Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

TRAFO TANPA BEBAN

Kelompok 3 LT 2C

Danang Hutama (3.31.13.2.08)

Dimas Anas Aditya (3.31.13.2.09)

Faela Ma’ana Shufa (3.31.13.2.10)

Friza Wildanul (3.31.13.2.11)

Program Studi Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
2014/2015
I. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

 Menentukan besarnya rugi inti/rugi besi.

 Menjelaskan rugi besi, rugi histerisis, dan rugi arus pusar (eddy current).

 Menentukan konstanta Ro dan Xo.

II. Pendahuluan
Transformator dalam keadaan tanpa beban mengambil arus dari jala-jala yang terdiri
atas arus yang bersifat resistif berupa rugi inti dan arus yang bersifat induktif untuk
membangkitkan fluksi. Rugi inti trafo dapat dibedakan atas rugi histerisis dan rugi arus
pusar. Rugi histerisis disebabkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam
inti dalam usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet.

Ph = Kh . f . Bm . X

Keterangan : Ph = rugi histerisis (watt)

Kh = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti

Bm = kerapatan fluksi maksimum

f = frekuensi (hertz)

X = faktor steinmetz tergantung macam bahan (1,6 s/d 2,0)

Rugi arus pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.

Pe = Ke .f 2. Bm2

Keterangan : Pe = rugi arus pusar (watt)

Ke = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti

Bm = kerapatan fluksi maksimum

f = frekuensi (hertz)
Dengan melaksanakan percobaan 2 frekuensi yang berlainan , dapat diperoleh pemisahan
rugi inti menjadi rugi histeresis dan rugi arus pusar.

P/f

[W/HZ]
Ke.f.Bm2 = rugi arus pusar
f

Xh.Bmx = rugi histerisis


f

F (Hz)
t1 t2

Gambar 2.1. Konstanta Transformator Ro dan Xo

Rangkaian pengganti transformator tanpa beban adalah sebagai berikut :

R1 x1 R1 X2

Io

I he Ix

V1 R0 X2

Gambar 2.2. Rangkaian Percobaan Trafo Tanpa Beban

Daya masuk : P = V1 . Io . cos 

Arus resistif berupa rugi inti : Ihe = Io cos 

Arus induktif pembangkit fluksi : Ix = Io sin 

Ro = V1 / Ihe
Xo = V1/ Ix

III. Alat dan Bahan


 ACPS Variabel 0-220 V ; 6 A 1 buah

 Transformator 220 V/48 V 50 VA 1 buah

 Multimeter Analog 1 buah

 Multimeter Digital 1 buah

 Wattmeter 1 buah

 Kabel Jumper 20 buah

IV. Gambar Rangkaian


a. Percobaan Trafo 2 Belitan Tanpa Beban
Power supply AC

W A

Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Trafo 2 Belitan Tanpa Beban


b. Percobaan Trafo Auto Tanpa Beban

W A
I
220 V V

VACPS

Gambar 4.2. Rangkaian Percobaan Trafo Auto Tanpa Beban

c. Tes Polaritas 1
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 4. 3. Rangkaian Percobaan Tes Polaritas 1

d. Tes Polaritas 2
V3

V1 V2
220 V
0 – 220V

Gambar 4. 4. Rangkaian Percobaan Tes Polaritas 2

V. Langkah Kerja
 Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan, antara lain, regulator tegangan,
Wattmeter, Amperemeter, Voltmeter, dan Transformator.
2. Rangkai alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan rangkaian
percobaan. Amperemeter dipasang seri dengan trafo, Voltmeter dipasang paralel
dengan trafo, sedangkan Wattmeter dipasang untuk dapat membaca tegangan, arus
pada trafo. Sisi trafo sekunder dibuat terbuka/open circuit.
3. Pemasukan tegangan pada sisi primer diatur oleh regulator tegangan.
Penentuan besar tegangannya tergantung pada name plate trafo.
4. Baca besaran arus pada Amperemeter, bila terlalu kecil dan tidak bias dibaca
dengan alat ukur, gulung kabel sebanyak n lalu masukkan kembali ke Tang
Ampere. Maka arus yang sebenarnya adalah arus yang terbaca dibagi n.

