Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

SILA KE LIMA PANCASILA


DI
S
U
S
U
N

OLEH :
VINA WULANDARI
1708010002

DOSEN PEMBIMBING;
FADHLULLAH,SH,MS

AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah, tuhan semesta alam, kemudian shalawat beriring salam disampaikan
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, serta keluaga dan sahabat-
sahabatnya, yang telah membawa agama Islam sebagai petunjuk bagi umat manusia
dalam menjalankan kehidupan didunia dan diakhirat.
Makalah ini berjudul “Sila ke 5 dari Pancasila”. Penulisan Makalah ini
kiranya tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga dan setinggi-tingginya
kepada para panitia pelaksana pelatihan yang sudah membatu dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyusun Makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Makalahini masih banyak
terdapat kejanggalan dan kekurangan baik susunan kata maupun penulisannya hal ini
dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis.
Mudah-mudahan kerya tulis ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis
sendiri dan pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 02 Januari 2018


Penulis,

Vina Wulandari

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
Bab II Landasan Teoritis ................................................................................... 3
2.1 Keadilan Sosial ....................................................................................... 4
Bab III Pembahasan
3.1 Sikap yang harus dikembangkan pada sila ke 5 ..................................... 6
3.2 Pelanggaran sila ke 5 di berbagai bidang ............................................... 7
3.3 Nilai-nilai luhur bangsa yang masih di hayati ........................................ 11
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
4.2 Saran ....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk
pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila memiliki fungsi sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa
bangsa, sebagai kepribadian bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Jika kita mengamati kejadian di lingkungan masyarakat
sekitar kita, kita dapat mengetahui berapa jauh perubahan norma manusia yang
melenceng dari kaidah dan nilai Pancasila. Maka, agar Pancasila itu benar- benar
terasa dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka
rakyat Indonesia harus berusaha melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila,
dengan mendarah dagingkan nilai – nilai yang luhur yang terkandung dalam
Pancasila.
Pengembangan sikap adil terhadap sesama manusia, kesamaan kedudukan
terhadap hukum dan HAM, keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan
sikap yang tercermin dari pengamalan nilai Pancasila yakni sila ke -5 yang berbunyi
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Fungsi dari nilai yang terkandung
dalam Pancasila sila ke-5 ini berfungsi sebagai tujuan negara. Namun, apakah nilai –
nilai yang terkandung dalam sila ke lima Pancasila itu sudah terlaksana seutuhnya di
lingkungan kita? Kita dapat menilai dengan mengamati kejadian di sekitar kita.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang bersikap tidak sesuai dengan nilai moral
Pancasila. Mereka cenderung bersikap individualis, menghalalkan segala cara
walaupun dengan kerja keras, melemahkan kekuatan hukum, menggunakan
sumberdaya dan sumber kekayaan Indonesia dengan berlebihan, menyelewengkan
kekuasaan, dsb. Sungguh ironis memang, Pancasila yang disepakati bersama sebagai
kepribadian bangsa saat ini kenyataan di lingkungan masyarakat Indonesia
bertentangan dengan ajaran Pancasila.

1
Masih banyak masyarakat yang belum memahami betul makna yang
terkandung dari Sila pertama sampai ke lima. Banyak masyarakat hanya memahami
bacaan dari sila-sila Pancasila namun belum memahami butir-butirnya sehingga
banyak penyelewengan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang masih
banyak penyelewengan adalah timpang tindihnya keadilan di bangsaini, antara
Pemerintah dengan rakyatnya. Dan kehidupan bangsa ini yang kaya akan semakin
berkuasa dan yang miskin akan semakin sengsara.

1.2 Rumusan Masalah


 Sikap apa yang seharusnya dikembangkan agar nilai-nilai Sila 5 dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari?
 Apa contoh-contoh pelanggaran sila 5 dalam berbagai aspek ?
 Apakah nilai-nilai luhur bangsa (Butir Sila 5) masih dihayati/dihidupi oleh
masyarakat Indonesia khususnya generasi muda saat ini?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam konsepsi Bung karno sila ini diformulasikan dengan rumusan ‘


