Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PELUANG PRODUKSI BERSIH


PENGOLAHAN DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK
DI INDUSTRI X

Tugas Mata Kuliah Produksi Bersih


Dosen : Astri Widiastuti Hasbiah, ST, M. Env.

Disusun Oleh :
Aryanti Melia Putri (183050005)
Tubagus Esa Ardikusuma (193050011)
Hermin Amalia Rachmie (193050012)
Ilham Achmad Rafif (193050031)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat hidayah dan
kehendaknya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan dengan baik, lancar dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Produksi Bersih” di Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Pasundan Bandung.
Dalam kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam segala hal atas terselesaikannya laporan ini. Ucapan terimakasih
ini kami haturkan kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat serta dorongan baik moril maupun
materil selama penyusunan laporan ini.
2. Ibu Astri Widiastuti Hasbiah, ST, M. ENV. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
banyak bimbingan selama penyusunan laporan ini.
3. Rekan-rekan yang telah membantu dan pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu selama penyusunan laporan.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat, terimakasih.

Bandung, 14 Desember 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………… 2
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 3
2.1 Produksi Bersih …………………………………………………………... 3
2.2 Penerapan Produksi Bersih di Industri X Pengolahan Daur Ulang Sampah
Plastik Menjadi Cacahan Plastik ………………………………………… 4
2.3 Peluang Produksi Bersih yang dapat Diterapkan di Industri X ………….. 17
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………… 19
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 19
3.2 Saran ……………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini perkembangan industri di indonesia semakin pesat. Tumbuh dan
berkembangnya industri-industri di Indonesia membantu peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia tetapi di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang
baik bagi lingkungan yaitu adanya limbah yang dihasilkan sebagai hasil samping dari suatu
proses pengolahan dalam industri. Laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar
dengan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatkan pola konsumsi
masyarakat. Disisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun
pemerintahan daerah belum optimal.
Kebutuhan masyarakat akan plastik semakin meningkat. Sebagai kemasan, plastik
memiliki banyak keunggulan. Plastik cenderung lebih ringan dibandingkan dengan bahan lain,
tidak berkarat, mudah dibentuk, murah dan tidak mudah pecah. Hampir semua pusat
perbelanjaan masih menggunakankantong plastik bagi konsumen. Sebagai contoh, kantong
belanja di hipermarket, supermarket, dan minimarket masih berupa kantong plastik. Demikian
pula ditoko-toko lain, seperti toko buku, bahkan di pasar tradisional. Menurut Prasetyo (2008)
plastik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia mencapai 1,5 juta ton atau tujuh kilogram
perkapita. Plastik-plastik tersebut kemudian hanya dibuang setelah sekali pakai. Bahkan,
sebagian plastik tersebut dibuang di tanah begitu saja. Plastik yang beredar di pasaran pada
umumnya berasal dari polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan. Menumpuknya sampah
plastik di permukaan tanah menyebabkan tertutupnya pori-pori tanah sehingga air tidak dapat
diserap ke dalam tanah. Dengan tidak terserapnya air ke dalam tanah, dalam jangka Panjang
dapat menyebabkan banjir. Bukan hanya di darat, di laut pun, sampah plastik menyebabkan
matinya ribuan hewan laut. Untuk mengatasi hal itu, hingga kini plastik diolah dengan cara
daur ulang. Plastik yang telah di daur ulang tersebut tidak memiliki kualitas yang bagus.
Dengan menerapkan langkah-langkah produksi bersih, pelaku usaha diharapkan dapat
meningkatkan keuntungan, meningkatkan kualitas pengelolaannya, meningkatkan kepedulian
sosial masyarakat sekitar dan mengurangi buangan/emisinya pada lingkungan. Dengan
demikian sangat penting untuk meningkatkan penerapan produksi bersih ini disemua sektor.

1
1.2 Rumusan Masalah
• Apa itu produksi bersih dan bagaimana teknis pelaksaan di sebuah industri?
• Bagaimana penerapan produksi bersih di industri X?
• Bagaimana peluang produksi bersih yang di terapkan pada industri X?

