Standar Isi (SI) mata pelajaran Kimia SMA/MA merupakan salah satu rujukan
bagi pengembangan silabus mata pelajaran kimia di sekolah. Di dalam SI tertera
sejumlah Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah
pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar tersebut dijabarkan ke
dalam indikator-indikator pencapaian kompetensi. Indikator Pencapaian kompetensi
ini selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan kemampuan hasil belajar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta
didik setelah melalui proses pembelajaran. Seluruh rumusan indikator dan tujuan
pembelajaran ini terangkum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun
oleh Guru matapelajaran sebelum mengajar.
Jika peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran artinya peserta didik
tersebut sudah memiliki kemampuan yang menjadi indikator pencapaian kompetensi.
Dengan demikian maka peserta didik tersebut juga dapat memenuhi Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Salah satu bentuk pengukuran pencapaian SKL yang
dilakukan oleh Pemerintah adalah melalui Ujian Nasional (UN). Selain untuk, mengukur
pencapaian SKL sebagai dasar untuk penentuan kelulusan peserta didik, UN juga
B. Domain Kognitif
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk.
dikategorikan secara hierarki kedalam enam jenjang kemampuan, yakni hafalan atau
ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi
(C6). Jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya lebih kompleks, dan merupakan
peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah, sebagaimana yang
diperlihatkan oleh Gambar 3.1.
C6 Evaluasi (Evaluation)
C5 Sintesis (Syntesis)
C4 Analisis (Analysis)
C3 Penerapan (Application)
C2 Pemahaman ( Comprehensif)
C1 hafalan (Recall)
1. Hafalan (C1)
Kemampuan hafalan (recall) merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta
atau konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.
Contoh pokok uji :
Suatu senyawa disebut asam jika pH sebesar ....
2. Pemahaman (C2)
Kemampuan pemahaman merupakan kemampuan menangkap arti dari informasi
yang diterima. Kemampuan ini dapat berupa menafsirkan bagan, diagram, atau
grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam rumusan matematis
atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi
dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-
kata sendiri.
Contoh pokok uji :
Jelaskan dengan kata-kata sendiri arti istilah-istilah berkut :
A. Netralisasi
B. Titrasi
C. Titik akhir titrasi
3. Penerapan (C3)
Kemampuan penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode
yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi kongkrit (selain yang telah
dipelajarinya).
Contoh pokok uji :
Kalor pembakaran etanol ialah 328 kkal/mol. Kalor yang dilepaskan jika 1 gram
etanol dibakar ialah ....
A. 328,0 kkal
B. 32,8 kkal
C. 14,2 kkal
D. 7,1 kkal
5. Sintesis (C5)
Kemampuan sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian
yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Kemampuan ini
meliputi merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek,
peristiwa, dan informasi lainnya.
Contoh pokok uji :
Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode 3 sistem periodik. Oksida unsur A
dalam air menghasilkan larutan yang mempunyai pH lebih kecil dari 7, sedangkan
unsur B dengan air bereaksi menghasilkan gas hidrogen. Percobaan lain
menunjukkan bahwa unsur C dapat bereaksi baik dengan larutan dengan larutan
asam maupun larutan basa. Susunan unsur-unsur tersebut dalam sistem periodik,
dari kiri ke kanan ialah ....
A. A, C, B
B. C, A, B
C. B, A, C
D. A, B, C
E. B, C, A
Pada tahun 1990-an kelompok ahli psikologi yang dipimpin Lorin Anderson
(mantan murid Benjamn B. Bloom) memutakhirkan taksonomi kemampuan kognitif
agar relevan pada abad ke-21 (Nitko & Brookhart, 2007, p.27). perubahan yang
dilakukan adalah : (1) perubahan bentuk nama enam kategori kemampuan dari kata-
kata benda menjadi kata kerja, dengan alasan bahwa kata kerja lebih tepat untuk
menyatakan berpikir sebagai proses yang aktif; (2) perubahan nama “comprehension”
(pemahaman) menjadi “understanding” (mengerti) dan “syntesis” (sintesis) menjadi
“creating” (mencipta), agar setiap klarifikasi lebih merefleksikan proses berpikir; (3)
Reorganisasi jenjang kemampuan, yakni mencipta diposisikan sebagai kemampuan
kognitif tertinggi (C6) sementara mengevaluasi diposisikan pada jenjang di bawahnya
(C5). Bagan Taksonomi Bloom yang telah direvisi diperlihatkan pada Gambar 3.2.
