ABSTRAK
ELKI RESTU NUGROHO. Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Main-
nursery Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT
Aneka Intipersada, Siak, Riau. Dibimbing oleh M. RAHMAD SUHARTANTO
dan HARIYADI.
Pembibitan memiliki peranan penting dalam menghasilkan bibit yang
kelak akan menentukan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Perkebunan
kelapa sawit mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia, salah
satu perkebunan itu adalah PT Aneka Intipersada. Kegiatan magang bertujuan
umum untuk meningkatkan wawasan, kemampuan profesional, dan keterampilan
mahasiswa dalam budidaya kelapa sawit dan tujuan khusus untuk mengetahui
dan menganalisis manajemen pembibitan kelapa sawit di Kebun Pinang Sebatang
Estate (PSE), PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan
dari tanggal 6 Februari sampai 6 Juni 2017. Metode yang dilaksanakan meliputi
kegiatan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Data
yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Secara umum pengelolaan
pembibitan di Kebun PSE telah dilakukan sesuai dengan standar perusahaan dan
sudah berjalan dengan baik. Hasil seleksi kecambah diperoleh kecambah normal
99,6%; seleksi bibit pada pre-nursery diperoleh bibit normal 90,01%; seleksi pada
main-nursery diperoleh bibit normal 96,72%. Hasil persamaan regresi
pertumbuhan vegetatif bibit pada pre-nursery dapat digunakan untuk memprediksi
pertumbuhan diameter dan jumlah pelepah bibit di main-nursery. Hasil
pengukuran volume irigasi pada pre-nursery dan main-nursery menunjukkan
bahwa volume irigasi masih berada di bawah standar perusahaan, akan tetapi
pertumbuhan bibit masih memenuhi standar perusahaan. Perawatan bibit baik dari
pengendalian hama, pengendalian penyakit, dan pemupukan dilaksanakan dengan
baik sesuai standar perusahaan.
Kata kunci : bibit abnormal, kecambah ganda, seleksi bibit
vi
vii
ABSTRACT
ELKI RESTU NUGROHO. Management of Pre-nursery and Main-nursery of
Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) at Pinang Sebatang Estate, PT Aneka
Intipersada, Siak, Riau. Supervised by M. RAHMAD SUHARTANTO and
HARIYADI.
Nursery have an important role in producing plants that will determine
the productivity of oil palm plantations. Oil palm plantations have an important
role for the Indonesian economy, one of which is PT Aneka Intipersada.
Iinternship has a general aimed to improve students' insight, professional skills,
and skills in oil palm cultivation, and specific aimed to knowing and analyzing the
management of nursery a palm oil in Kebun Pinang Sebatang Estate (PSE), PT
Aneka Intipersada, Siak, Riau. This internship held from 6 February to 6 June
2017. The methods undertaken in this internship include activities as laborers,
escort staff, and assistant. The data obtained is the primary data and secondary
data. In general, nursery management in PSE Plantation has been done in
accordance with company standard and has been working well. The result of
sprout selection obtained 99.6% normal seeds; Seed selection on pre-nursery
obtained 90.01% normal seedlings; Selection on main-nursery obtained 96.72%
normal seedlings. The result of regression equation of seedling vegetative growth
on pre-nursery can be used to predict stem diameter and number of leave
seedlings on main-nursery. The results of irrigation volume measurements in pre-
nursery and main-nursery show that irrigation volume is still below company
standard, but seedling growth is stil meet with the company standard. Seedling
maintenance including pest control and disease control, and fertilization is well
implemented according to company standards.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Disetujui Oleh
Diketahui Oleh
Tanggal disetujui :
xii
xiii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul
Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Main-nursery Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak,
Riau.
Skripsi ini disusun untuk kelulusan program pendidikan sarjana di
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.Si. dan Dr. Ir. Hariyadi, M.S. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam menyusun proposal usulan magang.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan materi
maupun non materi.
3. Jhon D. Purba, Gusti Bayu H., Pambudi Adhe, Ahmad Jalaludin, selaku
asisten Kebun PSE, Tawang Purna W. selaku kasie Kebun PSE, dan Jimmy
Sihombing selaku manajer Kebun PSE, yang telah membantu dan
menfasilitasi penulis dalam pelaksanaan magang ini.
4. Cecep Ruhiyat selaku mandor 1 pembibitan, dan seluruh mandor divisi II
kebun PSE yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis.
5. Seluruh staf dan karyawan kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka
Intipersada, Siak, Riau, yang telah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan
kegiatan magang ini.
6. Keluarga besar mahasiswa Agronomi dan Hortikultura 50 “Magnolia” yang
telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Kelapa Sawit 2
Persiapan Pembibitan 2
Sistem Pembibitan 3
Pemeliharaan Bibit 4
Standar Pertumbuhan Bibit 6
Seleksi Bibit 5
METODE 5
Tempat dan Waktu Magang 5
Metode Pelaksanaan 6
Pengamatan dan Pengumpulan Data 6
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 8
Letak Wilayah dan Administratif Kebun 8
Keadaan Iklim dan Tanah 9
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 9
Keadaan Tanaman dan Produksi 9
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Aspek Teknis 11
Aspek Manajerial 35
Pembahasan 36
KESIMPULAN DAN SARAN 41
Kesimpulan 41
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 60
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan Pembibitan
Sistem Pembibitan
Areal pembibitan harus terbuka, bebas dari gulma, dan terhindar dari gangguan
hewan liar (Setyamidjaja, 2006). Main-nursery bibit diletakkan dengan jarak
tanam 90 x 90 x 90 cm atau dalam satu ha bersisi sebanyak 12.000 bibit (Lubis,
2008).
Pemeliharaan Bibit
Seleksi Bibit
METODE
Bibit dapat hidup sendiri setelah umur tiga bulan dimana akar primer dan
sekunder telah terbentuk dan pada saat ini penggemukan batang sudah dimulai.
Daun berubah-ubah bentuknya dari lanceolate menjadi bifurcate dan kemudian
berbentuk pinnate pada umur 5-6 bulan. Fotosintesis dimulai pada umur satu
bulan yaitu ketika daun pertama telah terbentuk dan selanjutnya secara berangsur-
angsur peranan endosperm sebagai suplai bahan makanan mulai tergantikan.
Pertumbuhan bibit banyak dipengaruhi jenis persilangan, tindakan kultur teknis,
media tanah, jarak tanam, pemupukan, hama penyakit, penyiraman dan lain-lain
(Lubis, 2008).
Metode Pelaksanaan
radikulanya patah. Pengamatan ini dilakukan pada saat kecambah kelapa sawit
ditanam di pre-nursery. Pengamatan ini dilakukan pada 71.000 kecambah varietas
DXP PPKS SM-B (Simalungun).
2. Pengukuran tinggi bibit, diameter batang bibit, dan menghitung jumlah
pelepah bibit kelapa sawit di pre-nursery dan main-nursery
Pengukuran tinggi bibit dilakukan dengan menggunakan penggaris dari
permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi. Diameter batang diukur dengan
menggunakan jangka sorong sekitar 1 cm dari permukaan tanah. Penghitungan
jumlah pelepah dilakukan pada daun yang berwarna hijau dan telah membuka
sempurna. Pengukuran pada pre-nursery dilakukan pada 8 bedengan, masing-
masing bedengan diambil 10 bibit contoh sehingga terdapat 80 bibit contoh yang
diamati. Pengukuran dimulai saat bibit sawit berumur 6 minggu setelah tanam
(MST) sampai 11 MST dan pengukuran dilakukan 1 minggu sekali. Pengukuran
pada main-nursery dilakukan pada 3 plot, masing-masing plot diambil 25 bibit
contoh sehingga terdapat 75 bibit contoh yang diamati. Pengamatan dimulai saat
bibit berumur 24 MST sampai bibit berumur 38 MST. Data yang diperoleh dari
pre-nursery digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan bibit, dan dilakukan
uji korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan antar peubah vegetatif bibit
kelapa sawit dengan umur bibit dan memprediksi pertumbuhan bibit pada main-
nursery.
