Makalah Kelompok 2 Strategi Bargain Distribusi
Makalah Kelompok 2 Strategi Bargain Distribusi
DOSEN PENGAMPU :
RENI YULIVIONA SE.,M.Si
KELOMPOK 2 :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teknik Negosisasi Bisnis dengan
judul “STRATEGI BARGAIN DISTRIBUSI”.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
PENUTUP ...................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
langsung dengan tujuan pihak lain. Suber daya bersifat tetap dan terbatas, dan kedua
belah pihak ingin memaksimalkan bagian dari hasil yang akan diperoleh. Salah satu
strategi penting adalah menjaga informasi secara hati-hati, negosiator hanya boleh
mendapatkan sumber daya terbatas paling banyak, sering kali berupa uang.
Kemampuan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan mereka akan bergabung pada
strategi dan taktik yang mereka gunakan (Walton dan Mckersie, 1965).
bersifat distributor, dan agar berhasil dalam situasi tersebut mereka perlu memahami
bagaimana cara kerjanya. Kedua, karena banyak orang yang menggunakan strategi
keahlian tawar menawar distributif pada saat berapa di tahap mengklaim nili (Lax dan
Sebenius, 1986).
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam situasi bargaining distributive tujuan dari suatu pihak biasanya mendasar dan
konflik langsung dengan tujuan-tujuan pihak lainnya. Sumber daya tetap dan terbatas, dan
kedua pihak ingin memaksimalkan share mereka. Sebagai hasilnya, masing-masing pihak
akan menggunakan serangkaian strategi dalam memaksimalkan share mereka agar outcome
mereka tercapai. Strategi yang paling utama adalah untuk menjaga informasi dengan sebaik-
baiknya suatu pihak memberikan informasi pada pihak lainnya hanya jika ketika hal tersebut
akan menghasilkan keuntungan strategis. Sementara itu sangat diharapkan untuk memperoleh
Distributive bargaining pada dasarnya merupakan sebuah kompetisi atas siapakah yang
paling mampu mendapatkan sumber daya yang terbatas, yang sering diartikan sebagai uang.
Mampu tidaknya satu atau dua pihak dalam meraih tujuan mereka akan tergantung pada
strategi dan taktik yang mereka gunakan. Dalam sebagian besar strategi dan taktik
Ada beberapa alasan mengapa setiap negosiasi begitu familiar dengan distributive
bargaining.
untuk bekerja dengan baik terhadap mereka – mereka harus memahami bagaimana
2) Karena begitu banyak orang yang menggunakan strategi dan taktik distributive
3
3) Setiap situasi negosiasi memiliki potensi dalam penggunaan keahlian distributive
Kedua pihak yang bernegosiasi harus menentukan poin awal mereka, target, dan juga
resistensi sebelum memulai sebuah negosiasi. Poin awal sering berada dalam pernyataan
pembuka yang masing-masing pihak adakan. Poin target biasanya dipelajari atau
terpengaruhi tepat ketika negosiasi terproses. Biasanya orang menyerah pada margin diantara
poin awal dan poin target tepat ketika mereka melakukan konsesi. Poin resistensi, poin
antara ketika seseorang tidak akan melanjutkan dan akan memilih untuk menghentikan
negosiasi, tidak diperlihatkan pada pihak lain dan seharusnya dirahasiakan. Rentang antara
poin resistensi tersebut disebut dengan bargaining range, settlement range, atau zone of
potential agreement. Dalam area ini bargaining yang sebenarnya akan terjadi dan apapun di
luar poin ini akan telak ditolak oleh salah satu penegosiasi.
kesepakatan dengan pihak lain dan kedua, tidal melakukan kesepakatan apapun.
Kelebihan dari strategi distributif yaitu stimulus untuk seorang negosiator agar dapat
memahami poin-poin utama dalam sebuah negosiasi serta dapat mengatahui langkah-langkah
untuk mengatasi strategi dalam tawar menawar distributif. Sedangkan kekurangan strategi ini
adalah apabila seorang negosiator dalam bernegosiasi pihak lawan memiliki kekuatan lebih
besar maka akan memiliki kemungkinan kecil untuk memenangkan negosiasi. Kekurangan
dari taktik negosiasi ini adalah sulitnya untuk mendapatkan informasi karena cenderung
membutuhkan biaya besar. Strategi distributif lebih memfokuskan kepada penerapan pola-
4
Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategi Bargain Distributif yaitu :
1) Negosiasi distributif berkonotasi teknik negosiasi di mana para pihak mencoba untuk
mendapatkan nilai maksimum untuk diri mereka sendiri, dari sumber daya yang pasti.