C5 Mengevaluasi (Evaluating)
C4 Menganalisis (Analysis)
C3 Mengaplikasikan(Applying
C2 Memahami (Understanding)
C1 Mengingat (Remembering)
C. Domain Afektif
Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam domain afektif diklasifikasi
oleh David Kratwohl dkk. (1964) ke dalam lima jenjang secara hierarkis, yakni
menerima (receiving), merespon (responding), mengembangkan nilai (valuing),
mengorganisasikan nilai (organization), dan membentuk watak (characterization),
sebagaimana terlihat pada Gambar di bawah ini;
A5 Membentuk Watak(Characterization)
A4 mengorganisasikan (organization)
A1 Menerima (Receiving)
Gambar 3. 3. Jenjang Kemampuan Afektif
A. Jenis Penilaian
Semua jenis penilaian membutuhkan alat-alat penilaian yang disebut instrumen
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dari proses penilaian. Oleh sebab itu
penilaian pada ranah kognitif juga memerlukan instrumen dan strategi penilaian yang
tepat baik dalam penilaian prosesnya maupun penilaian hasil belajar. Penilaian proses
belajar dapat menggunakan berbagai strategi penilaian seperti : pemberian
pertanyaan lisan yang tidak memerlukan instrumen, Pengujian yang memerlukan
instrumen berupa soal tes tertulis, observasi dengan bantuan instrumen pedoman
observasi. Sama halnya dengan penilaian proses, penilaian hasil belajar juga dapat
menggunakan strategi pengujian dengan instrumen tes tertulis, penilaian kinerja
dengan bantuan instrumen observasi dan penilaian portofolio dengan instrumen
format penilaian portofolio.
Sifat utama yang harus dipenuhi oleh tes obyektif, apapun bentuk pokok ujinya,
setiap harus memiliki hanya satu jawaban benar. Hal ini diperlukan agar pada waktu
guru “memeriksa” jawaban peserta didik, hanya ada dua kemungkinan yaitu salah atau
benar, dan tidak mempertimbangkan kualitas peserta didik tersebut. Tes obyektif
berarti tes yang hasilnya dapat dinilai secara obyektif, tanpa melakukan pertimbangan-
pertimbangan subyektif. Tes obyektif dan tes uraian mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Sebagaimana yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini.
Suatu tes tidak selalu harus terdiri dari satu bentuk pokok uji saja, melainkan
dapat dibentuk oleh soal dengan bermacam-macam bentuk, tergantung pada
keperluan. Misalnya, suatu tes obyektif dapat terdiri dari kelompok soal betul-salah,
pilihan berganda, dan melengkapi. Namun, tidak salah pula apabila suatu tes dibentuk
oleh soal dengan bentuk sejenis. Bahkan dapat terjadi suatu tes yang terdiri dari
bentuk pilihan ganda dan uraian terbatas. Semuanya tergantung pada kemampuan apa
yang akan diukur oleh tes tersebut.
Berikut ini dijelaskan beberapa bentuk soal tes tertulis yang dapat digunakan
untuk menilai kemampuan kognitif peserta didik.
1. Bentuk Benar-Salah
Pokok uji benar-salah berupa pernyataan yang harus “ditimbang” oleh peserta
didik sebagai pernyataan benar atau salah. Keunggulan bentuk betul-salah ialah
mudah dibuat, sedangkan kelemahannya ialah sukar dipakai untuk mengukur
kemampuan berjenjang tinggi (aplikasi, analisis, dst) dan peluang untuk dijawab benar
melalui penebakan sangat besar yakni 50%. Modifikasi terhadap bentuk betul-salah
agar tidak direspon peserta didik dengan sekedar melingkari B atau S, ialah dengan
meminta peserta didik menuliskan kata atau angka pengganti kata atau angka yang
bergaris bawah pada pokok uji yang dianggap peserta didik salah, untuk membuat
pernyataan menjadi benar. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menulis
pokok uji betul-salah yang baik adalah :
a. Tiap pokok uji hendaknya berisi satu konsep.
b. Jangan menggunakan kalimat yang panjang sehingga membingungkan
Oleh karena jawaban akhir peserta didik merupakan produk dari pemikiran
pada dua persoalan, maka jika peserta didik salah menjawab, tidak tercermin secara
jelas letak kelemahan peserta didik. Dengan demikian pokok uji bentuk ini kurang
tepat untuk suatu tes formatif sebagai alat diagnostik kelemahan peserta didik. Akan
tetapi bentuk pokok uji analisis hubungan sangat tepat untuk dijadikan pokok uji bagi
tes sumatif karena dapat mengukur kemampuan peserta didik menerangkan apa
sebab terjadi suatu gejala dan sekaligus menghubungkan dua konsep asalnya terpisah.
