Laporan Kasus OE Sirkumskripta
Laporan Kasus OE Sirkumskripta
Disusun Oleh:
Yogie Rinaldi
11-2016-031
Dokter Pembimbing:
Dr Irma Suryati, Sp THT-KL
1
STATUS PASIEN
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT THT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA, JAKARTA
Nim : 11-2016-031
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Keluhan utama :
2
Riwayat perjalanan penyakit (RPS):
Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD Koja dengan keluhan nyeri pada telinga kirinya sejak
1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasa gatal dan mengkorek telinga kanan
menggunakan tangan dan tusuk gigi. Sekitar dua minggu sebelum keluhan ini muncul, pasien
mengatakan bahwa dia tertimpa tong sampah dan kotoran sampah sebagian masuk ke dalam
telinga. Pasien tidak langsung membersihkan telinga tersebut. 3 hari setelah di korek pasien
merasa liang telinganya bengkak dan terasa sakit. Sakit dirasakan sepanjang hari hingga
mengganggu konsentrasi. Sakit makin terasa saat telinganya dipegang dan saat mengunyah
Pasien juga mengatakan sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan
namun tidak terlalu mengganggu. Tidak ada keluhan batuk, pilek, panas badan maupun nyeri
menelan pada pasien. Riwayat atopi disangkal, riwayat alergi pada obat tertentu disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Telinga
KANAN KIRI
Bentuk daun telinga Normotia Normotia
Kelainan kongenital Bat ear (-), fistula (-), mikrotia Bat ear (-), fistula (-), mikrotia
(-), atresia (-) (-), atresia (-)
Radang, tumor Hiperemis (-), nyeri (-), Hiperemis (-), nyeri (-),
hipertermi (-), oedema (-), hipertermi (-), oedema (-),
3
massa (-) massa (-)
Nyeri tekan tragus Tidak Ada Ada
Penarikan daun telinga Nyeri tarik daun telinga (-) Nyeri tarik daun telinga (-)
Kelainan pre, infra, Fistula (-), Abses (-) Fistula (-), Abses (-)
retroaurikuler Hiperemis (-), Massa (-) Hiperemis (-), Massa (-)
Nyeri tekan (-), Oedema (-) Nyeri tekan (-), Oedema (-)
Region Mastoid Abses (-), Hiperemis (-), Abses (-), Hiperemis (-),
Massa (-), Nyeri tekan (-), Massa (-), Nyeri tekan (-),
Nyeri Ketuk (-), Oedema (-) Nyeri Ketuk (-), Oedema (-)
Liang telinga Lapang, furunkel (-), jaringan Sempit, furunkel (+), jaringan
granulasi (-), serumen (+), granulasi (-), serumen (-),
sekret (-), darah (-), hiperemis sekret (-), darah (-), hiperemis
(-), edema (-) (+), edema (+)
Membran timpani Utuh, Intak warna abu Sulit dinilai
mengkilap, refleks cahaya (+)
arah jam 5, hiperemis (-),
bulging (-) perforasi (-)
Tes Penala
KANAN KIRI
Rinne Tidak dilakukan Tidak Dilakukan
Weber Tidak Dilakukan
Schwabach Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Hidung
KANAN KIRI
Bentuk Normal, deformitas (-)
Tanda peradangan Hiperemis (-), oedema (-), Nyeri tekan (-), massa (-)
Sinus frontalis Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
(Nyeri tekan dan ketuk)
Sinus maksilaris Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
(Nyeri tekan dan ketuk)
Vestibulum Tampak bulu hidung Tampak bulu hidung
4
Sekret(-) Sekret (-)
Furunkel (-) Furunkel (-)
Krusta (-) Krusta (-)
Cavum nasi Lapang Lapang
Sekret (-) Sekret (-)
Konka inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Konka medius Tidak tampak Tidak tampak
Sulit dinilai Sulit dinilai
Meatus nasi medius Tidak tampak Tidak tampak
Sulit dinilai Sulit dinilai
Sinus frontalis Tidak ada Tidak ada
(nyeri tekan + nyeri ketuk)
Sinus maksilaris Tidak ada Tidak ada
( nyeri tekan + nyeri ketuk)
Septum nasi Simetris , tidak ada deviasi Simetris, tidak ada deviasi
Rhinopharynx
Tenggorok
Faring
Dinding faring : Hiperemis (-), mukosa rata, granul (-), post nasal drip (-), lendir
mukoid (-)
5
Arcus : Hiperemis (-), simetris
Tonsil : T1-T1 , tenang, hiperemis (-), kripta (-), detritus (-)
Uvula : Bentuk normal, di garis median, hiperemis (-)
Gigi : gigi berlubang (-), karies (-)
Laring
Epiglotis : tidak dilakukan
Plica aryepiglotis : tidak dilakukan
Arytenoids : tidak dilakukan
Ventricular band : tidak dilakukan
Pita suara : tidak dilakukan
Rima glotis : tidak dilakukan
Sinus piriformis : tidak dilakukan
