PEMILIHAN TERAPI
ANTIHIPERTENSI
KERANGKA ANALISIS TERHADAP
TATALAKSANA HIPERTENSI
Guideline
for the
pharmacological
treatment of
hypertension
in adults
WHO, 2021
INISIASI TERAPI FARMAKOLOGIS
Inisiasi terapi antihipertensi direkomendasikan untuk diberikan pada individu yang telah
terdiagnosis hipertensi dan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg
Inisiasi terapi antihipertensi direkomendasikan untuk diberikan pada individu dengan riwayat
penyakit kardiovaskular dan tekanan darah sistolik 130-139 mmHg
Inisiasi terapi antihipertensi direkomendasikan untuk diberikan pada individu tanpa penyakit
kardiovaskular namun memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus,
atau penyakit ginjal kronik, disertai dengan tekanan darah 130-139 mmHg
Inisiasi terapi farmakologis pada hipertensi sebaiknya diberikan tidak lebih dari 4
minggu setelah diagnosis hipertensi. pabila tekanan darah sangat tinggi (TDS ≥ 160
mmHg atau TDD ≥ 100 mmHg) atau ditemukan bukti kegagalan organ, inisiasi terapi
hipertensi tidak ditunda
WHO, 2021
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Saat memulai terapi farmakologis, disarankan untuk melakukan
pemeriksaan skrining kemungkinan komorbiditas dan hipertensi
sekunder, namun tidak menunda atau memperlambat inisiasi terapi
• Pemeriksaan yang dianjurkan diantaranya elektrolit dan serum
kreatinin, panel lipid, HbA1C atau GDP, dipstick urin, dan
elektrokardiogram (EKG)
• Pada area yang terbatas dimana pemeriksaan laboratorium sulit untuk
dilakukan, terapi sebaiknya tidak ditunda, dan pemeriksaan dapat
dilakukan selanjutnya
• Beberapa agen antihipertensi, seperti CCB long-acting bisa diberikan
untuk terapi inisiasi, dibandingkan agen diuretik atau ACEi/ARB
WHO, 2021
STRATIFIKASI RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR
• Kebanyakan pasien dengan TDS ≥ 140 atau TDD ≥ 90 mmHg berisiko tinggi dan
diindikasikan untuk terapi farmakologi; sehingga pemerikaan risiko kardiovaksular
tidak dibutuhkan sebelum terapi inisiasi. Penilaian risiko kardiovaskular sangat penting
sebagai pedoman inisiasi terapi hipertensi pada pasien dengan TDS 130-139 mmHg.
Faktor risiko lain harus diidentifikasi dan diterapi secara tepat untuk menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular
• Apabila penilaian risiko memperlambat inisiasi pengobatan dan/atau tindak lanjut pada
pasien, penilaian dapat ditunda
WHO, 2021
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
Pada pasien hipertensi dewasa, agen antihipertensi
yang dapat diberikan sebagai terapi lini pertama
• Pemberian antihipertensi durasi
diantaranya:
panjang lebih direkomendasikan
• Spesifik agen dapat diindikasikan pada
Thiazide/Thiazide-like kondisi tertentu, termasuk diantaranya
• Diuretik atau CCB pada pasien usia
>65 tahun atau ras Afrika
Angiotensin-converting enzyme • Beta blocker pada penyakit jantung
inhibitors (ACEi) / iskemik
Angiotensin-receptor blockers (ARB) • ACEi/ARBs pada pasien dengan
proteinuria berat, diabetes mellitus,
Dihydropyridine Calcium Channel gagal jantung, atau penyakit ginjal
Blockers (Long-acting)
WHO, 2021
Hypertension, 2021
REKOMENDASI TERAPI KOMBINASI
Angiotensin-converting
Dihydropyridine Calcium
Diuretic enzyme inhibitors (ACEi) /
Channel Blockers
(Thiazide/Thiazide-like) Angiotensin-receptor
(Long-acting)
blockers (ARB)
WHO, 2021
Kepatuhan berobat tampak lebih tinggi
pada kelompok yang mendapatkan terapi
kombinasi dalam satu pil (single-pill
combination) dibandingkan kombinasi lepasan
(free-equivalent combination). Kelompok kombinasi
dengan satu pil ini juga memiliki persistensi
pengobatan yang lebih tinggi dan
kecenderungan penghentian pengobatan
yang lebih rendah
Hypertension, 2021
TARGET TEKANAN DARAH
KOMBINASI
thiazide/thiazide-like diuretik Apabila target TD tercapai, follow up
dengan dosis setengah maksimal dapat dilanjutkan dalam 3-6 bulan
(hydrochlorotiazide 25 mg atau
NON KOMBINASI à Telmisartan 80 mg, 1 x/hari) dapat dilanjutkan dalam 3-6 bulan
(MONOTERAPI/KOMBINASI TERPISAH) Apabila target TD belum tercapai, Follow up TD dalam 4-6 minggu
tambahkan thiazide/thiazide-like Apabila target TD tercapai,
diuretic dengan dosis 1/2 maksimal follow up dapat dilanjutkan
(hydrochlorothiazide 25 mg atau dalam 3-6 bulan
chlorthalidone 12.5 mg, 1 x/hari)
Lakukan monitoring kalium dan fungsi ginjal
Apabila target TD belum tercapai,
ketika memulai terapi atau mengubah dosis
tingkatkan dosis thiazide/thiazide-like
ACEi/ARB atau thiazide/thiazide-like diuretic diuretic (naikkan dosis menjadi
Protokol ini dikontraindikasikan pada wanita hydrochlorothiazide 50 mg atau
yang berencana hamil/sedang hamil chlorthalidone 25 mg, 1 x/hari)
Tidak
Lakukanan anamnesis dan
Ya pemeriksaan fisik, apakah
terdapat kelainan?
Ya Tidak
TATALAKSANA
Rawat inap dengan
KRISIS hipertensi emergensi
Asimtomatik Gejala ringan
Stroke hemoragik akut dan TDS >180 mmHg Segera, 130<TDS<180 mmHg Labetalol Urapidil
Nicardipine
Penyakit jantung koroner akut Segera, TDS <140 mmHg Nitroglycerine Urapidil
Labetalol
Edema pulmo kardiogenik akut Segera, TDS <140 mmHg Nitroprusside atau nitroglycerine Urapidil (dengan loop diuretic)
(dengan loop diuretic)
Penyakit aorta akut Segera, TDS <120 mmHg dan nadi <60 Esmolol dan nitroprusside atau Labetalol atau metoprolol
x/m nitroglycerine atau nicardipine
Eklamsia dan pre-eklamsia berat/HELLP Segera, TDS <160 mmHg dan TDD Labetalol atau nicardipine dan
<105 mmHg magnesium sulfat