Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF

“Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Tidak Efektif Wacana ‘Kubu Prabowo Tolak
Lapor Bawaslu’ dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Koran : Bisnis Indonesia, Kamis 12
Juni 2014.”

Oleh:

KELOMPOK 1`

TIARA PERTIWI
REZA WINATA AULIA HUTAMI

SAID MUHAAMMAD IKHSAN ZULFI

M. RIDWAN

AGUS KRISYANTO

YAYASAN TASIK GEMILANG

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan makalah Bahasa Indonesia
dengan judul PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF “Analisis Kesalahan Penggunaan
Kalimat Tidak Efektif Wacana ‘Kubu Prabowo Tolak Lapor Bawaslu’ dalam Tajuk Rencana
Surat Kabar Koran : Bisnis Indonesia, Kamis 12 Juni 2014.” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini telah diupayakan sehingga dapat merampungkan pembuatan


dan penyusunan makalah ini. Juga penulis sampaikan tertimakaih banyak pada rekan–rekan
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat mengharapkan, semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan dari
para pembaca.

Tembilahan, 24 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kalimat Efektif......................................................................3


B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif..........................................................................3
C. Unsur-Unsir Kalimat Efektif....................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Kesalahan Kalimat Tidak Efektif pada Wacana Berita............8


B. Perubahan Terhadap Kesalahan Kalimat Tiodak Efektif.........................9

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah sebuah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat arbitrer,
digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri. Di Indonesia, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang paling penting
untuk mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan bahasa
Indonesia yang tidak baik dan benar dapat mengaburkan keaslian atau kemurnian bahasa
Indonesia serta dapat mengganggu komunikasi atau penyampaian informasi kepada
penerima. Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam, salah satu di antaranya ragam
bahasa jurnalistik.
Bahasa jurnalistik atau bahasa pers adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan.
Bahasa jurnalistik adalah bahasa Indonesia yang baku, yang harus memperhatikan
kaidah-kaidah yang berlaku. Bahasa tentunya memiliki kaidah yang harus ditaati
pemakaiannya agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsirannya. Bahasa jurnalistik,
khususnya ragam tulis harus memperhatikan ejaan bahasa Indonesia, menggunakan
bahasa baku, dan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa.
Bahasa jurnalistik berfungsi sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan
yang digunakan media cetak dan media elektronik. Pada dasarnya penyampaian informasi
melalui media elektronik atau media cetak bukan merupakan hal yang terpenting
melainkan yang terpenting adalah bahasa yang digunakan dalam media massa yang
terdapat dalam sebuah wacana berita. Kemudahan yang dialami masyarakat sekarang
dalam mengakses informasi dari sumber manapun menjadi daya tarik suatu berita akan
sampai kepada pembacanya.
Berita diperoleh secara langsung dari beberapa wartawan. Wartawan merupakan
komponen terpenting dalam media massa. Wartawan yang melakoni kegiatan jurnalistik
di lapangan untuk menggali, mengolah, dan menyajikan informasi menjadi sebuah berita
biasanya dinamakan reporter. Berita disebar di berbagai surat kabar dan disiarkan di
berbagai stasiun televisi. Sebagian berita disampaikan secara langsung di lokasi kejadian
dan sebagian disampaikan di dalam studio. Reporter dituntut untuk menyampaikan berita
sesuai dengan ragam bahasa jurnalistik dan kaidah tata bahasa baku, khususnya kalimat
efektif. Pemahaman terhadap kalimat efektif diperlukan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam menafsirkan berita. Makalah ini disusun untuk “Analisis
4
Kesalahan Kalimat Efektif dengan Wacana ‘Kubu Prabowo Tolak Lapor Bawaslu’ dalam
Tajuk Rencana Surat Kabar Koran : Bisnis Indonesia, Kamis 12 Juni 2014.”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah dalam pembuatan makalah
yaitu :
1. Bagaimana efektivitas kalimat pada laporan berita?
2. Apa saja kesalahan pada kalimat tidak efektif yang terdapat dalam kalimat laporan
berita?

C. TUJUAN PENULISAN
Pembuatan dan penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan
kalimat efektif dalam “Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Tidak Efektif Wacana
‘Kubu Prabowo Tolak Lapor Bawaslu’ dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Koran : Bisnis
Indonesia, Kamis 12 Juni 2014.”

