BAB 1 Pendahuluan
BAB 1 Pendahuluan
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB I
PENDAHULUAN
Kenyataan sejarah pun kemudian membuktikan, bahwa manusia yang tidak bisa
bersahabat dan melestarikan keberadaan sumber daya air yang ada, akan surut dan
runtuh kejayaannya. Kehancuran tersebut tidak hanya semata-mata karena disebabkan
oleh bencana yang ditimbulkan oleh.perilaku sungai, namun kebanyakan merupakan
proses akibat menurunnya fungsi sumber daya air sungai sehingga mematikan
beberapa sarana dan prasarana yang penting bagi kehidupan manusia.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di tepi
sungai.
Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan pengaturan
air untuk menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan
mendistribusikan secara teknis dan sistematis.
Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :
a. Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah yang
curah hujannya kurang atau tidak menentu.
b. Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanain
dapat diairi sepanjang waktu, baik pada musim kemarau mupun pada musim
penghujan.
c. Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung
lumpur pada daerah pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur-unsur
penyubur.
d. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan
lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
e. Untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi,
kotoran/sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan
selanjutnya dibasmi secara alamiah.
f. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada
tanah, dimungkinkan untuk mengadakan pertanian juga pada musim tersebut.
mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat
pula dibuang kembali (Erman Mawardi et al.,2002). Untuk mengairi suatu
daerah irigasi, haruslah ditinjau adanya sumber airnya. Dalam hal ini, adalah
sungai yang memiliki debit dan elevasi yang cukup untuk disadapkan ke
saluran induk. Pengambilan air dari sungai dapat dilakukan secara bebas
apabila elevasi sawah lebih rendah dari elevasi sungai, karena air akan lebih
mudah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Permasalahan
yang timbul adalah apabila sungai tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah
daripada elevasi sawah yang akan diari. Permasalahan ini dapat diatasi dengan
membuat bendung. Dibangunnya suatu bendung adalah untuk menaikkan
elevasi muka air sungai sehingga dapat mengairi suatu daerah irigasi yang
memiliki elevasi yang lebih tinggi.Tujuan dibangunnya suatu bendung adalah:
Menaikan elevasi air sehingga daerah yang bisa dialiri menjadi lebih
luas.
Memasukkan air dari sungai ke saluran melalui Intake
Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran sungai.
Mengurangi fluktuasi sungai.
Menyimpan air dalam waktu singkat.
Keadaan Topografi
1. Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari
2. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka
elevasi mercu bendung dapat ditetapkan
3. Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi
4. Disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula
direncanakan
Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :
1. Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi
2. Trase saluran induk terletak di tempat yang baik
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
3. Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan
angkutan sedimen
1. Bendung
Bila seluruh atau sebagian besar dari pembendungannya dilakukan oleh
sebuah puncak pelimpah yang permanen. Meskipun bendung juga
dilengkapi dengan pintu, tetapi bagian dari pintu ini lebih kecil dalam
pelaksanaan pembendungan air .
2. Baragge
Jika seluruh pembendungan atau sebagian besar dari pembendungan
dilakukan oleh pintu. Pada Barrage yang pembendungannya dilakukan
seluruhnya oleh pintu, maka pada waktu banjir pintu tersebut dibuka
sehingga peluapannya akan menjadi minimum/berkurang.
Berdasarkan Fungsinya
1. Bendung Pengarah (Diversion Weir)
Diversion Weir adalah suatu bangunan pelimpah dengan atau tanpa
pintu penutup dan terletak melintang atau memotong kedalaman dasar
sungai. Fungsinya adalah untuk membelokkan air sungai ke saluran
primer.
2. Bendung Penahan
Fungsinya adalah untuk menyimpan air banjir atau manahan air banjir
pada saat banjir datang sebagai penahan atau pengontrol banjir.
membutuhkan jumlah batu yang sangat banyak, jadi bendung tipe ini
tidak banyak dipakai.
Bangunan Pembilas
Pada hulu bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas
guna mencegah masuknya bahan sidemen kasar ke dalam saluran irigasi.
Ada empat tipe, yaitu:
- Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan.
- Pembilas bawah
- Shunt undersluice
- Pengambilan bawah tipe boks
Untuk mengurangi aliran yang bergolak (Turbulent) yang terjadi didekat
intake maka perlu dibangun bangunan penguras (Under Sluice).
Bangunan Penguras
Fungsinya adalah untuk mengurangi aliran yang bergolak ( Turbulent ) yang
terjadi di dekat intake. Puncak ambang dari under sluice dijaga agar lebih
rendah dari puncak ambang bendung, sehingga akan membantu membawa
debit pada musim kering ke arah under sluice. Normalnya, permukaan puncak
ambang under sluice ini sama dengan permukaan dasar saluran terdalam pada
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Kantong Lumpur
Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus (0,06 s/d 0,07mm) dan biasanya ditempatkan persis disebelah
hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam
kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas
kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan-
endapan itu ke sungai sebelah hilir.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke
bangunan utama untuk keperluan :
- Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.
- Pengoperasian pintu
- Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
eksploitasi dan pemeliharaan.
- Jembatan diatas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah
dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
1.5.5. Keadaan Tubuh Bendung
Menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi
oleh:
- Kemiringan dasar sungai ( I ),
- Lebar dasar sungai (b),
- Debit maksimum (Qd).
Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik/ dasar
sungai di udik bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu
bendung maka harus dipertimbangkan terhadap :
- kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan
- kebutuhan tinggi energi untuk pembilasan
- tinggi muka air genangan yang akan terjadi
- kesempurnaan aliran pada bendung
- kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung.
- tinggi mercu bendung, dianjurkan tidak lebih dari 4,00 meter dan
minimum 0,5 H (H = tinggi energi di atas mercu).
h = Beda tinggi
q = Debit persatuan lebar
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menentukan panjang kolam olak
adalah Rumus Angerholzer yaitu:
LS Vi 2 g Hd
2p
2
H
Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi
yang diperlukan oleh air untuk mengalir kea rah vertical lebih besar
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Dimana: H = Tekanan
L = Panjang creep line
Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke
saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam
saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung tempat
pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya satu
tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada
material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk
mencegah masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini
ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pntu. Pada waktu banjir, pintu
pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda kasar ke saluran.
Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir di sungai biaanya
tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi mercu.
Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari
2 m, harus dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-pilar diantaranya.
Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B),
sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Dan bila banjir lewat di atas
pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi mercu bendung. Oleh karena
itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air banjir.
r
r
c. Tipe Vlughter
Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak
membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di Indonesia.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
d. Tipe Schoklitsch
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang
mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar.
Tinggi jagaaan minimum yang diberikan pada saluran primer dan sekunder dikaitkan
dengan debit rencana saluran, seperti yang diperlihatkan dalam tabel.
>15,0 1,00