Anda di halaman 1dari 12

Problematika Serapan Produk Pertanian, Perikanan, dan

Industri Lokal Bali terhadap Sektor Pariwisata

LKMM IUSTITIA

Disusun Oleh:
Kelompok Hendra Hambali

Nama Anggota:

I Made Bayu Arya M. (2104551222) Pande Putu Genta W. (2104551248)


Made Agus Arya Wiguna (2104551228) Ni Putu Eka Cahyani (2104551249)
Yogan Bagus Somantri (2104551229) IGN Bagus Ryan Nugraha (2104551250)
William Hutapea (2104551231) Wayan Nanda Yuri A. (2104551251)
A.A. Istri Krisnindya C. (2104551234) Nabila Angreni Santoso (2104551253)
Roswita Thereza Ngolong (2104551235) I Wayan Safta P.B.P. (2104551257)
Kayla Nixie Salsabil H. (2104551237) Gerardina Yosephine N. (2104551259)
Ni Putu Putri Karuni (2104551238) Ni Luh Jantika Ayu C. (2104551260)
I Komang Chandra P. W. (2104551239) IGN Angga Trisna M. (2104551263)
Putu Ferrel Davina P.M. (2104551240) Luh Ayu Wara Apsari (2104551265)
I Kadek Dewantara M. P. (2104551241) Ni Putu Leilani Putri S. (2104551267)
Ni Putu Indira Widnyani (2104551243) Gusti Ayu Nadiva P. W. (2104551268)
Gede Agung Mahardika (2104551245) Yannix Mirah Pratiwi R. (2104551271)
Komang D Satria Wiguna (2104551246) Gusti Ayu Ketut A. M. H. (2104551273)
I Gede Taruna Santosa (2104551247) Cynthia Marliesye Maluta (2104551275)
I. Pendahuluan

Bali merupakan salah satu provinsi yang memiliki peran penting dalam
perekonomian Indonesia, dengan sumbangan terhadap PDB nasional sebesar 8,47
persen (BPS, 2008). Kontribusi ini terutama berasal dari sektor pariwisata,
sebagaimana diketahui bersama bahwa pariwisata di Bali merupakan unggulan
pariwisata nasional. Oleh karenanya pengembangan pariwisata di Bali tidak hanya
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, namun juga perlu mendapat
perhatian utama dari Pemerintah Pusat.
Tidak hanya sektor pariwisata, Bali juga kaya akan produk pertanian,
perikanan serta industri lokal. Melalui Pergub Bali No 99 Tahun 2018, hotel,
restoran, dan katering wajib memanfaatkan produk pertanian dan perikanan
minimal 30% dan industri minimal 20%. Sedangkan pasar swalayan wajib
memasarkan untuk produk pertanian minimal 60% serta produk perikanan dan
industri. Pergub ini memiliki tujuan yang baik bagi masyarakat Bali untuk
memberikan dampak positif bagi penyerapan produk lokal Bali, seperti sayur,
buah, dan lain sebagainya. Namun, hal ini masih belum bisa diterapkan secara
optimal karena sektor pariwisata sendiri yang meliputi hotel, restoran dan lain-
lainnya masih belum menerima produk pertanian, perikanan serta industri lokal.
Mereka lebih dominan mengimpor produk dari luar yang mereka nilai lebih
kualitasnya lebih baik daripada produk lokal.1
Sejak kasus pertama covid-19 masuk ke Indonesia hingga tingginya
peningkatan kasus tersebut menyebabkan terhambatnya pariwisata di Indonesia
khususnya di Bali. Hal ini berdampak juga dengan penyerapan produk pertanian,
perikanan serta industri lokal di sektor pariwisata. Hotel dan restoran sulit
melakukan impor produk dari negara lain sehingga mengharuskan penggunakan
produk lokal. Namun, apakah penyerapan produk pertanian, perikanan dan
industri menjadi meningkat? Tentu saja tidak, karena akibat pandemi covid-19
tidak ada wisatawan asing yang berkunjung sehingga hotel dan restoran
membatasi pembelian produk bahan baku. Lalu, bagaimana cara meningkatkan

1 Badung, Fajar. 2019. “Koperasi, Hotel, Restoran, Ritel Di Bali Wajib Serap Produk Pertanian Lokal.”
Fajarbadung.Com. https://fajarbadung.com/koperasi-hotel-restoran-ritel-di-bali-wajib-serap-
produk-pertanian-lokal/1441/2019/. Diakses Desember 3, 2021.
serapan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali terhadap sektor
pariwisata?

