Anda di halaman 1dari 8

Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN BIPA − SUATU PERSPEKTIF


PELAJAR ASING

Dawid Michał Gajewski

Adam Mickiewicz University, Poznań, Polandia


dawid.gajewski@mail.com

ABSTRACT
Program Indonesian Language for Foreign Speakers (Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing - BIPA) is one of the programs aimed at teaching and promoting Indonesian language in
the world. The objectives of the program are vital in establishing the position of Indonesian
language in the modern world. In the present paper I am making an attempt to describe BIPA
program from theoretical (teaching materials) and practical (BIPA course evaluation) points of
view. The program's structure and its application (language course) are analyzed in order to
determine the main problems faced by both - the teachers, as well as learners. In author's
opinion, some critical remarks about BIPA are much needed, in order to improve the program,
so that the promotion and teaching of Indonesian language become more effective and more
comprehensive.
Keywords: BIPA, foreign language teaching, foreign language learning, Indonesian language,
teaching methodology

ABSTRAK
Program pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), adalah salah satu
program pengajaran dan promosi bahasa Indonesia kepada dunia. Tujuan program tersebut
sangat penting untuk menentukan posisi bahasa Indonesia dalam dunia modern. Dalam makalah
ini, penulis berusaha untuk mendeskripsikan program BIPA dari segi teoretis (materi ajaran),
maupun praktis (evaluasi sebuah kursus BIPA). Struktur program dan pengelolaan kursus
bahasa dianalisis agar menemukan masalah utama yang dihadapi pengajar, maupun peserta
kursus. Menurut penulis makalah ini, saran dan kritik tentang program BIPA sangat diperlukan
supaya program tersebut dapat disempurnakan untuk mempromosikan dan mengajarkan bahasa
Indonesia secara lebih efektif dan komprehensif.
Kata kunci: BIPA, pengajaran bahasa asing, pembelajaran bahasa asing, bahasa Indonesia,
metodologi pengajaran

PENDAHULUAN bagi pelajar asing. Program tersebut


Program pembelajaran Bahasa dibagikan ke dalam 6 dasar, yaitu 4 dasar
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) biasa dan 2 dasar akademik.
adalah program yang diselenggarakan oleh Dalam makalah ini, penulis berusaha
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menganalisis struktur BIPA yang
Republik Indonesia untuk mempromosikan termasuk pembagian materi, bahan ajar
bahasa Indonesia dan menentukan (seri buku Sahabatku Indonesia), serta tes
posisinya dalam dunia kontemporer. BIPA evaluasi kemampuan bahasa (Uji
dimaksudkan untuk mengembangkan Kemahiran Bahasa Indonesia − UKBI).
kursus dan bahan ajaran bahasa Indonesia Dari segi praktis, penulis menganalisis

