilihat dari
perilakunya sehari-hari dalam beramal shaleh dan berakhlak, baik dalam
kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan bernegara maupun dalam
kehidupan-kehidupan lainnya.
9. Bab 9 : Pernikahan dan harta peninggalan
 Nikah menurut bahasa artinya akad dan mengumpulkan. Adapun menurut istilah
nukah adalah “Akad yang memunculkan atau menyebabkan kebolehan hubungan
khusus (hubungan seksual) antara laki-laki dan perempuan”
 Tujuan Nikah adalah membentuk keluarga yang sakinah (Merasa cenderung
kepada pasangan), Mawaddah wa rahmah (sikap saling menjaga, melindungi,
saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing)
 Hikmah pernikahan : Menguatkan ibadah, menjaga kehormatan diri, mendapatkan
keturunan, menyalurkan fitrah, dan membentuk peradaban.
 Langkah-langkah menuju pernikahan
a. Persiapan Menuju pernikahan (Fisik, mental/psikologis, ekonomis, sosial dan
Agama)
b. Menentukan pilihan pendamping hidup (Harta, keturunan, kecantikan dan
agama)
 Ahli waris adalah orang yang berhak untuk waris mewarisi. Atau orang yang
memiliki hubungan perkawinan, kekerabatan atau hubungan darah, dan wala atau
perwalian.
 Apabila seseorang meninggal dunia maka segala yang dimilikinya kembali kepada
Allah. Ini berarti bahwa harta yang ditinggalkannya harus dikelola sesuai denga
ketentuan Allah.
 Prinsip kewarisan dalam Islam : Prinsip Ijabari, Prinsip Individual, Prinsip
Liberal, Prinsip kewarisan hanya karena kematian.
10. Bab 10 : Pengelolaan dan pemanfaatan harta
 Hak adalah suatu kekhususan yang dengan syara’ menetapkan kewenangan.

13
 Hak dibagi menjadi dua bagian, yaitu hak terhadap harta dan hak terhdap bukan
harta.
 Kepemilikan adalah kekhususan seorang pemilik terhadap sesuatu untuk
dimanfaatkan selama tidak ada larangan syar’i.
 Kepemilikan dalam Islam secara umum dibagi tiga, yaitu kepemilikan individu,
kepemilikan umum (masyarakat), dan kepemilikan negara.
 Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal yang berarti condong, cenderung dan
miring. Sedangkan meurut istilah adalah segala sesuatu yang memiliki nilai.
 Pertanggungjawaban manusia berkaitan harta dimulai sejak bagaimana cara
memperoleh harta, mengelola harta, dan membelanjakan harta.
 Kata akad berasal dari kata al-aqad berarti mengikat, menyambung, atau
menghubungkan. Sedangkan menurut istilah adalah pertemuan antara ijab yang
muncul dari satu pihak lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad.
 Syarat akad : Tamyiz, ada dua pihak, persesuaian anata ijah & qabul
(kesepakatan), kesatuan majelis akad, objek akad dapat diserahkan, objek akad
tertentu atau dapat ditentukan, objek akad dapat ditransaksikan (artinya berupa
benda bernilai dan dimiliki), dan tujuan akad tidak bertentangan dengan syara’
 Macam-macam akad : menurut tujuannya dan menurut keabsahannya.
 Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang
disimpulkan dari Alquran dan Sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian
yang didirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi
sosial-budaya.
 Ragam transaksi islami era modern : Trannsaksi perbankan, transaksi Asuransi,
dan transaksi pasar modal.
11. Bab 11 : Mahzab dan aliran pemikiran dalam Islam
 Menurut bahasa “madzhab” berasal dari shighah mashdar mimy (kata sifat) dan
isim makan (kata yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi’il madhi
“dzahaba” yang berarti “pergi”. Sementara menurut Huzaemah tohido yanggo
bisa juga berarti al-ra’yu yang artinya ‘Pendapat’
 Macam-macam Madzhab