3. Pengamatan sistem irigasi dan pengukuran volume irigasi yang diberikan
pada bibit di pre-nursery dan main-nursery
Pengukuran volume irigasi bertujuan mengetahui volume irigasi yang
diaplikasikan di pembibitan pre-nursery maupun main-nursery sudah sesuai
dengan standar perkebunan atau literatur yang ada. Sistem irigasi akan
menentukan efektifitas dan efisiensi irigasi. Pengamatan sistem irigasi dilakukan
dengan melakukan pengamatan langsung sistem irigasi yang digunakan di
pembibitan pre-nursery dan main-nursery. Pengukuran volume irigasi di pre-
nursery dan main-nursery dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan wadah yang berukuran sama dengan ukuran polybag, kemudian
mengukur volume irigasi wadah tersebut yang mewakili jumlah air yang diterima
bibit. Pengamatan pada pre-nursery dilakukan sebanyak 4 ulangan denga masing-
masing 3 sample. Pengamatan pada main-nursery dilakukan pada dua sprayer
yaitu tipe sprinkler dan shower, masing-masing diambil 6 ulangan. Hasil yang
diperoleh kemudian dirata-ratakan dan dibandingkan dengan standar kebun atau
literatur.
4. Pengamatan jenis pupuk, dosis pupuk, frekuensi, dan cara aplikasi
pemupukan di pre-nursery dan main-nursery
Jenis pupuk, dosis pupuk, frekuensi, dan cara aplikasi pemupukan akan
mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pemupukan serta laju pertumbuhan bibit.
Pengamatan dilakukan dengan pengamatan secara langsung di pre-nursery dan
main-nursery. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar
kebun atau literatur yang ada.
5. Pengamatan pengendalian gulma, hama, dan penyakit di pre-nursery dan
main-nursery
Pengamatan ini bertujuan mengetahui cara atau teknik pengendalian gulma,
hama, dan penyakit yang efektif dan efisien untuk diterapkan di pembibitan pre-
nursery dan main-nursery. Pengamatan dilakukan secara langsung di lahan
8
Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan dari tahun 2011-2016 Kebun
PSE memiliki curah hujan rata-rata tahunan 1.959 mm dan hari hujan
rata-rata 139 hari dengan rata-rata bulan basah 9,17 dan rata-rata bulan
kering 1,17. Keadaan iklim di Kebun PSE menurut klasifikasi Schmidth Ferguson
termasuk kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan nilai Q = 12,74%. Data
curah hujan dan hari hujan selengkapnya tercamtum pada Lampiran 5.
Kebun PSE secara umum mempunyai topografi tanah yang berbukit
sampai datar. Data topografi tanah disajikan pada Tabel 1. Kebun PSE
mempunyai jenis tanah ultisol yang berasal dari bahan induk alluvial dengan
tekstur liat berpasir (sandy clay). Topografi tanah Kebun PSE didominasi oleh
topografi tanah berbukit yaitu sebanyak 94,58%, kemudian topografi datar 3,41%,
dan bergelombang 2,01%.
Tabel 2. Data luas dan populasi tanaman kelapa sawit Kebun PSE
Tahun Tanam Luas (ha) Populasi Pokok
1994 617,45 65.694 134
1995 368,07 39.379 140
1996 152,11 15.001 135
1997 439,12 39.058 141
1998 154,21 17.889 139
1999 128,79 14.938 145
2001 126,22 15.270 154
2011 30,00 4.080 136
2013 202,87 27.960 139
2014 315,98 44,064 137
2015 275,23 38.776 145
2016 296,12 41.700 159
Sumber: Kantor Besar PSE (2017)
Berdasarkan perhitungan diperoleh ITK Kebun PSE sebesar 0,15 karyawan ha-1.
Hasil tersebut termasuk kategori normal karena menurut Pahan (2008) Indeks
Tenaga Kerja (ITK) untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0,2 karyawan ha-1.
Aspek Teknis
terdapat pada pembibitan PSE meliputi : kantor pembibitan, pos penjagaan, rumah
pompa air, waduk, titi rintis, pagar, parit, main road, jalan kontrol, toilet, gudang,
dan ombrometer.
Sistem Pembibitan
Tahap pembibitan. Sistem pembibitan di Kebun PSE menggunakan
sistem pembibitan dua tahap (double stage system), yang terdiri atas pembibitan
awal (pre-nursery) selama ±3 bulan pada babybag (polybag kecil) kemudian
dipindahkan atau transplanting ke pembibitan utama (main-nursery) pada
largebag (polybag besar) sampai bibit siap tanam di lapang ±12 bulan. Polybag
kecil yang digunakan berwarna hitam, ukuran 22 cm x 6,5 cm, ketebalan 0,1 mm,
dengan 24 lubang drainase. Polybag besar yang digunakan berwarna hitam,
berukuran 20 cm x 50 cm, ketebalan 0,2 mm, dengan 80 lubang drainanse.
(a) (b)
Gambar 1. Polybag yang digunakan di Kebun PSE; (a) polybag kecil (22 cm x 6,5
cm) dan (b) polybag besar (50 cm x 20 cm)
A01
A02
B01
A03
PN
A04 B02
C02
A05 B03
C03
B04
Pembibitan Pre-nursery
Bedengan. Bedengan merupakan tempat untuk menyusun polybag kecil
yang berisikan bibit pada pre-nursery agar mempermudah dalam perawatan dan
penghitungan bibit. Bedengan yang berada di areal pembibitan pre-nursery Kebun
PSE berukuran 12 m x 1,4 m yang mampu menampung sekitar 1.800 bibit dengan
jumlah bedeng sebanyak 40 bedeng. Antar bedengan terdapat jarak 1 m sebagai
jalan kontrol dalam pemeliharaan bibit seperti: penyiangan gulma, konsolidasi
bibit, penyemprotan, dan pemupukan bibit. Ukuran bedengan dibuat agar
mepermudah pekerja dalam melakukan perawatan bibit. Bedengan pada
pembibitan kebun PSE terbuat dari dua jenis bahan yaitu dari bahan besi dan
kayu. Bedengan dibuat memanjang dari arah barat ke timur untuk memaksimalkan
potensi sinar matahari. Pembuatan bedengan dilakukan oleh 2 orang pekerja
dengan prestasi kerja karywan 5 bendeng hari kerja (HK)-1 prestasi kerja
mahasiswa adalah 2 bedeng HK-1. Basis kerja pembuatan bedeng adalah 5 bedeng
HK-1.
Naungan. Naungan merupakan pelindung bibit dari paparan sinar
matahari langsung dan percikan hujan secara langsung. Naungan yang digunakan
pada pembibitan pre-nursery Kebun PSE adalah paranet 60% yang berarti 60%
sinar matahari yang diloloskan. Paranet disangga menggunakan tiang besi dengan
tinggi 2 meter dari permukaan tanah. Paranet secara bertahap akan dibuka setelah
bibit mempunyai daun sebanyak 2 helai. Berdasar standar operasional prosedur
(SOP) kira-kira 10 minggu setelah tanam (dua daun) naungan berangsur-angsur
dikurangi sehingga dalam waktu 2 minggu kemudian naungan sama sekali
dihilangkan (setiap selang waktu 4 hari naungan dikurangi seperempatnya).
Pembukaan paranet bertujuan agar bibit dapat beradaptasi dengan cahaya matahari
langsung sebelum di transplanting ke main-nursery (ARM Minamas, 2004).
14
Pagar keliling. Salah satu syarat pembibitan yang baik adalah pembibitan
yang memiliki sistem keamanan yang baik. Faktor keamanan merupakan faktor
yang penting guna menjaga keamanan bibit dari berbagai macam gangguan, baik
itu dari hama besar seperti hewan ternak, hama babi maupun dari gangguan
manusia. Pemasangan pagar atau pemagaran pada areal pembibitan merupakan
salah satu usaha untuk menciptakan keamanan lingkungan pembibitan. Selain itu
pemasangan pagar juga berfungsi sebagai tempat hidup tanaman benefical plant
(tanaman menguntungkan) seperti Antigonon leptopus dan Turnera ulmifolia yang
dapat mengendalikan hama secara alami (Gambar 3). Areal pembibitan yang
dipagari adalah batas terluar dari seluruh luasan areal pembibitan Kebun PSE.
Pemagaran menggunakan kawat berduri yang membentang mengelilingi areal
pembibitan.
(a) (b)
Gambar 3. Benefical plant sebagai pagar pembibitan; (a) Turnera ulmifolia dan
(b) Antigonon leptopus
aplikasi pupuk CRF adalah dengan memasukan pupuk kedalam babybag dengan
membuat lubang di tengah-tengah media kemudian menutupnya kembali. Prestasi
kerja mahasiswa adalah 113 babybag HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan
adalah 350 babybag HK-1. Tidak ada standar perusahaan dalam pekerjaan ini
karena tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja borongan yang
ditargetkan menyelesaikan pekerjaan secepatnya.