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 327


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

sebuah kursus bahasa Indonesia yang lain. Dalam bagian kedua, teori menghadapi
diadakan untuk peserta program beasiswa praktek − kekurangan proses pengajaran
Darmasiswa Republik Indonesia, supaya menyatakan dan disarankan dengan solusi.
memahami cara pengelolaan program BIPA
di sebuah lembaga pengajaran bahasa. HASIL DAN PEMBAHASAN
Darmasiswa RI adalah sebuah 1. Struktur BIPA dan UKBI
program beasiswa untuk warganegara asing Seperti yang telah disebutkan dalam
yang tertarik pada Indonesia, baik Pendahuluan makalah ini, program BIPA
bahasanya maupun kebudayaannya. terdiri dari 6 dasar − 4 dasar biasa, dan 2
Program tersebut diselenggarakan untuk dasar akademik. 4 dasar biasa dimaksudkan
mempromosikan negara Indonesia dan untuk orang asing yang ingin mempelajari
budayanya kepada dunia. Peserta program bahasa Indonesia secara mendalam, agar
tersebut memiliki kesempatan memilih menjadi lancar, hingga dasar C2 (sesuai
salah satu program untuk diikuti selama dua dengan CEFR − Common European
semester di salah satu universitas di Framework of Reference for Languages −
Indonesia. Program yang bisa dipilih Kerangka Kerja Eropa untuk Jenjang
adalah: bahasa Indonesia, seni karawitan, Kompetensi Bahasa, lihat: Council of
tarian tradisional, dan lain-lain. Sejak tahun Europe, 2001). Dasar akademik 1 dan 2
akademik 2017-2018, semua peserta diselenggarakan untuk orang yang memiliki
program beasiswa Darmasiswa yang ketertarikan untuk mengikuti program studi
memilih program bahasa Indonesia, di Indonesia. Tingkatan akademik adalah
mengikuti kursus BIPA yang lengkap, materi tambahan yang termasuk dalam
supaya setiap peserta bisa menikmati status bahasa spesialis (akademik) dan pembacaan
yang sama dalam pembelajaran bahasa bersama penulisan teks ilmiah dalam
Indonesia. Peserta program beasiswa ini berbagai bidang. Artinya, dasar 1-4 bisa
diharapkan untuk menggunakan dianggap seperti kursus lengkap yang
keterampilan yang dicapai selama program mengantarkan pemula sampai kemahiran
ini untuk mempromosikan Indonesia bahasa. Pada tingkatan itu, penutur bahasa
kepada negaranya masing-masing. seharusnya (...) mengerti dengan mudah
semua yang didengar atau yang dibaca. Makalah ini tidak berm
METODE PENELITIAN Bisa meringkas informasi dari berjenis-
Penelitian ini berdasarkan kajian jenis sumber lisan maupun tulisan (...) bisa
struktur program BIPA, bahan ajarnya dan mengespresikan diri secara spontan, fasih
observasi sebuah kursus bahasa. Metode dan persis (...) (Council of Europe,
penelitian dalam makalah ini adalah kajian 2001:24).
kualitatif. Data yang dianalisa adalah bahan Untuk dasar 1-4 Badan
ajar BIPA − seri 6 buku Sahabatku Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia yang diunduh dari situs resmi mengerjakan 6 buah buku ajar yang
UKBI. Data lain termasuk catatan dari berjudul Sahabatku Indonesia. Untuk dasar
partisipasi dalam sebuah kursus BIPA untuk akademik, bukunya belum dikerjakan, di
peserta program Darmasiswa serta kursus tingkatan ini materi dipilih sendiri
pendapat pengikut kursus, seri buku teks oleh pengajar. Seri buku teks Sahabatku
Keren! 1, 2 dan 3&4. Dalam kajian struktur Indonesia dimaksudkan (...) agar pemelajar
program BIPA, beberapa bahan teoretis secara terintegrasi dapat mengembangkan
digunakan, yaitu − Kurniawan (2001); kompetensi berbahasanya dalam keempat
Majid (2011); Kusmiatun (2015); dan lain- keterampilan: menyimak, berbicara,

328 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

membaca, dan menulis berbagai jenis teks.


Selain itu, materi dan tugas belajar secara
terpadu dirancang untuk dapat
mengembangkan wawasan keindonesiaan
(Novianti&Nurlaelawati, 2016).
Setiap buku seri Sahabatku Indonesia
dimaksudkan untuk satu dasar CEFR, yaitu
buku 1 − dasar A1, buku 2 − dasar A2, dan
seterusnya. Sistem tersebut, rupa-rupanya
tidak sesuai dengan pembagian materi
menurut standar BIPA utama, yaitu 4 dasar.
Dalam deskripsi programnya, tidak
ditemukan hubungan apapun di antara
kedua sistem tersebut.
Untuk menguji keterampilan
Disparitas di antara sistem pengajaran
berbahasa Indonesia, tes UKBI (Uji
dan pernilaian BIPA
Kemahiran Berbahasa Indonesia)
dikerjakan. Orang yang ingin mengevaluasi
Dalam tabel ini penulis berusaha
kemampuan bahasa Indonesianya memiliki
untuk menyesuaikan ketiga sistemnya satu
kesempatan mengambil ujian tersebut
sama lain agar memahami hubungan di
setelah menyelesaikan kursus BIPA.
antara kursus, materi dan penilaian, untuk
Predikat tes UKBI berdasarkan model
mengerjakan cara menggunakan bahan ajar
TOEFL (Test of English as a Foreign
dan tes UKBI untuk evaluasi mahasiswa.
Language) dan mengikuti sistem 7
Hubungan antardasar ini disarankan oleh
tingkatan sebagai nilai pelajar. Tingkatanya
penulis. Kajian disparitas dari tabel 1.
sebagai berikut − Terbatas, Marginal,
memunculkan sebuah pertanyaan yang
Semenjana, Madya, Unggul dan Sangat
penting − sistem mana yang sebaiknya
Unggul. Satu masalah yang terlihat di sini
diikuti oleh pengajar BIPA dalam proses
adalah perbedaan di antara bagian BIPA (4
pembelajaran? Ternyata, kursus yang
dasar), buku ajaran (6 dasar) dan penilaian
direncanakan untuk 4 tingkatan dilengkapi
UKBI (7 tingkatan kemampuan bahasa).
dengan buku teks untuk 6 dasar, dan
Disparitas ini ditunjukkan dalam tabel
nantinya keterampilan pengikut kursus
berikut:
dievaluasikan menurut skala 7 nilai.
Campuran tiga sistem ini agak
membingungkan bagi para pembina dan
pengembang kursus BIPA, pengajar dan
juga para pelajar. Pengembang materi BIPA
harus berusaha untuk membuat ketiga
sistem tersebut menjadi konsisten dan
komprehensif.