14
a. Madzhab Hanafi : Didirikan oleh abu hanifah
b. Madzhab Maliki : Dibangun oleh Maliki nin Annas
c. Madzhab Syafi’i : Didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris al-Abbas.
d. Madzhab Hambali
e. Madzhab Ja’fari : Imam Ja’far Ash Shadiq
 Macam-macam aliran pemikiran Islam
a. Jabariah : disebut jabariah karena ada satu ajaran yang berisi ; perbuatan baik
maupun buruk manusia bukanlah kehendak dirinya, tetapi karena paksaan
(jabar) dari Allah.
b. Qodariah : berdasarkan kepada pengertian bahwa manusia mempunyai qudrat
atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu dengan kehendaknya.
c. Mu’tazilah : karena pendirinya memisahkan diri dari gurunya Al-Hasan Basri.
Sedangkan mereka sendiri tidak mau disebut mu’tazilah dan menyebut dirinya
sebagai ahlul-haq (penegak kebenaran)
d. Khawarij
e. Murji’ah
f. Asy’ariyah : golongan ini merupakan reaksi kepada mu’tazilah.
g. Salafiah
h. Ahlu Sunnah Wal Jama’ah : Aliran ini identik dengan aliran Asy’ariyah, maka
artinya kepercayaan aliran Asy’ariyah menjadi kepercayaan aliran ini.
i. Syi’ah Itsna’Asyariah.
12. Bab 12 : Akhlak : Aspek moral ajaran Islam
 Islam menetapkan norma-norma kehidupan itu sebagai ukuran standard untuk
menentukan apakah suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia itu, baik secara
individu atau bersama-sama, sudah benar atau tidak.
 Norma-norma kehidupan yag ditetapkan oleh islam tersebut, karena datang dari
Allah, bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, dan universal dan memiliki
makna ukrawi.
 Akhlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran islam setelah aqidah dan syariah.
 Akhlak berkaitan dengan ajaran bagaimana seharusnya manusia bertindak
sehingga ia dapat mengukur dan diukur moralitasnya.

15
 Keberimanan yang benar dan komitmen syariah tidaklah sempurna bila tidak
dibarengi dengan al-akhlak al-karimah.
 Akhlak sebagai ajaran tentang moral dalam islam mencakup dimensi yang sangat
luas, meliputi seluruh aspek hubungan yang terjalin pada manusia, termasuk pada
dirinya sendiri dan kepada Allah sebagai tuhannya.
 Norma-norma yang islami meliputi : Akhlak terhadap Allah, Akhlak pada diri
sendiri, akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak terhadap lingkungan alam.
 Sumber dari akhlak islami adalah Alquran dan As-Sunnah dan atau perundang-
undangan dan adat istiadat masyarakat yang selaras dengan ruh ajaran Islam.
 Pendidikan akhlak tidak bisa dipisah dari pendidikan manusia seutuhnya.
Pendidikan akhlak justru diarahkan untuk mencapai manusia seutuhnya.
 Untuk mencapai martabat insan kamil (hamba Allah yang dipanggil ke surga-
Nya) maka manusia yang berwujud jiwa-raga haruslah mengalami proses taroqi
(menaik) menuju tuhan dengan menundukkan nafsu dan syahwat sekurang-
kurangnya telah mencapai tangga nafsu muthminnah.
 Riyadhoh (latihan batin) sebagai proses menuju insan kamil.
 Ada 7 karakter ‘inti’ (sebagai dasar beragama) yang perlu dipersonalisasikan
melalui riyadhoh, yakni :
a. Tahap 1, Taubat.
b. Tahap 2, Zuhud
c. Tahap 3, Qona’ah
d. Tahap 4, Tawakkal’alallah
e. Tahap 5, ‘Uzlah
f. Tahap 6, Mulazimatu dz-Dzikr
g. Tahap 7, Shabar.
13. Bab 13 : Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
 Dakwah secara bahasa berarti memanggil, menanamkan, mengundang, menyeru,
mengajak, mendo’akan atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan
maksud atau untuk mencapai tujuan tertentu.