Sesungguhnya bentuk analisis hubungan merupakan perkawinan antara bentuk
betul-salah dan pilihan berganda. Dengan demikian segala aturan untuk menulis kedua
5. Bentuk Menjodohkan/Mencocokkan
Bentuk menjodohkan merupakan satu kelompok pokok uji yang didalamnya
terdapat dua lajur paralel. Masing-masing lajur berisi uraian, pernyataan, istilah, atau
keterangan. Tugas peserta didik ialah memasangkan (menjodohkan) tiap informasi
yang berada pada lajur sebelah kiri dan informasi yang terdapat pada lajur sebelah
kanan. Biasanya problem (stem) diletakkan pada lajur kiri sedangkan option pada lajur
kanan. Keunggulan bentuk menjodohkan adalah :
a. Relatif lebih mudah dibuat. Namun demikian akan menjadi lebih sukar jika jumlah
pokok uji makin banyak
b. Jawaban benar karna penebakan minimum
c. Sangat tepat untuk mengukur kemampuan jenjang hafalan karena berhubungan
dengan siapa, apa, dan untuk apa.
Kelemahan bentuk menjodohkan adalah :
a. Kurang tepat untuk mengukur kemampuan selain hafalan.
b. Membuang waktu banyak jika kurang baik susunannya, misalnya diperlukan
penyelidikan berulang-ulang terhadap daftar opsi dan stem jika terdapat beberapa
pasangan yang mungkin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis kelompok pokok uji menjodohkan
adalah :
a. Problem yang dikemukakan dalam satu kelompok pokok uji menjodohkan
hendaknya sejenis, apakah tentang alat ukur dan besaran yang diukur, zat dan
Contoh :
1. Petunjuk : Pada lajur A tertera nama ahli-ahli kimia dan pada lajur B tertera hasil
penemuan atau gagasan dalam ilmu kimia. Tuliskan huruf didepan tiap besaran
yang diukur pada titik-titik dibelakang nama ahli kimia yang menemukannya.
LAJUR A LAJUR B
1. Arrhenius (........) a. Sel elektrokimia
2. Faraday (........) b. Struktur atom
3. Rutherford (........) c. Konsep asam-basa
4. M.Curie (........) d. Zat Radioaktif
e. Sistem periodik
6. Bentuk melengkapi
Pokok uji melengkapi terdiri dari satu kalimat yang belum sempurna, dan tugas
peserta didik ialah melengkapii kalimat itu dengan satu atau beberapa kata atau
lambang pada tempat kosong yang telah disediakan. Keunggulan bentuk ini ialah
mudah dibuat dan tidak dapat dijawab melalui penebakan. Kelemahannya ialah tidak
dapat dipakai mengukur kemampuan selain hafalan dan hitungan yang menghasilkan
jawaban berupa angka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu menulis pokok uji melengkapi, meliputi :
a. Setiap pokok uji hanya mempunyai satu kemungkinan jawaban yang benar.
Contoh :
Petunjuk : Isilah titik-titik di ujung tiap pernyataan yang belum lengkap dengan kata,
lambang atau angka, agar menjadi kalimat yang lengkap.
Jika pokok uji melengkapi dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, maka pokok uji itu
berubah bentuk menjadi pokok uji bentuk jawaban singkat.
Contoh :
4. Apakah lambang unsur Helium ?
..................................................................................
5. Berapa liter volume 44 gram gas CO (C=12, O=16) jika diukur pada suhu 25 0C
dan tekanan 1 atm ?
.................................................................................
Keunggulan dan kelemahan bentuk pokok uji jawaban singkat sama dengan
untuk bentuk melengkapi. Hal yang perlu diperhatikan pada waktu membuat pokok uji
bentuk ini ialah hendaknya hanya ada satu jawaban benar sebagaimana yang menjadi
sifat tes obyektif. Di samping itu jawaban yang dikehendaki sebaiknya singkat, hanya
terdiri dari satu atau beberapa kata saja.
Contoh :
Petunjuk : jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara jelas dan singkat.
1. Tulislah definisi beserta contoh dari beberapa istilah berikut ini.
a. Termokimia
b. Energi
c. Sistem
d. Kalor
e. Lingkungan