Anda di halaman 1dari 18

“PEM”

Kelompok 4
Abdika Gammara Azyzy Muhtar
Karim Saman Sibali
Muhammad Rizki Karim
Rafli Ardiansyah
Azril
Muhamad Saleh
Gustia Nutiar
Nindya Febrina M.
Nur’ana Vina Dhita Bahanan
Indah Kurniawati Kamal
SKENARIO

Seorang anak laki-laki, umur 5 tahun 3 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan keluar
cacing dari mulut sebanyak 2 ekor. Riwayat pemberian makan, anak makan makanan keluarga, 3x
sehari hanya 3 sendok makan, selera makan anak berkurang sejak 3 sebulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan : BB 10,5 kg, TB 110 cm. konjungtiva tampak pucat dan tampak
gambaran seperti busa pada mata kanan. Tampak iga gambang dan wasting hebat. Pada
pemeriksaan laboratorim ditemukan Hb 6 mg/dl.
KALIMAT KUNCI

KATA KUNCI • Laki-laki, umr 5 tahun 3 bulan


• Keluhan utama keluar cacing dari mulut
sebanyak 2 ekor
• Riwayat makan : anak makan makanan
• Iga gambang = Tampak gambaran iga yang keluarga, 3x sehari, hanya 3 sendok makan,
menonjol selera makan berkurang sejak sebulan terakhir
• Wasting hebat = Hilangnya jaringan lemak • Pemeriksaan fisik , berat badan : 10,5 kg,
subkutan, contohnya pada gizi buruk Tinggi badan : 110 cm,
• Inspeksi tampak pucat dan tampak gambaran
seperti busa pada mata kanan. Iga gambang
dan wasting hebat
• Pemeriksaan lab : Hb 6 mg/dl
Analisis Kasus

Kasus Interpretasi
• Keluar cacing dari mulut • Kecacingan (+)
• Makan 3x sehari hanya 3 sdm • Intake inadekuat
• Konjungtiva pucat • Anemia
• Busa pada mata kanan • Defisiensi vitamin A
• Iga gambang & wasting hebat • Tanda penyakit malnutrisi
• Hb 6 g/dl • Anemia
Analisis Kasus

Menentukan Status Gizi menurut IMT/U

IMT = BB / (TB)2 = 10,5 / (1,1)2 = 8,7

IMT/U = (8,7 - 15, 3) / (15, 3 - 14, 1) = - 5,5 SD

Interpretasi : Gizi Buruk


PERTANYAAN PENTING

1. Definisi Malnutrisi Energi protein (MEP) dan klasifikasi ?


2. Apakah faktor-faktor penyebab dari Malnutrisi Energi protein (MEP)?
3. Bagaimana patomekanisme dari gejala pada skenario?
4. Bagaimanakah langkah-langkah diagnosis yang dapat dilakukan menurut
skenario?
5. Diferential diagnosis pada skenario?
 Defenisi
 Etiologi
 Patomekanisme
 Gejala
 Komplikasi
6. Bagaimanakah penatalaksaan pada MEP?
7. Bagaimana program pencegahan pada Malnutrisi Energi protein (MEP)?
Definisi dan Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein (MEP)

Definisi KEP merupakan keadaan kurang KLASIFIKASI:


gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi • Malnutrisi Primer
energi dan protein dalam makanan sehari-hari Gejala klinis malnutrisi primer bervariasi tergantung
atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein,
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. umur penderita dan gejala kekurangan vitamin dan
berdasarkan gejala klinis ada 3 tipe yaitu KEP: mineral lainnya.
ringan, sedang dan berat (gizi buruk). • Malnutrisi Sekunder
Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian
besar dapat dibedakan sebagai : kenaikan berat badan yang bukan disebabkan
marasmus, kwashiorkor dan marasmus- penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak.
kwashiorkor. Tetapi karena gangguan fungsi dan sistem tubuh
yang mengakibatkan gagal tumbuh.

Sumber : Nelson Ilmu Kesehatan Anak hal. 211-213


Faktor-Faktor penyebab Malnutrisi Energi protein
(MEP)

Tak langsung Langsung Faktor lain


• Jumlah dan kualitas makanan • Ketersediaan pangan • Kemiskinan
yang di konsumsi rumah tangga • Pendidikan rendah
• Penyakit infeksi • Perilaku • Ketersediaan
• Cacat bawaan • Pelayanan kesehatan pangan
• Penyakit kanker

Sumber : Nelson Ilmu Kesehatan Anak hal. 211-213


Patomekanisme dari Gejala pada skenario
Masuk ke tubuh Menetas menjadi larva di Berkembang menjadi
Telur infektif cacing
manusia usus halus cacing dewasa