Kesejahteraan Sosial’. Sila kelima dari falsafah pancasila ini dilihat dari segi
fungsinya dapat dikatakan sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan. ‘…sila
kelima ini bukanlah dasar negra, tetapi adalah tujuan paling utama, tujuan pokoknya,
yaitu mewujudkan suatu keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia (Hazairin).
Dengan menunjuk sila kelima sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan berarti
telah sempurnalah unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk satu kesatuan
pandangan hidup (way of life atau weltanschuung). Apabila silapertama, kedua dan
ketiga merupakan sila-sila yang menggambarkan pandangan hidup yang diyakini
bangsa Indonesia, sila keempat menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan
sesuai dengan tujuan hidup yang dicita-citakan, maka sila kelima menggambarkan
tujuan hidup berbangsa dan bernegara yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
Sila kelima intinya terletak pada rumusan “ Keadilan Sosial” (social Justice).
Plato dalam bukunya ‘Republic’ ‘The four cardival virtues’. Empat kebajikan
tersebut adalah pengendalian diri (discipline), keberanian(courage),kearifan
(wisdom), dan keadilan (justice). Sedan Liang Gie berpendapat bahwa kebajikan
adalah yang mencakup seluruhnya di atas ( all-embracing virtue).
Istilah keadilan berasal dari bahsa arab :al-ada:lah, yang padanan bahasa I
adalah : justice. Namun sesungguhnya justice sendiri semula berasal dari bahasa
latin: justitia (dari akar kata: jus).Al-‘adlu yang kemudian berubah kata menjadi al-
ada:lah diartikan sebagai menempatkan atau lmeletakan sesuatu pada tempat yang
semestinya (proposional). Sedang istilah justice mempunyai arti ganda. Ia dapat
berarti hukum, bisa berarti sikap tidak memihak (impartiality), dan dapat bearti
persamaan dalam perlakuan (equality of treatment). Dalam khasanah kefilsafatan
akan ditemukan beberapa difinisi atau batasan mngenai keadilan antara lain sbb:
Aristoteles mendifinisikan keadilan sebagai kelayakan dalam tindakan manusia
(fairness in human action).adapun yang dimaksud dengan kelayakan adalah sebagai

3
titik tengah di atara kedua ujung yang ekstrim, atau lebih terkenal dengan teori “ The
Golden Means”.
Thomas Aquino merumuskan makna keadilan sebagai suatu ‘kemauan untuk
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya’
Samuel pufendorf mendefinisikan keadilan sebagai ‘kecenderungan yang
bersifat tetap dan tak kunjung hilang untuk memberikan kepada setiap orang akan
haknya’
Isaiah Berlin, mendefinisikan keadilan dengan kalimat’keadilan terlaksanan
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, & hal-hal yang tak sama
secara tidak sama
Notonagoro membatasi pengertian keadilan sabagai’ dipenuhinya segala
sesuatu yang merupakan sesuatu hak di dalam hubungan hidup kemanusiaan sebagai
sesuatu wajib
Sayid Qutub membatasi pengertian keadilan sebagai ‘satu sikap yang mutlak,
yang tidak memunjukkan kecenderungan cinta atau marah, tidak merubah ketentuan-
ketentuan karena kasih sayang atau benci.
Dari beberapa batasan seperti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
‘KEADILAN’ adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban, atau sikap yang mutlak untuk meletakkan hak dan kewajiban secara
prorposional, dan tidak merubah ketentuan-2 karena kasih saying atau benci.

2.1 Keadilan Sosial (Social justice)


Ernest barker seorang tokoh pengarang merumuskan makna keadilan sosial
sebagai suatu pengaturan yang tepat dari suatu masyarakat nasioanl, yang bertujuan
memupuk dan medorong perkembangan seganap kapasitas yang setinggi mungkin
dari kepribadian seluruh anggota masyarakat. Umar kayam mendefiniskan keadilan
social sebagai suatu kondisi dimana setiap warga Negara memperoleh kepuasan
dalam menggunakan kesempatan yang diberikan oleh system soaial, dan sistem-
sistem yang lain.

4
Di samping pembagian macam keadilan seperti di atas, ada pula yang
membedakan keadilan menjadi enam macam, yaitu:
1. Justitia Comunitative, memberikan kepada masing-masing haknya atas dasar
kesamaan, di mana prestasi seharga dengan kontra prestasi
2. Justitia Distributive, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas dasar
perbedaan, dimana diperhitungkan perbedaan kualita antara satu dengan lainnya.
3. Justitia Vindicativa, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas dasar
proporsi, dimana berat ringanya hukuman disesuaikan dengan berat ringanya
pelanggaran hokum.
4. Justitia creative; memberikan kepada masing-masing bagian kebebasannya untuk
menciptakan sesuai dengan daya kreatifnya dalam bidang kebudayaan .
5. Justitia Protectiva; keadilan yang berupa memberikan pengayoman hukum
kepada manusia.
6. Justitia Legalis; keadilan yang berupa kebajikan yang menyeluruh yang
mencakup semua kebajikan, kebajikan yang menyeluruh.
Setiap orang hendaknya memiliki hak yang sama terhadap sistem yang
menyeluruh dan yang terluas mengenai kebebasan-kebebasan dasar. Adapun yang
dimaksud dengan kebebasan dasar adalah meliputi:
- Freedom of speech &assembly (kebebasan berbicara & berkumpul)
- Liberty of conscience (kebebasan hati nurani)
- Freddom of thought (kebebasan berfikir)
- Freedom of the person (kebebasan pribadi)
- Right to hold property (hak memiliki harta benda pribadi)
- Freedom from arbitrary arrest and seizure (kebebasan dari penahanan dan
penangkapan yang sewenag-wenang).
Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan
perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong
royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan
antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sikap Yang Harus Dikembangkan Pada Sila Kelima Untuk Diterapkan Di
Kehidupan Sehari-Hari

