PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
RUDINI
NIM. 407 2018 218
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
RUDINI
NIM. 407 2018 218
TIM PEMBIMBING
Mengetahui :
Koordinator Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
RUDINI
NIM. 4072018218
Disetujui oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan
1
Mahasiswa Politeknik Negeri Ketapang 2Staf pengajar Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan Politeknik Negeri Ketapang
(rudinibtp@gmail.com)
ABSTRAK
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Awal (Pre Nursery)". Penyusunan proposal penelitian ini merupakan salah satu
Proposal penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing 1 Rika Fitry Ramanda, S.P., M.P. dan pembimbing 2 Beny
Setiawan,S.TP., M.P. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua
penelitian ini, besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Rudini
NIM. 4072018218
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.4 Hipotesis .............................................................................................. 3
1.5 Manfaat ................................................................................................ 3
i
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrila.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis negara kamerun, Pantai
Gading, Ghana, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo.
Penduduk setempat menggunaka kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk
kecantikan. Selain itu, buh kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak nabati.
Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan Agus, 2011).
dapat menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan kualitas yang tinggi dan
menghasilkan mutu produk yang baik. Salah satu cara penyediaan bibit bermutu
ialah dengan memperhatikan media tanam dan pemupukan. Media tanam dan
tanaman. Media tanam dan pemupukan yang baik akan berpengaruh terhadap
proses serapan hara dan perakaran tanaman sehingga tanaman akan tumbuh dan
kelapa sawit yang berkualitas, sangat diperlukan pemupukan salah satunya karena
bibit kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan membutuhkan
cukup banyak pupuk. Selain jumlah pupuk majemuk yang diperlukan banyak juga
sulit diperoleh dan mahal. Penggunaan pupuk anorganik terus menerus juga dapat
merusak lingkungan.
1
Permasalahan pupuk hampir selalu muncul, permasalahan tersebut adalah
pupuk yang cenderung meningkat, beredarnya pupuk palsu dan beban subsidi
berbagai unsur hara yang lebih kompleks dibanding pupuk anorganik. Adapun
yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pembibitan Awal (Pre Nursery).
1.3 Tujuan
2
2. Mengetahui berapa dosis POC sabut kelapa terbaik yang mempengaruhi
1.4 Hipotesis
kelapa sawit.
2. Diduga terdapat salah satu dosis POC sabut kelapa yang terbaik terhadap
1.5 Manfaat
sehingga dapat memberikan kualitas bibit yang baik dan efesiensi biaya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai
Gading, Ghana, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo.
Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk
kecantikan. Selain itu, buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak
nabati. Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan
Agus, 2011).
Menurut Lubis dan Agus (2011), varietas unggul kelapa sawit pada
1. Dura
dibagian luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya relatif
4
tipis, dan daging biji besar dengan kandungan minyak rendah. Varietas ini
2. Pisifera
Daging buah Pisifera tebal mengandung minyak yang tinggi dan daging biji
sangat tipis. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman
komersial, tetapi digunakan sebagai indukan jantan oleh pemulia tanaman untuk
3. Tenera
Varietas ini memiliki ciri–ciri yaitu cangkang yang tipis 1–2,5 mm, terdapat
serabut melingkar disekeliling tempurung dan daging buah yang sangat tebal
1. Akar
pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula
akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer
5
akan membentuk akar sekunder, tertier, dan kuartener. Akar yang paling aktif
menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener yang berada di
kedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon (Lubis dan
Agus, 2011).
2. Batang
bumi, dan dapat berbelok jika tanaman tumbang (doyong). Dalam beberapa
kondisi, batang kelapa sawit juga dapat bercabang. Fungsi utama batang
sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar
melalui xilem serta mengangkut hasil fotosintesis melalui floem. Selain itu,
batang juga sebagai penyangga daun, bunga, buah, dan sebagai penyimpan
yang sesuai, pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm/tahun. Pada saat
tanaman berumur 25 tahun, tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai 13-18
pada tanaman muda hingga 75 cm pada tanaman tua. Bagian bawah batang
yang agak membesar disebut bonggol. Bagian ini memiliki diameter lebih
3. Daun
6
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi
tanaman. Bentuk daun, jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada
luas tangkapan sinar matahari untuk diproses menjadi energi. Pada saat
kecambah, bakal daun pertama yang muncul adalah plumula, lalu mulai
membelah menjadi dua helai daun pada umur satu bulan. Seiring
bertambahnya daun, anak daun mulai membelah pada umur 3-4 bulan
sehingga terbentuk daun sempurna. Daun ini terdiri dari kumpulan anak daun
(leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midrib) dengan helai anak daun
(lamina). Sementara itu, tangkai daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat
anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit (Lubis dan
Agus, 2011).