1.3 Tujuan Penulisan

• Dapat mengetahui teknik pelaksanaan produksi bersih


• Dapat mengetahui proses penerapan produksi bersih daur ulang pengolahan sampah
plastik menjadi cacahan plastik di industri X
• Dapat mengetahui peluang untuk cara meminimalisasir limbah, penyebab
pencemaran pada industri X

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Produksi Bersih


Strategi pengelolaan lingkungan yg bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara
terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses
produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam,
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi resiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan KLH (2003).
➢ Strategi produksi bersih :
• Proses produksi ramah lingkungan
• Minimalisasi limbah
• Analisis daur hidup produk
• Teknologi bersih
➢ Konsep Produksi Bersih memiliki 4 prinsip dasar, yaitu:
• Prinsip kehati-hatian (precautionary): tanggung jawab yang utuh dari produsen agar
tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecil apapun.
• Prinsip pencegahan (preventive): penting untuk memahami siklus hidup produk
(product life cycle) dari pemilihan bahan baku hingga terbentuknya limbah.
• Prinsip demokrasi: komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam rantai produksi dan
konsumsi.
• Prinsip holistik: pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan sumber daya lingkungan
dan konsumsi sebagai satu daur yang tidak dapat dipisahpisahkan.
➢ Manfaat penerapan produksi bersih, yaitu:
• Penggunaan SDA lebih efisien
• Mengurangi/mencegah terbentuknya bahan pencemar
• Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media lainnya
• Terhindar dari biaya pemulihan lingkungan
• Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional
• Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
• Mendorong dikembangkannya teknologi pengurangan limbah pada sumbernya dan
produk akrab lingkungan

3
➢ Teknik pelaksanaan produksi bersih, yaitu:

➢ Konsep Produktivitas : Pengertian produktivitas dapat dijelaskan Secara Filosofis,


ekonomis dan teknis atau matematis sebagai berikut:
• Secara Filosofis yaitu produktivitas adalah sikap mental yang selalu memandang bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari
hari ini.
• Secara Ekonomis (Nilai Tambah) yaitu produktivitas merupakan kemampuan bagaimana
perolehan hasil yang dicapai (output) sebesar-besarnya dengan pengorbanan sumber
daya yang digunakan (input) yang sekecil-kecilnya.

2.2 Penerapan Produksi bersih di Industri X Pengolahan Daur Ulang Sampah Plastik
Menjadi Cacahan Plastik
a. Bahan Baku Industri X
Bahan baku yang digunakan industri pengolahan daur ulang sampah plastik ini yaitu
sampah plastik jenis polietilena (PE) polipropilenia (PP), high density polyethylene
(HDPE) dan polyethylene terephthalate (PET) yang berasal dari berbagai sumber dengan
jumlah yang bervariasi.

4
b. Timbulan Limbah Industri X
Output proses produksi yang dihasilkan selain berupa cacahan plastik, juga berupa
timbulan limbah cair dan padat dari sisa produksi maupun dari bahan yang digunakan
dalam proses produksi. Limbah-limbah tersebut tidak mendapat perlakuan/pengolahan
dari industri ini karena dianggap tidak berbahaya. Pada proses pemisahan bahan baku
menimbulkan limbah padat berupa label kemasan dan kotoran yang menempel pada
bahan baku. Selain itu, dari pembersihan bak pencucian menghasilkan limbah padat
berupa potongan-potongan plastik yang tercampur dengan kotoran yang menempel.
Limbah cair dihasilkan dari proses pencucian dan pengeringan dengan mesin sentris dan
HE, air buangan yang dihasilkan kemudian dialirkan ke saluran pembungan yang menuju
kolam penampungan air limbah.
Pada proses penggilingan dilakukan menggunakan mesin yang menggunakan energi
listrik, sebagai bahan bakar utama. Pada proses pengeringan, mesin pengering sentris
menggunakan energi listrik sebagai sumber energi utama, sedangkan untuk mesin
pengering HE menggunakan energi listrik dan bahan bakar kayu sehingga dapat
menimbulkan limbah gas berupa asap, mesin pencacah dan mesin pengering dapat
menimbulkan kebisingan yang cukup mengganggu, sama halnya dengan limbah cair dan
padat, kondisi inipun tidak mengalami perlakukan tertentu sebelum dilepas ke
lingkungan.

