Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kelompok PAI

Nama Kelompok :
1. Muhammad Wahyu Syaiful Anaam (32602100089)

2. Muhammad Wildan Nugraha (32602100090)

3. Ndaru Senopati Nusa (32602100104)

4. Yunita Endah S (32602100125)

5. Thadeo Miftakhul Fauzi (32602100118)

Universitas Islam Sultan Agung


1. Latar Belakang.
 Para ulama dan penulis sirah sepakat bahwa hari kelahiran Nabi Muhammad
SAW jatuh pada bulan Rabiul Awal di Mekkah, kota bagian selatan Jazirah
Arab, sekitar tahun 570, berdekatan dengan Tahun Gajah yang merupakan
tahun kegagalan penyerangan Mekkah oleh pasukan bergajah di bawah
pimpinan Abrahah. Pendapat paling mashyur merujuk tanggal 12 Rabiul
Awal sebagai hari kelahiran Muhammad. Berdasarkan teks hadis, Muhammad
menyebut hari Senin sebagai hari kelahirannya. Penulis sirah Sulaiman Al-
Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak
hari Senin yang dimaksud bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.
Nabi Muhammad SAW berasal dari salah satu klan suku Quraisy yakni Bani
Hasyim yang mewarisi silsilah terhormat di Mekkah, meskipun tak terpandang karena
kekayaannya.  Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 570 M di Mekkah, ayahnya
bernama Abdullah dan Ibunya bernama Aminah. Ayahnya meninggal dunia ketika
Nabi berusia 2 bulan dalam perut ibunya, dan ibunya meninggal dunia ketika beliau
berusia 6 tahun. Nabi  Muhammad SAW yang masih bayi dibawa tinggal bersama
keluarga dusun di pedalaman, mengikuti tradisi perkotaan kala itu untuk memperkuat
fisik dan menghindarkan anak dari penyakit perkotaan. Beliau diasuh dan disusui
oleh Halimah binti Abi Dhuayb di kampung Bani Saad selama dua tahun. Setelah itu,
Nabi Muhammad SAW kecil dikembalikan untuk diasuh kepada budak  Ummu
Aiman. Selama dua tahun berikutnya, kebutuhan Muhammad ditanggung dan
dicukupi oleh kakeknya dari keluarga ayah, 'Abd al-Muththalib. Ketika berusia
delapan tahun, kakeknya meninggal dan Muhammad berikutnya diasuh oleh
pamannya Abu Thalib yang tampil sebagai pemuka Bani Hasyim sepeninggal Abdul
Muththalib selama hampir 40 tahun.
Silsilah Nabi Muhammad SAW sendiri dari kedua orang tuanya kembali ke
Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-
Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar
bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.  Silsilah sampai Adnan disepakati oleh para ulama,
sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Adnan secara umum diyakini
adalah keturunan dari  Ismail bin Ibrahim, yang selanjutnya adalah
keturunan Sam bin Nuh. Walaupun demikian, terdapat sejarawan yang menyusun
silsilah yang lebih jauh lagi. Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani, di salah satu
riwayatnya menyebutkan silsilah hingga Adam. Silsilah tersebut adalah Muhammad
bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab
bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin
Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin
Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin
Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar)
bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh
bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh  bin 
Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nama Muhammad (‫ )محمد‬sendiri adalah bentuk isim maf‘ul (kata sifat pelaku
pasif) dari kata ‫" ح َّمد‬banyak memuji", yang merupakan bentuk penegasan dari akar
kata tiga hurufnya ‫د‬-‫م‬-‫ ح‬yang lawan katanya adalah ‫" ذم‬mencela", sehingga muhammad
berarti "yang banyak dipuji".
Sebelum masa kenabian, Nabi Muhammad SAW telah terlebih dahulu
mendapatkan dua gelar dari suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku
dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-
Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya
memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (‫)رسول هللا‬, kemudian menambahkan kalimat
Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (‫صلى هللا عليه و سلم‬, yang berarti "semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW")
setelah namanya. Nabi Muhammad juga SAW juga mendapatkan julukan Abu al-
Qasim, yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki
yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.

2. Sifat-sifat Rasul Allah


Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT.
Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan yang lain. Selain karena
mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.
Sifat-sifat wajib bagi rasul tersebut yang menjaga seluruhnya dari dosa. Sebab, Allah
SWT yang langsung menjaga kemaksuman para rasul baik secara fisik maupun non-
fisik. Sebab, tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari
zaman jahiliyah menuju zaman penuh penerangan.
 Fathanah
Fathanah atau cerdas, para rasul memiliki kepintaran yang tinggi dalam
mengemukakan dasar-dasar agama pada orang lain sekaligus membantah
tuduhan-tuduhan terhadap mereka. Mereka juga mampu mencerna setiap apa
yang Allah sampaikan kepada mereka tanpa keraguan karena kepintaran mereka.
Dalam salah satu riwayat,
Suatu ketika pernah terjadi perselisihan anatara para pemimpin kabilah di
Mekah. Masing-masing pemimpin kabilah berkehendak untuk meletakkan Hajar
Aswad ke atas ka’bah. Kala itu Nabi Muhammad SAW memiliki inisiatif unruk
menengahi perselisihan mereka. Caranya dengan meletakkan Hajar Aswad pada
selembar kain dimana ujung-ujung kain dipengang oleh setiap pemimpin kabilah.
Hal itu membuat para pemimpin kabilah di Mekah kagum akan kepintaran
Rasulullah SAW dan keadilannya. Kebalikan dari sifat amanah ialah Baladah,
yakni bodoh atau pelupa. Di dalam surat An Nahl ayat 125 allah berfirman yang
mana artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
dapat petunjuk.

 Amanah
Amanah atau dapat dipercaya, secara istilah amanah juga berarti segala
sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut dirinya, hak
orang lain, maupun hak Allah. Bisa juga berarti sesuatu yang diberikan kepada
seseorang yang dinilai memili kemampuan untuk mengembannya. Artinya para
Rasul jauh dari hal-ahl yang dilarang baik secara dzahir maupun batin. Sehingga
Allah menyerahkan amanah-Nya kepada para Rasul karena percaya bahwa
manusia pilihan-Nya bisa mengemban amanah tersebut. Lawan dari sifat amanah
adalah khianat.
Karakter amanah inilah yang mengangkat posisi Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab pada setiap amanah yang
diberikan kepadanya. Bahkan jauh sebelum beliau menjadi seorang Rasul pun,
Muhammad telah mendapat gelar Al Amin, yakni yang dapat dipercaya. Terkait
sifat ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat ad Dukhan ayat 18
yang mana artinya: “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil
yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya
kepadamu.”

 Sidiq
Shiddiq berarti benar atau jujur. Definisi dari shiddiq secara lebih rinci adalah
hadirnya suatu kekuatan yang dapat melepaskan diri dari sifat dusta atau tidak
jujur terhadap Tuhannya, Diri sendiri, maupun orang lain. Memiliki sifat As-
Siddiq berarti para rasul selalu benar ataui setiap rasul selalu menyampaikan
kebenaran terutama yang berkaitan dengan wahyu-wahyu Allah yang diterimanya
adalah sesuai apa adanya.Tidak dikurangi tidak pula ditambah-tambah.
Andaikan setiap Rasul memiliki sifat sebaliknya, yaitu Kadzib atau berbohong
pasti firman Allah tentang pembenaran terhadap para Nabi dan Raul pun juga
bohong. Segala perbuatan dan pernytaan para Rasul datangnya dari Allah melalui
wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.
Tuhan tidak mungkin berbohong dan sangat tidak masuk akal. Kebenaran
berita Allah yang ada pada setiap kitab yang diterima oleh Rasulnya adalah bukti
nyata. Di dalam surat Al Ahzab ayat 22 Allah ta’ala berfirman terkait sifat
shiddiq yang mana artinya : Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan
orang-orang yang bersekutu itu mereka berkata: ”Inilah yang dijanjikan Allah
dan Rasul-Nya kepada kita.” Benarlah Allah dan Rasul-Nya, dan yang demikian
itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.

