Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TAKSONOMI HASIL BELAJAR KIMIA

A. Hasil Belajar Kimia


Menurut Benjamin Bloom dkk. (1956) kemampuan-kemampuan hasil belajar
dikelompokkan ke dalam tiga kategori besar, yakni : domain kognitif, domain afektif,
dan domain psikomotor. Domain kognitif merupakan kemampuan mengingat dan
menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari serta kemampuan-
kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis,
mensintesis dan mengevaluasi. Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan
nilai-nilai yang ditanamkan melalui proses pembelajaran. Sedangkan Domain
psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan yang berupa keterampilan fisik
(motorik) atau keterampilan manipulatif, seperti misalnya keterampilan menyusun
alat-alat percobaan dan melakukan percobaan.

Standar Isi (SI) mata pelajaran Kimia SMA/MA merupakan salah satu rujukan
bagi pengembangan silabus mata pelajaran kimia di sekolah. Di dalam SI tertera
sejumlah Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah
pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar tersebut dijabarkan ke
dalam indikator-indikator pencapaian kompetensi. Indikator Pencapaian kompetensi
ini selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan kemampuan hasil belajar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta
didik setelah melalui proses pembelajaran. Seluruh rumusan indikator dan tujuan
pembelajaran ini terangkum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun
oleh Guru matapelajaran sebelum mengajar.

Jika peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran artinya peserta didik
tersebut sudah memiliki kemampuan yang menjadi indikator pencapaian kompetensi.
Dengan demikian maka peserta didik tersebut juga dapat memenuhi Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Salah satu bentuk pengukuran pencapaian SKL yang
dilakukan oleh Pemerintah adalah melalui Ujian Nasional (UN). Selain untuk, mengukur
pencapaian SKL sebagai dasar untuk penentuan kelulusan peserta didik, UN juga

8 Evaluasi Pembelajaran Kimia


berguna untuk pemetaan mutu pendidikan. Standar Isi mata pelajaran kimia SMA/MA
menetapkan lima aspek tujuan mata pelajaran kimia, yang intinya adalah : (1)
membentuk sikap positif terhadap kimia; (2) memupuk sikap ilmiah; (3) menerapkan
metode ilmiah dalam percobaan; (4) meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia
yang bermanfaat dan merugikan; (5) memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori
kimia dan saling keterkaitannya. Pernyataan tujuan mata pelajaran kimia di atas
memperlihatkan keragaman kemampuan-kemampuan yang berkenan dengan sikap,
kemampuan yang berkenan dengan keterampilan kerja laboratorium.

B. Domain Kognitif
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk.
dikategorikan secara hierarki kedalam enam jenjang kemampuan, yakni hafalan atau
ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi
(C6). Jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya lebih kompleks, dan merupakan
peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah, sebagaimana yang
diperlihatkan oleh Gambar 3.1.
C6 Evaluasi (Evaluation)

C5 Sintesis (Syntesis)

C4 Analisis (Analysis)

C3 Penerapan (Application)

C2 Pemahaman ( Comprehensif)

C1 hafalan (Recall)

Gambar 3. 1. Jenjang Kemampuan Kognitif

1. Hafalan (C1)
Kemampuan hafalan (recall) merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta
atau konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.
Contoh pokok uji :
Suatu senyawa disebut asam jika pH sebesar ....

Evaluasi Pembelajaran Kimia 9


A. =7
B. >7
C. <7
D. ≤ 7
E. ≥ 7

2. Pemahaman (C2)
Kemampuan pemahaman merupakan kemampuan menangkap arti dari informasi
yang diterima. Kemampuan ini dapat berupa menafsirkan bagan, diagram, atau
grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam rumusan matematis
atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi
dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-
kata sendiri.
Contoh pokok uji :
Jelaskan dengan kata-kata sendiri arti istilah-istilah berkut :
A. Netralisasi
B. Titrasi
C. Titik akhir titrasi

3. Penerapan (C3)
Kemampuan penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode
yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi kongkrit (selain yang telah
dipelajarinya).
Contoh pokok uji :
Kalor pembakaran etanol ialah 328 kkal/mol. Kalor yang dilepaskan jika 1 gram
etanol dibakar ialah ....
A. 328,0 kkal
B. 32,8 kkal
C. 14,2 kkal
D. 7,1 kkal