Sila kelima pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”


memiliki makna pokok dari keadilan yaitu hakikat kesesuaian dengan hakikat adil.
Sila kelima pancasila didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainnya yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan. Hal ini mengandung hakikat makna bahwa
keadilan adalah sebagai akibat adanya Negara kebangsaan dari manusia – manusia
berketuhanan Yang Maha Esa. Sila keadilan sosial adalah tujuan dari keempat sila
lainnya.
Secara ontologis, hakikat keadilan sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat
keadilan sebagaimana terkandung dalam sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab.. menurut Notonagoro. Hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua
yaitu keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia monopluralis yaitu manusia
yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap Tuhan. Penjelmaan dari
keadilan kemanusiaan monopluralis menyangkut manusia sebgaai makhluk hidup
dan makhluk sosial. Dengan demikian keadilan sosial didasari oleh sila kedua.
Atas dasar uraian diatas, lalu bagaimanakah sikap yang harus dikembangkan? Sikap
yang harus dikembangkan pada diri kita harus mencakup 3 keadilan yang terwujud
dalam kehidupan bersama yaitu:
1. Keadilan Distributif
Suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warga negaranya, dalam arti
pihak Negara yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan
membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan
dalam hidup bersama didasarkan atas hak dan kewajiban.

6
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Hubungan keadilan antar warga Negara tehadap Negara dan dalam hal ini
pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati
peraturan perundang – undangan yang berlaku dalam Negara.
3. Keadilan Komulatif
Keadilan antara warga satu dengan warga lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan bersama.

3.2 Pelanggaran Sila Kelima Diberbagai Bidang


3.2.1 Analisis Pelanggaran
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke
lima dari Pancasila ternyata dalam pelaksanaanya sudah tidak sesuai dengan kondisi
dan harapan rakyat Indonesia saat ini.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur. Walaupun cita-cita tersebut sudah dicanangkan sejak
Indonesia merdeka, namun pada kenyataanya pencapaiannya masih sangat jauh dari
yang diharapkan.
Perjuangan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial ternyata memang masih
banyak kendala. Salah satu faktor yang menjadi penghambat terbentuknya
masyarakat yang adil dan makmur tersebut adalah kurang ditegakannya keadilan
disemua lini kehidupan masyarakat dalam bernegara. Karena jika keadilan
ditegakkan dengan baik, maka kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara akan
tercipta.
Sila ke-5, yang seharusnya sudah terlaksanakan dengan baik dalam
kehidupan, justru pada prakteknya, pelaksanaan dari sila tersebut tidak sesuai dengan
kondisi rakyat Indonesia saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi dari para
penguasa. Menanggapai masalah tersebut dalam tulisan ini ada empat hal yang ingin
saya paparkan yaitu mengenai bukti penerapan keadilan dalam bidang hukum,
kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang dirasa mempunyai masalah kompleks
terhadap implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

7
1. Bidang Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum tersebut juga
harus ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum
di Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat publik
seperti kepala daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet dan politisi partai
politik yang merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang
diberikan tidak sebanding dengan apa yang telah diperbuat dan kadang walaupun
sudah divonis sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan
sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah menimpa
nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman
yang diterima tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini
menggambarkan bahwa hukum yang ada itu hanya berlaku untuk orang-orang
miskin saja, sedangkan untuk orang kaya atau pejabat publik hukum itu tidak
terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga hukum itu dapat diibaratkan sebagai
pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas.
Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil
amandemen disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum”. Tetapi pada kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini
menjadi bukti bahwa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya
bisa ditegakkan dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan masyarakat yang
kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai
dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syarat-syarat administrasi,
bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari berbagai rumah sakit. Hingga
pungutan liar untuk memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret
bahwa keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya
atau orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan

8
pelayanan yang istimewa. Padahal dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2)
tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa “setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Tetapi pada kenyataannya
rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumah sakit.
3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan yaitu
ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak,
sehingga banyak anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk sekolah karena
biaya sekolah yang dirasa memberatkan. Oleh sebab itu pemerintah seharusnya
memprioritaskan warga miskin Indonesia dengan memberikan pendidikan.
Sehingga anak-anak yang kurang mampu tersebut dapat mengenyam pendidikan
yang layak dibangku sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus
diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di
daerah pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya
memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah maju saja,
sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan.
Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal,
bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan
atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru
masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan.
Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna
padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari
apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar

9
dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah
kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama
berjam-jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari
eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar,
karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja
keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari
implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.
5. Bidang Budaya
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat berbeda,
yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan
mereka sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang memakai
koteka, pembangunan di derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja
dengan kehidupan masyarakat di Jakarta, banyak orang-orang  memakai pakaian
yang berganti-ganti model, banyak bangunan menjulang tinggi.