16
 Tujuan dakwan menurut M. Natsir (TIM dosen UPI, 2009 hal. 162-163) adalah :
mengingatkan manusia kepada syari’at untuk memecahkan semua persoalan
kehidupannya, mengingatkan manusia akan salah satu tugasnya dalam kehidupan
yaitu sebagai hamba Allah, dan mengingatkan manusia kepada tujuan hidupnya
yang hakiki yakni menyembah Allah.
 Metode dakwah menurut QS. An-Nahl yat 125 adalah :
a. Metode pertama adalah dakwah bil hikmah, maksudnya aktivitas dakwah yang
dilaksanakan secara matang, terencana dan disesuaikan dengan objek dakwah.
b. Metode kedua adalah dakwah bil mau’izatil hasanah,aktivitas dakwah yang
memberi kesan mendekati bukan menjauhi, memudahkan bukan menyusahkan
dan mengasihi bukan menakutkan.
c. Metode ketiga adalah al mujadalah, kegiatan dakwah yang dilakukan harus
dibangung atas dasar tanpa paksaan, kebebasan berpikir, dan kebebasan
berkeyakinan.
 Secara sederhana dakwah merupakan aktivitas menyeru kepada kebaikan dan
mencegak kepada keburukan. Dalam konteks Islam, dakwah merupakan seruan
untuk bertauhid yang tujuannya agar manusia menyembah Allah swt dan
menjadikan setiap ajaran-Nya (syariat) sebagai pedoman Hidup. Dengan demikian
inti dari kegiatan dakwah adalah amar ma’ruf nahi munkar.
 Ali abdul halim mahmud dalam bukunya Karakteristik Umat Terbaik : Telaah
manhaj, akidah dan harakah menuliskan bahwa para ulama membagi amar
ma’ruf nahi munkar menjadi 3 bagian, yaitu : Yang berhungan dengan hak-hak
Allah (berkaitan dengan ibadah, muamalah dan pantangan-pantangan), yang
berhubungan dengan Hak-hak manusia (Jalanan Rusak, perampasan terhadap hak
individu, dsb), dan yang terakhit yang berhubungan dengan Hak-hak Allah dan
hak-hak Manusia.
 Strategi dalam pencegahan kemungkaran :
a. Pertama, dengan tangan yang dapat diartikan kekuasaan atau kewenangan.
b. Kedua, dengan lisan.
c. Ketiga, dengan hati.
14. Bab 14 : Jihad di jalan Allah

17
 Kata jihad sama sekali tidak identik dengan qital atau peperangan.
 Jihad mencakup semua aktifitas yang menuntuk kesungguhan dan kemampuan
dan secara istilah, jihad itu merupakan setiap usaha yang dipandang sangat
bernilai dalam kacamata Agama.
 Penggunaan kata jihad baik dalam Alquran maupun As-Sunnah menunjukkan
makna yang sangat luas, tidak hanya berarti berperang.
 Sebagai seorang muslim, beragama tanpa disertai jihad tidaklah sempurna.
 Ayat-ayat Alquran maupun hadis yang menunjukkan arti penting jihad dalam
kehidupan seorang muslim. Beberapa diantaranya :
a. Pertama, jihad dinyatakan sebagai bentuk ujian dan cobaan terhadap seorang
muslim sebagai pra syarat dirinya masuk syurga disamping. Artinya, seorang
muslim jangan bermimpi untuk masuk surga sebelum ia melakukan jihad.
b. Kedua, semua aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh seorang muslim pasti
disertai dengan jihad.
c. Ketiga, Ibn Hajar menjelaskan bahwa pada masa awal islam hijrah merupakan
aktivitas yang wajib dilakukan oleh setiap muslim, sekaitan dengan perlunya
berhimpun dan masih sedikitnya jumlah kaum muslimin di Madinah saat itu.
 Jihad ada lima macam
a. Jihad dengan harta (Amwal)
b. Jihad denga fisik (nafs dalam arti diri)
c. Jihad dengan nyawa/jiwa (nafs dalam arti jiwa/nyawa)
d. Jihad dengan totalitas manusia (nafs yang mencakup nyawa, emosi,
pengetahuan, tenaga, pikiran)
e. Jihad dengan apapun sesuai bentuk serangan lawan.
 Jihad mengelola hati dan menghadapi tipu daya setan
15. Bab 15 : Kepemimpinan umat
 Manusia yang diciptakan oleh Allah adalah pemimpin dimuka bumi ini sesuai
dengan surat Al-Baqarah ayat 30 yang menyatakan bahwa manusia itu adalah
khilafah.
 Pemimpin yang baik adalah :