10 Evaluasi Pembelajaran Kimia


4. Analisis (C4)
Kemampuan analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang
dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta
hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
Contoh pokok uji :
Ca lebih bersifat logam daripada Bi. Bukti eksperimen manakah yang mendukung
pernyataan ini?
A. Ca lebih keras dan lebih daripada Bi
B. Ca berada lebih kiri pada sistem periodik daripada Bi
C. Ca(OH)2 lebih kuat sifat basanya daripada Bi(OH)2
D. Bi mempunyai elektron valensi lebih banyak.

5. Sintesis (C5)
Kemampuan sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian
yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Kemampuan ini
meliputi merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek,
peristiwa, dan informasi lainnya.
Contoh pokok uji :
Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode 3 sistem periodik. Oksida unsur A
dalam air menghasilkan larutan yang mempunyai pH lebih kecil dari 7, sedangkan
unsur B dengan air bereaksi menghasilkan gas hidrogen. Percobaan lain
menunjukkan bahwa unsur C dapat bereaksi baik dengan larutan dengan larutan
asam maupun larutan basa. Susunan unsur-unsur tersebut dalam sistem periodik,
dari kiri ke kanan ialah ....
A. A, C, B
B. C, A, B
C. B, A, C
D. A, B, C
E. B, C, A

Evaluasi Pembelajaran Kimia 11


6. Evaluasi (C6)
Kemampuan evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu
pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
Contoh kemmapuan ini adalah kemampuan memilih rumusan kesimpulan yang
didukung oleh data serta menilai suatu karangan berdasarkan kriteria penilaian
tersebut.
Contoh pokok uji :
Beberapa bahan pengganti bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Termasuk ke dalamnya cairan sintetik dari batu bara, baterai, gas H2 cair, sel surya
dan sebagainya. Bandingkan tiap dua kemungkinan dua bahan bakar, ditinjau dari
segi teknis, ekonomis, dan dampak lingkungan.

Pada tahun 1990-an kelompok ahli psikologi yang dipimpin Lorin Anderson
(mantan murid Benjamn B. Bloom) memutakhirkan taksonomi kemampuan kognitif
agar relevan pada abad ke-21 (Nitko & Brookhart, 2007, p.27). perubahan yang
dilakukan adalah : (1) perubahan bentuk nama enam kategori kemampuan dari kata-
kata benda menjadi kata kerja, dengan alasan bahwa kata kerja lebih tepat untuk
menyatakan berpikir sebagai proses yang aktif; (2) perubahan nama “comprehension”
(pemahaman) menjadi “understanding” (mengerti) dan “syntesis” (sintesis) menjadi
“creating” (mencipta), agar setiap klarifikasi lebih merefleksikan proses berpikir; (3)
Reorganisasi jenjang kemampuan, yakni mencipta diposisikan sebagai kemampuan
kognitif tertinggi (C6) sementara mengevaluasi diposisikan pada jenjang di bawahnya
(C5). Bagan Taksonomi Bloom yang telah direvisi diperlihatkan pada Gambar 3.2.

12 Evaluasi Pembelajaran Kimia


C6 Mencipta(Creating)

C5 Mengevaluasi (Evaluating)

C4 Menganalisis (Analysis)

C3 Mengaplikasikan(Applying

C2 Memahami (Understanding)

C1 Mengingat (Remembering)

Gambar 3. 2. Jenjang Kemampuan Kognitif Menurut Anderson, dkk

C. Domain Afektif
Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam domain afektif diklasifikasi
oleh David Kratwohl dkk. (1964) ke dalam lima jenjang secara hierarkis, yakni
menerima (receiving), merespon (responding), mengembangkan nilai (valuing),
mengorganisasikan nilai (organization), dan membentuk watak (characterization),
sebagaimana terlihat pada Gambar di bawah ini;

A5 Membentuk Watak(Characterization)

A4 mengorganisasikan (organization)

A3 Menangkap Nilai (valuing)

A2 Merespon (responding) Semakin menginternalisasi

A1 Menerima (Receiving)
Gambar 3. 3. Jenjang Kemampuan Afektif

Kemampuan “Receiving” meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai.


