Laporan Praktikum Transformator Tanpa Beban
Laporan Praktikum Transformator Tanpa Beban
Kelompok 3 LT 2C
Menjelaskan rugi besi, rugi histerisis, dan rugi arus pusar (eddy current).
II. Pendahuluan
Transformator dalam keadaan tanpa beban mengambil arus dari jala-jala yang terdiri
atas arus yang bersifat resistif berupa rugi inti dan arus yang bersifat induktif untuk
membangkitkan fluksi. Rugi inti trafo dapat dibedakan atas rugi histerisis dan rugi arus
pusar. Rugi histerisis disebabkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam
inti dalam usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet.
Ph = Kh . f . Bm . X
f = frekuensi (hertz)
Rugi arus pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.
Pe = Ke .f 2. Bm2
f = frekuensi (hertz)
Dengan melaksanakan percobaan 2 frekuensi yang berlainan , dapat diperoleh pemisahan
rugi inti menjadi rugi histeresis dan rugi arus pusar.
P/f
[W/HZ]
Ke.f.Bm2 = rugi arus pusar
f
F (Hz)
t1 t2
R1 x1 R1 X2
Io
I he Ix
V1 R0 X2
Ro = V1 / Ihe
Xo = V1/ Ix
Wattmeter 1 buah
W A
W A
I
220 V V
VACPS
c. Tes Polaritas 1
V3
220 V V1 V2
0 – 220V
d. Tes Polaritas 2
V3
V1 V2
220 V
0 – 220V
V. Langkah Kerja
Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan, antara lain, regulator tegangan,
Wattmeter, Amperemeter, Voltmeter, dan Transformator.
2. Rangkai alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan rangkaian
percobaan. Amperemeter dipasang seri dengan trafo, Voltmeter dipasang paralel
dengan trafo, sedangkan Wattmeter dipasang untuk dapat membaca tegangan, arus
pada trafo. Sisi trafo sekunder dibuat terbuka/open circuit.
3. Pemasukan tegangan pada sisi primer diatur oleh regulator tegangan.
Penentuan besar tegangannya tergantung pada name plate trafo.
4. Baca besaran arus pada Amperemeter, bila terlalu kecil dan tidak bias dibaca
dengan alat ukur, gulung kabel sebanyak n lalu masukkan kembali ke Tang
Ampere. Maka arus yang sebenarnya adalah arus yang terbaca dibagi n.
2. Hubung singkatkan polaritas ‘-‘ sisi primer dengan polaritas ‘-‘ sisi sekunder.
5. Beri tegangan masuk pada sisi primer, jika V3 = V1 + V2 maka A1 = (+) ; a1 = (-).
Jika V3 = V1 – V2 maka A1 = (+) ; a1 = (+).
50 VA
220 V/48 V 50 220 Mendekati 0 16,4 mA
0,25 A/1 A
Tabel 6. 2. Tes Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 - V2
Rugi histerisis diakibatkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam inti
dalam usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet sedangkan rugi arus
pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.
Dan dari hasil tabel, arus trafo dengan spesifikasi 2000 VA 200 V/10 V lebih besar
daripada trafo dengan spesifikasi 50 VA 220 V/48 V. Dikarenakan pada gambar rangkaian
autotrafo tanpa beban dan trafo 2 belitan tanpa beban konfigurasinya masing masing
berbeda yang mengakibatkan nilai dari daya dan arus kedua rangkaian tersebut berbeda.
Pada percobaan trafo 2 belitan 50 VA 220 V/48 V rugi daya mendekati nol dikarenakan
rugi yang terdapat pada trafo tersebut lebih kecil dibandingkan trafo 2000 VA 220 V/10 V.
IX. Kesimpulan
1. Daya yang terukur pada tes trafo tanpa beban merupakan
besarnya rugi inti besi pada trafo tersebut.
2. Semakin kecil arus yang terukur maka semakin kecil pula daya
yang terukur.