II. Pembahasan
Roda perekonomian di Bali bertumpu pada sektor pariwisata. Sehingga
tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata merupakan sektor paling utama
dan menunjang perekenomian di Bali. Namun sektor pertanian, perikanan, dan
industri di Bali tidak bisa dianggap sebelah mata karena tiga sektor ini juga erat
kaitannya terhadap sektor utama kita yaitu sektor pariwisata. Bali merupakan
salah satu destinasi wisata yang memanfaatkan produk-produk serapan dari
pertanian, perikanan, dan industri lokal yang ada di Bali untuk menarik minat dari
wisatawan lokal maupun mancanegara. Pemanfaatan produk lokal tersebut harus
dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat yang berada di sektor pertanian,
perikanan, dan industri lokal di Bali.
Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Pemasaran Dan
Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali, menunjukkan
keberpihakan pemerintah provinsi Bali terhadap petani dan pengrajin lokal atas
realita di lapangan dimana banyaknya masyarakat yang masih menggunakan
produk luar dibanding produk lokal dengan alasan kualitas produk luar dianggap
lebih baik. Nyatanya setelah dikeluarkannya Peraturan Gubernur tersebut tidak
menjadikan hotel, restoran, pasar modern/swalayan membeli produk lokal. Oleh
karena itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster kembali mengeluarkan surat edaran
nomor 5774 tahun 2019 yang mewajibkan hotel, restoran, pasar modern/swalayan
untuk memanfaatkan produk lokal yang menjadi terusan dari peraturan gubernur
sebelumnya
Kurangnya pemanfaatan tersebut membuat produk-produk lokal di Bali
semakin terpuruk. Padahal produk lokal di Bali memiliki kualitas yang sama
bagusnya dengan produk impor dan juga dengan menggunakan produk lokal ini
dapat menunjukan ciri khas yang asli dari Bali. Ada tiga sektor yang harus
ditingkatkan pemasaran serapan produknya yaitu pada sektor pertanian,
perikanan, dan industri. 2
Pada sektor pertanian, jenis produk pertanian lokal Bali meliputi tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Jenis produk pertanian lokal
tersebut masih banyak yang diimpor dari luar. Impor beras beberapa tahun
belakangan ini sempat ramai dan mencuat ke permukaan publik di tengah panen
raya di sejumlah daerah. Hal ini membuat masalah yang tidak dapat disepelekan
dan memicu keresahan dikalangan petani. Imbasnya harga objek yang
diperbincangkan, yakni gabah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal
itulah yang membuat kesejahteraan petani beras di Indonesia khususnya di Bali
menjadi menurun. Begitu juga dengan petani tanaman pangan di Bali seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan juga mengalami penurunan penjualan akibat dari
impor sayur-sayuran dan buah- buahan yang melewati batas kebutuhan pangan di
Bali sehingga hasil panen dari petani lokal kita tidak terserap secara menyeluruh.
Walau Kementrian Perdaganagn telah membuat aturan yaitu Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 30/M-DAG/PER/5/2017
Tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura yang didalamnya memuat tentang
kebijakan mengenai impor hortikultura namun implementasinya masih sangat
jauh dari harapan masyarakat khususnya para petani. Dimana para petani
mengeluhkan persoalan mengenai impor hasil pertanian di masa panen yang
membuat harga hasil pertanian lokal menjadi sangat murah karena adanya
monopoli dagang yang dilakukan oleh pengusaha yang membuat hasil pertanian
lokal menjadi tidak terserap sepenuhnya. Harapan kedepannya yang diinginkan
para petani adalah hasil dari pertanian mereka di distribukan secara menyeluruh

2019. " Berdayakan Petani Dan Industri Lokal, Gubernur Bali Terbitkan Peraturan Gubernur Nomor 99
Ta2018" distanpangan.baliprov.go.id.