Salah satu contoh kemampuan ini adalah: mendengarkan secara seksama penjelasan
guru tentang percemaran lingkungan. “Responding” meliputi keinginan dan

Evaluasi Pembelajaran Kimia 13


BAB IV
PENILAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF

A. Jenis Penilaian
Semua jenis penilaian membutuhkan alat-alat penilaian yang disebut instrumen
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dari proses penilaian. Oleh sebab itu
penilaian pada ranah kognitif juga memerlukan instrumen dan strategi penilaian yang
tepat baik dalam penilaian prosesnya maupun penilaian hasil belajar. Penilaian proses
belajar dapat menggunakan berbagai strategi penilaian seperti : pemberian
pertanyaan lisan yang tidak memerlukan instrumen, Pengujian yang memerlukan
instrumen berupa soal tes tertulis, observasi dengan bantuan instrumen pedoman
observasi. Sama halnya dengan penilaian proses, penilaian hasil belajar juga dapat
menggunakan strategi pengujian dengan instrumen tes tertulis, penilaian kinerja
dengan bantuan instrumen observasi dan penilaian portofolio dengan instrumen
format penilaian portofolio.

B. Metode dan Strategi Penilaian Kognitif


Berdasarkan penjelasan sebelumnya terlihat bahwa terdapat tiga bentuk
strategi penilaian yaitu: tes, observasi, dan portofolio. Diantara ketiga strategi ini yang
paling sering digunakan untuk mata pelajaran kimia khususnya penilaian pada ranah
kognitif adalah tes. Gronlund & Linn (1990) menyatakan bahwa tes pada dasarnya
adalah alat penilaian yang perlu dijawab dengan menggunakan pengetahuan dan
penalaran (proses berfikir). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes
terbagi menjadi tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan. Tes tulisan adalah tes yang
disajikan secara tertulis, baik pertanyaan yang diajukan maupun cara menjawabnya.
Jadi, ada dua perangkat penting dalam teknik tes tulisan, yaitu lembar soal dan lembar
jawab. Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung antara
orang yang melakukan tes dan orang yang dites. Tes tindakan adalah bentuk tes yang
disajikan dalam bentuk tugas tindakan. Dalam teknik ini peserta tes menyelesaikan
tugas sementara tester memberikan instruksi berupa tugas serta melakukan
pengamatan. Diantara ketiga bentuk tes ini yang paling sering digunakan adalah tes
tertulis. Tes tertulis terbagi atas dua bentuk yaitu bentuk objektif dan uraian.

16 Evaluasi Pembelajaran Kimia


C. Bentuk Penilaian Kognitif
Bentuk penilaian kognitif yang umumnya sering digunakan dalam mata
pelajaran kimia adalah tes tertulis. Tes tertulis terbagi atas dua bentuk yaitu bentuk
objektif dan uraian. Perbedaannya ialah soal bentuk uraian meminta jawaban berupa
uraian singkat yang disusun peserta didik. Sedangkan soal bentuk obyektif dijawab
peserta didik dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban
yang telah disediakan atau membubuhkan satu atau beberapa kata atau simbol untuk
melengkapi pertanyaan yang belum sempurna. Soal uraian dapat ditulis dalam bentuk
uraian bebas atau bentuk uraian terbatas. Soal obyektif dapat ditulis dalam bentuk
pilihan ganda, bentuk betul-salah, bentuk melengkapi, bentuk menjodohkan, serta
bentuk jawaban singkat. Masing-masing bentuk mana yang akan dipakai bergantung
pada tujuan pengujian.

Sifat utama yang harus dipenuhi oleh tes obyektif, apapun bentuk pokok ujinya,
setiap harus memiliki hanya satu jawaban benar. Hal ini diperlukan agar pada waktu
guru “memeriksa” jawaban peserta didik, hanya ada dua kemungkinan yaitu salah atau
benar, dan tidak mempertimbangkan kualitas peserta didik tersebut. Tes obyektif
berarti tes yang hasilnya dapat dinilai secara obyektif, tanpa melakukan pertimbangan-
pertimbangan subyektif. Tes obyektif dan tes uraian mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Sebagaimana yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. 1.Keunggulan dan Kelemahan Tes Uraian dan Objektif