 Langkah Uji Polaritas


1. Hubungkan Voltmeter (V3) pada polaritas ‘+’ sisi primer dan pada polaritas sisi
sekunder.

2. Hubung singkatkan polaritas ‘-‘ sisi primer dengan polaritas ‘-‘ sisi sekunder.

3. Hubungkan Voltmeter (V1) pada sisi primer.

4. Hubungkan Voltmeter (V2) pada sisi sekunder.

5. Beri tegangan masuk pada sisi primer, jika V3 = V1 + V2 maka A1 = (+) ; a1 = (-).
Jika V3 = V1 – V2 maka A1 = (+) ; a1 = (+).

VI. Hasil Pekerjaan


 Tabel 6.1. Praktikum Trafo 2 Belitan dan Autotrafo Tanpa Beban

Trafo Frekuensi (Hz) V (V) P (W) I (A)


2000 VA
200 V/10 V 50 220 6 0,45
10 A/200 A

50 VA
220 V/48 V 50 220 Mendekati 0 16,4 mA
0,25 A/1 A
 Tabel 6. 2. Tes Polaritas 1

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

 Tabel 6. 3. Tes Polaritas 2

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 - V2

VII. Analisa Data


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada suatu
transformator terdapat rugi-rugi pada saat trafo diberi tegangan. Rugi-rugi tersebuat adalah
rugi histerisis dan rugi arus pusar.

Rugi histerisis diakibatkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam inti
dalam usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet sedangkan rugi arus
pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.

Dan dari hasil tabel, arus trafo dengan spesifikasi 2000 VA 200 V/10 V lebih besar
daripada trafo dengan spesifikasi 50 VA 220 V/48 V. Dikarenakan pada gambar rangkaian
autotrafo tanpa beban dan trafo 2 belitan tanpa beban konfigurasinya masing masing
berbeda yang mengakibatkan nilai dari daya dan arus kedua rangkaian tersebut berbeda.
Pada percobaan trafo 2 belitan 50 VA 220 V/48 V rugi daya mendekati nol dikarenakan
rugi yang terdapat pada trafo tersebut lebih kecil dibandingkan trafo 2000 VA 220 V/10 V.

Pengukuran menggunakan wattmeter pembacaanya juga kurang presisi, hal tersebut


dikarenakan faktor human error yang disebabkan peralatan yang digunakan masih berupa
analog. Sebelum melakukan percobaan auto trafo, polaritas trafo harus dicari terlebih
dahulu.

VIII. Pertanyaan dan Tugas


1. Apakah rugi inti trafo itu?
2. Sebutkan 4 langkah urutan percobaan.
Jawab:
1. Rugi inti trafo adalah rugi-rugi yang ada pada inti besi trafo. Pada rugi inti trafo ada
dua jenis yaitu rugi histerisis dan rugi Eddy Current. Rugi histerisis adalah rugi yang
disebabkan fluks bolak-balik pada inti trafo/inti besi. Sedangkan rugi Eddy Current
adalah rugi yang disebabkan oleh arus pusar pada inti besi/inti trafo.
2.
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan, antara lain, regulator tegangan,
Wattmeter, Amperemeter, Voltmeter, dan Transformator.
b. Rangkai alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan rangkaian percobaan.
Amperemeter dipasang seri dengan trafo, Voltmeter dipasang paralel dengan trafo,
sedangkan Wattmeter dipasang untuk dapat membaca tegangan, arus pada trafo.
Sisi trafo sekunder dibuat terbuka/open circuit.
c. Pemasukan tegangan pada sisi primer diatur oleh regulator tegangan. Penentuan
besar tegangannya tergantung pada name plate trafo.
d. Baca besaran arus pada Amperemeter, bila terlalu kecil dan tidak bias dibaca
dengan alat ukur, gulung kabel sebanyak n lalu masukkan kembali ke Tang
Ampere. Maka arus yang sebenarnya adalah arus yang terbaca dibagi n.

IX. Kesimpulan
1. Daya yang terukur pada tes trafo tanpa beban merupakan
besarnya rugi inti besi pada trafo tersebut.
2. Semakin kecil arus yang terukur maka semakin kecil pula daya
yang terukur.

Anda mungkin juga menyukai