https://distanpangan.baliprov.go.id/berdayakan-petani-dan-industri-lokal-gubernur-bali-
terbitkan-peraturan-gubernur-nomor-99-tahun-2018/. Diakses Desember 4, 2021
2017. "Peraturan Menteri Perdagangan Replublik Indonesia nomor 30/M-DAG/PER/5/2017
tentang ketentuan imporprodukholtikultura."ews.kemendag.go.id.
https://ews.kemendag.go.id/file/policy/Permendag%2030_2017.pdf. Diakses Desember
4, 2021.
seperti ke hotel, pasar, atau tempat makan yang ada di daerah khususnya
pariwisata sehingga hasil dari petani lokal kita juga dikenal oleh para wisatawan,
bawasannya hasil pertanian dari Indonesia pun memiliki kualitas yang tidak kalah
dengan impor dari negara lain. Sehingga kesejahteraan petani Indonesia
meningkat dan profesi sebagai petani tidak dipandang sebelah mata di kalangan
masyarakat.
Sektor perikanan di Bali kurang mendapat perhatian sebelum maupun
sesudah masa pandemi seperti ini, hal ini disebabkan karena masyarakat bali lebih
memfokuskan diri pada sektor pariwisata, padahal Bali memiliki potensi yang
sangat besar untuk mengembangkan sektor perikanan. Masyarakat umum
menganggap bahwa sektor perikanan tidak terlalu menguntungkan dari segi
ekonominya, selain itu masyarakat Bali sudah terlalu nyaman atas sektor
pariwisata karena sejak dulu kita sebagai masyarakat awam hanya mengetahui
Bali dari sektor pariwisatanya saja. Pada masa sekarang pemerintah gencar untuk
meningkatkan sektor perikanan di Bali karena seiring perkembangannya waktu,
pemerintah mengerti bahwa kita tidak dapat hanya mengandalkan sektor
pariwisata. Pemerintah memaparkan keseimbangan ekonomi sumber daya
kelautan di Bali meliputi pemanfaatan sumber daya kelautan yang terdiri dari
perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan, serta pengusahaan sumber daya kelautan yang terdiri dari industri
kelautan, wisata bahari, perhubungan laut dan bangunan laut. Berdasarkan data
dari Pemprov Bali, potensi ekonomi kelautan Bali meliputi perikanan tangkap,
akuakultur, unit pengolahan ikan, produk ornamental, industri bioteknologi
kelautan. Lalu ada wisata pesisir, bahari dan pulau-pulau kecil. Dengan itu
pemerintah membuat solusi bersama gubernur Bali agar mengembangkan sektor
perikanan dengan cara memperbanyak tambak udang di Bali karena sejak awal
Bali merupakan penghasil sumber daya udang tetapi ditinggalkan karena
masyarakat Bali lebih memilih untuk focus terhadap pariwisatanya. Selain itu, 3
masyarakat berharap bahwa kita dapat menggabungkan sektor pariwisata dengan
sektor perikanan agar sama sama menguntungkan kedepannya.
Pernyataan diatas menunjukan kurangnya implementasi dari UU No.16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
yang menyatakan bahwa pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
berkelanjutan merupakan suatu keharusan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industry. Sehingga diperlukan adanya
penyuluhan yang merata kepada masyarakat agar seluruh lapisan masyarakat
dapat mengetahui potensi dari sektor-sektor yang ada terutama sektor perikanan
agar nantinya sektor tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan Pergub Bali No.
99 Tahun 2018 tentang pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan,
dan industri lokal Bali. Penyuluhan bertujuan untuk memperkuat pengembangan
pertanian, perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern dalam system
pembangunan yang kerkelanjutan, menumbuhkan kesadaran masyarakat sebagai
pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian lingkungan hidup sesuai
dengan isi Pasal 3 UU No 16 Tahun 2006. Nantinya, pengembangan sektor
pertanian, perikanan, dan kehutanan diharapkan dapat terlaksana setara dengan
sektor pariwisata, sebagaimana yang tercantum dalam Pergub Bali No. 99 Tahun
2018.
Bali kaya akan seni dan budaya, hal ini menjadikan Bali memiliki potensi
yang sangat besar dalam pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif.
Secara nasional jumlah subsektor industri kreatif tertinggi adalah kuliner
(41,47%), fashion (17,68%) dan kerajinan (14,99%). Dari persentase tersebut,
Bali memiliki peluang yang menjanjikan untuk mengembangkan kuliner, fashion,
seni rupa, dan seni pertunjukan. Contohnya, Ubud pernah mendapatkan
penghargaan dari UNWTO sebagai Global Gastronomy Destination pada tahun