Gambar 5. Bahan tanam yang digunakan Kebun PSE; (a) wadah kardus, (b)
wadah papan kayu, dan (c) wadah dari plastik
16
(a) (b)
prestasi kerja mahasiswa adalah 4 bedeng alam 7 jam kerja. Jumlah bibit dalam 1
bedeng berisikan sekitar 1700 bibit.
Pengendalian hama dan penyakit. Upaya untuk mencegah dan
mengatasi serangan hama pada pembibitan pre-nursery adalah dengan melakukan
penyemprotan insektisida secara rutin. Penyemprotan menggunakan insektisida
berbahan aktif sipermetrin yang dicampur dengan Agristik berbahan aktif alkilaril
poliglikoll eter. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasitas 15 liter.
Insektisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer adalah 30 ml dan agristik
sebanyak 10 ml. 1 knapsack sprayer dapat diaplikasikan sebayak 800-1.000 bibit
pada pre-nursery. Penyemprotan insektisida diaplikasikan dengan rotasi 2 minggu
sekali.
Pencegahan dan penanganan serangan jamur dilakukan penyemprotan
fungisida secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Penyemprotan menggunkan
knapsack sprayer kapasistas 15 liter. fungisida yang digunakan adalah fungisida
merek dagang Cozeb berbahan aktif mancozeb konsentasi 0,2%. Agristik
ditambahkan sebagai perekat dengan konsentrasi 0,06%. Dibutuhkan 30 ml Cozeb
dan 10 ml Agristik untuk 1 knapsack sprayer kapasitas 15 liter.
Pertumbuhan bibit. Kegiatan magang ini dilakukan pengukuran
pertumbuhan bibit di pre-nursery untuk mengetahui kualitas bibit yang berada
pada pembibitan Kebun Pinang Sebatang Estate. Pengamatan dilakukan setiap
satu minggu sekali dengan parameter: tinggi bibit, diameter batang bibit, dan
jumlah pelepah. Tinggi bibit diukur menggunakan penggaris dari permukaan
tanah hingga pucuk pelepah tertinggi. Diameter batang diukur sekitar 1 cm dari
pangkal batang menggunakan jangka sorong. Penghitungan pelepah adalah
pelepah yang sudah membuka sempurna dan berwarna hijau. Pengukuran
dilaksanakan saat bibit berumur 6 minggu setelah tanam (MST) sampai bibit
berumur 11 MST. Bibit siap tanam di pembibitan utama setelah bibit berumur ±3
bulan. Hasil pengukuran bibit yang diamati disajikan pada Tabel 7.
Hasil pengukuran bibit pada pre-nursery dilakukan uji korelasi dan regresi
menggunakan aplikasi Minitab. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui
hubungan umur bibit dengan peubah yang diamati. Uji regresi digunakan untuk
memprediksi pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit pada
main-nursery. Hasil uji korelasi dan regresi disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan
hasil uji regresi pada Tabel 8 diketahui bahwa variabel umur bibit mempunyai
korelasi positif sangat nyata dengan variabel tinggi bibit, diameter bibit, dan
jumlah pelepah. Berdasarkan hasil uji korelasi jika umur bibit bertambah maka
20
pertumbuhan tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah juga akan
bertambah.
Tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit mengalami
pertumbuhan yang linear, dimana pertumbuhan bibit menunjukan petumbuhan
yang terus meningkat seiring pertambahan umur bibit. Bibit berada fase
generative yang masih aktif mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan kelapa sawit
akan cenderung konstan setelah memasuki fase generative. Grafik pertumbuhan
bibit pada pre-nursery disajikan pada Gambar 9, 10, dan 11.
Tabel 8. Hasil uji korelasi dan persamaan regresi antara umur bibit dengan peubah
yang diamati
Peubah Korelasi Persamaan Regresi
Umur bibit vs rata-rata tinggi bibit 0,986** Y = 1,6679X + 9,3221
Umur bibit vs rata-rata diameter batang bibit 0,990** Y = 0,0719X + 0,2742
Umur bibit vs rata-rata jumlah pelepah bibit 0,995** Y = 0,3543X + 1,6935
Keterangan: nyata pada taraf 1%
25
Y = 1.6679X + 9.3221
Tinggi Bibit (cm)
20
15
10
5
0
6 7 8 9 10 11
Umur (MST)
Gambar 9. Grafik respon antara umur bibit dengan tinggi bibit
0.8
0.7 Y = 0.0719X + 0.2742
Diameter Batang (cm)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
6 7 8 9 10 11
Umur (MST)
Gambar 10. Grafik respon antara umur bibit dengan diameter batang bibit
21
5 Y = 0.3543X + 1.6935
4
4
Jumlah Pelepah
3
3
2
2
1
1
0
61 6 277 83 8 49 9 10
5 10116 11
Umur (MST)
Gambar 11. Grafik respon antara umur bibit dengan jumlah pelepah bibit
Tabel 9. Hasil seleksi bibit varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) Kebun PSE
Kriteria Jumlah Persentase (%)
Bibit abnormal (afkir) 3.705 9,09
Bibit normal 33.359 90,01
Total bibit 37.064 100,00
22
Pembibitan Main-nursery
Pengisian largebag dan pembutan lubang tanam. Pengisian largebag di
main-nursery dilakukan oleh pekerja borongan. Tanah yang digunakan adalah
tanah top soil yang berasal dari areal replanting. Tanah yang akan digunakan tidak
boleh tercampur dengan batu dan tidak boleh kontaminasi herbisida 3 bulan
sebelumnya. Setelah pengisian tanah ke largebag selesai dilakukan juga kegiatan
penataan largebag sesuai dengan jarak antar largebag yaitu 94 cm x 94 cm x 94
cm. Spacing merupakan kegiatan penjarangan atau penyusunan largebag pada
main nursery. Tujuan kegiatan penjarangan ini adalah untuk memperbaiki sistem
aerasi pada lingkungan pembibitan. Sistem aerasi harus baik untuk menghindari
keadaan lingkungan menjadi lembab yang akan memicu perkembangan spora
fungi penyebab penyakit. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada saat akan
dilakukan transplanting bibit dari pembibitan pre-nursery ke pembibitan main-
nursery. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan pipa
b rukuran ” (Gambar 13) sesuai standar perusahaan. Cara pembuatan lubang
tanam yaitu dengan menancapkan pipa ke dalam polybag hingga mencapai ±20
cm, kemudian mengeluarkan tanah yang berada didalam pipa. Kegiatan
pembuatan lubang tanam dilakukan oleh tenaga kerja borongan laki-laki.
23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 14. Proses transplanting; (a) pelangsiran bibit, (b) pengeceran bibit, dan
(c) penanaman bibit
(a) (b)
Gambar 15. Jenis head sprayer irigasi pada main-nursery Kebun PSE; (a)
sprinkler, dan (b) shower
Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari saat dilakukan aplikasi penyiraman
bibit. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh rata-rata volume irigasi untuk head
sprayer tipe sprinkler sebesar 563,67 ml largebag-1 hari-1 dan tipe shower sebesar
1.339,83 ml largebag-1 hari-1. Keduan hasil tersebut masih berada di bawah
standar perusahaan yaitu sebesar 2-3 liter largebag-1 hari-1. Hasil pengukuran
volume irigasi pada main-nursery disajikan pada Tabel 10.