 Thabligh
Tabligh atau menyampaikan, secara istilah juga berarti menyampaikan ajaran-
ajaran agama tauhid Allah. Dimana setiap rasul selalu menyampaikan syariat-
syariat yang ditetapkan oleh Allah (wahyu) sebagai petunjuk bagi manusia.
Dengan adanya hal tersebut manusia di bumi jadi memiliki pedoman hidup.
Isi yang palling pokok atau utama dari sifat ini adalah tabligh dalam hal amar
ma’ruf nahi munkar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri selalu
mengajak umatnya untuk mengerjakan kebaikan dan melarang perbuatan keji,
serta mengajak untuk beriman kepada Allah ta’ala.
Lawan dari tabligh adalah kitman atau menyembunyikan. Nabi Muhammad
selalu menyampaikan wahyu Allah yang diperuntukkan bagi umat manusia. Al
Maidah ayat 67 menjelaskan terkait sifat ini yang mana artinya: “Hai rasul,
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu) berarti kamu tidak menyampaikan
amanah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Keempat sifat wajib diatas pasti dimiliki seorang rasul dan keempat sifat
tersebut juga memiliki sifat kebalikannya.

 Siddiq lawan dari Khadzib,

 Amanah lawan dari Khianat,

 Tabligh lawan dari Kitman,

 dan fathonah lawan dari Baladah.

Meskipun para rasul memiliki sifat-sifat wajib yang mulia bukan berarti mereka
tidak bisa melakukan kesalahan. Nabi-Nabi dan Rasul juga merupakan manusia biasa
yang bisa saja mengalami hal-hal lumrah lainnya yang dilakukan manusia biasa. Meski
begitutidak sampai mengurangi derajat kemuliaannya sebagai seorang Rasul Allah.
dalam surat AL Furqan ayat 20 Allah berfirman yang mana artinya: Dan Kami tidak
Mengutus Rasul-rasul sebelummu melainkan mereka sungguh memakan makanan,
berjalan di pasar, dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang
lainnya. Maukah kamu bersabar? Adalah Tuhanmu Maha Melihat.