Kelenjar limfe submandibula dan cervical : tidak dilakukan
RESUME
Anamnesis
Seorang wanita usia 51 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kirinya sejak 1
minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasa gatal dan mengkorek telinga kanan
menggunakan tangan dan tusuk gigi. Sekitar dua minggu sebelum keluhan ini muncul, pasien
mengatakan bahwa dia tertimpa tong sampah dan kotoran sampah sebagian masuk ke dalam
telinga. Pasien tidak langsung membersihkan telinga tersebut. 3 hari setelah di korek pasien
merasa liang telinganya bengkak dan terasa sakit. Sakit dirasakan sepanjang hari hingga
mengganggu konsentrasi. Sakit makin terasa saat telinganya dipegang dan saat mengunyah
Pasien juga mengatakan sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan
namun tidak terlalu mengganggu. Tidak ada keluhan batuk, pilek, panas badan maupun nyeri
menelan pada pasien. Riwayat atopi disangkal, riwayat alergi pada obat tertentu disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan dan kesadaran kompos mentis.
Pada membran timpani sulit dinilai. Pemeriksaan pada liang telinga didapatkan liang telinga
sempit, dan terdapat furunkel di 1/3 luar liang telinga dan didapatkan nyeri tekan tragus.
6
WORKING DIAGNOSIS
Dasar diagnosis:
Anamnesis :
Rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besarnya bisul
Nyeri timbul saat tragus ditekan
Pemeriksaan Fisik :
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
PROGNOSIS
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
NON – MEDIKAMENTOSA
7
Antibiotik harus diminum sampai habis selama 7 hari.
Tinjauan pustaka
ANATOMI
Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
struktur-struktur telinga tengah. Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan
liang telinga sampai membrane timpani. Di dalam telinga tengah terdapat tiga tulang
pendengaran yaitu maleus, inkus, stapes. Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua
setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis.1,2
Daun telinga merupakan struktur tulang rawan yang berleku-lekuk dan dibungkus
oleh kulit tipis. Lekukan-lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks, tragus, antitragus, fossa
skafoidea, fossa triangularis, konkha dan lobulus. Permukaan lateral daun telinga mempunyai
tonjolan dan daerah yang datar. Tapi daun telinga yang melengkung disebut tuberkulum
telinga (darwn tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat lengkungan yang disebut
antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks dan bagian
dikedua krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di
8
depan antiheliks terdpat konka, yang terdiri atas dua bagian yaitu samba konka, yang
merupakan bagian anterior superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka
yang terletak dibawahnya bersebrangan dengan konka, yang merupakan bagian antero
superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya
bersebrangan dengan konka dan terletak di bawah krus heliks terdapat tonjolan kecil yang
berbentuk segitiga kecil yang disebut tragus dan terletak pada batas bawah anteheliks disebut
antitragus.2,3
Auricula terdiri dari potongan kartilago yang ditutupi kulit dan dihubungkan ke
tengkorank oleh oto dan ligamentum vestigial. Meatus acusticus externus membentuk pipa
melengkung seperti “S” yang terbentang dari auricular ke membran tympani (gendang
telinga). Meatus acusticus externa mempunyai kerangka tulang rawan pada sisi paling
Saluran ini dilapisi kulit yang melekat erat ke kerangka tulang rawan dan tulang liang
telinga. Kulit ini mengandung banyak glandula ceraminosa dan vibrissae pada bagian
terluarnya. Rangka luar dan bagian medial dibentuk oleh pars tympanica, petrosa dan
squamosa ossis temporalis. Os temporal membentuk bagian dasra dan dinding lateral
9
tengkorak. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke
Jaringan subkutan daun telinga bagian superior sangat tipis, terutama di permukaan
anterior, sehingga kulit langsung menempel pada tulang rawan. Makin ke bawah lapisan
subkutan bertambah dan berakhir di lobulus yang tidak mempunyai rangka tulang rawan.
