Hukum Ohm
Guru : Ibu Suriani S.Pd M.Pd
B. Tujuan :
1. Membuktikan Hukum Ohm
2. Mengukur kuat arus dan tegangan
D. Landasan Teori :
Pengertian Hukum OHM
Hukum Ohm ialah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melewati
sebuah penghantar akan selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar bisa dikatakan mematuhi hukum Ohm jika nilai
resistansinya tak bergantung pada besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya. Walaupun hal ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun
istilah “hukum” tetap dipakai dengan alasan sejarah.
komponen parameter dalam hukum OHM
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :
V=IR
Keterangan :
I : ialah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar pada satuan Ampere.
V : ialah tegangan listrik yang ada pada kedua ujung penghantar pada satuan volt.
R : ialah nilai hambatan listrik (resistansi) yang ada pada suatu penghantar dalam satuan
ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari negara Jerman
pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically tahun 1827
Bunyi Hukum OHM
Besar arus listrik (I) yang mengalir melewati sebuah penghantar atau Konduktor akan
slalu berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya
dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)
Agar lebih jelas mengenai Hukum Ohm, Bisa melakukan Praktikum dengan sebuah
Rangkaian Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :
E. Prosedur Kerja :
a. Pembuatan rangkaian listrik
1. Siapkan bahan dan alat
2. Cat papan ukuran 40x40 dengan warna hitam
3. Satukan baterai dengan di jepit menggunakan pipa yang telah di potong bagian
badannya sebagian
4. Sisipkan kabel diantara baterai yang ujungnya telah di pasangkan filamen
kuningan
Seperti pada gambar barikut :
Penunjukan Skala
Nilai Pengukuran = x Batas Ukur
Skala Maksimal
F. Hasil pengamatan :
a. Hasil pengukuran Kuat Arus
11
1. 50 x 1 A= 0,22 A
15
2. 50
x1 A = 0,3 A
20
3. 50
x 1 A= 0,4 A
23
4. 50
x 1 A= 0,46 A
26
5. 50
x 1 A= 0,52 A
2. 2 0,3 A
3. 3 0,4 A
4. 4 0,46 A
5. 5 0,52 A
20
3. 50
x 10 V=4V
27
4. 50
x 10 V = 5,4 V
33
5. 50
x 10 V = 6,6 V
Di masukkan dalam tabel hasil pengukuran
2. 2 2,8 V
3. 3 4,0 V
4. 4 5,4 V
5. 5 6,6 V
G. Analisis Data :
a. Analisis data hasil pengukuran Kuat Arus (i)
2. 2 0,3 A
3. 3 0,4 A
4. 4 0,46 A
5. 5 0,52 A
Chart Title
0.6
0.5
0.4
Kuat Arus
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Jumlah Baterai
kuat arus
H. Kesimpulan :
Kesimpulannya, berdasarkan perbandingan dua tabel di atas adalah semakin besar tegangan
yang di berikan maka semakin besar pula kuat arus yang di hasilkan. Maka pembuktian
hukum ohm dengan persamaan :
V = I x R.
Artinya tegangan akan berbanding lurus dengan kuat arus yang di hasilkan