3. Keteladanan Nabi Muhammad SAW


Selain Beberapa sifat Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW juga
memiliki beberapa Prinsip-prinsip Keteladan yang patut kita contoh dalam kehidupan.
Keteladanan Beliau dalam berdagang/berbisnis dan beribadah. Yang kita ketahui
berdagang juga salah satu pekerjaan yang mulai dari berdagang kita juga beribadah
dan dapat pahala dari itu, seperti Sabar saat berdagang, jujur, bekerja keras, tawakal,
Ikhlas. Ada 5 prinsip keteladanan beliau dalam berdagang yaitu:
1. Nabi Muhammad SAW sangat Sidiq (jujur) dalam berdagang. Kita dapat
meniru beliau dalam berdagang tidak berbohong, menipu, dan mengambil
keuntungan yang wajar. Apabila Pembeli Tidak mampu mebayar atau kurang
dari harga yang dijual, berikanlah waktu kepada pelanggan untuk membayar.
Bila pelanggan betul-betul tidak mampu membayar setelah masa tenggat
pengunduran itu, padahal dia telah berusaha, maka ikhlaskanlah Hindari
sumpah yang berlebihan.
2. Nabi Muhammad Saw juga tak pernah mengecewakan pelanggannya Beliau
sangat Amanah (Dapat dipercaya). Strategi yang dipakai Beliau dalam
berdagang adalah tidak membeda-bedakan pelanggan, apakah mereka kaum
golongan kaya, orang biasa, atau bahkan budak sekalipun. Beliau sangat
menghormati para pelanggannya, dan tentu saja ini salah satu adalah poin
penting untuk kelancaran Beliau dalam berbisnis.
3. Nabi Muhammad Saw juga sangat cerdas (Fathanah). Beliau sanagt
cerdas dalam mengembangkan bisinisnya, Beliau melakukan perluasan
jangkauan bisnisnya ke banyak wilayah. Sehingga dengan demikian
reputasi dari produk-produknya semakin dikenal oleh masyarakat luas.
4. Nabi Muhammad SAW juga sangat pekerja keras, Bukti kerja keras Beliau
juga dapat dibaca ketika beliau sejak 12 tahun sudah pergi ke Suriah bersama
pamannya Abu Thalib, ikut menjadi pedagang Bersama pamannya. Beliau
dikenal sebagai penjual atau pebisnis yang jujur lagi adil. Wajar saja jika
kemudian Nabi dijuluki sebagai Al-Amin; yang jujur. Artinya, Selain kerja
keras, umat Islam juga dituntut untuk bekerja dengan jujur.
5. Nabi Muhammad SAW sangat tawakal dalam berdagang. Tawakkal adalah
berserah diri kepada Allah kemudian melakukan segala hal semaksimal
mungkin untuk mendukung keberhasilan usaha kita selama masih ada
kesempatan untuk berbuat. Beliau tetap tawakal apabila dagangan beliau tidak
laku, Beliau tetap berusaha dalam berdagang, tetap melakukan upaya untuk
mendukung keinginan yang akan di capai.
6. Nabi Muhammad SAW sangat Disiplin. Dapat dibaca Ketika suku Quraisy
berdebat mengenai siapa yang akan menempatkan Hajar Aswad untuk yang
pertama, dan diputuskan bahwa orang yang datang pertama kalilah yang akan
boleh menempatkan Hajar Aswad. Nabi Muhammad SAW yang disiplin
dalam apa yang dilakukannya ternyata datang awal. Beliau kemudian
menyarankan semua suku berkontribusi dalam peletakan Hajar Aswad.
Sebagai pemimpin suatu usaha, Anda bisa menerapkan sikap disiplin diri
terhadap pekerjaan. Dengan begitu, kesan terhadap Anda dari karyawan
maupun rekan bisnis akan baik pula.

4. Sifat Teladan pada diri Rasulullah Muhammad SAW.

1. Baik hati.
Rasulullah terkenal dengan kebaikannya kepada siapapun tanpa pandang bulu.
Bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun. Dan inilah yang membuat beliau patut
menjadi teladan bagi umatnya.

2. Jujur.
Adalah salah satu kebiasaan beliau. Kebiasaan yang selalu beliau utarakan.
Sekalipun kejujuran itu menyakitkan, namun beliau akan selalu mengatakannya.

3. Pemalu.
Meskipun beliau terkenal garang di medang perang, garang menghadapi musuh-
musuh Allah, namun terdapat sifat pemalu dalam diri beliau. Pemalu di sini diartikan
bahwa beliau selalu malu dalam berbuat dosa, berbuat maksiat, berbuat kedzoliman,
dan kejahatan lainnya. Malu dengan manusia? Tidak. Tidak hanya manusia, namun
malu kepada Allah SWT.

4. Lemah Lembut.
Loh? Bukannya Rasulullah terkenal tegas ya? Betul, tegas dalam arti dalam
meluruskan masalah dan menerapkan kedisiplinan. Namun di sisi lain Rasulullah juga
sangat lemah lembut. Terutama kepada anak yatim, wanita, dan juga orang yang
kurang mampu. Bahkan pernah dikisahkan beliau sangat lemah lembut terhadap orang
Yahudi yang kurang mampu.

5. Rendah hati.
Ya, sangat jelas sekali bahwa beliau sangat rendah hati. Tidak pernah
menyombongkan dirinya, apa lagi di depan orang-orang yang kurang mampu.