Perdarahan daun telinga bagian posterior berasal dari cabang posterior a.karotis eksterna yang
mendarahi juga sebagian kecil permukaan depan daun telinga. Sebagian permukaan belakang
daun telinga terutama doperdarahi oleh a.oksipitalis. permukaan depan daun telinga terutama
diperdarahi oleh cabang anterior a.temporalis superficial anterior. Persarafan daun telinga
disuplai oleh cabang-cabgan aurikularis magnus dan oksipitalis minor dari pleksus servikali,
juga dari cabagng aurikulotemporal saraf trigeminal serta cabgang auricular n.vagus.1,2
Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung,
maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek
termal. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan bagian tulang rawan pada sepertiga luar dan
bagian tulang pada dua pertiga dalam. Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm – 3 cm. Bentuk
liang telinga seperti huruf S melar akibat perbedaan sudut bagian tulang rawan dan bagian
tulang karena itu membrane timpani biasanya tidak dapt terlihat langsung dari luar. Bagiang
yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya
sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga dapat bergerak.1,2
Pada kulit yang normal di liang telingfa, ada bakteri flora seperti Micrococcus dan
Corynebacterium sp. Infeksi pada liang telinga oleh bakteri patogen dipengaruhi kondisi host
misalnya adanya trauma lokal, adanya perubahan sifat serumen, dermatitis, dan perubahan
pH di liang telinga. Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian
tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang banyak bervariasi antar individu
10
namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalm laing telinga. Anatomi liang telinga
bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit
langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini
sangat peka, dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk
ekspansi.1,2
Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke postero lateral untuk
dapat melihat bagiantulang dan membrana timpani. Bersama dengan lapisan luar membrana
timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dpat memerangkap
kelembaban, sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu. Kulit uang
melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selian itu juga
mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu
Anatomi liang telinga bagiang tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya
tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan
subkutan. Dengan demikian daerah ini akan sangat peka, dan tiap pembengakakn akan sangat
11
Ada tiga makroskopik mekanisme pertahanan dari liang telinga dan permukaan lateral
membrane timpani yaitu tragus dan antitragus, kulit dengan lapisan serumen dari isthmus.
Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah dengan pembentukan
serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang
menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum
ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung
penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan berbagai bahan tersebut adalah sekitar 6,
suatu faktor tambahan yang berfungsi mencegah infeksi. Serumen diketahui memiliki fungsi
sebagai proteksi. Dapat berfungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan
untuk dikeluarkan dari membrane timpani. Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan
Saluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran infeksi. Bagian
anterior dan superior dari meatus akustikus eksternus, disalurkan ke pembuluh limfe
Bagain inferior, disalurkan ke infra aurikuler dekat angulus mandibula. Bagian posterior
disalurkan ke kelenjar limfe postaurikuler dan kelenjar limfe servikal bagian superior.
Rangsangan pada aurikuler dan meatus akustikus eksternus berasal dari saraf perifer dan
cranial, yaiu dari saraf trigeminus (V), fasil (VII), glosopharingeal (IX), dan vagus (X).1,2
12
Otitis Eksterna
Definisi
Otitis eksterna merupakan suatu peradangan atau infeksi pada kanalis auditorius
eksternal dan atau daun telinga. Kondisi ini merupakan salah satu kondisi medis yang paling
umum yang biasanya mempengaruhi atlet air. Individu dengan kondisi alergi, seperti eczema,
rhinitis alergi, atau asma, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena otitis eksterna. Otitis
eksterna diperkirakan mengenai 10% orang pada tahap tertentu dan dapat terjadi akut, kronik
atau bentuk nekrosis.4
Peradangan pada otitis eksterna umumnya di seluruh saluran telinga. Otitis eksterna
akut (<6 minggu), kronis (> 3 bulan), dan nekrosis merupakan bentuk ganas. Otitis eksterna
akut dapat muncul sekali atau mungkin terjadi kekambuhan, hal ini menyebabkan nyeri
dengan aural discharge dan berkaitan dengan gangguan pendengaran.4
Otitis eksterna akut adalah peradangan pada kanalis auditorius eksternal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Kondisi ini ditandai dengan nyeri, nyeri
tekan, kemerahan, dan pembengkakan pada saluran telinga eksternal dan terkadang ada
eksudat purulen. Otitis eksterna akut dikaitkan dengan paparan air (kegiatan rekreasi air,
mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma lokal, keadaan yang hangat dan lingkungan
lembab.4,5
Etiologi
Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah Staphylococcus aureus,
Staphylococcus albus. Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering
berenang atau mandi denga shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan akumulasi
serumen. Sering terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik (terutama Pseudomonas atau
Patogenesis
Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai
13
Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini disebabkan oleh trauma garukan pada liang
sebasea di liang telinga. Panas dan lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga,
Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah liang
telinga bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior. Pembengkakan itu dapat
menyumbat liang telinga. Setelah terjadi lokalisasi dapat timbul pustula. Pada keadaan ini
terdapat rasa nyeri yang hebat sehingga pemeriksaan sukar dilakukan. Biasanya tidak terdapat
sekret sampai absesnya pecah. Toksisitas dan adenopati muncul lebih dini karena sifat
Faktor Predisposisi
Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:8
1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa
3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga secara
berlebihan.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan:8
1. Anamnesa
Dari anamnesa dapat ditanyakan gejala dan tanda yang dirasakan penderita.
14
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak linag telinga kemerahan, edema.
Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan
Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada liang telinga luar dan
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada
komplikasi intracranial.
3. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Banding
Otitis Eksterna Difusa
Pada otitis eksterna difusa, biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
15
juga kandida albikans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuka sisik
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan.1
dalam alkohol, larutan iodin povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung
campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan keliang telinga biasanya dapat
Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis eksterna antara
lain:
Otitis eksterna sirkumskripta harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema yang
menutupi lumen kanal dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat. Tampon berukuran
kecil yang baik digunakan, karena ujung tampon tidak mendesak dan menekan lumen kanal.