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi
jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari
ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut
dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada
pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis
bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen. Namun, tidak jarang juga organ
7
betina (gynoecium) dapat berkembang bersama-sama dengan organ jantan
5. Buah
kelapa sawit yaitu pericarp (daging buah) yang terbungkus oleh exocarp
(kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang membungkus 1-4 inti atau
kernel. Sementara itu, inti memiliki testa (kulit), endosperm dan sebuah
embrio.
Tandan kelapa sawit terdiri dari dua ribu buah sawit dengan tingkat
atau layak panen dicirikan dengan tanda berwarna merah jingga yang
hijau pucat, semakin tua warnanya berubah menjadi hijau hitam hingga
6. Biji
Biji kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk setiap
8
50%. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit
a. Dura (D), memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan
b. Tenera (T), memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal,
c. Pisifera (P), memiliki cangkang sangat tipis, daging buah tebal, biji kecil,
Produktivitas tanaman menjadi lebih baik jika unsur hara dan air tersedia
dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, tanaman kelapa sawit
1. Curah Hujan
tahun, dan tidak terdapat periode kering yang tegas. Berikut beberapa kondisi
air hujan.
9
– Curah hujan rendah menyebabkan pembentukan daun terhambat serta
2. Suhu
itu, suhu 22-23 °C merupakan suhu rata-rata tahunan yang diperlukan untuk
produksi buah. Suhu terkait dengan garis lintang dan elevasi di suatu daerah.
Berdasarkan hasil pengamatan, lokasi tumbuh kelapa sawit lebih optimal berada
di daerah tropis.
3. Tanah
podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Kelapa sawit tumbuh
baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan
mempunyai solum tanah yang tebal yaitu sekitar 80 cm, tanpa lapisan padas.
Dengan tekstur tanah ringan, kandungan pasir 20% – 60%, debu 10% – 40% dan
liat 20% -50%. Tanah aluvial merupakan tanah yang dicirikan oleh warna matriks
tanah abu-abu terang (7,5 YR 7/1), warna bercak tanah kuning (10 YR 8/6) (Lubis
10
Pupuk organik cair atau POC memiliki kelebihan yaitu secara cepat dapat
mengatasi defisiensi unsur hara karena bentuknya yang cair sehingga mudah
masuk kedalam tanah dan mudah diserap tanaman. Penyerapan pupuk organik cair
pada tanaman dapat melalui akar maupun daun (Daniel, dkk., 2020).
organik cair, karena di dalam sabut kelapa terdapat unsur hara makro dan mikro.
Kandungan unsur hara yang terdapat dalam sabut kelapa, yaitu: air 53,83%, N
0,28% ppm, P 0,1 ppm, K 6,726 ppm, Ca 140 ppm dan Mg 170 ppm (Sabri,
2017).
Air hasil rendaman yang mengandung unsur K tersebut sangat baik jika
diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk KCL anorganik untuk tanaman.
pemakaian pupuk anorganik yang diberikan melalui akar. Pupuk organik sangat
Pupuk organik baik berbentuk padat maupun cair mempunyai fungsi yang
meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air.
(150 mL/tanaman) berpengaruh nyata terhadap panjang buah (22.42 cm) dan
11
Hasil penelitian Galla, dkk. (2018), menyatakan pemberian pupuk
dan produksi tanaman cabai lokal Toraja dengan pemberian pada dosis 400
mL.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, parang, gergaji,
paku, kayu, polybag ukuran 15 cm x 35 cm, drum, alat ukur, paranet dengan
intensitas cahaya 70%, meteran, gembor, label, kamera, dan alat-alat tulis.
sawit varietas DxP PPKS, tanah aluvial kedalaman 20 cm – 30 cm, EM4, gula
3.3.1Rancangan Penelitian
(RAL) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari
12
K1 = POC sabut kelapa 200 mL/polybag
3.3.2Pelaksanaan Penelitian
Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil (aluvial) dari tanah
mineral (kedalaman 20-30 cm) dengan tekstur lempung, tanah ini diambil di
sampah dan kotoran lain. Setelah itu tanah dimasukkan ke dalam polybag
13
3.3.2.3 Pembuatan POC sabut kelapa
dipotong kecil, sabut kelapa yang sudah dipotong kecil dimasukkan ke dalam
drum, kemudian EM4 dilarutkan sebanyak 100 mL dan gula merah sebanyak
250 g ke dalam air dan di aduk hingga merata, setelah itu semua bahan
homogen, drum plastik ditutup dan didiamkan selama 14 hari. Setiap 1 hari
sekali tutup drum dibuka agar gasnya dapat terbuang. POC yang sudah jadi
ditandai dengan ketentuan air rendaman akan berubah warna menjadi cokelat
kehitaman. Air rendaman yang sudah jadi POC disaring dan siap digunakan.