Keunggulan Kekurangan
Tes uraian 1. Tepat untuk mengukur 1. Lingkup materi pelajaran yang
kemampuan berpikir tingkat dicakup sangat terbatas
tinggi 2. Terdapat kesulitan dalam
2. Melatih peserta didik penentuan skor terhadap
merumuskan jawaban dengan jawaban peserta didik karena
kata-kata sendiri. adanya unsur subyektivitas
3. Memperkecil memungkinkan dalam penentuan skor
terjadinya penebakan 3. Adanya Faktor-faktor yang
4. Lebih mudah disusun tidak relevan mempengaruhi
5. Mendorong peserta didik penentuan skor misalnya
mengerti lebih dalam tentang kualitas tulisan dan
suatu ide atau hubungan- kemampuan berbahasa.
hubungan

Evaluasi Pembelajaran Kimia 17


Tes objektif 1. Dapat mencakup materi yang 1. Lebih sukar disusun
lebih luas dan terperinci 2. adanya peluang peserta didik
2. Memudahkan dalam untuk menebak jawaban yang
pemeriksaan sehingga waktu benar
penilaian lebihcepat 3. sulit digunakan untuk
mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi
4. Memerlukan waktu dan biaya
yang lebih besar dalam
penyusunan soal

Suatu tes tidak selalu harus terdiri dari satu bentuk pokok uji saja, melainkan
dapat dibentuk oleh soal dengan bermacam-macam bentuk, tergantung pada
keperluan. Misalnya, suatu tes obyektif dapat terdiri dari kelompok soal betul-salah,
pilihan berganda, dan melengkapi. Namun, tidak salah pula apabila suatu tes dibentuk
oleh soal dengan bentuk sejenis. Bahkan dapat terjadi suatu tes yang terdiri dari
bentuk pilihan ganda dan uraian terbatas. Semuanya tergantung pada kemampuan apa
yang akan diukur oleh tes tersebut.

Berikut ini dijelaskan beberapa bentuk soal tes tertulis yang dapat digunakan
untuk menilai kemampuan kognitif peserta didik.
1. Bentuk Benar-Salah
Pokok uji benar-salah berupa pernyataan yang harus “ditimbang” oleh peserta
didik sebagai pernyataan benar atau salah. Keunggulan bentuk betul-salah ialah
mudah dibuat, sedangkan kelemahannya ialah sukar dipakai untuk mengukur
kemampuan berjenjang tinggi (aplikasi, analisis, dst) dan peluang untuk dijawab benar
melalui penebakan sangat besar yakni 50%. Modifikasi terhadap bentuk betul-salah
agar tidak direspon peserta didik dengan sekedar melingkari B atau S, ialah dengan
meminta peserta didik menuliskan kata atau angka pengganti kata atau angka yang
bergaris bawah pada pokok uji yang dianggap peserta didik salah, untuk membuat
pernyataan menjadi benar. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menulis
pokok uji betul-salah yang baik adalah :
a. Tiap pokok uji hendaknya berisi satu konsep.
b. Jangan menggunakan kalimat yang panjang sehingga membingungkan

18 Evaluasi Pembelajaran Kimia


c. Hindari penggunaan kata-kata yang mengaburkan arti seperti : umumnya,
seringkali, kebanyakan, kadang-kadang, biasanya, mungkin, dan sebagainya.
d. Hindari ketidakseimbangan antara jumlah pokok uji yang benar dan salah dan
kunci jawaban yang berpola
e. Hindari penggunaan kata negatif lebih dari satu, karena membingunkan peserta
didik, seperti :
f. NaOH bukan merupakan basa yang tidak tergolong basa lemah.
g. Jika dipakai kata negatif (bukan, tidak, kecuali) hendaknya digaris bawahi, atau
ditulis dengan huruf besar/miring, agar tampak jelas.

Contoh pokok uji benar-salah:


Petunjuk : Lingkari “B: jika pernyataan berikut ini benar dan “S” jika pernyataan itu
salah.
1. B-S Titik beku air ialah 0oC pada tekanan 1 atm.
2. B-S NaOH bukan merupakan basa kuat.
3. B-S larutan HCl dapat membirukan lakmus merah .
4. B-S senyawa Asam memiliki derajat keasaman (pH) kurang dari 7.