5
Diagram Alir Proses Input dan Output

c. Neraca Massa dan Neraca Air Setiap Proses Produksi Cacahan Plastik (Analisis
Produksi Bersih)
Prinsip umum neraca massa adalah membuat sejumlah persamaan-persamaan yang
saling tidak tergantung satu sama lain, dimana persamaan-persamaan tersebut jumlahnya
sama dengan jumlah komposisi yang tidak diketahui. Tahapan proses produksi cacahan
plastik di industri X Meliputi pengumpulan bahan baku penimbangan, pemisahan,
penggilingan, pencucian, dan pengeringan memiliki neraca massa dan neraca air masing-
masing untuk setiap tahapannya.
1. Bahan Baku Masuk
Input:
Bahan baku plastik diperoleh dari pengepul maupun pemulung
Proses:
• Bahan baku yang dikirimkan oleh pengepul menggunakan mobil pengangkut,
kemudian diturunkan.
• Dilakukan penimbangan terhadap bahan baku masuk, menggunakan timbangan manual
yang memiliki kapasitas 500 kg.

6
• Dilakukan pencatatan setiap bahan baku masuk, proses ini berlangsung 30- 40 menit
untuk 1 mobil pengangkut.
Output:
Neraca massa pada proses produksi pada bahan baku plastik yang masuk:
PET 1 : 571kg, PET 2 : 86kg, MBR : 439kg, EH : 102kg, BLW : 159kg, PK : 247kg, AG
K : 226kg, AG B : 232kg, MT : 171kg Total : 2233kg

Tahapan Bahan Baku Masuk

2. Pemisahan Bahan Baku


Input:
Bahan baku plastik yang sudah ditimbang.
Proses:
Proses pemisahan bahan baku dilakukan secara manual oleh para pekerja, dilakukan
untuk memisahkan bahan baku dari kotoran-kotoran yang menempel, dan melepas label
atau tutup botol pada setiap bahan baku plastik. Proses ini memerlukan waktu kurang
lebih 5-10 menit/kg.
Output:
• Bahan baku berdasarkan jenis
Bahan baku plastik yang telah disortir siap untuk dilakukan proses penggilingan.
• Sebagian bahan baku disimpan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan
jumlah yang diminta oleh konsumen. Dan juga terkait dengan kondisi pandemi covid-19
juga berdampak terhadap permintaan konsumen yang menurun, mengakibatkan
terjadinya penumpukan bahan baku.
• Limbah padat yang dihasilkan dari proses ini berupa kotoran yang menempel, label, tutup
botol, dan benda benda yang tidak termasuk jenis plastik serta yang tidak dapat diolah di
industri ini.

7
Tahapan Pemisahan Bahan Baku

Data Proses Sortir Bahan Baku

• Berdasarkan data tabel di atas dari tahap sortir pada bulan juni 2020 dapat dihitung
limbah padat yang ditimbulkan sebanyak : 36395Kg – 35196Kg = 1199Kg
• Persentase bahan baku yang dapat dilakukan proses produksi
= (35196Kg / 36395Kg) x 100% = 96,7%

3. Penggilingan
Input:
• Bahan baku plastik yang telah dipisahkan berdasJenis bahan baku plastik PET berjumlah
895 kg, dan jenis bahan baku plastik PP berjumlah 769 kg.
• Proses pencacahan plastik dilakukan satu hari satu jenis plastik.
a. Berat input jenis bahan baku plastik PET= 1,6 kg/wadah
b. Berat input jenis bahan baku plastik PP= 1,9 kg/wadah
c. Air yang digunakan berasal dari PDAM, kemudian air digunakan untuk melancarkan
aliran cacahan plastik menuju bak pencucian. Mesin pencacah rata-rata setiap 20 menit
ditambahkan air 1 ember yang memiliki volume 33 liter, maka kebutuhan air setiap
dilakukan pencacahan yaitu:

8
=6jam/hari x 3kali/jam x 33liter = 594 l/hari
Air yang digunakan untuk mesin pencacah diresirkulasi dari bak pencucian 1 yang dapat
menampung air kurang lebih 1500 liter air.
d. Sabun yang digunakan yaitu sabun ABS (Alkyl Benzene Sulfonat) dengan cara
mencampurkan ke bahan baku plastik yang akan masuk ke mesin pencacahan. Setiap
dilakukannya satu kali proses pencacahan, memerlukan 250 gram sabun ABS.
e. Energi listrik
Energi listrik dibutuhkan untuk menjalankan mesin penggilingan yang memiliki daya
11.000 kWh, digunakan 6jam/hari.