3.2.2 Upaya Pemecahan


Diperlukan upaya yang tidak mudah untuk menciptakan masyarakat yang adil
dan sejahtera, paling tidak untuk menciptakan hal tersebut perlu ada kesadaran dari
masing-masing individu untuk merubahnya, jika perubahan itu bisa terlaksana
dengan baik tentunya keadilan itu akan dapat dengan mudah tercipta, baik dalam
bidang hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lainnya.
Untuk menciptakan keadilan yang merata seperti yang tercermin
dalamPancasila tepatnya sila ke-5, peran dari pemerintah untuk mengupayakan hal
tersebut sangat diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat benar-benar
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan bukan malah merugikan masyarakat.
Sebagai contoh dalam bidang kesehatan, pemerintah membebaskan biaya kesehatan
dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu,
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu

10
serta meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap warga yang kurang
mampu.

3.3 Nilai-Nilai Luhur Bangsa Yang Masih Dihayati / Dihidupi Oleh Masyarakat
Indonesia Khususnya Generasi Muda

Pancasila merupakan pencerminan jiwa kebangsaan Indonesia. Nilai – nilai


yang terkandung didalamnya sangatlah luhur. Pancasila dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Penerapan nilai luhur sila kelima ini
erat hubungannya dengan hak dan kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Makna
dalam sila kelima ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat
dimana seluruh kekayaan diperguanakan untuk kebahagiaan bersama dan melindungi
yang lemah.
Contoh realisasi penerapannya pada generasi muda yang paling sederhana
adalah bersikap adil terhadap teman, tidak membedakan status sosial diantara teman,
menghormati hak – hak orang lain, mengembangkan perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong royong (dalam hal ini
contohnya adalah mengikuti berbagai kegiatan organisasi di lingkungan kampus
sehingga menumbuhkan semangat kekeluargaan yang didalamnya setiap anggota
diberi tugas yang sesuai dengan kapasitas kemampuan masing – masing), suka
memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri, tidak
menggunakan hak milik orang lain untuk usaha – usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain serta suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Namun ternyata dalam kenyataannya sila kelima masih memiliki banyak
kekurangan. Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah
70 tahun merdeka masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan
oleh penyelenggara Negara Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17
Agustus 1945 sampai dengan saat ini. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa banyak
sekali pelanggaran yang dilakukan terhadap sila kelima pancasila ini.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami sepakati bersama adalah pada masa ini, nilai – nilai
yang terkandung dalam sila kelima pancasila sudah terlupakan dan terabaikan oleh
seluruh elemen baik itu masyarakat maupun pemerintah. Tidak hanya sila kelima
pancasila tetapi pelanggaran juga terjadi terhadap keempat sila lainnya. Sangat
disayangkan nilai – nilai pancasila yang diambil dari kepribadian bangsa yang
seharusnya mudah diterapkan tetapi pada kenyataannya hanya sebatas teori saja
tanpa pangamalan.

4.2 Saran
Dari penjelasan yang kami tuliskan diatas mengenai sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia kami telah menarik kesimpulan mengenai isi dari makalah
ini. Isi dan kesimpulan yang kami tulis bisa saja berubah apabila ditemukan data
yang lebih akurat dan valid dari yang telah ada dalam makalah kami ini. Karena itu
janganlah terlalu berpegang pada makalah ini yang tentunya memiliki banyak
kekurangan, baik yang diketahui ataupun tidak diketahui, maka bacalah juga
makalah, buku, artikel ataupun bacaan lain yang berhubungan dengan materi yang
kami bahas ini yang tentunya akan menambah pengetahuan kita bersama dalam
pengamalan dan penerapan butir – butir pancasila.

12
DAFTA PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji, Prof.S.H., dkk. 1978. Santiaji Pancasila. Surabaya. Usaha


Nasional.

Sundawa, Dadang, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

http://www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-kelima-dalam-pancasila/

https://hengkikomarudin.wordpress.com/2010/07/14/hakekat-sila-sila-dalam-
pancasila/

http://implementasi-nilai-pancasila12345.blogspot.co.id/

https://politikbersihcerdassantun.wordpress.com/2013/04/07/keadilan-sosial-bagi-
seluruh-rakyat-indonesia

http://melatiputri.web.ugm.ac.id/2014/12/01/bukti-pelanggaran-terhadap-5-sila-
pancasila-2

13

Anda mungkin juga menyukai