Gambar 16. Pengendalian gulma pada main-nursery; (a) secara manual, (b) secara
kimia, dan (c) pengendalian gulma pada jalan kontrol
Tabel 12. Hasil seleksi bibit varietas DAMI PNG Kebun PSE
Kriteria Jumlah Persentase (%)
Bibit abnormal (afkir) 1.380 3,28
Bibit normal 40.657 96,72
Total bibit 42.037 100
28
Narrow pinnae
Sumber: ARM Minamas (2004)
dan jumlah pelepah bibit pada main-nursery. Hasil pengukuran riil akan
dibandingkan dengan prediksi untuk mengetahui tingkat akurasi prediksi
pertumbuhan. Semakin besar selisih antara hasil pengukuran riil dengan prediksi
maka tingkat akurasi semakin rendah. Hasil pengukuran riil, prediksi, dan selisih
pertumbuhan bibit disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil pengukuran tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah
bibit di main-nursery kebun PSE
M Pertumbuhan Riil Prediksi Pertumbuhan Selisih
S TB DB JP TB DB JP TB DB JP
T (cm) (cm) (pelepah) (cm (cm (pelepah) (cm) (cm) (pelepah)
24 50,25 1,84 8,7 49,35 2,00 10,2 0,90 -0,16 -1,5
25 53,67 2,10 9,3 51,02 2,07 10,6 2,65 0,03 -1,3
26 60,77 2,27 9,8 52,69 2,14 10,9 8,08 0,13 -1,1
27 64,50 2,41 10,4 54,36 2,22 11,3 10,14 0,19 -0,9
28 71,04 2,59 10,8 56,02 2,29 11,6 15,02 0,30 -0,8
29 74,30 2,68 11,5 57,69 2,36 11,9 16,61 0,32 -0,4
30 79,60 2,83 11,9 59,36 2,43 12,3 20,24 0,40 -0,4
31 82,22 2,95 12,5 61,03 2,50 12,7 21,19 0,45 -0,2
32 86,01 3,06 12,8 62,69 2,58 13,0 23,32 0,48 -0,2
33 89,69 3,14 13,2 64,36 2,65 13,4 25,33 0,49 -0,2
34 94,62 3,20 13,6 66,03 2,72 13,7 28,59 0,48 -0,1
35 97,76 3,28 13,8 67,69 2,79 14,1 30,07 0,49 -0,3
36 102,88 3,36 14,6 69,37 2,86 14,5 33,51 0,50 0,1
37 106,82 3,42 14,8 71,03 2,93 14,8 35,79 0,49 0,0
38 112,40 3,50 15,2 72,70 3,01 15,2 39,70 0,49 0,0
Keterangan: MST= minggu setelah tanam TB= tinggi bibit
DB= diameter batang bibit JP= jumlah pelepah bibit
(a) (b)
Gambar 19. Pemupukan sawit TM dengan CCM 44; (a) Pupuk majemuk NPK
compound 44 (CCM 44) dan (b) aplikasi pemupukan
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara
tumbuhan yang diusahakan dengan gulma, sanitasi, memudahkan perawatan,
memudahkan pemanenan dan menghilangkan pengaruh buruk bagi tanaman yang
diusahakan. Jenis gulma terdiri dari 3 yaitu rumput-rumputan, teki-tekian dan
tanaman kayu. Pengendalian gulma terdiri dari pengendalian gulma secara manual
dan kimiawi. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya berfokus
pada 3 tempat, yaitu pada piringan, pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil
(TPH).
Pengendalian gulma pada piringan TBM. Pengendalian gulma piringan
TBM kelapa sawit secara kimia pada Divisi II Kebun Pinang Sebatang Estate
dilakukan secara rutin dengan rotasi 2 bulan sekali. Herbisida yang digukan
adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif glufosinat dengan konsentrasi 1%.
Aplikasi penyemprotan mengunakan knapsack sprayer dengan kapasitas 15 liter.
Herbisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer yaitu sebanyak 150 ml 15
liter-1 atau 10 ml liter-1 yang dilarutkan dengan 15 liter air. Aplikasi 1 knapsack
dapat diaplikasikan antara 40-45 piringan sawit. Pengendalian gulma secara kimia
dilakukan oleh team semprot yang terdiri dari 10 pekerja wanita yang dimandori
oleh satu orang mandor. Pekerja dalam 1 hari kerja (HK) mampu menyemprot
sekitar 9-10 knapsack HK-1. Aplikasi pengendalian gulma pada piringan sawit
TBM disajikan pada Gambar 20.
(a) (b)
Gambar 22. Pengendalian gulma pada piringan sawit TM; (a) herbisida merek
dagang Ken-up, (b) herbisida merek dagang Kenly, dan (c) aplikasi
penyemprotan dengan MHS
(a) (b)
Gambar 23. Pengendalian hama oryctes pada sawit TBM; (a) insektisida yang
digunakan dan (b) aplikasi penyemprotan oryctes
Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan memotong tandan buah yang termasuk
dalam kriteria panen dan mengangkut buah ke TPH. Tujuan pemanenan adalah
memotong semua buah matang dengan mutu panen sesuai standar untuk
memaksimalkan perolehan minyak dan meminimalkan biaya panen. Keberhasilan
pemanenan dan produksi kelapa sawit bergantung pada bahan tanam, tenaga
pemanenan, peralatan pemanenan, kelancaran tranportasi, organisasi pemanenan,
dan areal pemanenan. Urutan kegiatan pemanen yaitu pemotongan tandan buah
segar (TBS) di pohon kelapa sawit, mengutip brondolan dengan menggunakan
karung, memotong gagang TBS, mengumpulkan TBS ke TPH, penomoran di
setiap TBS, dan pengangkutan TBS ke pabrik.
Kriteria panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar
memotong buah dengan tepat. Kriteria umum untuk TBS yang dipanen yaitu
berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh ke piringan kelapa sawit. Kriteria panen
yang diterapkan di Kebun PSE adalah jika terdapat minimal 10 brondolan pada
piringan maka layak untuk dipanen. Tingkat kematangan dapat dilihat pada Tabel
14.
Tabel 14. Tingkat kematangan dan kriteria panen
Tingkat kematangan Kategori Toleransi
Unripe 0-4 brondolan 0%
Under ripe 5-9 brondolan <5%
Ripe 10 atau lebih brondolan > 95%
Empty bunch Brondolan yang lepas per janjang > 95 % 0%
Longstalk Panjang gagang lebih dari 5 cm 0%
Old bunch Lebih dari 48 jam 0%
Sumber: ARM Minamas (2013)
Rotasi panen adalah interval yang dibutuhkan untuk kembali ke blok yang
sudah dipanen sebelumnya. Rotasi panen berkaitan dengan penyebaran
kematangan buah, dimana variasi penyebaran kematangan buah dari bulan ke
bulan berbeda akibat dari faktor iklim, umur tanaman, tempat, dan pemupukan.
Rotasi panen (umur panen) merupakan faktor pembatas dalam menentukan
produksi TBS, kualitas atau mutu buah, mutu transport, pengolahan TBS di PKS,
34
serta biaya pengolahan. Rotasi panen yang dilakukan pada kebun PSE adalah 7 –
9 hari, namun kondisi ini dapat berubah-ubah tergantung kondisi di lapangan.
Kegiatan panen diawasi oleh mandor. Mandor panen memberikan
pengarahan dan membagi hancak kepada pemanen. Pemanen memeriksa buah
sebelum dipanen dan memastikan bahwa buah tersebut sudah matang. Buah
matang yang akan dipanen memiliki kriteria lebih dari 10 brondolan setiap janjang
yang jatuh dan penampakan visual berwarna merah tua. Pelepah yang berada di
bawah TBS yang akan dipanen wajib diturunkan sebelum memotong TBS akan
tetapi jumlah pelepah yang tinggal di pokok harus sesuai dengan standar jumlah
pelepah pohon-1. Pelepah yang sudah dijatuhkan kemudian dipotong menjadi dua
bagian dan disusun diantara pokok dalam barisan jika pada terasan dan disusun
antar pokok pada pasar mati jika pada areal datar atau mata lima. TBS yang telah
dipanen kemudian akan dipikul atau diangkut mengunakan alat angkut (angkong)
menuju tempat pengumpulan hasil (TPH). Setelah itu pemanen wajib mengutip
brondolan yang terdapat pada piringan, batang sawit, dan gawangan kedalam
karung. Pengutipan brondolan harus bebas dari kotoran, toleransi yang diterapkan
adalah maksimal kotoran adalah 10% dari total brondolan. Setelah terkumpul,
brondolan dikumpulkan pada TPH. TBS yang telah terkumpul di TPH dipotong
tangkai tandannya kemudian diberi nomor identitas pemanen sebelum diangkut ke
pabrik kelapa sawit (PKS). Pemanen untuk 1 HK minimal harus mampu memanen
TBS sebayak 1.3 ton atau berkisar 75 tandan yang merupakan basis panen untuk
sawit TM besar. Jika lebih dari 1.3 ton maka akan dihitung lebih borong dan
masuk premi pemanen. Premi basis panen adalah Rp13.500 dan premi lebih
borong adalah Rp45 Kg-1. Brondolan yang dikutip bersih dan diwadahi karung
akan mendapat premi Rp140 Pemanenan dan pengangkutan TBS disajikan pada
Gambar 24.