Tahapan Penggilingan Bahan Baku

Proses :
Proses penggilingan dilakukan pada pukul 08.00 – 12.00, jam istirahat dari pukul 12.00-
13.00, kemudian proses penggilingan dilanjutkan kembali sampai pukul 15.00, untuk
kondisi saat ini penggilingan dilakukan seminggu 3kali, karena bahan baku yang tersedia
hanya sedikit. Bahan baku plastic dimasukan kedalam mesin penggiling secara manual
oleh 2 orang pekerja, dengan menggunakan tambahan air dan sabun untuk melancarkan
proses penggilingan terhadap plastik tersebut, cacahan plastik keluar dari aliran output
mesin yang masuk ke dalam bak pencucian.
Output:
• Cacahan plastik
• Limbah : Limbah padat yang ditimbulkan yaitu cacahan plastik yang jatuh berceceran di
sekitar area mesin pencacah dan kotoran yang masih menempel pada bahan baku plastik.
• Getaran yang ditimbulkan dari mesin pencacah yang beroperasi tidak menimbulkan
dampak yang besar, hanya akan dirasakan oleh para pekerja yang berada di area mesin.
• Kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pencacah yang sedang beroperasi. Setelah
dilakukan pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (Lutron
SL-4010), dapat diperoleh intensitas kebisingan pada saat dilakukan penggilingan plastik
yaitu 96,4 dB, intensitas ini melebihi nilai 85 dB ambang batas kebisingan dalam

9
PERMENAKER No 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja. Titik pengukuran berada samping bak pencucian, dengan jarak
2meter dari sumber kebisingan.
4. Pencucian
Input:
• Cacahan plastik.
Berat jenis bahan baku plastik PET sebelum digiling = 1,6 kg/wadah
Berat jenis bahan baku plastik PP sebelum digiling = 1,9 kg/wadah
• Air yang digunakan untuk pencucian cacahan plastik berasal dari PDAM, setiap kali
dilakukan pencucian cacahan plastik memerlukan kurang lebih 4000 liter air untuk
mengisi 2 bak pencucian.
• Caustic Soda yang digunakan dalam 1kali pencucian dalam 1 hari rata-rata 250 gram.

Tahapan Pencucian Cacahan Plastik

Proses:
Pencucian dilakukan secara manual oleh 2 orang pekerja bagian pencucian. Cacahan
plastik di rendam didalam bak dan kemudian di saring menggunakan wadah, kemudian
dimasukan kedalam mesin pengering Sentris.
Bak Pencucian 1 Bak Pencucian 2
Panjang : 185 cm Panjang : 290 cm
Lebar : 95 cm Lebar : 95 cm
Tinggi : 90 cm Tinggi: 90 cm
Volume : 1,58 m³ Volume : 2,47 m³
Pembersihan bak dan pengisian air dilakukan setiap hari setelah proses pencucian
cacahan plastik selesai.
Volume air yang dipakai untuk pengisian bak pencucian dalam 1 hari yaitu:
V= Vtotal bak 1 + Vtotal bak 2
V= 1,58m³ + 2,47m³
V= 4,05m³