2. Bentuk Pilihan Ganda


Pokok uji pilihan berganda ialah pokok uji yang terdiri dari suatu pernyataan
yang belum lengkap, dan untuk melengkapi pernyataan itu disediakan beberapa
pernyataan sambungan, salah satu diantaranya merupakan jawaban benar (kunci
jawaban). Dapat pula pokok uji pilihan berganda berupa pernyataan yang diikuti
dengan beberapa alternatif untuk jawabannya. Salah satu diantara alternatif-alternatif
dari jawaban itu merupakan kunci jawaban. Pernyataan atau pertanyaan pada pokok
uji pilihan berganda disebut stem. Sedangkan alternatif-alternatif jawaban disebut
opsi. Alternatif jawaban benar disebut kunci, sedangkan alternatif jawaban salah
disebut pengecoh (distaktor). Berikut ini dikemukakan pedoman untuk menulis pokok
uji bentuk pilihan berganda.
a. Hanya ada satu kunci (jawaban benar) dan sisana sebagai pengecoh
b. Pengecoh harus menarik perhatian (tidak mencolok kesalahannya)

Evaluasi Pembelajaran Kimia 19


c. Kata negatif (tidak, bukan,kecuali) harus digaris bawahi atau ditulis dengan huruf
besar atau huruf miring, agar jelas terlihat.
d. Hindar adanya pernyataan option seperti berikut : “tidak satupun jawaban diatas
benar” atau “semua jawaban diatas benar”.
e. Alternatif-alternatif jawaban hendaknya homogen dalam arti berada dalam satu
konteks (satu persoalan).
f. Panjang masing-masing option hendaknya relatif sama. Jangan ada
kecenderungan bahwa kunci selalu lebih panjang daripada pengecoh-
pengecohnya.
g. Hindarii ketergantungan satu pokok uji pada jawaban pada pokok uji lainnya.
h. Jika persoalan dalam pokok uji menyangkut hitungan maka pengecohnya harus
diambil dari akibat kesalahan yang mungkin dilakukan peserta didik akibat
kecerobohan atau ketidaktahuan.
i. Kunci hendaknya diletakkan secara acak (tidak berpola)
j. Hendaknya satu pokok uji dituliskan pada halaman yang sama. Jangan ada pokok
uji yang stemnya dituliskan pada halaman yang terpisah dengan opsinya.
k. Sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku. Jika stem merupakan kalimat yang
belum lengkap, di ujung kalimat dituliskan empat titik (....). Tiga titik untu
menggantikan jawaban dan satu titik terakhir merupakan titik penutup kalimat.
Jika stem merupakan kalimat belum lengkap maka, kalimat option harus diawali
dengan huruf kecil, sedangkan jika stem berupa kalimat tanya, maka kalimat opsi
diawali oleh huruf besar.
Contoh bentuk pilihan ganda:
Petunjuk : lingkarilah huruf didepan jawaban benar.
1. Unsur halogen berikut ini yang paling mudah direduksi adalah .... } STEM
A. flour } KUNCI
B. klor
C. brom PENGECOH OPSI
D. Yod
E. Semuahalogen tidak dapat direduksi

20 Evaluasi Pembelajaran Kimia


3. Bentuk Melengkapi Berganda
Bentuk melengkapi berganda merupakan satu variasi (ragam) dari bentuk
pilihan berganda. Bentuk pokok uji terdiri dari stem berupa pernyataan belum
sempurna dan beberapa pernyataan pelengkap sebagai alternatif-alternatif jawaban.
Alternatif jawaban benar dapat satu, dua, atau beberapa. Komposisi jawaban benar
dituangkan dalam kode-kode . Kode-kode yang umumnya dinamakan ialah :
A. Jika (1), (2), dan (3) benar
B. Jika (1) dan (3) benar
C. Jika (2) dan (4) benar
D. Jika hanya (4) yang benar
E. Jika semuanya benar.

Bentuk melengkapi berganda kurang tepat untuk dijadikan alat diagnostik


kelemahan peserta didik, sebab jika peserta didik menjawab salah maka belum
tercermin secara jelas aspek apa yang tidak dimengerti peserta didik yang menjawab
salah itu. Dapat pula kesalahan peserta didik terjadi karena salah memilh kode bagi
komposisi jawaban yang ia anggap benar. Pedoman penulisan pokok uji pilihan
berganda berlaku bagi penulisan bentuk melengkapi berganda. Di samping itu ada dua
aturan khusus bagi penulisan pokok uji melengkapi berganda, yaitu :
a. Masing-masing opsi menyangkut aspek yang berbeda dari satu persoalan,
sehingga pokok uji dapat mengukur kemampuan mengintegrasikan berbagai
fakta dan konsep.
b. Tidak ada opsi yang bertolak belakang.
Contoh :
Petunjuk : Pilihan
A. Jika (1), (2), dan (3) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (4) benar.
D. Jika hanya (4) yang benar.
E. Jika semuanya benar.
Pasangan ion-ion berikut ini yang merupakan pasangan asam-basa konjugasi adalah ...

Evaluasi Pembelajaran Kimia 21


1. H2SO4 dengan SO42-
2. H2CO3 dengan HCO3-
3. H3PO4 dengan PO43-
4. HCl dan Cl-

4. Bentuk Analisis Hubungan


Bentuk analisis hubungan terdiri dari satu kalimat pernyataan, kata
penghubung sebab, dan kalimat alasan. Yang perlu dilakukan peserta didik ialah
pertama “menimbang” apakah pernyataan itu benar atau salah, demikian juga halnya
dengan alasan. Jika pernyataan dan alasan keduanya benar, masalah berikutnya yang
harus diselesaikan peserta didik ialah apakah ada hubungan antara pernyataan dan
alasan. Lebih jelasnya apakah alasan itu merupakan alasan apa yang tepat bagi gejala
yang dideskripsikan pada pernyataan.
Kode untuk jawaban benar pada pokok uji analisis hubungan biasanya ialah :
A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab-akibat
B. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan
hubungan sebab-akibat.
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar
E. Jika baik pernyataan maupun alasan, keduanya salah.

Oleh karena jawaban akhir peserta didik merupakan produk dari pemikiran
pada dua persoalan, maka jika peserta didik salah menjawab, tidak tercermin secara
jelas letak kelemahan peserta didik. Dengan demikian pokok uji bentuk ini kurang
tepat untuk suatu tes formatif sebagai alat diagnostik kelemahan peserta didik. Akan
tetapi bentuk pokok uji analisis hubungan sangat tepat untuk dijadikan pokok uji bagi
tes sumatif karena dapat mengukur kemampuan peserta didik menerangkan apa
sebab terjadi suatu gejala dan sekaligus menghubungkan dua konsep asalnya terpisah.
Sesungguhnya bentuk analisis hubungan merupakan perkawinan antara bentuk
betul-salah dan pilihan berganda. Dengan demikian segala aturan untuk menulis kedua

22 Evaluasi Pembelajaran Kimia


bentuk pokok uji itu berlaku juga bagi pokok uji analisis hubungan. Hal yang spesifik
bagi penulisan pokok uji bentuk analisis hubungan ialah pernyataan dan alasan harus
pada konteks yang sama, sebab kalau tidak maka akan sangat jelas terlihat
ketidakmungkinan adanya hubungan antara pernyataan dan alasan. Caranya ialah kata
“kunci” dalam kalimat pernyataan ada pula pada kalimat alasan.
Contoh pokok uji:
1. Bila larutan asam kuat dengan pH= 1 diencerkan 10 kali maka pH larutan = 2
SEBAB
+
Jumlah ion H dalam larutan berubah bila larutan diencerkan