3
Divianta, Dewi. 2020. "Edhy Prabowo Soroti Pariwisata Bali Pinggirkan Sektor
Ekonomi Kelautan Perikanan" liputan6.com.
https://www.liputan6.com/regional/read/4396226/edhy-prabowo-soroti-
pariwisata-bali-pinggirkan-sektor-ekonomi-kelautan-perikanan. Diakses
Desember 4, 2021.
2019. Selain terkenal dengan karya seni seperti lukisan dan tari tradisional, Ubud
juga memiliki potensi kuliner lokal yang menjanjikan. 4
Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk memberikan dukungan
kepada industri kreatif khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui
dukungan regulasi seperti Peraturan Gubernur Bali No. 79 Tahun 2018 dan
Peraturan Gubernur Bali No. 99 Tahun 2018 yang ditujukan untuk mendukung
penggunaan dan konsumsi produk lokal Bali. Namun, dalam perjalanan
pertumbuhannya lebih didominasi oleh sektor pariwisata dan mengesampingkan
industri lokal di Bali. Pariwisata seharusnya menjadi lokomotif bagi industri lokal
karena peluang terbesar untuk mendukung pertumbuhan industri lokal adalah
melalui wisatawan yang datang ke Bali. Wisatawan domestik dan wisatawan asing
sangat meminati produk lokal di Bali, tetapi pada kenyataannya dukungan
pemerintah terhadap industri lokal di Bali hanya sekedar wacana, tidak adanya
dukungan yang konkrit oleh pihak pemerintah menyebabkan pertumbuhan
industri lokal di Bali mengalami stagnansi. Regulasi yang diberlakukan oleh
pemerintah pun masih belum maksimal karena masih banyak hotel, restoran, dan
pasar swalayan yang tidak menyediakan dan memasarkan produk lokal sesuai
dengan regulasi yang ada. Pemerintah seharusnya bersikap tegas dan menindak
hal tersebut agar nasib para pengusaha bali dapat lebih diperhatikan.

III. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita garis bawahi bahwa roda


perekonomian di Bali selama ini bertumpu hanya pada sektor pariwisata, sehingga
sektor-sektor yang sebenarnya sangat penting seperti sektor pertanian, industri,
dan perikanan tidak diperhatikan dan tidak dapat berkembang dengan baik.
Gubernur Bali, I Wayan Koster kembali mengeluarkan surat edaran nomor 5774
tahun 2019 yang mewajibkan hotel, restoran, pasar modern/swalayan untuk
memanfaatkan produk lokal yang menjadi terusan dari peraturan gubernur
4
2019. “Serapan Produk Lokal Bagi Industri Pariwisata di Bali Belum Optimal.” Jarrakpos.com.
https://jarrakpos.com/20/06/2019/serapan-produk-lokal-bagi-industri-pariwisata-di-bali-
belum-optimal/. Diakses Desember 3, 2021.
sebelumnya, hal ini membuktikan bahwa sektor industri belum dapat
dimanfaatkan dengan maksimal sehingga tidak berkembang dengan baik.
Sedangkan di sektor pertanian pemerintah dan pihak lainnya lebih memilih untuk
mengimpor hasil pertanian dibandingkan dengan membeli hasil dari petani lokal.
Pada sektor perikanan, masyarakat di Bali cenderung lebih berfokus pada sektor
pariwisata akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai budidaya,
pengolahan dan pemasaran dari hasil perikanan. Ada beberapa solusi yang dapat
kami berikan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diantaranya:
1. Pendistribusian produk lokal daerah Bali harus dilakukan secara merata
dengan cara pemerintah dapat membuat regulasi baru untuk menekan
pihak distributor untuk lebih memilih produk lokal dan mengenakan
sanksi kepada para distributor yang lebih memilih produk impor,
2. Pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada para
produsen guna meningkatkan kualitas produksi agar bisa bersaing dengan
produk impor.
3. Pemerintah dapat mencoba untuk mengajak para petani lokal dari ketiga
sektor tersebut dan investor pariwisata yang berminat untuk saling
berkolaborasi dan membuat wisata yang menarik para wisatawan.
4. Pemerintah sebaiknya memberikan bantuan peminjaman modal secara
merata kepada pelaku usaha industri lokal supaya usaha tersebut dapat
berkembang dan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di Bali.

IV. Pernyataan Sikap

Berkaitan dengan kajian di atas mengenai problematika serapan produk


pertanian, perikanan, dan industri lokal di Bali terhadap sektor pariwisata, kami
kelompok 6 Hendra Hambali menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mendesak pemerintah agar segera melakukan evaluasi terhadap


pengimplementasian UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
2. Mendesak pemerintah untuk bertindak tegas terhadap pemberlakuan
Pergub Bali No. 99 Tahun 2018.
3. Mendesak pemerintah agar segera melakukan evaluasi dari kebijakan
ekonomi pangan, impor pangan, pertanian, dan industri yang
melemahkan ekonomi kerakyatan.
4. Berharap masyarakat dapat mengubah persepsi terhadap kualitas produk
lokal yang dianggap rendah.
5. Menghimbau bagi pelaku usaha sektor pariwisata dapat bekerja sama
dengan para petani, nelayan, dan UMKM.

