Anda di halaman 1dari 6

[Type text]

UNIVERSITAS INDONESIA

SURAT TANGGAPAN ATAS SURAT PEMBERITAHUAN HASIL


PEMERIKSAAN

Laboratorium Pajak

Kartika Sukmatullahi Hasanah


1206275622

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI FISKAL
DEPOK
2015

1
[Type text]

Jakarta, 5 November 2015

Surat No : V/11/KS

Kepada Yth.
Kepala KPP Pulogadung
Jalan Pemuda Nomor 1
Jakarta Timur

Dengan hormat,

Sehubungan telah diterbitkannya Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Nomor: 123,


dengan ini perkenankanlah kami selaku pengurus dari:

Nama : Kartika Sukmatullahi Hasanah


NPWP : 01.079.593.4-057.000
Alamat : Jalan Kayu Putih Selatan, Pulogadung, Jakarta

untuk menyampaikan tanggapan hasil pemeriksaan yang tercantum dalam SPHP Nomor
123 tersebut dengan alasan sebagai berikut:

1. Pajak Penghasilan Badan (“PPh Badan”)

Menurut Pemeriksa

Pemeriksa telah melakukan koreksi positif objek PPh Badan sebesar Rp


3.000.000.000 berdasarkan ekualisasi dengan unsur objek pajak PPh Badan pada
SPT PPh Badan dan objek PPN pada SPT PPN sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Objek PPh Badan cfm Pemeriksa


Objek WP Pemeriksa Koreksi
PPh Badan 604.000.0000.000 607.000.0000.000 3.000.000.000

Tanggapan Wajib Pajak

Kami tidak setuju dengan koreksi pemeriksa sebesar Rp 3.000.000.000 karena


dalam koreksi pemeriksa masih terdapat temuan berupa penjualan asset sebesar
Rp.2,632,000,000; Nota Retur tahun 2009 sebesar Rp.702,000,000 baru diterbitkan
dan dilaporkan tahun 2010; Penjualan tahun 2009 (Desember) yang dilaporkan di
SPT PPN Masa Januari 2010 sebesar Rp.3,252,000,000; dan Penjualan Dsember
2010 yang dilaporkan SPT PPN Masa Januari 2011 sebesar Rp.2,182,000,000.
Sehingga berikut rekonsiliasi terkait koreksi yang dilakukan pemeriksa :

2
[Type text]

Penjualan Berdasarkan PPN Rp 607.000.000.000


Penjualan Berdasarkan PPh Rp 604.000.000.000
Selisih Rp 3.000.000.000
Penjualan Aset (Rp 2.632.000.000)
Credit Memo Rp 702.000.000
Penjualan tahun 2009 (Desember) yang
dilaporkan di SPT PPN Masa Januari 2010 (Rp 3.252.000.000)
Penjualan Dsember 2010 yang dilaporkan SPT
PPN Masa Januari 2011 Rp 2.182.000.000
NIHIL

Alasan rekonsialisasi WP untuk objek PPh badan sebagaimana dijelaskan


sebelumnya dapat diuraikan berikut sebagai berikut
a. Penjualan Aset
Penjualan aset yang terdapat dalam SPT masa PPN tidak termasuk untuk
menentukan peredaran usaha, seharusnya penjualan aset terletak pada income
statement pada bagian other income sehingga perlu menjadi pengurang atas
koreksi pemeriksa
b. Credit Memo
Retur yang terjadi pada tahun 2009 mengurangi jumlah objek PPN dan objek
PPh yang terjadi pada tahun 2009 sehingga saat nota retur baru diterbitkan dan
dilaporkan pada tahun 2010 agar balance (jumlah 0) dengan tahun sebelumnya
maka retur yang menjadi objek PPN pada tahun 2010 juga menjadi objek PPh
badan sehingga perlu menjadi penambah koreksi pemeriksa
c. Penjualan tahun 2009 (Desember) yang dilaporkan di SPT PPN Masa Januari
2010
Atas transaksi tersebut yang terdapat dalam SPT masa PPN harus dikeluarkan
dari objek PPh badan karena penjualan terjadi pada tahun 2009 bukan tahun
2010 meskipun PPN baru dilaporkan pada Januari 2010
d. Penjualan Desember 2010 yang dilaporkan SPT PPN Masa Januari 2011
Objek PPN pada masa januari 2011 yang ditemukan oleh pemeriksa atas
penjualan Desember perlu dimasukkan sebagai objek pph badan karena tahun
penjualan terjadi sama dengan tahun perhitungan PPh badan yang
disengketakan oleh pemeriksa

2. Pajak Penghasilan Masa (“PPh Pasal 4(2)”)

Menurut Pemeriksa

Pemeriksa telah melakukan koreksi positif atas objek PPh Pasal 4(2) sebesar Rp
300.000.000 berdasarkan ekualisasi antara data di SPT PPh Badan dan SPT Masa
Januari – Desember 2010 PPh Pasal 4(2) sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

3
[Type text]

Tabel 2 Objek PPh Pasal 4(2) cfm Pemeriksa


Nomor
Nama Akun WP Pemeriksa Koreksi
Akun
Sewa Ruangan 645 Rp 545.787.496 Rp 545.787.496 -
Biaya Listrik 650 - Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
Gedung
Sewa Gedung 655 Rp 3.900.000.000 Rp 3.900.000.000 -
Total Rp 4.445.787.496 Rp 4.745.787.496 Rp 300.000.000

Tanggapan Wajib Pajak

Kami setuju dengan koreksi pemeriksa sebesar Rp 300.000.000 karena sesuai


dengan UU PPh Pasal 4(2) huruf (d), persewaan tanah dan/atau bangunan
dikenakan PPh final 10%. Dasar perhitungan PPh 4(2) sendiri dalam memori
penjelasan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 adalah (Jumlah bruto nilai
persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa
dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan atau
bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya
keamanan, biaya fasilitas lainnya termasuk listrik dan service charge baik yang
perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan) sebagaimana Nilai Bruto
sendiri didefinisikan dalam KEP - 227/PJ./2002 Tentang Tata Cara Pemotongan
Dan Pembayaran.Serta Pelaporan Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan
Atau Bangunan.
Besarnya Pajak Penghasilan yang wajib dipotong atau dibayar sendiri atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan
tanah dan/atau bangunan adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah
bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan dan bersifat final.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka atas biaya listrik yang ditagihkan pada
penyewa setiap bulan termasuk dalam objek PPh Pasal 4(2) yang harus dipotong
oleh pemilik gedung

3. Pajak Penghasilan Masa (“PPh Pasal 21”)

Menurut Pemeriksa

Pemeriksa telah melakukan koreksi positif atas objek PPh Pasal 21 sebesar Rp
150.000.000 berdasarkan ekualisasi antara data di SPT PPh Badan dan Masa
Januari – Desember 2010 PPh Pasal 21. Data biaya-biaya terkait dengan
pembayaran gaji / uang jasa kepada orang pribadi di dalam SPT Badan PT Kartika
Sukmatullahi sebagaimana terlihat pada Tabel 3

4
[Type text]

Tabel 3 Objek PPh Pasal 21 cfm Pemeriksa


Nomor
Nama Akun WP Pemeriksa Koreksi
Akun
Biaya konsultan 620 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 -
Biaya gaji 621 Rp 1.500.000.000 Rp 1.500.000.000 -
karyawan
PPh Pasal 21 635 - Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
ditanggung
perusahaan
Total Rp 2.000.000.000 Rp 2.150.000.000 Rp 150.000.000

Tanggapan Wajib Pajak

Kami tidak setuju atas koreksi yang ditetapkan oleh pemeriksa sebesar positif Rp
150.000.000. Alasan ketidaksetujuan kami didasarkan pada ketentuan PER-
31/PJ/2015 Pasal 8 ayat 2 juncto pasal 4 ayat 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 yang menyatakan bahwa Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi
kerja, termasuk yang ditanggung oleh Pemerintah, merupakan penerimaan dalam
bentuk kenikmatan sehingga saat perhitungan PPh 21 yang terhutang, PPh pasal 21
yang ditanggung perusahaan bukan merupakan tunjangan yang menambah
penghasilan karyawan dan menambah Penghasilan Kena Pajak (objek PPh 21)
melainkan termasuk dalam benefit in kind yang tidak termasuk dalam proses
perhitungan pph 21 terhutang karena langsung dibayarkan sendiri oleh pemberi
kerja sejumlah pph 21 terhutang karyawan sehingga atas PPh Pasal 21 yang
ditanggung perusahaan bukan merupakan objek PPh 21 sebagaimana ditetapkan
oleh pemeriksa

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak.

Hormat kami,
PT. Kartika Sukmatullahi
(i) NPWP : 01.061.584.7-
092.000

Kartika Sukmatullahi
Direktur

Lampiran :
1. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pajak Nomor 123 tanggal 3 November
2015

5
[Type text]

2. Kertas kerja rekonsiliasi

Anda mungkin juga menyukai