Tampon dimasukkan secara perlahan yang sebelumnya dibasahi obat. Pasien diinstruksikan
untuk mengaplikasikan obat cair menggunakan kapas sekali atau dua kali sehari. Selama 48
jam tampon diletakkan di kanal untuk melebarkan ukuran lumen. Kemudian obat dapat
diaplikasikan langsung ke dalam kanal.1,2,8
Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar linga telinga tetap bersih dan kering dan
melindunginya dari trauma. Kotoran harus dibersihkan dengan dari liang telinga dengan
irigasi secara lembut. Antibiotika topikal yang dikombinasikan dengan kortikosteroid dalam
bentuk tetes telinga sangat penting. Berikan antibiotika sistemik (biasanya penisilin) dalam
dosis penuh dalam 10 hari jika terdapat tanda-tanda penyebaran infeksi di luar kulit liang
16
telinga (demam, adenopati, atau selulitis daun telinga). Kalau dinding furunkel tebal dapat
dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Selama fase
akut, hindari berenang bila memungkinkan.5
Untuk mengurangi respon inflamasi, alkohol 70% dapat ditambahkan untuk menjaga
kanal tetap bersih dan kering. Pasien disarankan menggunakan ini setelah telinganya
kemasukan air. Antibiotik tetes tidak boleh digunakan lebih dari 2-3 minggu karena berisiko
terjadi dermatitis kontak. Pasien harus diberitahu untuk kembali apabila telinga mulai terasa
gatal, jangan sampai menunggu terjadinya infeksi yang lebih parah.6
Pencegahan
Edukasi juga penting dalam mencegah otitis eksterna difus di masa depan. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan trauma kanal telinga dan menghindari paparan air. Hindari
membersihkan liang telinga terlalu sering maupun menggunakan alat pembersih yang tidak
sesuai karena dapat menyebabkan trauma.
Prognosis
Otitis eksterna sirkumskripta adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Otitis eksterna kronis yang mungkin
memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi
jangka panjang atau serius.
Pembahasan Kasus
Dari kasus didapatkan penderita perempuan usia 51 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
telinga kirinya sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasa gatal dan mengkorek
telinga kanan menggunakan tangan dan tusuk gigi. Sekitar dua minggu sebelum keluhan ini
muncul, pasien mengatakan bahwa dia tertimpa tong sampah dan kotoran sampah sebagian
masuk ke dalam telinga. Pasien tidak langsung membersihkan telinga tersebut. 3 hari setelah
di korek pasien merasa liang telinganya bengkak dan terasa sakit. Sakit dirasakan sepanjang
hari hingga mengganggu konsentrasi. Sakit makin terasa saat telinganya dipegang dan saat
mengunyah
Pasien juga mengatakan sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan
namun tidak terlalu mengganggu.
17
Hasil anamnesis dari kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa otitis eksterna
sirkumskripta merupakan infeksi bakteri pada kanal yang disebabkan oleh hilangnya serumen
sebagai proteksi karena peningkatan kelembapan dan temperatur. Otitis eksterna akut dapat
dikaitkan dengan paparan air (kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan),
trauma lokal, keadaan yang hangat dan lingkungan lembab. Pasien dengan otitis eksterna
sirkumskripta memiliki gejala utama berupa nyeri yang hebat tidak sesuai dengan besar bisul.
Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Nyeri dapat juga timbul spontan
pada saat membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan
pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Gejala timbul secara
mendadak (selama 48 jam) dalam kurun waktu 3 minggu.
Hasil pemeriksaan fisik dari kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada
otitis eksterna sirkumskripta ditemukan tanda-tanda berupa edema, liang telinga menyempit
dan nyeri tekan tragus.
Gejala inflamasi pada kanal juga dapat dikeluhkan oleh pasien seperti otalgia, gatal atau rasa
penuh (fullness) dengan atau tanpa gangguan pendengaran atau nyeri rahang. Tanda inflamasi
yang juga dikeluhkan antara lain nyeri tragus, edema yang menyebar, eritema dengan atau
tanpa otorrhea, eritema membran timpani.
Terapi yang diberikan pada kasus ini berupa terapi medikamentosa yaitu Antibiotik topical:
Chloramphenicol salep (2-3x/ hari) dan Ibuprofen 3x200mg.
18
Daftar Pustaka
1. Helmi, Djaafar ZA, Restuti RD. Kelainan Telinga Luar. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashirudin J, restuti RD, edisi: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2. Bull. Tony R. Color Atlas Of ENT Diagnosis. Thieme Stuttgart. New York. 2013.
Hal 25-30.
3. MansjoerArif, TriyantiKuspuji, SavitriRakhmi, et all. Kapita Selekta Kedokteran.
4. Ballenger, JJ. Otitis Eksterna Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan
http://mdconsult.com.2004
19