Anda di halaman 1dari 6

Nomor 1

a). Untuk menentukan mana yang akan dipilih investor memerlukan rincian dari laporan keuangan yang
dimiliki oleh perusahaan. Hal ini berguna untuk melakukan komparasi terkait keuntungan dan kerugian
antar jenis investasi tersebut. Fungsi selanjutnya dari laporan keuangan bagi para investor adalah
menakar kemungkinan dalam berinvestasi. Katakan saja laporan keuangan ini berperan penting untuk
memperlihatkan performa perusahaan kepada para investor. Dari sini nantinya akan diketahui mengenai
bagaimana siklus uang keluar dan masuk perusahaan, bagaimana kemungkinan proyeksi kerugian juga
keuntungannya dalam jangka waktu kedepan, dan pastinya bagaimana keberlangsungan investasi yang
mungkin akan dilakukan nanti. Jika laporan keuangan dirasa memenuhi syarat kepuasan investor, maka
bisa dipastikan saham yang diakuisisi akan bernilai besar. Namun jika dirasa laporan keuangan yang ada
tidak memuaskan, maka akan mempengaruhi keyakinan investor untuk melakukan penanaman modal.

b). Tujuan dari adanya analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

• Screening – Melakukan analisa keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan peluang
untuk berinvestasi
• Forecasting – Digunakan itu memprediksi kondisi keuangan yang akan datang di masa depan.
• Diagnosis – Bertujuan untuk melihat kemungkinan masalah yang bisa terjadi pada perusahaan
baik dalam divisi manajemen, keuangan, serta divisi lainnya.
• Evaluation – Dilakukan untuk menilai prestasi kinerja karyawan perusahaan manajemen,
operasional, dan efisiensi.
• Understanding -Melakukan analisa keuangan sama dengan halnya seperti mendalami kondisi
secara luas dan mendalam.

c). Langkah-langkah untuk menganalisis laporan keuangan PT Japfa adalah sebagai berikut :

• Identifikasi strategi perusahaan.

Lihat sifat produk / layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, termasuk keunikan produk, tingkat margin
laba, penciptaan loyalitas merek, dan pengendalian biaya. Selain itu, faktor-faktor seperti integrasi rantai
pasokan, diversifikasi geografis dan diversifikasi industri harus dipertimbangkan.
• Menilai kualitas laporan keuangan perusahaan.

Tinjau laporan keuangan utama dalam konteks standar akuntansi yang relevan. Dalam memeriksa akun
neraca, masalah seperti pengakuan, penilaian, dan klasifikasi adalah kunci untuk evaluasi yang tepat.
Pertanyaan utamanya adalah apakah neraca ini merupakan representasi lengkap dari posisi ekonomi
perusahaan. Ketika mengevaluasi laporan laba rugi, poin utamanya adalah menilai dengan benar kualitas
laba sebagai representasi lengkap dari kinerja ekonomi perusahaan. Evaluasi laporan arus kas membantu
dalam memahami dampak dari posisi likuiditas perusahaan dari operasi, investasi dan aktivitas keuangan
selama periode tersebut.

Ini adalah langkah di mana profesional keuangan benar-benar dapat menambah nilai dalam evaluasi
perusahaan dan laporan keuangannya. Alat analisis yang paling umum adalah rasio laporan keuangan
utama yang berkaitan dengan likuiditas, manajemen aset, profitabilitas, manajemen / cakupan utang dan
penilaian risiko / pasar. Sehubungan dengan profitabilitas, ada dua pertanyaan besar yang harus
ditanyakan yakni seberapa menguntungkan operasi perusahaan relatif terhadap asetnya, terlepas dari
bagaimana perusahaan membiayai aset itu dan seberapa menguntungkan perusahaan dari perspektif
pemegang saham ekuitas. Penting juga untuk mempelajari cara memisahkan tindakan pengembalian
menjadi faktor dampak utama. Terakhir, penting untuk menganalisis rasio laporan keuangan apa pun
secara komparatif, dengan melihat rasio saat ini terkait dengan rasio periode sebelumnya atau relatif
terhadap rata-rata perusahaan atau industri lainnya.

• Mempersiapkan laporan keuangan yang diperkirakan.

Meskipun sering menantang, profesional keuangan harus membuat asumsi yang masuk akal tentang masa
depan perusahaan (dan industrinya) dan menentukan bagaimana asumsi-asumsi ini akan berdampak
pada arus kas dan pendanaan. Ini sering mengambil bentuk laporan keuangan pro-forma, berdasarkan
teknik seperti persentase pendekatan penjualan.

• Nilai perusahaan.