Gambar 24. Pemanenan pada Divisi II kebun PSE; (a) pemanenan, (b) TBS yang
terkumpul di TPH, dan (c) pemuatan TBS ke PKS
35
Aspek Manajerial
Pendamping Mandor I
Mandor I bertugas membantu asisten mengkoordinasikan mandor-mandor
divisi dalam melaksanakan kegiatan lapangan serta mengawasi kerja karyawan
setiap hari. Mandor ke I bertugas: memeriksa ancak panen, memimpin apel pagi
sekaligus menentukan jumlah karyawan permandoran dan memberikan instruksi
kepada karyawan, mandor, kerani panen, dan membantu memeriksa ancak panen
untuk memeriksa kualitas pemanen. Setiap hari Mandor I wajib memeriksa
minimal 7 ancak panen. Pemeriksaan dilakukan secara langsung di lapang dan
menginput hasil kedalam aplikasi android khusus buatan Minamas bernama Sime
Darby Digital Supervisi (SDDS). Pemeriksaan meliputi: apakah terdapat buah
tinggal, brondolan tertinggal, dan pelepah yang tidak disusun atau dipotong.
botol, galon tempat racun dikumpulkan ke gudang Limbah B3. Hasil kerja
dilaporkan dalam buku kegiatan mandor (BKM).
Pendamping Asisten
Asisten bertugas memimpin antrian pagi di divisi. Berkeliling blok
mengawasi kerja mandor serta karyawan di lapangan dan menginput data pada
aplikasi SDDS. Kegiatan sebagai pendamping asisten adalah mempersiapkan dan
melengkapi persyaratan inspeksi rutin sertifikasi ISPO, mengecek teknis kerja di
lapangan dan melakukan pemeriksaan pemanen dengan aplikasi SDDS. Sore
harinya melakukan sharing pendapat di kantor besar bersama petugas kantor besar
dan asisten divisi lain. Kegiatan saat menjadi pendamping asisten adalah
mengawasi mandor perawatan, pembibitan, pemupukan, dan penyemprotan.
Pembahasan
Penyiraman
Penyiraman di pre-nursery. Penyiraman bibit yang terdapat di areal pre-
nursery adalah menggunakan sistem irigasi sprayer. Sprayer yang digunakan
mampu menyemprotkan air dalam bentuk butiran-butiran halus sehingga tidak
merusak permukaan tanah pada babybag. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam
sehari selama 30 menit. Penyiraman pada pagi hari pada pukul 06.00-06.30 WIB
dan sore hari pada pukul 17.00-17.30 WIB. Penyiraman tidak dilakukan apabila
hari sebelumnya terdapat hujan dengan intensistas curah hujan mencapai 8 mm.
Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 6 diperoleh hasil
rata-rata volume irigasi bibit pada pre-nursery sebesar 108,75 ml babybag-1 hari-1
atau 0,109 liter babybag-1 hari-1 dengan durasi penyiraman 30 menit pada pagi
dan sore hari. Menurut ARM Minamas (2004) kebutuhan air bibit di pre-nursery
adalah sekitar 0,2-0,3 liter babybag-1 hari-1. Hasil pengukuran tersebut
menunjukkan bahwa penyiraman yang dilakukan di pembibitan pre-nursery
Kebun PSE belum mencukupi jumlah volume irigasi yang ditetapkan perusahaan,
akan tetapi pertumbuhan bibit yang diamati menunjukan pertumbuhan yang baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah bibit afkir pada pre-nursery masih berada di
bawah batas maksimum yang ditetapkan perusahaan. Keadaan tersebut diduga
karena kebutuhan air bibit tercukupi dengan adanya curah hujan yang cukup
tinggi. Jumlah volume air irigasi yang diberikan dapat tercukupi dengan adanya
hujan pada hari sebelumnya yang kurang atau lebih dari 8 mm hari-1 sehingga air
akan terakumulasi pada media dan tersedia bagi kebutuhan bibit. Terpenuhinya
kebutuhan air bibit dipengaruhi oleh kadar air tanah atau kandungan air yang
terakumulasi pada media tanam. Tanah mampu mempertahankan kadar air tanah
sehingga dapat menyuplai kebutuhan air bibit dengan baik. Perusahaan lebih baik
menggunakan kadar air tanah sebagai standar operasional irigasi bibit, sehingga
dapat menentukan secara tepat ketersediaan air tanah bagi bibit. Bibit yang tidak
tercukupi kebutuhan airnya dapat menghambat proses pertumbuhan bibit.
Penyiraman di main-nursery. Penyiraman bibit yang berada di areal
main-nursery menggunakan dua jenis head sprayer, yaitu jenis shower dan jenis
sprinkler. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul
07.00-10.30 WIB dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 WIB dengan durasi
37
penyiraman masing-masing 1 jam pada pagi dan sore hari. Penyiraman bibit tidak
dilakukan apabila curah hujan hari sebelumnya mencapai 10 mm hari-1. Menurut
Ardian et al.(2015) aplikasi penyiraman pembibitan yang terbaik yakni kombinasi
waktu jam 07.30 WIB dengan volume pemberian air 2,0 liter largebag-1 hari-1
terhadap parameter pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun.
Berdasar Tabel 10 diperoleh rata-rata volume irigasi 0,564 liter largebag-1
hari-1 untuk irigasi dengan sprinkler, dan 1,340 liter largebag-1 hari-1 irigasi
dengan shower, sedangkan kebutuhan air bibit hari-1 menurut SOP Minamas yaitu
berkisar 2-3 liter largebag-1 hari-1. Berdasarkan pengukuran pada Tabel 10 jenis
headsprayer jenis shower memberikan volume irigasi yang lebih banyak daripada
headsprayer jenis sprinkler. Hasil pengukuran volume irigasi dari kedua
headsprayer belum memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan, akan tetapi
sama halnya pada pre-nursery bibit yang berada di main-nursery mempunyai
pertumbuhan yang relatif baik. Terdapat faktor-faktor diduga mempengaruhi hal
tersebut diantaranya curah hujan yang tinggi, kadar air tanah yang masih mampu
mencukupi kebutuhan air bibit dengan baik, dan media tanah yang diaplikasikan
pupuk kompos sehingga mampu menyimpan air dengan baik. Menurut Ichsan et
al., (2012) pemberian pupuk kompos mampu mencukupi kebutuhan air bibit
kelapa sawit yang disiram dengan interval penyiraman yang lebih panjang.
Perusahaan lebih baik menggunakan kadar air tanah sebagai standar
operasional kebutuhan irigasi bibit. Penggunaan kadar air tanah dapat menentukan
secara tepat ketersediaan air pada tanah atau media yang dapat tersedia bagi bibit.
Bibit yang tidak tercukupi kebutuhan airnya dapat menghambat proses
pertumbuhan bibit. Irigasi adalah faktor penting yang perlu mendapatkan
perhatian lebih untuk menghasilkan bibit yang berkualitas.
Seleksi bibit di pre-nursery dilakukan pada saat bibit berumur 3 bulan atau pada
saat pindah tanam ke lapangan main-nursery. Seleksi di pembibitan awal
dilakukan terhadap bibit abnormal seperti: bibit rolled leaf (daun menggulung),
twisted shoot (daun terpuntir), chimera (bibit bulai), bibit mati, grass (bibit
berdaun sempit), crinkle leaf (bibit berkerut), bibit kerdil, dan bibit terkena
penyakit (leaf spot). Bibit yang abnormal kemudian dihancurkan.
Bibit abnormal atau afkir yang terseleksi disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor genetik, lingkungan, dan human error. Contoh bibit yang
disebabkan oleh faktor genetik yaitu rolled leaf, collante, crinkle leaf, dan
chimera. Kadang kala bibit chimera tidak masuk dalam kategori afkir karena bisa
saja saat transplanting atau penanaman di lapangan chimera tersebut bisa hilang.
Contoh bibit abnormal yang disebabkan lingkungan yaitu penyakit bercak daun
karena lingkungan yang terlalu lembab sehingga menjadi tempat berkembang
jamur Curvularia sp. Penyakit bercak daun dapat menyebar dari satu tanaman ke
tanaman lain melalui air. Bibit yang terkena Culvularia harus segera dikendalikan,
jika tidak akan segera menyebar ke bibit lainya. Contoh bibit yang disebabkan
human error adalah twisted shoot. Twisted shoot terjadi karena kesalahan
penanaman yaitu terbaliknya posisi plumula dan radikula. Bibit mati terjadi
karena pemeliharaan yang kurang intensif. Hasil seleksi bibit umur 3 bulan
varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) diperoleh bibit abnormal sebanyak 3.705
(9,09%) dan bibit normal sebanyak 33.359 (90,01%) (Tabel 9). Hal ini sudah
memenuhi standar perusahaan yaitu sekitar 5 - 10% (ARM Minamas, 2004).