18
a. Taat kepada Allah dan Rasulnya
b. Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan dengan sifat sidiq, amanah, fatonah
dan tabligh.
c. Seorang pemimpin harus adil dan bijaksana.
d. Seorang pemimpin harus mensejahterakan rakyatnya bukan mempersulitnya
e. Memutuskan segala sesuatu perkara dengan menggunakan Alquran dan As-
Sunnah.
 Lembaga pendidikan di masa Rasulullah SAW : Dar Al-Arqan, Masjid, Suffah,
dan Kuttab.
 Lembaga pendidikan pasca Rasulullah Saw : Manazil ulama & Istana,
perpustakaan, Madrasah.
 Rasulullah SAW adalah pemimpin sistem pendidikan holistik, hukum, dan sosial
politik serta ekonomi.

BAB III
3.1 Analisis dan Pembahasan
1. Bab 1 : Metodologi memahami Islam
Pada bab ini kita harus memahami metodologi dalam memahami islam karena jika
pemahaman agama kita yang sepotong-sepotong, tidak lengkap dan tidak terintegrasi
tentu dapat mengakibatkan ajaran agama dipahaminya menyimpang dari ajaran yang
sesungguhnya. Pemahaman agama yang tidak menggunakan perangkat ilmu-ilmu yang
menjadi syarat untuk memasuki ruang maknanya juga akan menghasilkan pemahaman
yang keliru.
2. Bab 2 : Manusia dan agama
Manusia dan Agama adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Mengapa? Karena
pada hakikatnya manusia itu membutuhkan Agama dan fitrah manusia adalah bertuhan
dan memiliki Agama. Manusia jika tidak memiliki agama maka ia akan bigung dan
menjalani hidup kemana saja atau dengan kata lain tidak terarah, Norma, Perilaku dan
sikapnya tidak akan terarah dan akan semaunya saja. Jika manusia memiliki Agama dan

19
Bertuhan maka Manusia memiliki kehidupan yang lebih terarah dan perilaku sesuai
ajaran Agama masing-masing.
Meskipun begitu Manusia juga harus bisa membedakan Agama yang benar-benar
dari sang pencipta atau Agama yang hanya dibuat oleh manusia. Islam adalah satu-
satunya agama yang di Ridhoi oleh Allah SWT karena selain Islam adalah Agama yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulnya sejak nabi Adam as hingga yang terakhir
Nabi Muhammad SAW, Islam juga adalah Hidayah yang Allah berikan kepada
manusia. Islam juga merupakan Agama Rahmatan lil alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.
3. Bab 3 : Alquran : Sumber pertama ajaran Islam
Manusia adalah Makhluk Allah yang diciptakan dengan berbagai keunggulan dari
makhluk lain, sebagai wujud rasa sayang-Nya kepada manusia, kemudian Allah
menciptakan Alam untuk menopang kehidupan dan kelangsungan hidup manusia.
Karena Allah tidak mau jika berbagai potensi dan kelebihan manusia berbalik
menyerang dan menyengsarakan manusia maka Allah turunkanlah Alquran sebagai
petunjuk petama bagi Manusia dan menjadi pembimbing agar manusia memiliki
kehidupan yang bahagia.
Tujuan allah menurunkan Alquran antara lain yaitu agar manusia dapat menemukan
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, dan barang siapa yang meninggalkan Alquran
dan tidak mempercayainya maka dia hanya akan mengecap kehidupan adalah
kesengsaraan yang tiada ujungnya. Keauntetikan Alquran sudah dipastikan oleh Allah
SWT dan pengetahuan Ghaib serta Ilmiahnya sudah banyak yang dibuktikan entah itu
oleh Ilmuwan Muslim ataupun Ilmuwan non muslim jaman dulu maupun jaman
sekarang dan memang kebenaran Alquran dengan kenyataan yang terjadi dapat
dibuktikan 100%.
4. Bab 4 : Hadist : Sumber kedua ajaran Islam
Meskipun hadist adalah sumber kedua ajaran Islam kita juga tidak boleh
mengabaikannya mengapa? Karena hadist diambil dari omongan dan perilaku
Rasulullah SAW. Selain itu juga hadist merupakan penjelas tentang ayat-ayat Alquran
yang masih samar-samar dan belum dipahami oleh orang banyak. Tapi, meskipun
begitu kita tidak boleh cepat percaya dengan hadist yang ada pada saat ini tanpa