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif merupakan suatu susunan kata yang mengikuti kaidah yang baik dan
benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian
oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar atau pembaca. Agar proses
penyampaian dan penerimaan tersebut berlangsung sempurna, kalimat yang diucapkan
atau dituangkan dalam tulisan hendaknya kalimat efektif.
Sebaliknya, proses penyampaian dan penerimaan yang tidak sempurna dapat
disebabkan oleh ketidakefektifan kalimat. Kalimat tidak efektif merupakan kalimat yang
melanggar kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ketidakefektifan kalimat juga dapat
menyebabkan ketidakjelasan informasi yang ingin disampaikan. Dalam bahasa jurnalistik,
informasi dapat disampaikan melalui berita. Berita yang disampaikan oleh reporter
haruslah informatif dan komunikatif. Informatif berarti informasi yang ingin disampaikan
dapat diterima dengan baik, sedangkan komunikatif berarti bahasa yang digunakan dapat
dimengerti oleh pendengar/pembaca.

B. CIRI – CIRI KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif memiliki cirri- ciri khusus, yaitu :
1. Menggunakan diksi atau pemilihan kata yang tepat.
2. Memiliki unsur utama sebuah kalimat (subjek dan predikat).
3. Menggunakan kaidah penulisan sesuai dengan EYD atau ejaan yang disempurnakan.
4. Memiliki penekanan gagasan pokok kalimat.
5. Tidak menggunakan kata-kata yang mubazir.
6. Memiliki bentuk bahasa yang konsisten.
7. Menggunakan variasi dalam struktur kalimat.
8. Memiliki kesetaraan antara struktur bahasa dengan gagasan penulis yang logis dan
sistematis.
9. Memiliki kalimat yang paralelan

6
C. UNSUR KALIMAT EFEKTIF
a. Kesepadanan
Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri kesepadanan:
1. Kalimat memiliki fungsi yang jelas (subjek predikat ). Hindari penggunaan kata
depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya didepan.
Contoh:
“Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi
bersama.”
Kalimat di atas tidak memiliki kesepadanan karena fungsi subjek tidak jelas.
2. Tidak terdapat subjek ganda
Contoh :
“Peringatan hari sumpah pemuda beberapa warga masyarakat menampilkan
berbagai kegiatan kesenian.”
3. Kata penghubung digunakan secara tepat
Contoh :
“Dia datang terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti kuliah pertama.”
Konjungsi sehingga tidak bisa diletakkan di awal kalimat karena sebagai
konjungsi intrakalimat.
4. Predikat kalimat tidak didahului kata yang
Contoh :
“Semua regulasi yang menghambat iklim.”

b. Keparalelan
Keparalelan yaitu kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat .
Artinya, jika bentuk pertama menggunkan kata benda (nominal), bentuk kedua dan
setelahnya harus menggunakan kata benda (nomina). Sedangkan jika bentuk pertama
menggunakan kata kerja (verba) bentuk setelahnya harus menggunakan kata kerja
(verba).
Contoh :
“Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun ini dijadikan titik tolak, maka
menonjollah beberapa masalah pokok yang minta perhatian dan pemecahan
Reorganisasi administrasi departemen-departemen, ini yang pertama. Masalah pokok
7
yang lain yang menonjol ialah penghentian pemborosan dan penyelewengan. Ketiga
karena masalah pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak , maka kita ingin
mengemukakan faktor lain, yaitu bagaimana memobilisir potensi nasional secara
maksimal dalam pembangunan ini.” (kompas)

Bila kita perhatikan kutipan di atas tampak bahwa reorganisasi, pemborosan dan
penyelewengan serta mobilisasi nasional merupakan masalah pokok yang mempunyai
hubungan satu sama lain. Dengan mengunakan konstruksi yang paralel ketiganya
dapat dihubungkan secara dekat, serta akan memberikan tekanan yang lebih jelas pada
ketiganya.

c. Ketegasan makna
Ketegasan makna dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang dipentingkan di
bagian awal kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal yang
dimaksud. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
1) Pergi kamu!
2) Kamu pergi!
Berdasarkan makna dan tujuan, kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan yang
nyata. Pada kalimat 1) penekanannya terletak pada kata pergi. Hal ini memiliki
maksud bahwasannya harus segera pergi dengan cepat. Sedangkan kalimat 2)
penekanannya terletak pada kata kamu. Hal ini memiliki maksud bahwasannya yang
harus pergi adalah kamu bukan yang lain.

d. Kehematan
Kehematan adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
“Lukisan itu indah.”
“Lukisan itu akan saya beli.”
Jika kalimat diatas digabungkan akan menjadi :
“Lukisan indah itu akan saya beli.”
“Lukisan itu akan saya beli karena indah.”

8
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
“Mulai hari kamis ini Top Skor akan mulai terbit dan dijual dengan harga eceran
Rp. 2.500,00-.”

3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam


satu kalimat.
Contoh :
“Tim ini memiliki waktu selama sepekan ( terhitung kemarin) untuk menentukan
detail pelaksaan format dua wilayah seperti jumlah peserta, kontrak permainan,
dan lain-lain.”