Defisiensi Vit. A Kehilangan nutrisi Terjadi proses Infeksi Penumpukan cacing

Hilangnya nafsu Merangsang refleks


Perubahan jaringan Defisiensi Zat Besi muntah
epitel di sklera makan

Intake makanan Cacing keluar dari


Anemia inadekuat mulut
Tampak gambaran
seperti busa pada
mata
Konjungtiva menjadi Cadangan karbohidrat,
pucat Tampak iga gambang
lemak, & protein
& wasting hebat
dipecah
Langkah-langkah Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
• Apa Makanan sehari-hari sebelum sakit? • BB, TB atau PB • Gula darah
• Apa Makanan/minuman beberapa hari terakhir? • Tanda vital • Hb atau Ht
• Lama & frekuensi muntah-diare, penampilan • Rambut • Urin rutin/kultur
muntahan / feses • Mata
• Kapan kencing terakhir? • Mulut
• Pemberian ASI ekslusif atau tidak? • THT
• BBLR? • Abdomen
• Ada Kontak dgn. penderita TB atau Campak? • Kulit
• Imunisasi apa saja yang telah diberikan? • Edema, atrofi otot
• Penampilan feses
Differensial Diagnosis

DD

Marasmus Kwashiorkor Ascariasis


Marasmus

Definisi
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.

Etiologi • Zat gizi yang tidak adekuat


• Kebiasaan makan yang tidak tepat
• Keadaan ekonomi rendah
• Kelainan metabolik dan malabsorbsi
Manifestasi • Tampak sangat kurus
klinis • Wajah seperti orang tua
• Perut cekung
• Iga gambang

komplikasi Pada penyakit infeksi dapat terjadi


• Tuberculosis
• Infeksi saluran cerna

Sumber : Nelson Ilmu Kesehatan Anak hal. 211-213


Kwashiorkor
Definisi Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang
dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa
edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.

Etiologi Masukan protein tidak cukup bernilai biologis yang baik :


• Tidak tersediannya makanan secara adekuat
• Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
• Pola makan yang salah
Penyerapan protein terganggu :
• Diare kronik
• Kehilangan protein abnormal : proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan dan luka bakar
• Kegagalan mensintesis protein seperti pada penyakit hati yang kronik

Manifestasi klinis • Wujud umum • Kelainan Gigi dan Tulang


• Retardasi Pertumbuhan • Kelainan Hati
• Perubahan Mental • Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
• Edema • Kelainan Pankreas & kelenjar lain
• Kelainan Rambut • Kelainan Jantung
• Kelainan Kulit • Kelainan Gastrointestinal

Komplikasi • Shock
• Koma
• Cacat permanen
Sumber : Nelson Ilmu Kesehatan Anak hal. 211-213
Ascariasis

Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing
Ascaris lumbricoides atau cacing gelang
Gejala klinik
• Demam, batuk darah, sesak nafas
• Kadang-kadang gangguan usus ringan seperti
mual, nafsu makan berkurang, diare atau
konstipasi
• Gangguan nutris terutama pada anak-anak
• Gejala alergik seperti urtikaria, gatal-gatal dan
eosinofilia
• Cacing dapat keluar melalui mulut dengan
perantaraan batuk, muntah, atau langsung keluar
melalui hidung

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Ascariasis
Pengobatan :
1. Piperazin
• BB 0-15 kg: 1g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut
• BB 15-25 kg: 2g sekali sehari selam 2 hari berturut-turut
• BB 25-50 kg: 3g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut
• BB lebih dari 50 kg: 3½ g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut
2. Pirantel pamoat : 10 mg/kg BB, maksimum 1g
3. Levamisol : dosis tunggal 150 mg
4. Albendazol : dosis tunggal 400 mg
5. Mebendazol : dosis 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari.
6. Heksilresorsinol

Komplikasi
• Reaksi alergik yang berat dan pneumonitis bahkan pneumonia
Prognosis
• Selama tidak terjadi obstruksi oleh cacing dewasa yang bermigrasi, prognosis
baik.
• Tanpa pengobatan infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Penatalaksanaan MEP

Sumber : Buku_pedoman_tatalaksana_gizi_buruk_jilid 1 dan 2


Program Pencegahan Malnutrisi Energi protein (MEP)

Revitalisasi Posyandu
Revitalisasi Puskesmas

1
Intervensi Gizi dan 2
Kesehatan Promosi keluarga
3 sadar gizi

Pemberdayaan 4
Advokasi dan
keluarga pendampingan
5
6

Revitalisasi Sistem
Kewaspadaan Pangan 7
dan Gizi (SKPG)

Departemen kesehatan republic Indonesia. Rencana aksi sosial pencegahan dan penanggulanan gizi buruk. 2005-2009.
THANK’S FOR
YOUR
ATTENTION!

Anda mungkin juga menyukai