20
mengetahui kebenaran dari hadis itu sendiri. Apakah hadist itu shahih atau tidak. Karena
jika kita seenaknya saja tanpa mengetahui keabsahan hadist dikhawatirkan akan menuju
hal yang tidak benar.
5. Bab 5 : Ijtihad : Alat pengembangan hukum Islam
Umat islam senantiasa dihadapakan pada berbagai permasalahan yaang
memerlukan pemecahan berdasarkan kepada sumber ajaran yaitu Alquran dan Hadis.
Oleh karena itu, ijtihad senantiasa diperlukan oleh umat islam pada setiap masa.
Sebagaimana diperlukan sebelumnya ijtihad juga diperlukan pada masa kini. Bahkan,
para mujtahid masa kini lebih dituntut kesad dalam melakukannya. Hal itu karena
perkembangan dan perubahan sosial-budaya manusia begitu cepat yang disebabkan
pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi manusia sehingga memunculkan
kompleksitas persoalan umat, termasuk dalam masalah hukum.
6. Bab 6 : Iman : Sistem keyakinan dalam Islam
Sejak ajali fitrah manusia adalah mengimani Allah sebagai tuhannya, ketika kita lair
kedunia ini pun kita tetap berada didalam keadaan fitrah beagama tauhid, maka
kemudian lingkungan (orang tua, dll) yang mempengaruhinya. Iman itu adalah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah tuhan kita dan Rasulullah adalah
utusan allah, orang dikatakan beriman jika mereka meyakini hal tersebut. Keimanan
juga bisa melemah akibat kemaksiatan yang kita perbuat, dan juga keimanan bisa
bertambah kuat jika perkara-perkara yang menjauhkan kita kepada hal maksiat kita jaga.
Misalnya kita berkumpul dengan orang-orang yang sholeh maka itu juga akan
memperkuat keimanan kita ketimbang kita berkumpul dengan orang-orang yang hanya
menghambur-hamburkan harta untuk bermaksiat. Pada jaman sekarang kuatnya iman
sangat dibutuhkan karena tidak sedikit kasus orang bunuh diri karena kurangnya
keimanan kita, selain itu faktor lain juga banyak yang menyebabkan iman menjadi
melemah bahkan hilang.
7. Bab 7 : Ibadah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki kewajiban untuk beribadah
kepada Allah, karena ibadah itu juga nanti akhirnya akan bermanfaat bagi kita di dunia
apalagi di akhirat. Allah tidak membutuhkan kita tapi kita membutuhkan Allah, semua
ibadah yang kita lakukan di Dunia ini kelak akan berakhir untuk kita sendiri. Allah