V. Daftar Pustaka

Badung, Fajar. 2019. “Koperasi, Hotel, Restoran, Ritel Di Bali Wajib


Serap Produk Pertanian Lokal.” Fajarbadung.Com.
https://fajarbadung.com/koperasi-hotel-restoran-ritel-di-bali-
wajib-serap-produk-pertanian-lokal/1441/2019/. Diakses
Desember 3, 2021.
Adnyana, I Made. “Keterkaitan Sektor Pertanian Dan Sektor Pariwisata
Dalam Perekonomian Bali” 5 (1).
_______. 2019. “Serapan Produk Lokal Bagi Industri Pariwisata di Bali
Belum Optimal.” Jarrakpos.com.
https://jarrakpos.com/20/06/2019/serapan-produk-lokal-bagi-
industri-pariwisata-di-bali-belum-optimal/. Diakses Desember 3,
2021.
Sukarelawanto, Ema. 2019. “Tak Serap Produk Pertanian Lokal,
Gubernur Bali Ancam Sanksi Pengusaha.” Bisnis.Com.
https://bali.bisnis.com/read/20190523/538/926601/tak-serap-
produk-pertanian-lokal-gubernur-bali-ancam-sanksi-pengusaha.
Diakses Desember 3, 2021.
Timorria, Iim Fathimah. 2020. “Ternyata Industri Tekstil Punya Masalah
Kronis, Apa Saja?” Bisnis.Com.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200826/257/1283367/ternyata-
industri-tekstil-punya-masalah-kronis-apa-saja. Diakses Desember
3, 2021.
Divianta, Dewi. 2020. "Edhy Prabowo Soroti Pariwisata Bali Pinggirkan
Sektor Ekonomi Kelautan Perikanan" liputan6.com.
https://www.liputan6.com/regional/read/4396226/edhy-prabowo-
soroti-pariwisata-bali-pinggirkan-sektor-ekonomi-kelautan-
perikanan. Diakses Desember 4, 2021.
Febrianto, Vicki. 2021. "Masalah Klasik Kian Menjerat Petani Saat
Pandemi Covid-19" antara news.com.
https://www.antaranews.com/berita/1944496/masalah-klasik-kian-
menjerat-petani-saat-pandemi-covid-19. Diakses Desember 4,
2021.
Masiani. 2021. "Kunjungan Kelompok Ahli Ekonomi Bidang Kelautan
dan Perikanan Provinsi Bali: Pengembangan Ekonomi Kelautan
Bali" kkp.go.id.
https://kkp.go.id/brsdm/bbrblgondol/artikel/26459-kunjungan-
kelompok-ahli-ekonomi-bidang-kelautan-dan-perikanan-provinsi-
bali-pengembangan-ekonomi-kelautan-bali. Diakses Desember 4,
2021.
______. 2017. "Peraturan Menteri Perdagangan Replublik Indonesia
nomor 30/M-DAG/PER/5/2017 tentang ketentuan impor produk
holtikultura." ews.kemendag.go.id.
https://ews.kemendag.go.id/file/policy/Permendag%2030_2017.p
df. Diakses Desember 4, 2021.
______. 2021. "KKP Dukung Pemprov Bali Bangun Ekonomi Sektor
Kelautan dan Perikanan" pressrelease.id.
https://pressrelease.kontan.co.id/release/kkp-dukung-pemprov-
bali-bangun-ekonomi-sektor-kelautan-dan-perikanan?page=all.
Diakses Desember 4, 2021.
Putra, AA Gede Yuniartha. 2018. "Bali Hari Ini: Permasalahan
Kepariwisataan dan Solusinya." 1(1).
_____. 2020. "Pemprov Bali Terus Dukung UMKM Lokal di
Masa Pandemi" baliprov.go.id.
https://www.baliprov.go.id/web/pemprov-bali-terus-dukung-
umkm-lokal-di-masa-pandemi/. Diakses Desember 4, 2021.
_____. 2019. " Berdayakan Petani Dan Industri Lokal, Gubernur Bali
Terbitkan Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2018"
distanpangan.baliprov.go.id.
https://distanpangan.baliprov.go.id/berdayakan-petani-dan-
industri-lokal-gubernur-bali-terbitkan-peraturan-gubernur-nomor-
99-tahun-2018/. Diakses Desember 4, 2021
Koalisian. 2019. " Pernyataan Sikap Peringatan Hari Tani Nasional 2019
Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA)" igj.or.id
https://igj.or.id/pernyataan-sikap-peringatan-hari-tani-nasional-
htn-2019-komite-nasional-pembaruan-agraria-knpa/. Diakses
Desember 4, 2021.

Anda mungkin juga menyukai