Penggunaan POC sabut kelapa dengan perbandingan 1 liter POC sabut kelapa
penanaman tanah pada polybag disiram sampai jenuh, pada saat penyemaian
kantong dibuka dan dipercik air untuk memberi kelembaban pada setiap kali
14
Kecambah dengan radikula dan plumula yang sukar dibedakan sebaiknya
tanaman.
3.3.2.6 Pemeliharaan
Penyiraman yang dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari
sesuaikan dengan kebutuan bibit tanaman. Apabila turun hujan maka tidak
untuk gulma yang tumbuh di plot. Pengendalian hama dilakukan dengan cara
penelitian.
15
3.4 Parameter Pengamatan
kelapa sawit mulai dari pangkal atau dasar batang sampai ke ujung daun
dilakukan dua minggu sekali yaitu umur 4 MST, 6 MST, 8 MST, 10 MST, 12
batang bibit kelapa sawit pada bagian bonggol batang menggunakan jangka
Interval waktu pengamatan, dilakukan dua minggu sekali yaitu umur 4 MST,
1033 ].
sekali yaitu umur 4 MST, 6 MST, 8 MST, 10 MST, 12 MST, 14 MST dan 16
16
3.5.4 Panjang Daun (cm)
dari pangkal daun yang sudah diberi tanda hingga pucuk daun menggunakan
dari tepi daun yang sudah diberi tanda pada sisi kanan hingga sisi kiri daun
sekali yaitu umur 4 MST, 6 MST, 8 MST, 10 MST, 12 MST, 14 MST dan 16
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan
sidik ragam atau Analisis of Variance (ANOVA). Apabila data yang didapat
berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multi Range Test
17
3.6 Diagram Alir
Persiapan lahan
Analisis data
Dianalisis menggunakan sidik ragam menunjukkan perbedaan
yang nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test
(DMRT) 5%.
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, R. E., Agus, W. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Nasution, A., Ahmad, N., Tengku, B. 2019. Respon Pemberian Pupuk Urea dan
Urine Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Pembibitan Awal. Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan. 2(2),
28-32.
Sabri, Y. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Sabut Kelapa dan
Bokashi Cair dari Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi
Caisim (Brassica juncea L.). Jurnal Pertanian Faperta UMSB. 1(1), 35-42
19
Syahputra, A. 2019. "Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan POC Sabut Kelapa
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah "Allium
ascalonicum L". Skripsi. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Fakultas Pertanian.
Wijaya, R., M. Madijid, B. F. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Sabut
Kelapa dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan
Kalium serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala
Bekala. Jurnal Agroekoteknologi. 5(2), 249-255.
Yudistina, V., Mudji, S., Nurul, A. 2017. Hubungan antara Diameter Batang
dengan Umur Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kelapa
Sawit. Buana Sains. 17(1), 43-48.
20
Lampiran 1. Denah Penelitian Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial
Jumlah Perlakuan = 5
Jumlah Ulangan = 5
Setiap perlakuan terdapat 5 sampel jumlah keseluruhan 125 sampel
K4 K0 K0 K1 K1
(1) (2) (1) (2) (4)
K0 K2 K0 K4 K2
(4) (3) (5) (5) (5)
K3 K3 K1 K3 K1
(2) (3) (3) (1) (5)
K4 K4 K2 K2 K2
(3) (4) (4) (2) (1)
K3 K0 K1 K3 K4
(4) (3) (1) (5) (2)
Utara
Keterangan:
K0 : Tanpa POC sabut kelapa
K1 : POC sabut kelapa 200 ml/polybag,
K2 : POC sabut kelapa 300 ml/polybag, Barat Timur
K3 : POC sabut kelapa 400 ml/polybag,
K4 : POC sabut kelapa 500 ml/polybag.
21
Lampiran 2. Jadwal penelitian
22
Lampiran 3. Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
No Keterangan Biaya
1. Persiapan Alat dan Bahan
Cangkul Rp. 50.000
Gembor Rp. 50.000
Parang Rp. 50.000
Paku Rp. 20.000
Meteran Rp. 60.000
Penggaris Rp. 35.000
Paranet Rp. 300.000
Sabut Kelapa Rp. 40.000
Alat tulis Rp. 15.000
Kayu Rp. 90.000
Kecambah sawit Rp. 1.062.500
EM4 Rp. 25.000
Gula Merah Rp. 15.000
2. Transportasi Rp. 200.000
3. Konsumsi Rp. 200.000
4. Analisis Data
Pelaporan Hasil Rp. 450.000
Pencetakan Gambar Rp. 250.000
5. Biaya Lain-Lain Rp. 1.500.000
Total Biaya Rp 4.412.500
23