5) Dalam negosiasi distributif, kepentingan pribadi para pihak dan keuntungan individu
Tujuan utama dalam distributive bargaining adalah untuk memaksimalkan nilai dari
kesepakatan tertentu. Mulanya kita harus menemukan poin resistensi pihak lawan, kemudian
Dalam menemukan poin resistensi pihak lawan, kita harus mengumpulkan informasi
percaya diri, dan sebagainya dari pihak lawan, semakin mungkin bagi kita untuk melakukan
persetujuan yang menguntungkan. Dan di saat yang bersamaan pula kita tidak ingin pihak
lain memiliki informasi tentang kita. Masalahnya adalah pihak lawan pun menginginkan hal
Kemudian pusat dari strategi dan taktik bagi distributive bargaining terletak pada
poin resistensi pihak lawan dan hubungan resistensi tersebut dengan resistensi kita. Poin
resistensi ditekankan oleh nilai yang diharapkan dari sebuah outcome tertentu yang sebagai
5
Berikut propoisisi mayor yang menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat
1) Semakin tinggi perkiraan pihak lawan akan biaya penundaan atau kebuntuan,
2) Semakin tinggi perkiraan pihak lawan akan biaya penundaan atau kebuntuan dirinya,
3) Semakin rendah pihak lawan dalam menilai suatu isu, cenderung semakin rendah pula
4) Semakin pihak lawan yakin bahwa pihak kita menganggap penting sebuah isu,
mengenai target, poin resistansi, dan biaya mengakhiri negosiasi untuk sebuah negosiasi
1) Menilai target pihak lain, poin resistansi, dan biaya mengakhiri negosiasi,
2) Mengatur pemikiran pihak lain dalam target penegosiasi, poin resistansi, serta biaya
mengakhiri negosiasi,
3) Memodifikasi persepsi pihak lain ke dalam target, poin resistensi, dan biaya
6
2.4. POSISI YANG DIAMBIL SELAMA BERNEGOSIASI
Saat negosiasi dimulai, penegosiasi akan berhadapan dengan sebuah masalah yang
atau tinggi bagi penego lainnya ataukah ia akan ditolak begitu saja? Atau semacamnya.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi sedikit jelas ketika penego belajar lebih tentangan
batasan pihak lawan dan merancang strategi. Meskipun pengetahuan mengenai pihak lawan
memberi bantuan bagi penego untuk mengatur penawaran pembuka, ia tidak memberitahu
Keputusan kedua yang harus dibuat adalah mengenai perilaku dan sikap selama
Dalam sebuah penawaran awal ada kalanya kita bertemu dengan penawaran kembali,
kedua penawaran ini merupakan awal dari bargaining range. Ada kalanya pula mereka tidak
pertama tidak dapat diterima dan meminta pembuka untuk datang kembali dengan proposal
yang lebih beralasan. Peran “pemberian” di sini adalah pusat dari negosiasi. Tanpanya
“pemberian”.
Kemudian pola dalam konsensi menciptakan informasi yang berharga bagi penego
meski tidak selalu mudah untuk diinterpretasikan. Generalisasi ini tetap perlu diukur,
bagaimanapun juga, dengan catatan bahwa di akhir-akhir konsensi masih ada ruang gerak
tersisa untuk menciptakan penawaran baru.. Dan dalam pada akhirnya para penego akan
7
2.5. MENUTUP PERJANJIAN
Setelah bernegosiasi dalam beberapa waktu, dan mempelajari kebutuhan pihak lain,
posisi, dan mungkin poin resistansinya, tantangan selanjutnya adalah bagaimana menutup
2) Assume the Close. Teknik yang memperlakukan pihak lawannya seakan-akan ia telah
menerima penawaran.
sangat ketat untuk menekan pihak lawan agar setuju dengan sangat cepat.
1) Good Cop/Bad Cop. Satu pihak akan menjadi pihak yang kasar dan satu pihak lainnya
akan menjadi pihak yang baik. Dan ketika pihak yang kasar itu tidak sedang berada di
tempat, pihak yang baik akan menjalankan perannya sebagai pihak yang baik dan
terlalu tinggi (yang ia yakin tidak akan tercapai) demi merubah penawaran pihak
lawan.
3) Bogey. Berpura-pura bahwa masalah yang tidak/ kurang penting bagi mereka adalah
8
4) Nibble. Penego menggunakan permintaan “gigitan” untuk sebuah konsesi kecil
proporsional.
mereka.
8) Snow Job. Yakni ketika penego dikalahkan oleh pihak lain yang memiliki begitu
banyak informasi sementara ia tidak mengetahui mana yang benar atau penting.
1) mengabaikan mereka;
padamu.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Negosiasi dan juga konsultasi merupakan bagian dari penyelesaian sengketa di antara
para pihak dengan jalan damai, melalui suatu perundingan. Negosiasi ini pun bukan
sengketa.
negosiasi danimplementasi.
1) Adanya syarat minimum dan maksimum yang harus diperoleh untuk negosiasi.
2) Lakukan cara lain untuk keberhasilan negosiasi jika negosiasi yang pertama tidak
berhasil mencapaikesepakatan.
informasi dari lawan negosiasi. 3) Mencari bukti yang cukup banyak tentang lawan
negosiasi tersebut.
3.2. Saran
1. Dengan adanya makalah ini penulis berharap agar kita dapat mengubah cara negosiasi
kita yang salah agar menjadi lebih baik lagi sehingga juga dapat meningkatkan akhlak
10
3. Dalam melaksanakan negosiasi perlu diperhatikan dalam melakukan prosesnya
supaya kesepatakan antara dua pihak atau lebih bisa diterima sebagaimanamestinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalohjurnal.blogspot.com/2011/06/strategi-dan-taktik-distributive.html
http://rafidah-alya-putri-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-171306-Negosiasi%20Diplomasi-
Strategi%20dan%20Taktik%20dalam%20Negosiasi.html
http://rafidah-alya-putri-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-171306-Negosiasi%20Diplomasi-
Strategi%20dan%20Taktik%20dalam%20Negosiasi.html
12