21
menginginkan hambanya bisa bertemu dengannya kelak di akhirat nanti, dengan cara
apa? Yaitu dengan cara beribadah.
Beribadah kepada Allah SWT berarti memusatkan penyembahan kepada-Nya
semata-mata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri kecuali kepada-Nya saja.
Semua itu dilakukan dengan keadaan sadar, baik sebagai seorang dalam masyarakat
maupun secara bersama-sama dalam hubungan garis tegak lurus manusia dengan
khaliknya juga daam garis mendatar manusia dengan semua makhluk.
8. Bab 8 : Takwa
Taqwa secara umum ialah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-larangannya. Dalam bertaqwa kita diperintahkan untuk bertaqwa sebenar-
benarnya taqwa, yaitu bersungguh-sungguh dalam beribadah dengan benar dan ikhlas.
Taqwa kedudukannya sangat penting sekali bagi manusia, karena orang-orang yang
bertaqwa akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam
Quran sura Al-Hujurat ayat 10.
Selain itu, taqwa juga peranannya sangat penting bagi manusia karena orang-orang
yang bertaqwa akan mendapat berbagai macam anugerah dari Allah SWT, diantaranya :
orang-orang yang bertaqwa akan dapat membedakan antara baik dan buruk, halal dan
haram, hak dan bathil. Selain itu orang yang betaqwa juga akan diberikan kemudahan
dalam kehidupannya, entah di dunia dan di akhirat.
Kita tidak akan memiliki ketaqwaan jika kita tidak memiliki Iman. Mengapa?
Karena Iman adalah suatu kejakinan yang ada di dalam hati yang menjadikan iman
tersebut penggerak dan motivator bagi seseorang untuk melakukan amal shaleh dalam
kehidupan sehari-harinya. Kalau kehidupan umat manusia tidak ada Iman maka mereka
itu akan berada di dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan dan kehinaan.
Sebenarnya tidak ada sesuatu yang paling membahagiakan jiwa, membersihkannya,
mensucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya selain
keimanan kepada Allah SWT. Atau kata lainnya jika hidup tanpa Iman semuanya akan
hambar dan tidak bermakna.
9. Bab 9 : Pernikahan dan harta peninggalan
Nikah menurut bahasa astinya akad. Nikah di Indonesia diatur dalam aturan negara
yakni undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang dilaksanakan

22
dengan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975. Dalam undang-undang tersebut
pengertian pernikahan terdapat pada pasal 1 yaitu : ikatan lahir btin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Setelah menikah suami maupun isteri haru memenuhi tanggung jawab dan
kewajibannya di dalam menjalin keluarga, misalnya sang suami yang mencari nafkah
baik nafkah lahir seperti makanan, minuman, sandang, pangan dan perumahan, maupun
nafkah bathin berupa pemenuhan kebutuhan biologisnya. Sedangkan sang istri
berkewajiban untuk menaati suaminya, memberikan pelayanan, dan menjaga harta yang
dihasilkan suaminya. Suami dan istri memiliki kewajiban untuk bekerja sama membina
dan memelihara kelenggangan rumah tangga serta bersama-sama mendidik anak-
anaknya.
Jika ada konflik dalam keluarga suami-istri harus bijak dalam menghadapinya
jangan sampai menjurus kepada hal yang dibenci oleh Allah yaitu perceraian. Jika
masih bisa di selesaikan dengan baik-baik cobalah selesaikan dengan baik, jangan
membuat anak menjadi korban atas keputusan egois sang orang tua.
Ketetapan allah dalam pembagian harta waris. Orang-orang yang berhak untuk
waris mewarisi dalam hukum waris disebabkan karena adanya perkawinan, kekerabatan
atau hubungan darah, dan wala atau perwalian. Perkawinan, yaitu suami-istri yang
masih diikat oleh tali perkawinan. Jika kita tidak mengerti tentang hukum waris Islam
maka sebaiknya kita berkonsultasi kepada pihak yang lebih paham mengenai hukum
waris agar semuanya di ridhai oleh Allah SWT.
10. Bab 10 : Pengelolaan dan pemanfaatan harta
Dalam hubungan kemanusiaan, manusia diberi titipan oleh Allah swt untuk
memiliki sesuatu seperti memiliki sebidang tanah, rumah, kendaraan, pakaian, laptop
dan sebagainya. Hanya saja karena hakikat kepemilikan semua yang ada milik Allah
swt, manusia hanya diberi amanah atau titipan, maka ketika manusia memiliki sesuatu
mereka harus memperhatikan pesan dan aturan dari sang pemilik sesungguhnya dalam
menggunakan harta miliknya. Islam tidak membatasi cara seseorang dalam mencari dan
memperoleh harta selama yang demikian itu tetap diberlakukan prinsip umum yang
ebrlaku yaitu halal dan baik.

23
Etika membelanjakan hartanya pun harus diperhatikan, seperti menggunakan harta
secukupnya, tidak mubazir dan tidak menghambur-hamburkan harta (boros), Kita
membelanjakan harta untuk kebaikan, menghindari pembelanjaan untuk barang mewah,
menghindari pembelanjaan yang tidak disyariatkan, dan bersikap tengah-tengah dalam
pembelanjaan.
Dalam jual beli juga ada hal yang dinamakan Akad. Yaitu proses dimana ketika si
pedagang memberikan barang dagangannya kepada pembeli. Contohnya ketika seorang
pembeli berkata : “Saya beli sepeda ini seharga tujuh ratus ribu rupiah” (ijab) lalu
penjual berkata : “Saya jual sepeda ini seharga tujuh ratus ribu rupiah” (qabul).
11. Bab 11 : Madzhab dan aliran pemikiran dalam Islam
Madzhab adalah pendapat atau pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam
mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum Islam. Perbedaan
pendapat dalam lapangan hukum sebagai ijtihad, tidak perlu dipandang sebagai faktor
melemahkan kedudukan hukum islam, bahkan sebaliknya bisa memberukan
kelonggaran kepada orang banyak. Hal ini berarti, bahwa orang bebas memilih salah
satu pendapat dari pendapat yang banyak itu, dan tidak terpaku hanya kepada satu
pendapat saja.
Kita bebas memilih madzhab yang kita percaya dan orang lainpun bebas memilih
madzhab yang mereka percaya, asalkan jangan mengambil aliran yang sesat dan tidak
bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dan keabsahannya karena jika kita asal
mengikuti madzhab dan aliran yang tidak diketahui kebenarannya takutnya nanti terjadi
hal-hal yang menjerumuskan kita ke dalam neraka. Naudzubillahimindzalik.
Kita juga juga harus menghargai apa saja yang dipilih oleh orang lain agar tercipta
suasana rukun dan tentram yang tidak membuat gaduh antar saudara se-iman dan se-
Islam.
12. Bab 12 : Akhlak : Aspek moral ajaran Islam
Dalam kehidupan sehari-hari kita menilai berbagai perilaku diri kita maupun
perilaku orang disekitar kita, apakah perbuatan mereka baik atau buruk. Tindakan ini
benar atau salah, apakah itu baik atau buruk? Padahal sering kali kita menentukan baik
buruknya sesuatu itu didasarkan pada perasaan dan ukuran-ukuran yang kita tetapkan
sendiri. Bahkan sering didasarkan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujua yang kita

24
kehendaki sendiri. Kepentingan dan tujuan yang dikehendaki oleh setiap orang itu
berbeda sesuai dengan orang itu masing-masing. Ada yang lebih cenderung
mementingkan harta dan melupakan akhirat dan tak sering juga kita jumpai seseorang
yang hanya mementingkan kehidupan di akhiratnya saja.
Orang cenderung menganggap baik sesuatu itu adalah yang dapat menguntungkn
dirinya sendiri dan menganggap buruk atau salah itu yang merugikan diri mereka
sendiri. Jika begitu lantas siapa yang akan menjadi hakim atas perbuatan kita? Untuk
itulah maka kita memerlukan norma, atau standar ukuran untuk menentukan secara
objektif apakah perbuatan dan tindakan yang kita pilih itu baik atau tidak, benar atau
salah sehingga yang terperhatikan bukan lagi kepentingan diri kita sendiri saja,
melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan umat secara
keseluruhan.
Akhlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran islam setelah aqidah dan syariah.
Akidah menyangkut masalah-masalah yang harus diimani dan diyakini oleh manusia
sebagai sesuatu yang hakiki. Syariah menyangkut ketentuan-ketentuan berbuat dalam
menata hubungan dengan Allah dan dengan sesama makhluk. Sedangkan akhlak
menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
dan ukuran-ukuran baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan. Perbuatan itu dapat
berupa perbuatan lahir maupun batin, baik perbuatan yang hanya menyangkut diri
pribadi atau yang berkaitan dengan orang lain atau dengan alam.
13. Bab 13 : Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dakwah merupakan kegiatan menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada
keburukan. Tujuan dakwah ini adalah agar kita selaku manusia tahu diri dan selalu
mengingat bahwa ada Allah tuhan yang harus kita sembah dan jangan sampai terhasut
oleh tipu daya setan yang menyesatkan. Dakwah juga membantu manusia melaksanakan
syariat Allah dan inti dari kegiatan dakwah adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Amar ma’ruf nahi munkar sudah sepatutnya menjadi identitas muslim untuk
menuju predikat khairu ummah. Ma’ruf berarti segala sesuatu yang terjadi dari dan
sesuai dengan nilai dan kebenaran agama, dan munkar berarti segala sesuatu atau
perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan kebenaran agama. Hal ini tidak berarti
bahwa pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkae boleh dengan cara otoriter.