4. Penghematan dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk


jamak.
Contoh :
“Beberapa negara-negara ASEAN mengikuti konferensi”
“Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung
itu merupakan Perang Dunia Timur Tengah.”

e. Kecermatan
Kecermatan dalam kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam
pilihan kata. Kecermatan dalam kalimat berkaitan dengan pemilihan kata, penyusunan
kata, dan penggunaan logika dalam kalimat.
Kecermatan mengikuti beberapa aspek di antaranya, yaitu :
1. Ketepatan dalam sturktur kalimat
Contoh :
“Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima beasiswa.”
Penggunaan kata di atas menyebakan kalimat bermakna ganda, yaitu “Yang
terkenal itu mahasiswa atau perguruan tinggi?”

9
2. Pemilihan kata
Contoh :
“Sebagian toko tertutup sehingga para korban gempa mengkonsumsi makanan
sesuai dengan ketersediaan yang ada.”

3. Penggunaan ejaan
Contoh :
“Menurut cerita Ibu Sari adalah orang pandai di desa itu.”
Kekurangan penggunaan tanda baca, kalimat diatas menyebabkan makna menjadi
kabur, seharusnya “Menurut cerita Ibu, Sari adalah orang pandai di desa itu.”

f. Kepaduan/ Koheren
Kepaduan merupakan pernyataan dalam kalimat sehingga kalimat yang
disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.
Kepaduan menunjukkan adanya hubungan timbal balik yang jelas antar unsur-
unsur (kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat tersebut, hubungan subjek
dan predikat, hubungan antara predikat dan objeknya, serta keterangan-keterangan
lain yang menjelaskan tiap unsur-unsur pokok.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak terlalu panjang. Kalimat yang
padu menggunakan pola aspek, agen dan verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata
antara predikat kata kerja dan objek.

g. Kelogisan
Gagasan pokok atau ide pokok dalam kalimat dapat diterima oleh akal pikiran
dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran,
yaitu proses berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga
kesimpulan akan mudah diperoleh.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISIS KESALAHAN KALIMAT TIDAK EFEKTIF PADA WACANA


BERITA
Kalimat efektif merupakan suatu susunan kata yang mengikuti kaidah yang baik dan
benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian
oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar atau pembaca. Agar proses
penyampaian dan penerimaan tersebut berlangsung sempurna, kalimat yang diucapkan
atau dituangkan dalam tulisan hendaknya kalimat efektif.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar dapat
mengaburkan keaslian atau kemurnian bahasa Indonesia serta dapat mengganggu
komunikasi atau penyampaian informasi kepada penerima. Bahasa Indonesia memiliki
banyak ragam, salah satu di antaranya ragam bahasa jurnalistik.
Bahasa jurnalistik atau bahasa pers adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan.
Bahasa jurnalistik adalah bahasa Indonesia yang baku, yang harus memperhatikan
kaidah-kaidah yang berlaku. Bahasa tentunya memiliki kaidah yang harus ditaati
pemakaiannya agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsirannya. Bahasa jurnalistik,
khususnya ragam tulis harus memperhatikan ejaan bahasa Indonesia, menggunakan
bahasa baku, dan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa.
Bahasa jurnalistik berfungsi sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan
yang digunakan media cetak dan media elektronik. Pada dasarnya penyampaian informasi
melalui media elektronik atau media cetak bukan merupakan hal yang terpenting
melainkan yang terpenting adalah bahasa yang digunakan dalam media massa yang
terdapat dalam sebuah wacana berita. Kemudahan yang dialami masyarakat sekarang
dalam mengakses informasi dari sumber manapun menjadi daya tarik suatu berita akan
sampai kepada pembacanya.
Berita diperoleh secara langsung dari beberapa wartawan. Wartawan merupakan
komponen terpenting dalam media massa. Wartawan yang melakoni kegiatan jurnalistik
di lapangan untuk menggali, mengolah, dan menyajikan informasi menjadi sebuah berita
biasanya dinamakan reporter. Berita disebar di berbagai surat kabar dan disiarkan di
berbagai stasiun televisi. Sebagian berita disampaikan secara langsung di lokasi kejadian
11
dan sebagian disampaikan di dalam studio. Reporter dituntut untuk menyampaikan berita
sesuai dengan ragam bahasa jurnalistik dan kaidah tata bahasa baku, khususnya kalimat
efektif. Pemahaman terhadap kalimat efektif diperlukan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam menafsirkan berita.
Berikut adalah beberapa kalimat yang tidak efektif pada surat kabar koran harian
dalam wacana “Kubu Prabowo Tolak Lapor Bawasli” dalam tajuk rencana Bisnis
Indonesia, Kamis 12 Juni 2014.
1. Kesalahan pada pemilihan kata
Alasannya, belum diketahui dengan pasti identitas pelaku pembocor surat yang konon
adalah dokumen rahasia negara tersebut.