Laporan seleksi atau culling umur 3 bulan disajikan pada Lampiran 11.
Seleksi bibit di main-nursery. Seleksi bibit di pembibitan main-nursery
Kebun PSE dilakukan secara bertahap yaitu ketika bibit berumur 6 bulan, 9 bulan,
dan 10-12 bulan. Kriteria bibit yang diseleksi adalah flat top (permukaan tajuk
rata), juvenile (tajuk yang belum membuka), narrow pinnae (daun seperti
rumput), short internode (jarak antar daun terlalu rapat), wide internode (jarak
antar anak daun terlalu renggang), chimera (bulai), erect (daun tegak), kerdil, dan
bibit yang terkena serangan hama dan penyakit kondisi parah. Kegiatan seleksi
merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan agar
mendapat kualitas bibit yang baik. Hasil seleksi bibit varietas DAMI PNG umur 6
bulan diperoleh bibit afkir sebanyak 1.380 (3,28%) dan bibit normal sebanyak
40.657 (96,72%) (Tabel 12). Hal ini sudah memenuhi standar yang ditetapkan
perusahaan yaitu berkisar 10 – 15% (ARM Minamas, 2004). Laporan seleksi atau
culling umur 6 bulan disajikan pada Lampiran 12.
dilaksanakan saat bibit berumur 6 minggu setelah tanam (MST) sampai bibit
berumur 11 MST, kemudian pada main-nursery ketika berumur 24 MST sampai
38 MST.
Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan
keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan
(Pahan, 2010). Berdasarkan Gambar 9 bibit di pre-nursery mempunyai
pertumbuhaan yang baik. Bibit dikatakan baik apabila pertumbuhan tinggi
tanaman semakin bertambah dan tidak kerdil. Pertambahan tinggi bibit setiap
minggu bibit mengalami pertambahan yang relatif konstan. Pertumbuhan bibit
kelapa sawit juga dapat dilihat dari parameter pertambahan diameter batang bibit.
Menurut Rahayu (2012) bibit kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang unik
ketika masih dalam masa pertumbuhan, sehingga diameter batang dapat dijadikan
parameter pada masa pembibitan. Kenaikan pertumbuhan diameter batang bibit
kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 10. Berdasarkan grafik pada Gambar 10
diameter batang mengalami pertambahan setiap minggunya. Pertumbuhan bibit
kelapa sawit juga dapat dilihat berdasarkan jumlah pelepah. Berdasarkan data
pada Gambar 11 jumlah pelepah mengalami pertambahan setiap 2 minggu sekali.
Rata-rata jumlah pelepah bibit saat transplanting adalah 4 pelepah.
Hasil uji korelasi pada Tabel 8 menunjukkan hasil bahwa variabel umur
bibit, tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah saling berkorelasi positif
sangat nyata antar masing-masing variabel. Nilai koefisien korelasi dari hasil uji
korelasi menunjukkan hasil sebesar 0,955-0,995. Berdasarkan hasil uji korelasi
maka umur bibit berbanding lurus dengan pertumbuhan tinggi bibit, diameter
bibit, dan jumlah pelepah. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2013) besaran dari
koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua
peubah atau lebih. Berdasarkan pernyataan tersebut berarti keragaan suatu
variabel agronomi tidak menjadi penyebab keragaan suatu variabel agronomi
lainya.
Berdasarkan uji regresi pada pertumbuhan bibit di pre-nursery diperoleh
persamaan antara umur bibit dengan berbagai peubah yang diamati. Persamaan
antara umur bibit dengan tinggi bibit Y = 1,6679X + 9,3221; umur bibit dengan
diameter batang bibit Y = 0,0719X + 0,2742; dan umur bibit dengan jumlah
pelepah bibit Y = 0,3543X + 1,6935. X merupakan umur bibit dan Y adalah
peubah pertumbuhan yang diamati. Persamaan dari hasil uji regresi dapat
digunakan untuk memprediksi angka pertumbuhan bibit yang meliputi tinggi
bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah pada umur bibit yang diinginkan. Hal
tersebut akan berguna bagi perusahaan untuk memprediksi umur bibit saat
perusahaan menginginkan pertumbuhan bibit pada angka tertentu. Berdasarkan
data persamaan regresi maka pertumbuhan bibit yang akan datang dapat
diprediksi pertumbuhannya. Data riil dan prediksi pertumbuhan bibit di main-
nursery disajikan pada Tabel 13.
Berdasarkan data pada Tabel 13 diperoleh hasil pengukuran real, prediksi,
selisih pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit pada main-
nursery. Selisih tinggi bibit hasil pengukuran riil dengan prediksi menunjukan
hasil yang relatif rendah pada umur 24 dan 25 MST, kemudian pada umur 26-38
MST menunjukan selisih yang relatif tinggi. Selisih antara pertumbuhan prediksi
dan pertumbuhan riil yang semakin kecil menunjukan tingkat akurasi yang tinggi
dan sebaliknya semakin besar selisih maka semakin tidak akurat prediksi
40
pertumbuhan bibit. Selisih hasil pengukuran riil dengan prediksi untuk diameter
batang dan jumlah pelepah menunjukkan hasil yang relatif rendah. Berdasarkan
ketiga data tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh
dari pertumbuhan bibit pre-nursery dapat diaplikasikan untuk memprediksi
pertumbuhan diameter batang dan jumlah pelepah pada main-nursery, sedangkan
untuk tinggi bibit kurang dapat diterapkan karena kedua bibit yang diamati
berbeda varietas. Diameter batang dan jumlah pelepah antar varietas relatif sama
sedangkan untuk tinggi bibit dapat berbeda, karena tinggi bibit merupakan peubah
khusus yang membedakan antar varietas.
gejala defisiensi unsur hara. Pupuk rock phosphate yang diberikan adalah 12,5 g
babybag-1 dicampurkan dengan media tanah secara merata saat pengisiian
babybag. Aplikasi pupuk CRF diberikan sekitar 1 minggu sebelum penanaman
kecambah dengan dosis 5 g babybag-1 dengan cara membuat lubang pada tengah
babybag. Pupuk CRF bersifat slow release sehingga dapat menyuplai kebutuhan
hara bagi bibit sampai bibit siap untuk dipindah tanam. Pupuk daun Bayfolan
diberikan pada bibit apabila terjadi diefisiensi unsur hara pada bibit, biasanya
terlihat pelepah bewarna kekuningan. Aplikasi pupuk daun dilakukan dengan
melarutkan 15 ml Bayfolan kedalam 5 liter larutan air untuk disemprotkan pada
100 bibit.
Pemupukan pada main-nursery. Pemupukan pada main-nursery meliputi
pemupukan rock phosphate (RP), CRF, CCM 25, dan cangkang kernel (fiber).
Pemupukan rock phosphate dan CRF merek dagang Agroblant diaplikasikan pada
lubang tanam. Dosis masing-masing pupuk adalah 120 g largebag-1 untuk RP dan
dibutuhkan50 g largebag-1 untuk pupuk CRF. Bibit di main-nursery akan dipupuk
lagi menggunakan pupuk CCM 25 berbentuk granule. Pemupukan dengan CCM
25 diaplikasikan saat bibit berumur 9 bulan dan terus berlanjut dengan selang
waktu 4 minggu sampai bibit siap ditanam di lapang. Pupuk CCM 25 tersebut
mengandung unsur nitrogen 14%, fosfat 13%, kalium 9% dan unsur mikro
essensial lainnya yang berguna untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit. Pupuk
CCM 25 diaplikasikan dengan dosis 30 g largebag-1 dengan cara menebar pupuk
secara melingkar sekitar pokok sawit dan tidak boleh terkena batang atau pelapah
bibit. Bibit di main-nursery juga mendapatkan pupuk organik berupa cangkang
kernel. Tujuan pemberian cangkang kernel adalah menggemburkan tanah di
dalam polybag dan mengurangi serangan gulma. Aplikasi cangkang kernel setelah
bibit ditransplanting dari pre-nursery ke main-nursery dengan cara menaburkan
secara tipis pada largebag dengan jarak 3 cm dari batang bibit.