2. Evaluasi sebuah kursus BIPA


Dalam bagian ini penulis akan
membahas masalah pengajaran BIPA dalam
contoh sebuah kursus bahasa Indonesia.

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 329


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

Kursus BIPA tersebut diadakan di UPT yang baik untuk ejaan.


Bahasa Universitas Sebelas Maret (UNS), Penggunaan materi yang
Surakarta, Jawa Tengah pada tahun mempunyai kesalahan tata bahasa
akademik 2017/2018. Untuk kursus di UPT dan menyimak rekaman yang
Bahasa UNS digunakan seri buku Keren! tidak sesuai dengan pelafalan
yang ditulis oleh Ian J. White untuk pelajar yang benar merugikan proses
SMP di Australia. Di UPT Bahasa UNS pembelajaran. Kebiasaan pelajar
satu dasar BIPA dimaksudkan untuk 22 yang dibentuk pada tingkatan
pertemuan di kelas (1 pertemuan − 90 awal sangat sulit untuk
menit)1. Dalam 15 pertemuan materi buku dihilangkan pada tingkatan yang
dibicarakan, 8 pertemuan adalah kelas lebih maju (Roberts & Griffiths,
tutorial. 8 pertemuan kelas tutorial tersebut 2008). Oleh karena itu, sebuah
ada di setiap dasar. Di setiap dasar, 2 kursus bahasa harus memuat
pertemuan adalah untuk ujian (tengah dasar latihan fonetik dan pengajar
dan akhir dasar). berperan besar dalam
2.1 Bahan ajar pembentukan kebiasaan fonetis
Dalam kursus di UPT yang tepat.
Bahasa UNS, buku Keren!
digunakan sebagai bahan ajar 2.2 Pertemuan di kelas
utama. Buku tersebut dibuat untuk Yang telah disebutkan di
murid SMP di Australia. Seri bagian 2 kursus satu dasar BIPA
buku Keren cukup baik untuk termasuk 22 pertemuan (1
mahasiswa asing, karena pertemuan − 90 menit), artinya 4
dilengkapi dengan banyak dasar BIPA diajarkan dalam 88
catatatan tentang kebudayaan dan pertemuan. Kegiatan utama dalam
tata krama Indonesia. Meskipun kelas teori adalah mengerjakan
demikian, di dalam buku ini materi buku teks (coursebook)
ditemukan beberapa kesalahan dan bermacam-macam aktivitas
bahasa (pada khususnya seperti role-play, presentasi, dan
kesalahan ejaan dan pengunaan lain-lain. Pembahasan tata bahasa
kata), yang tidak selalu dijelaskan diadakan secara singkat dan kosa
oleh pengajar di kelas. Masalah kata baru dipresentasikan dengan
yang kedua adalah rekaman dari amat jarang, karena kegiatan lain
CD buku tersebut yang digunakan menghabiskan waktu yang cukup
untuk latihan menyimak. lama. Akibatnya, pengajar
Percakapan di dalam CD mengharapkan peserta kursus
dilakukan oleh orang Australia, mempelajari kosa kata baru dan
oleh karena itu pelajar tidak membaca teori tata bahasa
dieksposisi pelafalan orang sendirian. Yang dibuktikam
Indonesia asli. Langkah ini dalam beberapa penelitian (Eaton,
merugikan bagi pemula, karena 2011; Benigno&de Jong&Van
tidak mencerminkan cara Moere, 2017) jumlah jam untuk
berbahasa orang asli Indonesia kelas di setiap level cukup susah
dan tidak membentuk kebiasaan untuk ditentukan. Walaupun
demikian, kami dapat
1 menyimpulkan bahwa 88
http://p2b.uns.ac.id/index