5. Bentuk Menjodohkan/Mencocokkan
Bentuk menjodohkan merupakan satu kelompok pokok uji yang didalamnya
terdapat dua lajur paralel. Masing-masing lajur berisi uraian, pernyataan, istilah, atau
keterangan. Tugas peserta didik ialah memasangkan (menjodohkan) tiap informasi
yang berada pada lajur sebelah kiri dan informasi yang terdapat pada lajur sebelah
kanan. Biasanya problem (stem) diletakkan pada lajur kiri sedangkan option pada lajur
kanan. Keunggulan bentuk menjodohkan adalah :
a. Relatif lebih mudah dibuat. Namun demikian akan menjadi lebih sukar jika jumlah
pokok uji makin banyak
b. Jawaban benar karna penebakan minimum
c. Sangat tepat untuk mengukur kemampuan jenjang hafalan karena berhubungan
dengan siapa, apa, dan untuk apa.
Kelemahan bentuk menjodohkan adalah :
a. Kurang tepat untuk mengukur kemampuan selain hafalan.
b. Membuang waktu banyak jika kurang baik susunannya, misalnya diperlukan
penyelidikan berulang-ulang terhadap daftar opsi dan stem jika terdapat beberapa
pasangan yang mungkin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis kelompok pokok uji menjodohkan
adalah :
a. Problem yang dikemukakan dalam satu kelompok pokok uji menjodohkan
hendaknya sejenis, apakah tentang alat ukur dan besaran yang diukur, zat dan

Evaluasi Pembelajaran Kimia 23


sifat-sifatnya, nama ahli dan penemuannya, zat dan penggunaannya, nama
tetapan dan sebagainya.
b. Stem diletakkan di sebelah kiri dan diberi nomor, sedangkan option diletakkan di
sebelah kanan dan diberi nomor dengan huruf abjad.
c. Tempatkan satu kelompok pokok uji menjodohkan pada pada halaman yang sama,
agar tidak menyulitkan peserta didik membacanya.
d. Hendaknya tiap kelompok pokok uji menjodohkan tidak lebih dari 10 pokok uji.
e. Tambahkan satu atau dua alternatif jawaban tambahan sebagai pengecoh.

Contoh :
1. Petunjuk : Pada lajur A tertera nama ahli-ahli kimia dan pada lajur B tertera hasil
penemuan atau gagasan dalam ilmu kimia. Tuliskan huruf didepan tiap besaran
yang diukur pada titik-titik dibelakang nama ahli kimia yang menemukannya.
LAJUR A LAJUR B
1. Arrhenius (........) a. Sel elektrokimia
2. Faraday (........) b. Struktur atom
3. Rutherford (........) c. Konsep asam-basa
4. M.Curie (........) d. Zat Radioaktif
e. Sistem periodik
6. Bentuk melengkapi
Pokok uji melengkapi terdiri dari satu kalimat yang belum sempurna, dan tugas
peserta didik ialah melengkapii kalimat itu dengan satu atau beberapa kata atau
lambang pada tempat kosong yang telah disediakan. Keunggulan bentuk ini ialah
mudah dibuat dan tidak dapat dijawab melalui penebakan. Kelemahannya ialah tidak
dapat dipakai mengukur kemampuan selain hafalan dan hitungan yang menghasilkan
jawaban berupa angka.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu menulis pokok uji melengkapi, meliputi :
a. Setiap pokok uji hanya mempunyai satu kemungkinan jawaban yang benar.

24 Evaluasi Pembelajaran Kimia


b. Tempat kosong (titik-titik) yang disediakan untuk jawaban hendaknya sama
panjang untuk semua pokok uji, agar tidak memberikan petunjuk tentang panjang
jawaban yang diminta.
c. Tempat jawaban hendaknya cukup panjang untuk menampung jawaban yang
diminta.
d. Letakkan tempat kosong untuk jawaban di ujung kalimat, bukan di tengah atau di
awal kalimat.
e. Cegah menyalin pernyataan dari buku pelajaran atau catatan peserta didik dan
menghilangkan satu kata dari kalimat itu untuk dijadikan pokok uji.
f. Jika jawaban yang dikehendaki mempunyai satuan (gram, liter, mol, dsb) tuliskan
satuan itu setelah tempat jawaban.

Contoh :
Petunjuk : Isilah titik-titik di ujung tiap pernyataan yang belum lengkap dengan kata,
lambang atau angka, agar menjadi kalimat yang lengkap.

1. Lambang unsur Helium ialah ...........


2. Volume 44 gram gas karbon monoksida (C=12, O=16) pada 250C dan 1 atm ialah
........... liter
3. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu atom disebut
...........

