Makalah Sila Ke 5 Pancasila
Makalah Sila Ke 5 Pancasila
OLEH :
VINA WULANDARI
1708010002
DOSEN PEMBIMBING;
FADHLULLAH,SH,MS
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah, tuhan semesta alam, kemudian shalawat beriring salam disampaikan
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, serta keluaga dan sahabat-
sahabatnya, yang telah membawa agama Islam sebagai petunjuk bagi umat manusia
dalam menjalankan kehidupan didunia dan diakhirat.
Makalah ini berjudul “Sila ke 5 dari Pancasila”. Penulisan Makalah ini
kiranya tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga dan setinggi-tingginya
kepada para panitia pelaksana pelatihan yang sudah membatu dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyusun Makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Makalahini masih banyak
terdapat kejanggalan dan kekurangan baik susunan kata maupun penulisannya hal ini
dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis.
Mudah-mudahan kerya tulis ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis
sendiri dan pembaca pada umumnya.
Vina Wulandari
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
Bab II Landasan Teoritis ................................................................................... 3
2.1 Keadilan Sosial ....................................................................................... 4
Bab III Pembahasan
3.1 Sikap yang harus dikembangkan pada sila ke 5 ..................................... 6
3.2 Pelanggaran sila ke 5 di berbagai bidang ............................................... 7
3.3 Nilai-nilai luhur bangsa yang masih di hayati ........................................ 11
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
4.2 Saran ....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Masih banyak masyarakat yang belum memahami betul makna yang
terkandung dari Sila pertama sampai ke lima. Banyak masyarakat hanya memahami
bacaan dari sila-sila Pancasila namun belum memahami butir-butirnya sehingga
banyak penyelewengan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang masih
banyak penyelewengan adalah timpang tindihnya keadilan di bangsaini, antara
Pemerintah dengan rakyatnya. Dan kehidupan bangsa ini yang kaya akan semakin
berkuasa dan yang miskin akan semakin sengsara.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
titik tengah di atara kedua ujung yang ekstrim, atau lebih terkenal dengan teori “ The
Golden Means”.
Thomas Aquino merumuskan makna keadilan sebagai suatu ‘kemauan untuk
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya’
Samuel pufendorf mendefinisikan keadilan sebagai ‘kecenderungan yang
bersifat tetap dan tak kunjung hilang untuk memberikan kepada setiap orang akan
haknya’
Isaiah Berlin, mendefinisikan keadilan dengan kalimat’keadilan terlaksanan
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, & hal-hal yang tak sama
secara tidak sama
Notonagoro membatasi pengertian keadilan sabagai’ dipenuhinya segala
sesuatu yang merupakan sesuatu hak di dalam hubungan hidup kemanusiaan sebagai
sesuatu wajib
Sayid Qutub membatasi pengertian keadilan sebagai ‘satu sikap yang mutlak,
yang tidak memunjukkan kecenderungan cinta atau marah, tidak merubah ketentuan-
ketentuan karena kasih sayang atau benci.
Dari beberapa batasan seperti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
‘KEADILAN’ adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban, atau sikap yang mutlak untuk meletakkan hak dan kewajiban secara
prorposional, dan tidak merubah ketentuan-2 karena kasih saying atau benci.
4
Di samping pembagian macam keadilan seperti di atas, ada pula yang
membedakan keadilan menjadi enam macam, yaitu:
1. Justitia Comunitative, memberikan kepada masing-masing haknya atas dasar
kesamaan, di mana prestasi seharga dengan kontra prestasi
2. Justitia Distributive, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas dasar
perbedaan, dimana diperhitungkan perbedaan kualita antara satu dengan lainnya.
3. Justitia Vindicativa, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas dasar
proporsi, dimana berat ringanya hukuman disesuaikan dengan berat ringanya
pelanggaran hokum.
4. Justitia creative; memberikan kepada masing-masing bagian kebebasannya untuk
menciptakan sesuai dengan daya kreatifnya dalam bidang kebudayaan .
5. Justitia Protectiva; keadilan yang berupa memberikan pengayoman hukum
kepada manusia.
6. Justitia Legalis; keadilan yang berupa kebajikan yang menyeluruh yang
mencakup semua kebajikan, kebajikan yang menyeluruh.
Setiap orang hendaknya memiliki hak yang sama terhadap sistem yang
menyeluruh dan yang terluas mengenai kebebasan-kebebasan dasar. Adapun yang
dimaksud dengan kebebasan dasar adalah meliputi:
- Freedom of speech &assembly (kebebasan berbicara & berkumpul)
- Liberty of conscience (kebebasan hati nurani)
- Freddom of thought (kebebasan berfikir)
- Freedom of the person (kebebasan pribadi)
- Right to hold property (hak memiliki harta benda pribadi)
- Freedom from arbitrary arrest and seizure (kebebasan dari penahanan dan
penangkapan yang sewenag-wenang).
Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan
perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong
royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan
antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sikap Yang Harus Dikembangkan Pada Sila Kelima Untuk Diterapkan Di
Kehidupan Sehari-Hari
6
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Hubungan keadilan antar warga Negara tehadap Negara dan dalam hal ini
pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati
peraturan perundang – undangan yang berlaku dalam Negara.
3. Keadilan Komulatif
Keadilan antara warga satu dengan warga lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan bersama.
7
1. Bidang Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum tersebut juga
harus ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum
di Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat publik
seperti kepala daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet dan politisi partai
politik yang merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang
diberikan tidak sebanding dengan apa yang telah diperbuat dan kadang walaupun
sudah divonis sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan
sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah menimpa
nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman
yang diterima tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini
menggambarkan bahwa hukum yang ada itu hanya berlaku untuk orang-orang
miskin saja, sedangkan untuk orang kaya atau pejabat publik hukum itu tidak
terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga hukum itu dapat diibaratkan sebagai
pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas.
Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil
amandemen disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum”. Tetapi pada kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini
menjadi bukti bahwa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya
bisa ditegakkan dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan masyarakat yang
kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai
dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syarat-syarat administrasi,
bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari berbagai rumah sakit. Hingga
pungutan liar untuk memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret
bahwa keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya
atau orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan
8
pelayanan yang istimewa. Padahal dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2)
tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa “setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Tetapi pada kenyataannya
rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumah sakit.
3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan yaitu
ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak,
sehingga banyak anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk sekolah karena
biaya sekolah yang dirasa memberatkan. Oleh sebab itu pemerintah seharusnya
memprioritaskan warga miskin Indonesia dengan memberikan pendidikan.
Sehingga anak-anak yang kurang mampu tersebut dapat mengenyam pendidikan
yang layak dibangku sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus
diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di
daerah pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya
memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah maju saja,
sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan.
Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal,
bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan
atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru
masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan.
Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna
padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari
apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar
9
dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah
kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama
berjam-jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari
eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar,
karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja
keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari
implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.
5. Bidang Budaya
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat berbeda,
yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan
mereka sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang memakai
koteka, pembangunan di derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja
dengan kehidupan masyarakat di Jakarta, banyak orang-orang memakai pakaian
yang berganti-ganti model, banyak bangunan menjulang tinggi.
10
serta meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap warga yang kurang
mampu.
3.3 Nilai-Nilai Luhur Bangsa Yang Masih Dihayati / Dihidupi Oleh Masyarakat
Indonesia Khususnya Generasi Muda
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami sepakati bersama adalah pada masa ini, nilai – nilai
yang terkandung dalam sila kelima pancasila sudah terlupakan dan terabaikan oleh
seluruh elemen baik itu masyarakat maupun pemerintah. Tidak hanya sila kelima
pancasila tetapi pelanggaran juga terjadi terhadap keempat sila lainnya. Sangat
disayangkan nilai – nilai pancasila yang diambil dari kepribadian bangsa yang
seharusnya mudah diterapkan tetapi pada kenyataannya hanya sebatas teori saja
tanpa pangamalan.
4.2 Saran
Dari penjelasan yang kami tuliskan diatas mengenai sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia kami telah menarik kesimpulan mengenai isi dari makalah
ini. Isi dan kesimpulan yang kami tulis bisa saja berubah apabila ditemukan data
yang lebih akurat dan valid dari yang telah ada dalam makalah kami ini. Karena itu
janganlah terlalu berpegang pada makalah ini yang tentunya memiliki banyak
kekurangan, baik yang diketahui ataupun tidak diketahui, maka bacalah juga
makalah, buku, artikel ataupun bacaan lain yang berhubungan dengan materi yang
kami bahas ini yang tentunya akan menambah pengetahuan kita bersama dalam
pengamalan dan penerapan butir – butir pancasila.
12
DAFTA PUSTAKA
http://www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-kelima-dalam-pancasila/
https://hengkikomarudin.wordpress.com/2010/07/14/hakekat-sila-sila-dalam-
pancasila/
http://implementasi-nilai-pancasila12345.blogspot.co.id/
https://politikbersihcerdassantun.wordpress.com/2013/04/07/keadilan-sosial-bagi-
seluruh-rakyat-indonesia
http://melatiputri.web.ugm.ac.id/2014/12/01/bukti-pelanggaran-terhadap-5-sila-
pancasila-2
13