330 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

pertemuan (x 90 menit) tidak latihan tata bahasa dan kosa kata


cukup untuk menguasai bahasa yang dipelajari waktu kelas biasa.
asing sampai kemahiran. Dalam prakteknya, waktu kelas
Kebanyakan peserta kursus BIPA tutorial, pelajar mengerjakan
adalah orang dari Eropa. Bahasa- latihan dari buku latihan (activity
bahasa Indo-Eropa berbeda secara book), dan berkonsultasi proyek
signifikan dari bahasa-bahasa presentasi masing-masing. Proyek
Asia Tenggara yang termasuk tersebut termasuk beberapa
bahasa Indonesia. Pengajar BIPA halaman karangan dan presentasi
harus memahami perbedaan yang harus berlangsung selama 5
fonetik, tata bahasa dan tata menit. Yang dibuktikan dalam
krama bahasa dari rumpun lain observasi di kelas, ide tutorial
supaya menjelaskan struktur tidak baik untuk pembentukan
bahasa Indonesia secara lebih kebiasaan bahasa pada tingkatan
baik dan lancar. awal. Pada dasar 1 pelajar yang
Kelompok pelajar dalam masih pemula belum mempunyai
kursus yang dibahas di sini terdiri pengetahuan tata bahasa dan kosa
dari 5 orang yang mengambil S-1 kata yang diperlukan untuk
sastra Indonesia, 1 orang yang mengarang beberapa halaman
mengambil S-2 sastra Indonesia, 3 tulisan dan untuk dipresentasikan
orang yang pernah mengikuti di depan kelas. Hasilnya − pelajar
kursus bahasa Indonesia dan 4 merasakan stres, dan
pemula yang belum pernah kebanyakannya meminta teman
mempelajari bahasa Indonesia. asli Indonesia untuk membuat
Campuran orang yang sudah presentasi untuk mereka, atau
lancar dalam suatu bahasa dengan mereka memakai Penerjemah
pemula dalam satu kelompok Google untuk tulisan mereka
merugikan bagi pemula maupun (kebiasaan yang merugikan lagi −
penutur yang lebih fasih. pelajar yang menggunakan
Akibatnya pengelolaan kelas tidak Penerjemah daring mengerjakan
bisa dilaksanakan secara efektif tugasnya secara otomatis).
sebab kesenjangan kemampuan Mahasiswa pengikut kursus BIPA
bahasa peserta kursus terlalu menyatakan kelas tutorial sangat
besar untuk membuat pelajaran sulit dan membosankan bagi
menarik dan komprehensif bagi mereka. Kelas tersebut
semua pelajar. melambatkan progres
pembelajaran, yang
2.3 Kelas tutorial mengakibatkan kurangnya
Maksud dari kelas tutorial motivasi pelajar.
adalah untuk mengerjakan sebuah
karangan tentang satu topik yang 2.4. Kebutuhan seorang pelajar
dipilih oleh masing-masing Yang paling penting dalam
pelajar. Hasil penulisan proses pengajaran adalah
dipresentasikan di depan kelas memaklumi kebutuhan pelajar
pada pertemuan tutorial yang ke- dan kemampuannya. Dalam
8. Tujuan kelas tutorial adalah kelompok pelajar yang terdiri dari