6. Tidak pernah memberatkan orang lain.


Nah ini salah satu prinsip Rasulullah. Ketika beliau masih merasa mampu
melakukan sesuatu, beliau tidak pernah meminta tolong kepada orang lain.

7. Sangat sederhana.
Inilah gaya hidup yang harus dicontoh. Beliau terkenal sangat sederhana dari dulu
sampai ketika beliau menjadi Khalifah. Beliau tidak mau terlihat mewah di depan
para rakyatnya.

8. Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.


Ini nih, hal yang sering kita lupakan. Terkadang ketika kita dijailin atau dikerjain
sama temen aja, kita langsung membalasnya dengan lebih sadis. Berbeda dengan
beliau. Bahkan dalam kisahnya, pernah saat beliau berdakwah, ada yang
melemparinya dengan batu dan serta meludahinya. Lalu apa reaksi dari beliau?
Membalas lemparan itu. Ya, membalasnya. Namun dengan melemparkan senyuman.
Subhanallah.

9. Suka memaafkan dan merelakan.


Pemaaf, itulah sifat unggul dari beliau. Ketika sanak saudara ataupun orang-orang
terdekatnya berbuat salah kepadanya, beliau selalu memaafkan sekaligus
menasehatinya agar tidak terulang. Merelakan? Ya. Berbeda dengan kebanyakan
orang zaman sekarang, yang ketika kehilangan barang berharganya langsung
kelimpungan kesana kemari, bahkan sampai stress. Jika beliau kehilangan sesuatu
hanya tersenyum dan santai-santai saja, dengan meyakini bahwa Allah pasti akan
menggantinya di kemudian hari.

10. Penuh kasih sayang.


Kasih sayang, ini yang menjadi kesuksesan beliau dalam perjuangannya. Beliau itu
terkenal penuh kasih sayang terutama kepada fakir miskin dan anak yatim

11. Selalu memberi petunjuk.


Ketika beliau ditanya oleh sahabat atau rakyatnya, beliau pasti berusaha untuk bisa
menjawabnya, sekalipun beliau tak tahu. Beliau akan berusaha mencarinya meskipun
harus bertanya lagi kepada orang lain.

12. Selalu tersenyum.


Ini adalah sifat Rasulullah yang kita pikir mudah untuk melakukannya, tapi ternyata
tidak semudah ketika kita tahu perjuangan beliau saat itu. Namun dalam keadaan
apapun saat itu, beliau selalu bisa memperlihatkan senyumannya.

5. Kesimpulan
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Nabi Muhammad SAW
diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh
umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan
pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Nabi
Muhammad SAW diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW
adalah kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena masa itu
kebudayaan bangsa Arab yang sedang maju adalah dalam bidang ilmu sastra,
khususnya bahasa dan syair. Dikatakan sebagai mukjizat karena Al-Quran dianggap
memiliki tatanan sastra Arab tingkat tertinggi yang disampaikan oleh seorang buta
huruf, dan setiap mukjizat yang dibawa oleh para rasul selalu menandingi arah gejala
(tren) yang sedang ramai. Kemudian Al-Qur'an juga mengubah total segi kehidupan
bangsa Arab dengan membawa banyak peraturan keras untuk menegakkan dasar-
dasar nilai budaya baru, yang sebelumnya moral dan perilaku mereka sangatlah rusak,
seperti menyembah berhala, berjudi, merampok, membunuh anak-anak karena takut
akan kemiskinan dan kelaparan, minum-minuman keras, saling berperang antarsuku
dan lain-lain.
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya seperti yang
disebutkan di dalam Qur'an dan Hadis, bahwa Nabi Muhammad SAW diutus Allah
untuk menjadi nabi bagi seluruh umat manusia, sedangkan nabi dan rasul sebelumnya
hanya diutus untuk umatnya masing-masing, seperti halnya Nabi Musa A.S yang
hanya diutus untuk Bani Israil saja. Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan
keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah

Anda mungkin juga menyukai