RISIKO AUDIT
Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern
entitas.
Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
materialyang terdapat dalam suatu asersi.
1. Analisis vertikal
Pada analisis vertikal saya membandingkan saldo kas & setara kas dan Utang:
Saldo Kas & Setara Kas menurun sebesar 3,1% atau senilai Rp.50,8 milyar yaitu dari Rp.
1.649,7 milyar per 31 Desember 2020 menjadi Rp. 1.598,9 milyar per 31 Desember
2021. Menurunnya saldo Kas & Setara Kas ini terjadi sebagai akibat dari:
turunnya saldo Kas sebesar 43,4% yaitu dari Rp. 12,2 milyar per 31 Desember
2020 menjadi Rp. 6,9 milyar per 31 Desember 2021,
turunnya saldo Deposito dan Reksana Dana sebesar 73,0% yaitu dari Rp. 883,6
milyar per 31 Desember 2020 menjadi Rp.238,3 milyar per 31 Desember 2021.
Sedangkan
saldo Bank naik sebesar 31,9% yaitu dari Rp. 753,9 milyar per 31 Desember 2020
menjadi Rp. 1.353,8 milyar per 31 Desember 2021.
Saldo Kas terdiri dari saldo uang kas yang berada di kantor pusat dan kantor-kantor
cabang dan/atau kantor perwakilan, saldo Bank tersimpan di beberapa bank dalam
rekening rupiah dan US$, sedangkan saldo Deposito disimpan di beberapa bank dalam
bentuk simpanan rupiah. Lebih dari 14,9% saldo pos Kas & Setara Kas per 31 Desember
2021 ini, yaitu senilai Rp. 238,3 milyar, disimpan dalam bentuk Deposito. Perseroan
tidak menggunakan saldo Kas dan Setara Kas ini sebagai jaminan atas liabilitas dan
pinjaman lainnya.
Utang Usaha meningkat sebesar 6,2% senilai Rp. 22,9 milyar yaitu dari Rp. 370,3 milyar
per 31 Desember 2020 menjadi Rp.393,2 milyar per 31 Desember 2021.
Peningkatan Utang Usaha terjadi karena utang usaha kepada Pemasok Dalam Negeri
naik sebesar 0,7% senilai Rp. 2,4 milyar, yaitu dari Rp. 322,0 milyar per 31 Desember
2020 menjadi Rp.324,4 milyar per 31 Desember 2021, dan utang kepada Pemasok Luar
Negeri naik sebesar 42,4% senilai Rp. 20,5 milyar yaitu dari Rp. 48,3 milyar per 31
Desember 2020 menjadi Rp. 68,8 milyar per 31 Desember 2021.
Akun Utang Usaha terdiri dari Utang Usaha kepada Pemasok Dalam Negeri untuk
pembelian bahan baku susu murni, bahan kemasan, dan bahan-bahan pembantu, serta
Utang Usaha kepada Pemasok Luar Negeri untuk pembelian impor bahan kemasan,
bahan konsentrat minuman, dan bahan baku lainnya. Perseroan tidak memberikan
jaminan dalam bentuk apapun kepada para pemasok sehubungan dengan pasokan
barang tersebut.
2. Analisis horizontal
Membandingkan Laporan laba-rugi 5 tahun terakhir