Kesimpulan
kecambah afkir 0,4% dan kecambah normal 99,6%; seleksi bibit pada pre-nursery
diperoleh bibit afkir 9,09% dan bibit normal 90,01%; seleksi pada main-nursery
diperoleh bibit afkir 3,28% dan bibit normal 96,72%. Hasil persamaan regresi
pertumbuhan vegetatif bibit pada pre-nursery dapat digunakan untuk memprediksi
pertumbuhan bibit di main-nursery untuk peubah diameter batang dan jumlah
pelepah bibit. Hasil pengukuran volume irigasi pada pre-nursery dan main-
nursery menunjukkan bahwa volume irigasi masih berada di bawah standar
perusahaan, akan tetapi pertumbuhan bibit masih dalam keadaan baik dan
memenuhi standar perusahaan. Perawatan bibit baik dari pengendalian hama,
pengendalian penyakit, dan pemupukan dilaksanakan dengan baik sesuai standar
perusahaan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lubis A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Edisi 2.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Sumatera Utara.
Lubis R.E. dan Widanarko A. 2012. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Mattjik A.A. dan Sumertajaya I.M. 2013. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor.
[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit. PPKS,
Medan.
Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
ke Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pardamean M. 2012. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Rahayu N.R. 2012. Pengelolaan pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
di Kebun Bangun Bandar, PT Socfindo Medan, Sumatera Utara. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ramadhaini R.F., Sudradjad, dan Wachjar A. 2014. Optimasi dosis pupuk
majemuk NPK dan kalsium pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di pembibitan utama. J. Agron. Indonesia 42(1):52 – 58.
Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1997. Fisiologi tumbuhan. Terjemahan Dian
Rukmana dan Sumaryono. ITB, Bandung.
Sastrosayono S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan.
Kanisius, Yogyakarta.
Soebagyo F.X. 1997. Seleksi pada pembibitan kelapa sawit, hal. 27-31. Dalam
Panin K., Poeloengan Z., Purba P., Hutomo T., Tobing P.L., dan Fadli
M.L. (Eds.). Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Pengenalan Bahan
Tanaman Kelapa Sawit. PPKS. Medan.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Jurnal kegiatan sebagai karyawan harian (KH) di Kebun Pinang Sebatang Estate
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
06/02/2017 Sampai di kebun dan perkenalan dengan staf PSE - - - Kantor besar PSE
07/02/2017 Orientasi Pembibitan - - - Pembibitan
08/02/2017 Penyiangan gulma di PN 4 bedeng 4 bedeng 4 bedeng PN pembibitan
09/02/2017 Sensus bibit umur 6 bulan 1 plot 1 plot - MN pembibitan
10/02/2017 Sensus bibit umur 6 bulan 1 plot 1 plot - MN pembibitan
11/02/2017 Persiapan pengamatan - - - Pembibitan
13/02/2017 Pengendalian gulma secara kimia 4 knapsack 8 knapsack 10 knapsack MN pembibitan
14/02/2017 Take buah, pemberondolan TBS 50 tandan 100 tandan - B006
15/02/2017 Pengisian babybag 133 babybag 350 babybag 350 babybag PN pembibitan
16/02/2017 Pengisian babybag 150 babybag 350 babybag 350 babybag PN pembibitan
17/02/2017 Pemupukan areal TM Melangsir 500 kg - Blok A001
18/02/2017 Penanaman mukuna pada polybag 535 - - PN pembibitan
20/02/2017 Penanaman mukuna pada polybag 750 - - PN pembibitan
21/02/2017 Pengisian babybag 70 - - PN pembibitan
22/02/2017 Penyemprotan gulma pada gawangan 4 knapsack 8 knapsack 10 knapsack Blok A002
24/02/2017 Pengendalian gulma piringan TM 1 2 knapsack 7 knapsack 7 knapsack B006
25/02/2017 Seleksi dan penanaman kecambah 1500 kecambah 4000 kecambah 4000 kecambah PN pembibitan
27/02/2017 Pengendalian gulma piringan TM 1 2 knapsack 10 knapsack 10 knapsack Blok B006
28/02/2017 Pengendalian gulma manual di MN 4 baris 8 baris 10 baris MN pembibitan
01/03/2017 Konsolidasi pelepah 2 Gawangan 4 Gawangan - Blok A002
04/03/2017 Pembuatan bedengan 2 bedeng 5 bedeng 5 bedeng PN pembibitan
06/03/2017 Konsolidasi pelepah 2 teras 5 teras - Blok A002
07/03/2017 Pengendalian gulma kimia piringan TBM - 10 knapsack 10 knapsack Blok A004
08/03/2017 Panen TBS - 1,3 Ton 1,3 Ton Blok ZA05
45
46
46
Lampiran 1. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
09/03/2017 Pemupukan TM - 16 - Blok A004
10/03/2017 Pemuatan TBS ke PKS - 3 trip 3 trip Blok A001
11/03/2017 Pengamatan data primer - - - Pembibitan
14/03/2017 Pengikatan bibit siap kirim 30 bibit 70 bibit - Pembibitan
21/03/2017 Konsolidasi Pelepah 1 teras 4 teras - Blok B003
Lampiran 2. Jurnal kegiatan sebagai pendamping mandor di Kebun Pinang Sebatang Estate
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) diawasi (ha) (jam)
23/02/2017 Field checking Blok A005
- - -
Blok B004
02/03/2017 Pengendalian hama oryctes 13 76,67 7 Blok B005
03/03/2017 Pengendalian hama oryctes 13 102,75 5 Blok B005
13/03/2017 Pengendalian gulma pada gawangan 3 10 7 Blok A004
15/03/2017 Penumbangan dan cheaping pokok sawit 3 3 7 Blok A012
16/03/2017 Penanaman sawit 1 0,5 7 Blok B013
17/03/2017 Penanaman kacangan 3 3 7 Blok B013
18/03/2017 Transplanting bibit 15 0,25 7 MN pembibitan
20/03/2017 Pengendalian gulma kimia piringan sawit TM Blok A001
6 16,5 7
besar Blok A004
22/03/2017 Field checking - 69,57 7 Blok B003
23/03/2017 Pemupukan ZA sawit TBM 9 27 7 Blok A004
25/03/2017 Pengamatan data primer - - 7 Pembibitan
28/03/2017 Libur Hari Nyepi - - -
47
Lampiran 2. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) diawasi (ha) (jam)
06/04/2017 Penyemprotan insektisida bibit pada MN 3 1,5 7 MN pemibitan
07/04/2017 Pengendalian gulma kimia bibit pada MN 3 1 5 MN pembibitan
08/04/2017 Pengamatan data primer - - 7 Pembibitan
10/04/2017 Pemupukan babybag sebelum tanam 6 0,25 7 PN pembibitan
11/04/2017 Supervisi - - 7 Pembibitan
12/04/2017 Pemupukan babybag sebelum tanam 6 0,25 7 PN pembibitan
13/04/2017 Pemasangan plang peringatan - - 7 Blok A004
14/04/2017 Libur Wafat Isa Almasih - - - -
15/04/2017 Penyemprotan fungisida bibit pada MN 3 0,5 7 MN pembibitan
16/04/2017 Libur Hari Paskah - - - -
17/04/2017 Pengendalian gulma piringan TM dengan MHS 5 22,5 7 Blook D005
19/04/2017 Mandor pengendalian gulma piringan TM dengan 7 31,5 7 Blook A005
MHS
21/04/2017 Mandor pengendalian gulma manual MN 3 0,25 5 MN pembibitan
25/04/2017 Mandor pengendalian gulma kima pada MN 3 0,25 7 MN pembibitan
47
48
48
Lampiran 3. Jurnal kegiatan sebagai pendamping asisten di Kebun Pinang Sebatang Estate
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas areal yang Lama kegiatan Lokasi
diawasi (orang) diawasi (ha) (jam)
7/02/2017 Field checking 3 139 7 Blok B007
Blok A007
24/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 5 Kantor besar PSE
25/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