25
Penggunaan kata ini lebih menekankan pada perlunya dilaksanakan, bahkan kalaupun
sampai memaksa dengan cara yang munkar atau malah menimbulkan kemunkaran lain.
Sebab, tindakan amar ma’ruf dan nahyi munkar pada hakikatnya merupakan tindakan
membentengi diri dan menjaga hak orang lain untuk bebas dari gangguan / pengaruh
kemunkaran.
14. Bab 14 : Jihad di jalan Allah
Jihad, adalah kata yang banyak disalahfahami oleh banyak pihak terutama pihak
media barat yang menjadinya bahan komersial yang menarik tapi kata ini disalahpahami
juga oleh beberapa kelompok muslim ekstrim. Mereka menggunakan nama ini dengan
dalih membela agama isla, tapi nyatanaya mereka malah merusak nama agama ini.
Karenanya, kita selaku muslim untuk memahami secara mendalam dan benar apa
sebenarnya jihad itu. Untuk selanjutnya menjadi agen yang akan meluruskan setiap
bentuk pemahaman atau praktek yang tidak mewakili kata jihad secara utuh.
Sebenarnya keseluruhan aktivitas seorang muslin merupakan wujud nyata dari
jihad. Kehidupan seorang muslim dalam setiap detiknya diisi dengan jihad, karennya
bagi seorang muslim jihad merupakan ruh beragma yang diwujudkan dalam bentuk mar
ma’ruf nahi munkar. Tanpanya setiap aktivitas keagamaan yang dilakukan akan hampa
tanpa makna. Mengelola hati dengan baik agar terhindar dari musuh nyata manusia
yaitu setan dengan segala bentuknya termasuk salah satu bentuk jihad yang besar.
Para ulama berbeda pendapat dalam memaknai jihad dalam konteks berperang.
Sebagian besar ulama sepakat bahwa yang diwajibkan itu adalah jihad perlawanan.
Sedangkan jihad yang sifatnya penyerangan, salah satunya menurut Al Razi, tidak
diwajibkan karena memang Allah swt tidak memerintahkan kita untuk memerangi
seluruh manusia. Jadi, pada saat ini banyak orang Islam yang salah memahami tentap
apa sebenarnya jihat itu. Mereka hanya berfikir bahwa memerangi orang non muslin
adalah merupakan jihad dengan menjadi teroris dan meneror dengan bom dimana-mana.
Tapi sebenarnya jihad bukan seperti itu, jihad bukan sesuatu yang harus memusuhi umat
manusia karena Allah pun melarangnya.
15. Bab 15 : Kepemimpinan umat
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan
bermasyarakat, berorganisasi, berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan

26
kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan negara antara lain dipengaruhi
oleh para pemimpinnya. Oleh karena itu sejumlah teori tentang pemimpin dan
kepemimpinan bermunculan dan kian berkembang. Islam sebagai rahmat bagi seluruh
manusia telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu
persoalan pokok dalam ajarannya. Sejarah islam telah membuktikan masalah
kepemimpinan ini setelah wafatnya baginda Rasul.
Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh
setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam seperti Indonesia,
meskipun Indonesia bukanlah negara Islam. Kinerja pemimpin sangat di pentingkan
tetapi dalam islam ada beberapa karakteristik seorang pemimpin pemimpin salah
satunya adalah beriman kepada Allah swt dan Rasulnya, beramal sholed dsb. Jika
pemimpinnya di ridhai oleh Allah swt maka negara, organisasi, kelompok masyarakat
itu akan di ridhoi dan lancar pula segala kegiatannya. Karena sesungguhnya manusia
hanya berencana dan Allah yang menentukan.

27

Anda mungkin juga menyukai