Meskipun ada banyak pendekatan penilaian, yang paling umum adalah jenis metodologi arus kas
diskonto. Arus kas ini bisa dalam bentuk dividen yang diproyeksikan, atau teknik yang lebih terperinci
seperti arus kas bebas ke pemegang saham atau atas dasar perusahaan. Pendekatan lain mungkin
termasuk menggunakan penilaian relatif atau tindakan berbasis akuntansi seperti nilai tambah ekonomi.
Nomor 2

• Analisis Laporan Keuangan Tahun 2014

Rasio Kecukupan Arus Kas = (EBIT – Bunga – Pajak – Pengeluaran Modal)


Rata-rata Hutang Lancar

= (3.196.202.428 - 158.587.894.350 - 425.309.750 - 114.090.425.850)


428.998.358.790

= -269.907.427.522
428.998.358.790

= - 0,6291572496530762

= - 0,6

Jadi rasio kecukupan arus kas pada tahun 2014 adalah – 0,6 % (minus)

• Analisis Laporan Keuangan Tahun 2015

Rasio Kecukupan Arus Kas = (EBIT – Bunga – Pajak – Pengeluaran Modal)


Rata-rata Hutang Lancar

= (3.585.467.396 - 164.104.866.500 - 451.511.500 - 19.381.144.700)


428.998.358.790

= -180.352.055.331
428.998.358.790

= - 0.4204026696971225

= - 0,4

Jadi rasio kecukupan arus kas pada tahun 2015 adalah – 0,4 %
• Analisis Laporan Keuangan Tahun 2016

Rasio Kecukupan Arus Kas = (EBIT – Bunga – Pajak – Pengeluaran Modal)


Rata-rata Hutang Lancar

= (4.642.626.353 - 154.833.865.100 - 491.453.000 - 20.378.476.700)


428.998.358.790

= - 171,061,168,447
428.998.358.790

= - 0.3987455078604078

= - 0,3

Jadi rasio kecukupan arus kas pada tahun 2016 adalah – 0,3 % (minus)

Nomor 3

• Current Ratio Tahun 2019

Current Ratio = Aktiva lancar (current assets) : hutang Lancar (current liabilities)
= 3.500 : 1.200
= 2,916666666666667
= 2,92

maka PT Sinar Jaya pada tahun 2019 punya kemampuan yang kurang baik dalam melunasi kewajibannya,
karena memiliki Current Ratio 2,92 kurang dari rata-rata industri pada tahun tersebut yaitu 3,00

• Current Ratio Tahun 2020

Current Ratio = Aktiva lancar (current assets) : hutang Lancar (current liabilities)
= 4.450: 1.750
= 2,542857142857143
= 2,54

maka PT Sinar Jaya pada tahun 2020 punya kemampuan yang kurang baik dalam melunasi kewajibannya,
karena memiliki Current Ratio 2,54 kurang dari rata-rata industri pada tahun tersebut yaitu 3,00
• Quick Ratio Tahun 2019

Quick Ratio = (aktiva lancar – persediaan) : utang lancar

= (3.500 – 450) : 1.200


= 2,541666666666667
= 2,54

maka PT Sinar Jaya pada tahun 2019 punya kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajibannya,
karena memiliki Quick Ratio 2,54 lebih dari rata-rata industri pada tahun tersebut yaitu 2,25

• Quick Ratio Tahun 2020

Quick Ratio = (aktiva lancar – persediaan) : utang lancar

= (4.450 – 560) : 1.750


= 2,222857142857143
= 2,23

maka PT Sinar Jaya pada tahun 2020 punya kemampuan yang kurang baik dalam memenuhi
kewajibannya, karena memiliki Quick Ratio 2,23 kurang dari rata-rata industri pada tahun tersebut yaitu
2,25

Nomor 4

• Alternatif 1
Adanya penambahan Modal serta pengurangan pada utang usaha mengakibatkan perubahan Current
Ratio pada PT Angga Jaya menjadi 2,12 kali lebih besar dari sebelumnya yaitu 1,23 kali. Maka PT Angga
Jaya punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya setelah adanya penambahan Modal dari
Investor. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki.
• Alternatif 2
Adanya penambahan Utang Jangka Pendek serta pengurangan pada utang usaha mengakibatkan
perubahan Current Ratio pada PT Angga Jaya menjadi 1,39 kali lebih besar dari sebelumnya yaitu 1,23 kali.
Maka PT Angga Jaya punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya setelah adanya
penambahan Utang Jangka Pendek dari Bank. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding
kewajiban yang dimiliki.

• Alternatif 3
Adanya penjualan beberapa aset tetap serta pengurangan pada utang usaha mengakibatkan perubahan
Current Ratio pada PT Angga Jaya menjadi 2,72 kali lebih besar dari sebelumnya yaitu 1,23 kali. Maka PT
Angga Jaya punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya setelah adanya penjualan
beberapa aset tetap. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki.

Kesimpulan :

Maka alternatif yang paling baik untuk meningkatkan likuiditas perusahaan adalah Alternatif 3, karena
memiliki Current Ratio lebih besar dari Alternatif lainnya. Sehingga PT Angga Jaya punya kemampuan yang
baik dalam melunasi kewajibannya setelah menjalankan Alternatif 3 tersebut.

Anda mungkin juga menyukai