Jika pokok uji melengkapi dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, maka pokok uji itu
berubah bentuk menjadi pokok uji bentuk jawaban singkat.
Contoh :
4. Apakah lambang unsur Helium ?
..................................................................................
5. Berapa liter volume 44 gram gas CO (C=12, O=16) jika diukur pada suhu 25 0C
dan tekanan 1 atm ?
.................................................................................

Keunggulan dan kelemahan bentuk pokok uji jawaban singkat sama dengan
untuk bentuk melengkapi. Hal yang perlu diperhatikan pada waktu membuat pokok uji
bentuk ini ialah hendaknya hanya ada satu jawaban benar sebagaimana yang menjadi
sifat tes obyektif. Di samping itu jawaban yang dikehendaki sebaiknya singkat, hanya
terdiri dari satu atau beberapa kata saja.

Evaluasi Pembelajaran Kimia 25


7. Bentuk Uraian terbatas
Suatu pokok uji uraian disebut pokok uji uraian terbatas jika lingkup
permasalahan yang diajukan sangat spesifik dan meminta jawaban yang tidak terlalu
panjang, yakni satu atau dua paragraf. Jawaban untuk pokok uji uraian terbatas tidak
selalu berupa uraian verbal (kata-kata) tetapi juga dapat berupa persamaan : reaksi,
rumus kimia, sistematika perhitungan, grafik, diagram, bagan alat, dan sebagainya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu menulis pokok uji terbatas meliputi :
a. Arahkan pokok uji uraian terbatas pada tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang
penting dan sukar diukur melalui tes obyektif.
b. Kurangi penekanan pada pertanyaan-pertanyaan hafalan. Hendaknya pertanyaan
uraian terbatas menuntut peserta didik berfikir.
c. Sesuaikan banyaknya pertanyaan dengan waktu yang tersedia. Ada baiknya guru
mencoba menuliskan jawaban yang dikehendakinya dalam rangka mengetimasi
waktu yang diperlukan peserta didik untuk menyelesaikan tes
d. Jangan menggunakan pertanyaan-pertanyaan pilihan (memilih 8 dari 10 soal
diberikan), agar semua peserta didik menjawab ideal bagi masing-masing pokok
uji.
e. Jika tiap pokok uji uraian mempunyai bobot yang berbeda, tuliskan distribusi nilai
(skor) yang diberikan pada jawaban ideal bagi masing-masing pokok uji.
f. Buatlah pokok uji sesingkat mungkin. Awali kalimat pokok uji uraian terbatas
dengan kata suruhan misalnya : jelaskan mengapa, jelaskan apa sebab, tuliskan,
ramalkan apa yang akan terjadi jika, bandingkan, gambarkan dan sebagainya,
kecuali jika ada informasi-informasi yang perlu diberikan terlebih dahulu untuk
menjawab pokok uji itu.

Contoh :
Petunjuk : jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara jelas dan singkat.
1. Tulislah definisi beserta contoh dari beberapa istilah berikut ini.
a. Termokimia
b. Energi
c. Sistem
d. Kalor
e. Lingkungan

26 Evaluasi Pembelajaran Kimia


8. Bentuk uraian Bebas
Pokok uji uraian bebas tidak menyangkut satu masalah yang spesifik, melainkan
masalah yang menuntut jawaban yang sangat terbuka, sehingga memberi kesempatan
bagi peserta didik untuk secara bebas memperlihatkan keluasan pengetahuan dan
kedalaman pemahaman pada pengetahuan itu, serta kemampuan mengorganisasikan
pikiran dan mengungkapkannya di dalam bentuk karangan. Karena peserta didik
memerlukan waktu yang banyak untuk menuliskan jawaban, maka jumlah pokok uji
uraian bebas hendaknya sedikit, sesuai dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu,
setiap pokok uji uraian bebas sebaiknya menyangkut banyak konsep dan fakta
sehingga guru dapat sekaligus mengukur pemahaman peserta didik terhadap
keseluruhan materi pelajaran yang telah disampaikan pada peserta didik.
Contoh :
(1) Uraikan dalam satu halaman folio, peranan ilmu kimia dalam kehidupanmu
sehari-hari
(2) Kemukakanlah produk-produk yang kamu gunakan sehari-hari yang dihasilkan
dari aplikasi ilmu kimia.

Evaluasi Pembelajaran Kimia 27

Anda mungkin juga menyukai