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 331


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

beberapa orang, semua Menurut Suyitno (2007:63)


mempunyai cita-cita dan (...) orang asing (orang Barat)
kebutuhan bahasa masing-masing. suka mengekpresikan diri mereka,
Ada yang ingin mempelajari mempresentasikan sesuatu,
bahasa Indonesia untuk tujuan mengemukakan pendapat,
wisata − untuk berkomunikasi sehingga tugas di luar kelas atau
dengan orang setempat dalam membuat proyek sederhana akan
situasi kebutuhan waktu berjalan. sangat menarik. Generalisasi
Ada yang ingin mempererat seperti ini adalah sebuah jebakan
hubungan bisnis di antara bagi pengajar bahasa asing.
Indonesia dan negara asalnya. Stereotipisasi terhadap peserta
Akhirnya ada yang ingin mencoba sebuah kursus bahasa sangat
sesuatu yang baru dan merugikan efektivitas proses
mempelajari bahasa yang pengajaran. Tidak semua pelajar
menarik. Memahami tujuan BIPA adalah orang Barat,
belajar bahasa Indonesia adalah lagipula orang Barat itu bukan
tugas yang terpenting bagi istilah akademik, dan tidak bisa
seorang pengajar. Dengan diterima dalam bidang pendidikan
langkah ini, seluruh proses karena tidak relevan dalam rangka
pengajaran-pembelajaran menjadi pengerjaan silabus untuk kursus
lebih lancar dan menyenangkan bahasa bagi orang asing. Pendapat
bagi kedua pihak. semacam ini seharusnya
Kursus yang tidak berdasarkan sebuah penelitian
mengikuti kebutuhan pesertanya supaya menjadi sespesifik
menjadi membosankan dan tidak mungkin agar menghindari
efektif bagi mereka. Walaupun kesalahpahaman antarbudaya.
memuaskan selera setiap orang
adalah hal yang mustahil, namun 2.5 Umpan balik
hal ini dapat berhasil dengan kerja Umpan balik dari pengajar
sama guru dan pelajar. Yang telah memiliki peran terpenting dalam
disebutkan dalam Pendahuluan, proses pengajaran-pembelajaran.
salah satu tujuan program BIPA Umpan balik yang benar
adalah promosi bahasa Indonesia melancarkan proses pembelajaran
kepada dunia. Yang dibuktikan sehingga pelajar dapat
dalam banyak penelitian menemukan kesalahannya dan
(Kramsch, 1995; Krasner, 1999; mengetahui bagian mana yang
Hinkel, 1999; Skopinskaja, 2003) harus dikerjakan ulang untuk
pembelajaran suatu bahasa tidak menyempurnakan kemampuan
mungkin tanpa pengertian budaya bahasanya. Roberts&Griffiths
pemakainya. Semua buku belajar (2008) menegaskan betapa
bahasa Indonesia mengandung pentingnya koreksi kesalahan
elemen kebudayaan. Elemen dalam pengajaran bahasa. Dalam
budaya harus dibicarakan di kelas kursus BIPA di UNS pengajar
agar menguasai ketertarikan biasanya tidak mengoreksi
pelajar. kesalahan pelajar. Oleh karena itu
peserta kursus tidak menguasai