10
Output:
• Cacahan plastik yang sudah dilakukan pencucian
• Berat output jenis bahan baku plastik PET= 5,6 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= berat output - berat input berat input x100%
= 5,6 - 1,6 / 1,6 x 100% = 262%
• Berat output jenis bahan baku plastik PP= 6,7 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= 6,7 - 1,9 / 1,9 x 100% = 252%
• Limbah
1) Limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian sebanyak volume air yang dihunakan
dalam 1 kali pencucian cacahan plastik.
2) Limbah padat yang dihasilkan berupa cacahan plastik yang tidak terbawa ataupun
tercecer disekitar bak pencucian, kotoran yang mengendap didasar bak pencucian.
5. Pengeringan
Input:
• Cacahan plastik basah
Berat input jenis bahan baku plastik PET sebelum dikeringkan menggunakan pengering
Sentris = 5,6 kg/wadah
Berat input jenis bahan baku plastik PP sebelum dikeringkan menggunakan pengering
Sentris = 6,7 kg/wadah
• Energi listrik digunakan untuk menjalankan dua mesin pengering, yaitu mesin sentris
dengan daya 2500kWh dan mesin pengering HE dengan daya 3750kWh yang dibutuhkan
untuk mengeringkan cacahan plastik basah.
• Kayu bakar digunakan untuk menghasilkan panas pada mesin pengering HE, untuk satu
kali proses pengeringan menggunakan mesin pengeringan HE, dibutuhkan kurang lebih
0,5m³ kayu bakar.

Tahapan Pengeringan Cacahan Plastik

11
Proses:
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering sentris dan pengering HE.
Mesin pengering sentris berfungsi untuk menurunkan kadar air sebesar 70%, dan mesin
pengering HE berfungsi untuk menurunkan kadar air sebesar 30%. Proses pengeringan
cacahan plastik memerlukan waktu sekitar 20-30menit dalam satu kali proses
pengeringan.
Output:
• Cacahan plastik
1) Pengering Sentris
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan Sentris = 2,5
kg/wadah
Persentase pengeringan
= berat input - berat output / berat input x100%
= 5,8 - 2,5 / 5,8 x 100% = 56,8%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan Sentris = 2,6 kg/wadah
= 6,7 - 2,6 / 6,7 x 100% = 61,1%
2) Pengeringan HE
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan
HE = 2,1 kg/wadah
= 2,5 - 2,1 / 2,5 x 100% = 16%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan
HE = 2,3 kg/wadah
= 2,6 - 2,3 / 2,6 x 100% = 11,5%
3) Limbah cair pengeringan Sentris
Dik: Berat jenis air = 1000 kg/m³
Cacahan plastik jenis PET
Massa air yang hilang = berat input – berat output
= 5,8 kg – 2,5 kg
= 3,3 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering sentris
= massa air yang hilang / berat jenis air
= 3,3 kg / 1000 kg/m³
= 0,0033 m³

12
Saat akan dilakukan satu kali proses pengeringan menggunakan mesin sentris
memerlukan 3 wadah cacahan plastik basah untuk dimasukan kedalam mesin sehingga
volume air dari mesin pengering sentris yang menjadi limbah yaitu:
V = 3 x 0,0033 m³ = 0,0099 m³
Cacahan plastik jenis PP
= massa air yang hlang = berat input – berat output
= 6,7 kg – 2,6 kg
= 4,1 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering sentris
= massa air yang hilang / berat jenis air
= 4,1 kg / 1000 kg/m³ = 0,0041 m³
Proses pengeringan menggunakan mesin sentris pada cacahan jenis PP sama dengan
Proses pengeringan cacahan jenis PET, sehingga volume air dari mesin penggering
sentris yang menjadi air limbah yaitu:
V = 3 x 0,0041 m³ = 0,0123 m³
Limbah Padat
Limbah padat yang ditimbulkan berupa cacahan plastik yang tercecer disekitar mesin
pengering dan tercecer saat pemindahan kedalam karung. Limbah padat yang
ditimbulkan dari jenis cacahan plastik PET sebanyak 6,3 kg dan jenis cacahan plastik PP
1,7 kg.
6. Pengemasan
Input:
• Cacahan plastik kering
• Karung
• Tali
Proses:
• Pengemasan
Proses pengemasan cacahan plastik secara manual, dikemas kedalam karung, proses ini
memerlukan 10-15 menit per karung.
• Penimbangan
Produk yang sudah dikemas kemudian ditimbang sebelum dilakukan pengiriman, proses
ini memerlukan waktu sekitar 5 menit per karung.

