Dan yang ketiga, saya juga membaca pendapat dari Prof. Padmo Wahjono dalam salah
satu kuliah beliau, bahwa nasionalisme itu ada beberapa jenis yang dianut oleh
bermacam-macam bangsa, yaitu; Volk, adalah mereka yang memiliki kesamaan dalam
lapangan kebudayaan, Ras, yang menurut antropologi budaya adalah mereka yang
memiliki kesamaan jasmaninya atau fisiknya, dan Natie, yaitu bangsa yang mempunyai
kesadaran untuk membentuk Negara. Dalam buku ini juga diceritakan kisah bagaimana
hebatnya partai Nazi pada masa kekuasaannya dalam hal gleichschaltung yang terbukti
berhasil membangun suatu pemerintahan yang kokoh dari segi entscheidungseinheit dan
wirkungseinheit. Namun sayangnya, masa kejayaan Nazi runtuh begitu saja karena tidak
mengimbangi kekokohannya dengan geopolitik yang efektif.
Selain geopilitik, ternyata kepercayaan masyarakat kepada pemimpin Negara nya juga
tak kalah penting. Karena semakin jauh jarak kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah, semakin sulit pula pemerintah mengontrol dampak dinamika global terhadap
masyarakatnya, (contoh: perang saudara pada Arab Spring). Dalam buku ini juga
menjelaskan tentang Negara yang gagal. Niall Ferguson dalam bukunya Civilization: The
West and The Rest menyampaikan bahwa “it is important to remember that most
civilizational collapse are associated with fiscal crises as well as wars. All the examples
of collapse discussed above were preceded by sharp imbalances between revenue and
expenditures, as well as by difficulties with financing public debt.” (Negara gagal terjadi
karena masalah kronis ekonomi dan keamanan dalam arti yang luas).