332 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

pelafalan yang tepat dan masih Bahasa universitas masing-masing di


mempunyai kesulitan dalam Indonesia adalah masalah yang cukup
pembentukan kalimat dalam serius. Keterlibatan guru berperan utama di
bahasa Indonesia yang baik dan dalam kelas dan memotivasi pelajar untuk
benar. Ketika peserta kursus mengikuti pelajaran dengan giat. Pengajar
meminta evaluasi dari BIPA harus menjadi orang sensitif terhadap
pengajarnya, mereka diberikan soal bahasa dan kebutuhan pelajar.
komentar umum seperti "semua Agar memahami motivasi dan
presentasinya bagus", atau "ada kebutuhan peserta kursus, sebuah kuisioner
beberapa kesalahan, beberapa bisa dilakukan. Dalam kursus yang
kosakata yang kurang tepat", dianalisis dalam makalah ini, pesertanya
tanpa contoh kesalahan dan cara jarang sempat mengeluh tentang kualitas
memperbaikinya. Komentar metode dan bahan ajaran. Masalah utama
seperti ini menghambatkan proses yang ditunjukkan oleh para peserta kursus
pembelajaran. Umpan balik harus adalah: jumlah jam pelajaran yang kurang
tepat dan langsung dilaksanakan cukup untuk menguasai bahasa, kelas
setelah tugas di kelas (Pawlak, tutorial, ketiadaan umpan balik yang benar
2014:37-88) dan keahlian para pengajar. Yang
ditemukan dalam penelitian ini, para pelajar
SIMPULAN ingin memfokuskan kepada pelajaran kosa
Yang dibahas dalam makalah ini kata baru dan penjelasan tata bahasa dalam
adalah beberapa masalah dalam pengajaran kelas. Untuk memperbaiki situasinya,
BIPA dari perspektif seorang pelajar. jumlah pertemuan di kelas harus
Masalah tersebut bisa dibagikan ke dalam ditingkatkan dan pengajarnya harus
dua kelompok − masalah struktur BIPA dan mengikuti latihan tambahan tentang tata
masalah yang muncul di kelas. Berdasarkan bahasa bahasa Indonesia supaya dapat
penelitian ini masalah utama program BIPA menjelaskannya secara lebih baik.
adalah strukturnya, yang agak
membingungkan bagi baik pengajar, DAFTAR PUSTAKA
maupun pelajar. Reformasi sistem tersebut Hosenfeld, C., 1977. A Preliminary
supaya mengikuti satu standar (4 dasar Investigation of the Reading
BIPA, CEFR, atau TOEFL) bisa Strategies of Successful and
memperbaiki program BIPA secara Nonsuccessful Second Language
signifikan. Berkat struktur yang jelas, Learners. System, 5(2), pp.110-123.
memungkingkan semua lembaga Hinkel, E. ed., 1999. Culture in second
pengelolaan kursus BIPA dapat language teaching and learning.
mengerjakan silabus yang efektif dan Cambridge University Press.
komprehensif. Menurut informasi yang Krasner, I., 1999. The role of culture in
dapat ditemukan dalam jaringan Internet, language teaching. Dialog on
pelaksanaan kursus BIPA berbeda dari language instruction, 13(1-2),
universitas ke universitas. Sebuah pp.79-88.
sentralisasi pelaksanaan BIPA, yaitu Kramsch, C., 1995. The cultural component
sebuah rangka yang mana jumlah of language teaching. Language,
pertemuan di kelas dan metode pengajaran culture and curriculum, 8(2),
dikerjakan untuk semua institusi untuk pp.83-92.
diikuti. Pelaksanaan program BIPA di Pusat

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 333


Gajewski, Dawid Michal. Evaluasi Program Pengajaran BIPA...

Kurniawan, K., 2001. Model Pengajaran


Menulis Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing Tingkat Lanjut.
Makalah yang dipresentasikan
pada KIPBIPA di Bali.
Kusmiatun, A., 2015. Mengenal BIPA
(Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing) dan Pembelajarannya.
Yogyakarta: K-Media.
Newmark, L. and Reibel, D.A., 1968.
Necessity and sufficiency in
language learning. IRAL-
International Review of Applied
Linguistics in Language Teaching,
6(1-4), pp.145-164.
Roberts, M., & Griffiths, C. (2008). Error
correction and good language
learners. In C. Griffiths (Ed.),
Lessons from good language
learners (pp. 282-293). Cambridge:
Cambridge University Press.
Ruskhan, A.G., 2010. Pemanfaatan
Keberagaman Budaya Indonesia
Dalam Pengajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing
(BIPA). SAWERIGADING, 16(1),
pp.81-88.
Skopinskaja, L., 2003. The role of culture
in foreign language teaching
materials: An evaluation from an
intercultural perspective.
Incorporating intercultural
communicative competence in
language teacher education, pp.39-
68.
Suyitno, I., 2014. Pengembangan Bahan
Ajar Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing (BIPA) berdasarkan
Hasil Analisis Kebutuhan Belajar.
Wacana, Journal of the Humanities
of Indonesia, 9(1). Jurnal Bahtera.
Tahun. 14, No.1., 2015

334 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2

Anda mungkin juga menyukai