13
Tahapan Pengemasan Produk

Output:
Produk siap dikirim ke industri lain.
Uraian cacahan plastik yang dihasilkan setelah mengalami proses produki:
1) Jenis plastik PET
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 895 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 792 kg
• Persentase produk jadi = (792 kg/895 kg) x 100% = 88%
2) Jenis plastik PP
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 769 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 637 kg
• Persentase produk jadi = (637 kg/769 kg) x 100% = 82%
Presentase hasil produk jadi kedua jenis sampel plastik pengamatan berbeda-beda angka
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa penyebab selama dilakukannya tahapan proses
produksi, sebagai berikut:
a. Berat produk berkurang karena saat akan dilakukan proses penggilingan masih ada jenis
plastik yang tidak bisa diolah, sehingga menimbulkan limbah padat.
b. Berkurangnya berat produk karena pada saat pencucian yang menghilangkan kotoran-
kotoran yang menempel pada bahan baku plastik.
c. Terdapat ceceran cacahan plastik yang mengendap pada permukaan bak pencucian saat
dilakukan proses pencucian cacahan plastik.
d. Ceceran plastik yang ditimbulkan saat dilakukan peralihan tahapan pencucian ke
pengeringan sentris dan saat peralihan tahapan pengeringan sentris ke tahap pengeringan
HE sehingga mempengaruhi berkurangnya berat produk.
e. Ceceran cacahan plastik yang ditimbulkan saat proses pengeringan cacahan plastik
menggunakan pengering HE.

14
Rekapitulasi Neraca Massa dan Neraca Air Produksi Jenis Plastik PET

Rekapitulasi Neraca Massa dan Neraca Air Proses Produksi Jenis Plastik PP

15
d. Limbah Cair Industri X
Pada proses produksi pencacahan plastik di industri X dapat menimbulkan limbah yang
berbahaya bagi lingkungan, salah satunya yaitu limbah cair yang dihasilkan dari proses
pencucian cacahan plastik. Limbah cair ini dialirkan ke saluran pembuangan yang
menyatu dengan limbah domestik yang berasal dari rumah yang berada disekitar industri,
kemudian dialirkan menuju kolam penampungan yang akhirnya mengalir ke sungai.
Limbah cair yang ditimbulkan ini tidak mendapat pengolahan sebelum dialirkan dan
belum pernah dilakukan pengujian karakteristik pada limbah cair tersebut, maka dari itu
dilakukan pengujian laboratorium terhadap limbah cair yang dihasilkan oleh industri X
ini.

Karakteristik Limbah Cair Kolam Penampungan Industri X

Pengujian dilakukan terhadap limbah cair yang ada di kolam penampungan dan limbah
cair dari jenis plastik HDPE, karena jenis plastik ini merupakan plastik bekas bahan obat-
obatan, oli, sabun dan shampo yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan karena cairan oli atau obat yang masih menempel pada jenis plastik ini.
Berdasarkan hasil uji laboratorium menunjukan bahwa COD, BOD, TSS dalam limbah
cair dari kedua jenis sampel pengujian melebihi batas baku mutu limbah cair berdasarkan
peraturan menteri lingkungan hidup no 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah bagi
usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan
sedangkan NHE-N pada hasil pengujian laboratorium pengujian limbah cair jenis plastik
HDPE melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu diperlukan suatu
sistem pengolahan limbah cair agar limbah yang dibuang tidak membahayakan dan
mencemari lingkungan.

16
Karakteristik Limbah Cair Industri X Jenis Plastik HDPE

2.3 Peluang Produksi Bersih yang dapat Diterapkan Di Industri X


a. Analisis Produksi Bersih pada Pemisahan Bahan Baku
• Pekerja dapat menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan ataupun
masker supaya terciptanya kenyamanan, keamanan, dan kesehatan pada pekerja.
• Menerapkan Good House Keeping dengan mengolah bahan baku menjadi sesuatu
yang bernilai sehingga dapat mengurangi limbah yang dihasilkannya.
b. Analisis Produksi Bersih dalam Proses Penggilingan
• Pekerja dapat menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan ataupun
masker supaya terciptanya kenyamanan, keamanan, dan kesehatan pada pekerja.
• Menyediakan alat perlindungan diri yang sesuai pada pekerja yang mengoperasikan
mesin getaran dan perlindungan telinga untuk kebisingan yang menyertainya.
• Mengendalikan getaran pada mesin dengan mendesain ulang peralatan untuk
memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
• Perlu dilakukan proses modifikasi pada mesin yang dapat meningkatkan kinerja
mesin dengan menambahkan jumlah mata pisau pada mesin dan dapat melakukan
modifikasi pada dudukan mesin dengan menambah ukuran lubang dudukan seperti
dari ukuran 3 cm menjadi 6 cm serta modifikasi pada filter dengan jarak lebih dekat
seperti jarak antaran lubang ukuran 1 cm menjadi 0,5 cm sehingga akan banyak bijih
plastik yang dapat dengan mudah keluar dari mesin. Hal ini dapat menurunkan
getaran dan kebisingan pada mesin sehingga dapatkan memperoleh hasil yang
optimal.
c. Analisis Produksi Bersih dalam Proses Pencucian
• Pemeliharaan kebersihan peralatan harus dilakukan seperti pada mesin. Hal ini
dikarenakan pada tempat tersebut terdapat ceceran air bekas cucian.

17
• Untuk mengefisiensikan proses pencucian pada cacahan plastik diperlukan alat
berupa alat penyaring yang dapat mengolah kembali air bekas cucian sehingga dapat
digunakan kembali.
• Presentase plastic PET (262%) dan plastic PP berjumlah 252% yang dihasilkan
adalah limbah padat berupa cacahan plastik, maka memodifikasi alat sangat
diperlukan agar cacahan plastic tidak mudah tercecer kemana-mana.
d. Analisis Produksi Bersih dalam Proses Pengeringan
• Penggunaan bahan bakar dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja atau
sekitarnya sehingga harus tersedia ventilasi udara yang cukup supaya asap yang
bersumber dari mesin pengering keluar dan tidak terperangkap dalam ruangan.
• Mengendalikan getaran pada mesin dengan mendesain ulang peralatan untuk
memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
e. Analisis Produksi Bersih dalam Proses Pengemasan
• Pada proses pengemasannya dipastikan agar tempat kemasan cacahan plastiknya
rapat, hal ini untuk meminimalisir tercecernya cacahan plastik yang sudah bersih
dengan cacahan yang masih kotor.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbagai upaya pengoptimalan produksi bersih yang dituliskan diatas dapat dikaji
terlebih dahulu dan diterapkan agar hasil dari produksi bersih dapat meningkatkan kualitas
produksi, mendapatkan keuntungan ekonomis dan non product output inefesiensi serta limbah
yang dihasilkan dapat diminimalisir. Peluang produksi bersih disetiap prosesnya yang harus
diperhatikan adalah penggunaan alat pelindung diri seperti masker, kacamata keselamatan,
sarung tangan, dan penggunaan earplug atau earmuff sangat dianjurkan bagi setiap karyawan
maupun yang berkunjung.

3.2 Saran
Jangan membuang sampah plastik disembarang tempat, dan jangan menggunakan plastik
untuk membungkus atau menaruh makan panas kedalam plastik karena senyawa plastik dapat
berpindah ke makanan tersebut sedangkan plastik membutuhkan waktu yang lama terurai dan
alangkah baiknya kita menggunakan produk yang ramah lingkungan agar meminimalisir
timbulan sampah.
Produksi bersih yang sudah diterapkan harus tetap dijaga komitmennya untuk
menerapkannya serta ditingkatkan. Berbagai upaya pengoptimalan produksi bersih yang
dituliskan diatas dapat dikaji terlebih dahulu dan diterapkan agar hasil dari produksi bersih
dapat meningkatkan kualitas produksi, mendapatkan keuntungan ekonomis dan non product
output inefesiensi serta limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir.

19
DAFTAR PUSTAKA

Materi mata kuliah Produksi Bersih 2021/2022


https://id.scribd.com/doc/222043961/Makalah-Industri-Plastik

20

Anda mungkin juga menyukai