27/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
28/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
29/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
30/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
31/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 5 Kantor besar PSE
01/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
03/03/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
04/04/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
5/04/2017 Mempersiapkan sertifikasi ISPO - - 7 Kantor besar PSE
18/04/2017 Field checking dengan SDDS - 69,52 7 Blok B003
26/04/2017 Field checking dengan SDDS - 69,52 7 Blok B003
27/04/2017 Pengawasan pengendalian gulma secara 1 16 7 Blok A004
kimia piringan TBM
28/04/2017 Field checking dengan SDDS - 69,52 5 Blok B003
29/04/2017 Pengamatan data primer - - 7 Pembibitan
01/05/2017 Libur Hari Buruh Internasional - - -
02/05/2017 Pengawasan pengendalian gulma 1 102,75 7 Blok A004
03/05/2017 Pembuatan plang peringatan - - 7 Kantor Divisi II
04/05/2017 Pengawasan ablasi 1 20 7 Blok A004
49
Lampiran 3. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas areal yang Lama kegiatan Lokasi
diawasi (orang) diawasi (ha) (jam)
05/05/2017 Pengawasan pemupukan CCM 24 1 24 5 Blok A004
06/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
08/05/2017 Seleksi bibit umur 3 bulan 2 0,5 7 PN pembibitan
09/05/2017 Belajar administrasi kantor besar - - 7 Kantor Besar
10/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
11/05/2017 Libur Hari Waisak - - - -
12/05/2017 Seleksi bibit umur 3 bulan 2 0,5 5 PN pembibitan
13/05/2017 Seleksi bibit umur 3 bulan 2 0,5 7 PN pembibitan
15/05/2017 Belajar administrasi kantor besar - - 7 Kantor Besar PSE
16/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
17/05/2017 Pengawasan dongkel anak kayu dan 1 76,09 7 Blok A001
kentosan
18/05/2017 Pengawasan semprot alang-alang dan 1 102,75 7 Blok A004
anak kayu
19/05/2017 Field checking SDDS - 69,52 5 Blok B003
20/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
22/05/2017 Pengawasan pengiriman bibit 1 1 7 Pembibitan
23/05/2017 Pengawasan pengendalian gulma 1 20 7 Blok B006
piringan TM 1
24/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
25/05/2017 Libur kenaikan Isa Almasih - - - -
26/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 5 Pembibitan
49
50
50
Lampiran 3. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas areal yang Lama kegiatan Lokasi
diawasi (orang) diawasi (ha) (jam)
27/05/2017 Pengawasan pekerjaan di pembibitan 2 24 7 Pembibitan
29/05/2017 Melengkapi laporan - - 7 Kantor besar
30/05/2017 Melengkapi laporan - - 7 Kantor besar
31/05/2017 Melengkapi laporan - - 7 Kantor besar
01/06/2017 Libur hari Lahir Pancasila - - - -
02/06/2017 Pengambilan data primer - - 5 Pembibitan
03/06/2017 Persiapan presentasi kebun - - 7 Kantor besar
05/06/2017 Presentasi kebun dan perpisahan - - 7 Kantor besar
06/06/2017 Kembali ke Bogor - - - -
51
Pembibitan
PSE
Sumber : Kantor besar Pinang Sebatang Estate (2017)
51
52
52
Lampiran 5. Data curah hujan dan hari hujan kebun Pinang Sebatang Estate tahun 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bulan
HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH
Januari 16 244 5 116 7 93 8 141 13 111 16 141
Februari 8 153 13 118 14 286 - - 2 18 10 165
Maret 11 128 12 154 12 103 6 68 14 189 7 111
April 13 189 11 176 7 118 14 331 9 172 8 158
Mei 6 87 7 81 5 125 7 197 9 176 10 151
Juni 9 67 5 90 2 5 6 152 8 71 5 74
Juli 6 102 7 126 7 113 5 114 1 3 8 240
Agustus 5 145 11 231 6 135 13 117 1 9 5 41
September 7 216 8 228 14 199 7 118 5 35 12 288
Oktober 19 290 16 211 13 289 16 192 4 74 9 197
November 16 232 19 460 20 407 22 312 17 285 19 319
Desember 16 242 15 181 13 399 14 161 15 278 108 9
Total 132 2.095 129 2.173 120 2.272 118 1.903 98 1.420 217 1.894
Rata-rata 11 175 11 181 10 189 10 159 8 118 18 158
BB 10 10 10 10 6 9
BL 2 2 1 1 2 1
BK 0 0 1 0 4 2
Sumber: Kantor besar kebun Pinang Sebatang Estate (2017)
Keterangan :
Hari hujan (HH); curah hujan (CH); bulan basah (BB) >100 mm; bulan lembab (BL) 60-100 mm; bulan kering (BK) <60 mm.
Q= x100% = x100% =12.74%
Jadi menurut Schmidt dan Ferguson, kebun Pinang Sebatang Estate termasuk beriklim A atau sangat basah
53
54
Lampiran 7. Struktur organisasi kebun Pinang Sebatang Estate
Struktur Organisasi PSE
E tat Manag r
Jimmy S Si ombing
P Sr A i t n
Divi i IV
A mad Jalaludin A i t n Divi i I A i t n Divi i A i t n Divi i Ka i
II III
Divisi IV Gu ti Bayu H J on D Purba Pambudi Ad Tawang Purna W
P
Mandor I Mandor I Mandor I Mandor I Kantor B ar
Mdr. Panen Mdr. Panen Mdr. Panen Mdr. Panen
Mdr. Perawatan Mdr. Perawatan Mdr. Perawatan Mdr. Perawatan
Kerani Divisi Pembukuan
Mdr. Replanting Kerani Divisi Kerani Divisi
Kerani Panen Kasir
Kerani Divisi Kerani Panen Kerani Panen
Pembelian
Kerani Panen Admin Tanaman
Mantri Tanaman
Team BMS Checkroll
Opas Kantor
Pembibitan Team BSS Kerani RSPO
Trak i
Kepala Gudang
Chief Mekanik Kerani gudang
Kerani Traksi SD
Mdr. CE
Mdr. Transport
TK
Operator & Driver
Security
PT Aneka Intipersada
Pinang Sebatang Estate
Dengan hormat,
Bersama ini saya melporkan tanam kecambah PPKS yang dikirim hari
Sabtu tanggal 01 April 2017 dan ditanam pada hari Sabtu tanggal: 01 April 2017.
Adapun yang dikirim sejumlah = 28.968 Kecambah
Terdiri dari 1 jenis yaitu PPKS-SM-B = 28.968 Kecambah
Diterima dilapangan sejumlah 28,968 Kecambah, dari jumlah tersebut
ditanam sejumlah 28,889 .kecambah ( 99,73 % )sedangkan yang afkir ( karena
patah ataupertumbuhan yang tidak bagus) sejumlah 99 atau ( 0,27 % ).
Demikian laporan penanama kecambah dari PPKS SM-B ini kami
sampaikan, atas persetujuan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Pinang Sebatang, 01 April 2017
Hormat Kami Disetujui Oleh
PRE
NURSERY
Pipa ” 7 m Pipa ”
Pipa ” 0 4m Pipa ” Kantor
Di Persiapkan Oleh
Pipa ” 50 m Pipa ”
Pipa ¾” 5 m Waduk
Tanki Air
Sprinkl r ¾” 7 B Kamar Mesin
Pambudi Adhe P.
Sow r ¾” 70 B Pos Jaga Asisten Bibitan PSE
57
58
58
Lampiran 11. Laporan hasil seleksi bibit umur 3 bulan di pembibitan Kebun PSE
PT. ANEKA
INTIPERSADA
KEBUN PINANG
SEBATANG
B 3 11,400 11,400
Grand
37,064 -
Total - - - - - 37,064
Lampiran 12. Berita acara seleksi bibit umur 6 bulan pembibitan Kebun PSE
PT Aneka Intipersada
Pinang Sebatang Estate
Dengan hormat,
Sehubungan dengan ini kami sampaikan Laporan culling bibit DAMI PNG
( 017 ) Umur 6 bulan yang dilaksanakan pada tanggal 09 Februari2017 di Main
Nursery PT.AIP-PSE.Adapun rinciannya yaitu :
Culling Umur 3 Culling
Jenis Jumlah Afkir Stok
Tanam Bln ( Umur 6
Bibit Awal Kecambah Akhir
Transplanting) Bln
DAMI 49.034 2.856 46.178 4.141 1.380 40,657
Demikian hal ini kami sampaikan, atas persetujuan Bapak kami ucapkan terima
kasih.
Pinang Sebatang, 10 Februari 2017
Hormat Kami Disetujui Oleh
RIWAYAT HIDUP