2. Penyampaian opini yang kurang tegas


Oleh krena itu, tim Prabowo-Hatta menyerahkan sepenuhnya kepada Polri, “ Enggak
usah dilaporin, harus dicari orangnya,” tegasnya.

3. Tidak menggunakan bahasa baku


“Saya enggak tahu dari mana. Saya minta coba kita lihat itu dari mana. Karena itu
surat rahasia,” jelas Purnomo.

Berdasarkan beberapa kalimat tidak efektif yang ditemukan pada surat kabar koran
diatas, perlu kita ketahui bahwasannya dalam menyampaikan suatu berita atau informasi
hendaknya mengunakan bahasa yang mudah dimengerti serta menggunakan kalimat yang
efektif. Dalam surat kabar koran tersebut didapatkan hanya sedit kesalahan, tapi perlu
ditekankan untuk lebih memerhatikan pemilihan kata dan perlunya penggunaan kalimat
efektif.

B. PERUBAHAN TERHADAP KESALAHAN KALIMAT TIDAK EFEKTIF


Perubahan atau perbaikan kalimat sangat diperlukan agar berita atau informasi yang akan
disampaikan atau dibaca oleh pembaca dapat dengan mudah dimengerti. Berikut
perubahan kalimat tidak efektif pada surat kabar koran wacana “ Kubu Parabowo Tolah
Lapor Bawaslu” dalan tajuk rencana Bisnis Indonesia, Kamis 12 Juni 2014.
1. Kesalahan pada pemilihan kata
Alasannya, belum diketahui dengan pasti identitas pelaku pembocor surat yang konon
adalah dokumen rahasia negara tersebut.
12
Perubahan :
Alasannya belum diketahui dengan pasti identitas pelaku yang menyebarkan surat
yang diketahui bahwasannya surat tersebut dokumen rahasia Negara itu.

2. Penyampaian opini yang kurang tegas


Oleh krena itu, tim Prabowo-Hatta menyerahkan sepenuhnya kepada Polri, “ Enggak
usah dilaporin, harus dicari orangnya,” tegasnya.
Perubahan :
Oleh karena itu, tim Prabowo-Hatta menyerahkan sepenuhnya kepada Polri, “ Tidak
perlu dilaporkan, orangnya yang harus dicari,” tegasnya.

3. Tidak menggunakan bahasa baku


“Saya enggak tahu dari mana. Saya minta coba kita lihat itu dari mana. Karena itu
surat rahasia,” jelas Purnomo.
Perubahan :
“Saya tidak tahu surat tersebut didapatkan, cukup kita amati surat tersebut dari mana,
karena surat ini adalah surat rahasia,” jelas Purnomo.

13
BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dialkukan, dapat diketahui bahwa perlunya


penggunaan kalimat efektif dalam menyampaikan berita atau informasi memalui surat
kabar atau media lainnya agar dapat dengan mudah diterima, dibaca dan dipahami oleh
pembaca. Kesalahan kalimat efektif pada surat kabar koran “Wacana ‘Kubu Prabowo
Tolak Lapor Bawaslu’ dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Koran : Bisnis Indonesia,
Kamis 12 Juni 2014” hanya sedikit ditemukannya kalimat tidak efektif.
Dengan demikian perlu nya menganalisis dan meriview kembali kesalahan kalimat
yang akan dipublikasikan nantinya ke khalayak ramai, agar berita dapat dipahami dengan
baik oleh para pembaca.

B. SARAN
Penggunaan kalimat efektif dengan baik baik dan benar sangat dianjurkan, maka
dari itu ditekankan bahwa gunakanlah kalimat efektif pada saat menyampaikan berita atau
informasi agar pembaca dengan mudah menafsirkan maksud dari isi berita atau informasi
tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Devita, Marieta Bona, Putrayasa, I.G.N.K, Madia, I made. (2020). “Kajian Kalimat Efektif
pada Laporan Berita Reporter Metro TV.” Jurnal Vol. 24 No. p-ISSN: 2528-5076, e-
ISSN: 2302-920X
Yanuarti, Fenty. (2016). “Penggunaan Kalimat Efektif Pada Tajuk Rencana Surat Kabar
Republika dan Implikasinya Terhadap Pebelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
SMA.” SKRIPSI
Riswati.(2015). “PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS
ILMIAH MAHASISWA” Jurnal Riksa Bahasa Volume 1, Nomor 2

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai