Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


NUTRISI

Tanggal 06 Desember – 12 Desember 2021

Oleh

Deta Indrayanti, S.Kep


NIM. 2130913320040

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


NUTRISI

Oleh

Deta Indrayanti, S.Kep


NIM. 2130913320040

Banjarbaru, 07 Desember 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Herry Setiawan, S.Kep., Ns., M.kep Maulida Rahmiati


NIP. 19900529201701109001 NRPB. 90.258.218
A. DEFINISI NUTRISI
Nutrisi merupakan zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
dengan kesehatan dan penyakit. Nutrisi dikatakan sebagai keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau zat-zat untuk aktivitas
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisa dari proses tersebut (Tarwoto &
Martonah, 2015 dalam Bren, 2020).
Nutrisi adalah bahan organik maupun anorganik dalam makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Nutrisi
diperlukan tubuh dalam membentuk energi yang digunakan untuk
beraktivitas, membentuk sel-sel serta jaringan tubuh, serta mengatur proses
kimia dalam tubuh (Haswita & Reni, 2017 dalam Bren, 2020).

B. JENIS-JENIS NUTRISI
Zat gizi dalam nutrisi terbagi menjadi 6 komponen, yaitu (Suryani & Ida,
2016):
1. Karbohidrat
2. Lemak
3. Protein
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air

C. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Malnutrisi
Malnutrisi berkembang ketika tubuh tidak mendapatkan vitamin,
mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk tetap sehat. Malnutrisi
atau kekurangan gizi banyak ditemukan pada orang yang hidup dibawah
garis kemiskinan , serta anak-anak, remaja, dan lansia. Kekurangan zat
besi merupakan kekurangan nutrisi yang paling umum dan memiliki efek
pada pertumbuhan dan perkembangan.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
a. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi.
b. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat: retardasi
mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh,
depigmentasi kulit, dermatitis.
c. Marasmus
Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat:
kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB kurang dari normal, diare.
2. Overnutrisi
Overnutrisi adalah konsumsi nutrisi berlebihan, hal ini menyebabkan
masalah kesehatan berupa berat badan berlebih (overweigt), obesitas dan
risiko penyakit lainnya. Kelebihan berat badan dikategorikan dengan
nilai BMI 25-29 dan obesitas dikategorikan dengan nilai BMI ≥ 30,
keduanya dapat disebabkan oleh interaksi faktor genetik, sosial, perilaku
(asupan kalori yang berlebihan dan aktivitas yang tidak memadai),
budaya, fisiologi dan metabolik. Diet yang tidak dikontrol dengan
asupan nutrisi (karbohidrat dan lemak) berlebihan dapat berkembang
menjadi obesitas. Obesitas menjadi masalah karena persentase lemak
tubuh jauh lebih besar daripada massa tubuh tanpa lemak, mikronutrien
sering dikonsumsi pada tingkat yang lebih rendah dari yang diinginkan,
sedangkan makronutrien dimakan jumlah besar.
3. Gangguan makan
Gangguan makan adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan
pikiran dan perilaku yang terganggu yang berkaitan dengan tubuh,
makanan dan kebiasaan makan seseorang yang menimbulkan masalah
fisik, psikologos dan sosial. Gangguan ini biasanya dimulai pada rema
dan cenderung memengaruhi sebagian besar wanita, gangguan ini
menjadi kronis dan seringkali sulit diobati jika tidak ditangani, gangguan
makan memnyebabkan masalah medis dan perilaku yang parah termasuk
kematian. Terdapat tiga jenis gangguan makan, yaitu:
a. Anoreksia nervosa
Seseorang dengan anoreksia memiliki citra tubuh yang terdistotsi,
takut bertambahnya berat badan, dan obsesi makan. Jika perempuan,
siklus mestruasinya terganggu bahkan mungkin berenti karena
penurunan berat badan yang ekstrim. Penderita anoreksia seringkali
memiliki tulang yang menipis, rambut dan kuku yang rapuh, serta
detak jantung yang tidak teratur. Mereka juga bisa mengalami
anemia, kelemahan otot, sembelit, dehidrasi dan rambut rontok.
b. Bulimia nervosa
Seseorang dengan bulimia memiliki berat badan normal tetapi
memiliki citra tubuh yang menyimpang. Orang-orang ini memiliki
ketakutan yang intens akan kenaikan berat badan dan akan makan
berlebihan. Pesta berarti makan makanan dalam jumlah besar dengan
cepat atau makan dalam jumlah besar saat tidak lapar. Gejala ini
dibarengi dengan perilaku yang mencegah penambahan berat badan,
termasuk ‘membersihkan’ diri sendiri menggunakan obat pencahar,
puasa atau olahraga berlebihan, gejala lainya seperti gigi membusuk,
sakit tenggorokan kronis, seta masalah ginjal dan perut.
c. Gangguan makan berlebihan
Seseorang dengan gangguan makan berlebihan ditandai dengan
episode makanan berlebian yang berulang setidaknya selama 2 hari
per minnggu selama 6 bulan. Orang dengan kelainan ini memiliki
kelebihan berat badan dan memiliki kecemasan terhadap bentuk dan
ukurannya. Gejala lain termasuk perasaan bersalah dan malu tentang
makan. Gejala ini menyebabkan makan lebih banyak, kecemasan,
dan depresi klinis, serta masalah kesehatan.
4. Sindrom malabsorbsi
Sindrom malabsorbsi terjadi ketika usus kecil mengalami kesulitan
menyerap vitamin dan nutrisi dari makanan karena disebabkan oleh
penyakit (termasuk HIV/AIDS), obat-obatan tertentu, operasi, dan
intoleransi laktosa. Seseorang dengan intoleransi laktosa tidak dapat
mencerna makanan yang mengandung laktosa, dan makanan yang
mengandung olahan susu. Gejala sindrom malabsorpsi termasuk
kelelahan, penurunan berat badan, kembung, diare, sakit perut, feses
tampak berlemak dan pucat serta berbau tidak sedap karena lemak tidak
terserap di usus. Diagnosis dan pengobatan tergantung pada penyebab
penyakit dari sindrom malabsorpsi. Tes diagnostik meliputi pemeriksaan
fisik serta tes darah, tinja dan urine. Pengobatan meliputi diet pasien
dikontrol, dan pemberian vitamin dan suplemen nutirisi, kemunngkinan
komplikasi dari malabsorpsi kronis adalah anemia, batu empedu, dan
malnutrisi.

D. PATOFISIOLOGI

KDM:Nutrisi

Gangguan KDM: nutrisi

Malnutrisi Overnutrisi Gangguan makan Sindrom malabsorbsi

Anoreksia
Tubuh tidak Konsumsi nutrisi nervosa kelelahan
mendapat vitamin, berlebihan
mineral, zat besi,
Bulimia Penurunan
dan nutrisi lainnya Overweight Obesitas nervosa BB
Gangguan
PEM Kwashiorkor Marasmus makan Diare
berlebih
Kembung
< kualitas & Protein tidak Defesiensi
kuantitas adekuat kalori Anemia Sakit perut
konsumsi
nutrisi Risiko
Depegmentasi Kelaparan Kelemahan otot
kulit nutrisi:
kurang dari
Hilangnya jaringan Dehidrasi kebutuhan
Edema tubuh tubuh
Kemunduran
pertumbuhan
dermatitis Nutrisi:
BB < normal Kekurangan
Retradarsi kurang dari volume
Apatis kebutuhan
mental E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diare cairan
tubuh
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Overweight
3. Obesitas
4. Kekurangan volume cairan
5. Risiko ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuuh

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosis NOC NIC
.
1. Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1009) Manajemen Nutrisi
nutrisi: kurang dari Aktivitas-aktivitas:
kebutuhan tubuh (00002) Setelah dilakukan tindakan 1. Memantau diet yang
keperawatan selama 2x24 jam diberikan ke pasien
2. Atur meja dan
diharapkan status nutrisi pasien nampan makanan
terpenuhi dengan kriteria hasil: agar menarik
3. Memfasilitasi
1. Asupan makanan (dari lingkungan yang
skala 2-3) menyenangkan
2. Hidrasi (dari skala 2-3) selama makan
4. Tanyakan pasien apa
Setelah dilakukan tindakan makanan yang
disukai pasien
keperawatan selama 4x24 jam
5. Kolaborasi dengan
diharapkan status nutrisi pasien nutrisionist untuk
terpenuhi dengan kriteria hasil: memberikan
makanan sesuai
1. Energi (dari skala 2-4) kesenangan pasien
2. Asupan gizi (dari skala 2-
3)
3. Rasio berat badan/tinggi
badan (dari skala 2-3)
2. Risiko ketidakseimbangan Kontrol Risiko (1902) Identifikasi Risiko
nutrisi: lebih dari Aktivitas-aktivitas:
kebutuhan tubuh (000001) Setelah dilakuakn tindakan 1. Kaji ulang data yang
keperawatan selama 2x24 jam didapatkan dari
diharapkan pasien dapat pengkajian risiko
mengontrol risiko dengan secara rutin
kriteria hasil: 2. Identifikasi adanya
1. Mengidentifikasi faktor sumber-sumber agensi
risiko (dari skala 2-4) untuk membantu
2. Memonitor faktor risiko menurunkan faktor
individu (dari skala 2-4) risiko
3. Memodifikasi gaya hidup 3. Diskusikan dan
untuk mengurangi risiko rencanakan aktivitas-
(dari skala 2-4) aktivitas pengurangan
4. Memonitor perubahan risiko berkolaborasi
status kesehatan (dari skala dengan individu atau
2-4) kelompok
4. Rencanakan tindak
lanjut startegi dan
aktivitas pengurangan
risiko jangka panjang
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Pengetahuan: Manajemen Konseling Nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh Berat Badan (1841) Aktivitas-aktivitas:
(000003) 5. Bina hubungan
Setelah dilakukan tindakan terapeutik berdasarkan
keperawatan selama 2x rasa percaya dan saling
pertemuan diharapkan menghormati
pengetahuan pasien meningkat 6. Tentukan lama
dengan kriteria hasil: konseling
1. Kisaran berat badan 7. Kaji asupan makanan
personal yang optimal (dari dan kebiasan pasien
skala 2-4) 8. Mengedukasi pasienn
2. Massa indeks tubuh yang terkait mengenai
optimal (dari skala 2-4) perlunya modifikasi
3. Strategi untuk mencapai diet bagi kesehatan,
berat badan normal (dari penurunan kolesterol,
skala 2-4) pembatasan cairan dan
4. Hubungan antara diet, seterusnya
olahraga dan berat badan 9. Diskusikan
(dari skala 2-4) pengetahuan pasien
5. Risiko kesehatan mengenai empat
berhubungan dengan berat makanan dasar,
badan (dari skala 2-4) termasuk juga persepsi
6. Praktik gizi yang sehat (dari tentang perlunya
skala 2-4) modifikasi diet
DAFTAR PUSTAKA

Bren, SS. 2020. Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi pada


Keluarga Khususnya pada Anak dengan Malnutrisi di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Tahun 2020
(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Hidayat, Alimul Aziz. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep & Proses Keperawatan Cetakan 5. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes. Poster Promkes Diet Seimbang. Diakses tanggal 05 September
2021. Available in https://promkes.kemkes.go.id/wp-
content/uploads/pdf/publikasi_materi_promosi/Informasi
%20CERDIK/5.%20Diet%20Seimbang_425x28.5mm.pdf
Rahayu & Harnanto. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:
Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Suryani, E & Ida M. 2016. Buku Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Ilmu Gizi.
Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai