oleh:
Izdiharti Husniyah
170211604547
A. Latar Belakang
BIPA adalah kepanjangan dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. BIPA
merupakan program pembelajaran yang dibuat untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada
orang asing, orang yang bukan warga negara Indonesia, atau yang memiliki bahasa pertama
(bahasa Ibu) selain bahasa Indonesia (penutur asing). Sementara mahasiswa asing adalah
orang asing yang ingin melanjutkan atau menempuh pendidikan di Indonesia. Oleh
karenanya, mereka membutuhkan keterampilan berbahasa Indonesia dan memahami
budayanya. Keterampilan berbahasa Indonesia para penutur asing diharapkan dapat
meningkat seiring mengikuti pembelajaran BIPA
Meskipun sama-sama mempelajari Bahasa Indonesia. Namun, bahasa Indonesia untuk
penutur asli Indonesia dengan Bahasa Indonesia untuk penutur asing sangatlah berbeda. Hal
itu dipengaruhi akibat adanya perbedaan karakteristik pelajar BIPA dengan penutur asli
bahasa Indonesia. Sebab, pelajar BIPA merupakan orang yang berkewarganegaraan dan
berlatar belakang budaya asing yang sangat berbeda dengan orang Indomesia. (Suyitno,
2008).
Karakteristik pelajar BIPA sangat penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran BIPA. Hal tersebut penting agar pembelajaran BIPA
dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Karakteristik pelajar BIPA yang harus diperhatikan di antaranya, pengaruh bahasa pertama
(B1), kebudayaan asal pelajar, usia (rata-rata usia pelajar BIPA khususnya dengan tujuan
akademik telah memasuki usia dewasa), serta tujuan dan kebutuhan pelajar mempelajari
BIPA (Muliastuti, 2016). Dapat dikatakan bahwa pembelajaran BIPA dilaksanakan
menggunakan analisis kebutuhan, karena pembelajaran BIPA dapat mencapai tujuan dengan
baik apabila memperhatikan karakteristik, tujuan dan kebutuhan mahasiswa asing dalam
pembelajaran.
Pada dasarnya, penutur asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia dengan
berbagai tujuan, salah satunya adalah tujuan akademik. Pernyataan tersebut didukung oleh
pendapat Kusmiatun (2019), bahwa pembelajaran BIPA untuk tujuan akademik di antaranya
untuk keperluan studi lanjut, penelitian, pengajaran atau bidang akademik lainnya di
Indonesia. Menurut Suyitno (2008), bahwa alasan pelajar asing mempelajari BIPA di
antaranya karena di negara asalnya mengambil jurusan atau program yang terkait dengan
Indonesia, melanjutkan studi dan bekerja di Indonesia, melakukan penelitian di Indonesia
atau topik penelitian mengenai Indonesia, serta memiliki rencana untuk menetap di
Indonesia. Hal-hal tersebut menjadi alasan bagi orang-orang asing tersebut untuk
mempelajari bahasa Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Saddhono (2012) mengatakan bahwa UNS (Universitas
Sebelas Maret) misalnya, menuntut mahasiswa asing mereka untuk dapat menguasai bahasa
Indonesia. Hal ini penting agar proses pembelajaran yang mereka jalani berjalan dengan
lancar serta mampu mengikuti dan menyelesaikan berbagai tugas akademik yang diberikan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas, peneliti merasa bahwa pelaksanaan
pembelajaran BIPA perlu menyesuaikan karakteristik mahasiswa asing, salah satunya yaitu
mempelajari BIPA dengan tujuan akademik. Dengan menfokuskan penelitian ini pada tujuan
tersebut diharapkan pembelajaran BIPA ke depannya dapat dilaksanakan dengan lebih baik
dan maksimal, karena arah pembelajarannya telah terfokus dan terarah. Namun, faktanya
pembelajaran BIPA untuk tujuan akademik belum banyak dilakukan, diketahui, dan bahkan
belum diperhitungkan untuk ditinjau (Kusmiatun, dkk, 2017)
Salah satu aspek penting dalam pembelajaran BIPA adalah materi ajar yang digunakan.
Sebab materi ajar yang diberikan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
kemampuan dan keterampilan berbahasa mahasiswa asing. Apabila kualitas materi ajar yang
diberikan baik, diharapkan hasil belajarnya akan berkualitas baik juga. Namun, materi ajar
untuk pembelajaran BIPA saat ini masih belum beragam. Minimnya materi dan jenis buku
ajar menyebabkan kurangnya inovasi dalam kegiatan belajar-mengajar BIPA. Materi ajar
seharusnya lebih bervariasi berdasarkan level, tujuan, budaya, dan sebagainya. Kebanyakan
materi ajar yang ada masih belum membedakan materi ajar berdasarkan tujuan atau
kebutuhan pembelajar BIPA seperti, komunikasi, profesional, maupun akademik, sehingga
materi ajar yang digunakan kurang lebih sama. Materi ajar adalah suatu alat atau media yang
digunakan untuk mengikuti pembelajaran BIPA dapat tercapai (Wardhana, 2010). Sementara
menurut Hasan (2019), bahwa perlu diadakannya analisis kebutuhan mahasiswa asing atau
pelajar BIPA di dalam mengembangkan suatu materi ajar. Oleh sebab itu, perancangan
materi ajar BIPA penting dilakukan, terutama untuk memperbanyak kekayaan referensi
materi dan topik yang bisa dimanfaatkan untuk mengajar BIPA di setiap program BIPA di
Indonesia dan luar negeri.
Artikel ini akan membahas mengenai perkembangan pengembangan materi-materi ajar
BIPA, terutama mengenai materi ajar BIPA dengan tujuan akademik. Peneliti sadar akan
kebutuhan materi ajar BIPA bagi pembelajaran BIPA, sehingga penting bagi peneliti untuk
menganalisis perkembangan materi ajar yang dikembangkan oleh para pelaku BIPA maupun
peneliti-peneliti BIPA. Analisis menggunakan meta sintesis ini dilakukan agar dapat
mengumpulkan berbagai data sebanyak-banyaknya dari penelitian-penelitian terbaru yang
berkualitas untuk peneliti lihat seperti apa karakteristik materi-materi ajar yang banyak
dikembangkan tersebut. Sehingga kemudian dapat menemukan hal-hal yang bisa
dikembangkan, diperbaiki kekurangannya, dan diperkuat kembali kelebihan-kelebihannya
untuk materi ajar BIPA. Peneliti merasa Spesifikasi materi ajar BIPA tujuan akademik sangat
penting dan jarang sekali diteliti dan dikembangkan, sehingga dengan penelitian meta sintesis
ini diharapkan peneliti dapat menemukan bagian-bagian yang nantinya dapat dikembangkan
sebagai potensi materi ajar BIPA tujuan akademik. Maka, peneliti merasa penting untuk
melakukan analisis meta sintesis dengan judul ‘Perkembangan Materi Ajar BIPA dan
spesifikasinya untuk tujuan akademik’ ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah-masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana kecenderungan pengembangan materi ajar BIPA?
2. Bagaimana analisis kebutuhan yang dilakukan dalam pengembangan materi ajar BIPA?
3. Bagaimana pemenuhan pengembangan materi ajar BIPA terhadap tujuan dan kebutuhan
belajar pelajar BIPA?
C. Manfaat Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini diharapkan memberi manfaat teoretis dan manfaat
praktis untuk berbagai pihak sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat menjadi sumbangan atau kontribusi keilmuan. Penelitian
ini dapat menjadi landasan konseptual mengenai pengembangan materi ajar
BIPA tujuan akademik.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Bagi pengajar BIPA
Dapat dijadikan alternatif panduan bagi pengajar yang ingin
mengembangan materi ajar BIPA.
b. Bagi Program BIPA
Dapat dijadikan pegangan dan bahan pengembangan program BIPA
dengan memperbanyak variasi materi ajar yang bisa diajarkan yang
sesuai dengan tujuan akademik pembelajar.
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan penelitian
pengembangan lanjutan mengenai materi ajar membaca untuk BIPA.
d. Bagi pembelajar BIPA
Mendapatkan materi pembalajaran yang sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan belajar BIPA.
D. Definisi Operasional
Beberapa terminologi kunci dalam penelitian pengembangan ini dipaparkan sebagai
berikut ini.
1) Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk dan
memvalidasi produk yang dihasilkan tersebut.
2) Materi ajar adalah alat pembelajaran yang berisi materi pembelajaran, metode, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai
tujuan yang dihadapkan.
3) Bahasa Indonesia dengan tujuan akademik adalah pembelajaran bahasa Indonesia
untuk pembelajar asing dengan tujuan membantu pembelajar mempersiapakan
pendidikan, kuliah, dan penelitian.
4) BIPA tujuan akademik adalah program pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
mahasiswa asing yang memiliki tujuan akademik untuk mempelajari BIPA.
Misalnya, memiliki keperluan studi lanjut atau penelitian.
BAB 2
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Analisis Data
Untuk langkah awal, peneliti akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya penelitian
terkait. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis dan menyintesis (merangkum)
seluruh data-data dari penelitian tersebut. Data-data tersebut akan dijadikan perbandingan
untuk akurasi data untuk kemudian menjadi suatu kumpulan data penelitian yang baru.
Data penelitian meta sintesis ini dianalisis secara kualitatif.
Proses meta-sintesis mencakup enam langkah, yaitu (1) memformulasikan
pertanyaan penelitian (formulating the review question), (2) melakukan pencarian literatur
systematic review (conducting a systematic literature search), (3) melakukan skrining
dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and selecting appropriate research
articles), (4) melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and
synthesizing qualitative findings), (5) memberlakukan kendali mutu (maintaining quality
control), dan (6) menyusun laporan akhir (presenting findings). Dengan demikian,
laporan penelitian ini bukan duplikasi dari penelitian yang sudah pernah dilakukan. Data
penelitian pada meta-analisis adalah berupa data sekunder yang diambil dengan metode
dokumentasi. Hidayatullah, R, dkk, 2018).
Hampir sama dengan langkah-langkah systematic review kuantitatif, maka
systematic review kualitatif mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis &
Baldesari, 2006):
1) Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question)
2) Melakukan pencarian literatur systematic review (conducting a systematic literature
search)
3) Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and
selecting appropriate research articles)
4) Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and
synthesizing qualitative findings)
5) Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality control) 6) Menyusun laporan
akhir (presenting findings)
C. Sumber data
Data-data hasil penelitian yang diolah dan dianalisis dalam penelitian meta analisis
ini sejumlah 36 data hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, antara lain yaitu:
1. Teaching Materials And Techniques Needed By Foreign Students In Learning
Bahasa Indonesia
2. Identifying Features Of Indonesian For Speakers Of Other Languages (Bipa)
Learning For Academic Purposes
3. Implementation Of Teaching Materials Based On Indonesian Culture In Bipa
Learning As One Way To Lift Indonesian Culture In The World
4. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (Bipa)
Berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar
5. Principles And Procedures Of Materials Development For Language Learning
6. Effective Vocabulary Teaching Strategies For The English For Academic
Purposes Esl Classroom
7. English For Academic Purposes In Efl Contexts: The Needs For Integrating
Reading And Writing Skills
8. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Program Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing Tingkat Intermediate
9. Pentingnya Tes Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Pemelajar Bipa
Bertujuan Akademik
10. Analisis Kebutuhan Pembelajar Bipa Jangka Pendek Studi Kasus Di
Universitas Dian Nuswantoro. In Seminar Kepakaran Bipa 2.
11. Penerapan Pendekatan Berbasis Teks Dalam Pembelajaran Menulis Teks
Bernuansa Budaya Indonesia Pada Pembelajar Bipa: Penelitian Subjek Tunggal
Pada Pembelajar Bipa Tingkat Mahir
12. Pengembangan Bahan Ajar Bipa Melalui Materi Otentik Yang Bermuatan
Budaya Indonesia.
13. Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Bagi Penutur Asing (Bipa)
14. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa)
Tingkat Madya
15. Revitalisasi Peran Budaya Lokal Dalam Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing (Bipa).
16. Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial
Budaya Berbasis Ict Bagi Penutur Asing Tingkat Menengah
17. Pengembangan Materi Ajar Bipa Melalui Budaya Lokal Jawa Timur
18. Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa)
19. Pengembangan Bahan Ajar Bipa Bermuatan Budaya Jawa Bagi Penutur Asing
Tingkat Pemula
20. Model Penelitian Dan Pengembangan Materi Ajar Bipa (Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing)
21. Pengembangan Materi Ajar Bipa Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Kota
Pekalongan
22. Pilihan Bahasa Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing
23. Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash
Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (Bipa) Tingkat Madya
24. Penerapan Media Wayang Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Deskripsi Bagi Penutur Asing Tingkat Madya. In Seminar Kepakaran Bipa 2.
25. Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi Melalui Media Cetak
Brosur Bagi Penutur Asing Tingkat Madya
26. Pemanfaatan Kemasan Produk Sebagai Materi Otentik Dalam Pembelajaran
Imbuhan Di Kelas Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa)
27. Analisis Korelasi Kompetensi Dan Materi Ajar Bipa Di INCULS
28. Perkembangan Jenis Kalimat Dalam Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing (Bipa)
29. Sastra Dan Lingkungan: Pemilihan Materi Ajar Dari Perspektif Darmasiswa Ri
Tingkat Madya
30. Pengembangan Materi Ajar Bahasa Inggris Untuk Agen Travel (Sebuah Kajian
English For Occupational Purposes)
31. Kebutuhan Mahasiswa Akan Materi Ajar Menulis Artikel Dalam Bahasa
Inggris Berbasis Kriteria Jurnal-Jurnal Bereputasi
32. An Analysis Of Teaching Materials For English For Specific Purposes (Esp) At
Technical Commercial Ship Of Smk N 10 Padang Academic Year 2018/2019
33. Persepsi Dosen Terhadap Pengembangan Materi Ajar Menulis Akademik
Bahasa Inggris Berbasis Brain-Friendly Strategies [Teachers'perceptions Of An
English Academic Writing Material Model Based On Brain-Friendly
Strategies]
34. Pengembangan Tes Reading For Academic Purposes Untuk Program Eap Di
Iain Surakarta
35. Bahan Ajar Writing For Academic Purposes Berbasis Self-Motivated Learning
36. Guidelines For Designing Effective English Language Teaching Materials
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian kelima belas dilakukan oleh Solikhah (2015) dengan judul Pengembangan
Tes Reading for Academic Purposes Untuk Program EAP di IAIN Surakarta memiliki hasil
penelitian sebagai berikut: 1) Kondisi pembelajaran MKDU Bahasa Inggris di IAIN
Surakarta tergolong belum standar. MKDU Bahasa Inggris berbobot 2-4 sks, wajib diikuti
setiap mahasiswa pada semester I dan semester II dan satu kelas diisi 40 mahasiswa. Tidak
terdapat silabus dan kurikulum sebagai pedoman mengajar dosen. Institut mengarahkan
MKDU Bahasa Inggris bertujuan meningkatkan skor TOEFL mahasiswa tetapi isi bahan
ialah basic grammar dan membaca pemahaman atau general English. Pendekatan yang
digunakan untuk mengajar MKDU Bahasa Inggris ialah mengarah pada grammar translation
methods, karena interaksi lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, materi ajar lebih
difokuskan pada grammar dan menjawab pertanyaan membaca. Analisis kebutuhan
menunjukkan tujuan MKDU menurut institut ialah menguasai bahasa Inggris dan
meningkatkan skor TOEFL. Dipandu dengan tujuan tersebut daftar kebutuhan mahasiswa
mencakup: kosa kata, grammar, berbicra bahasa Inggris tahap awal untuk komunikasi lisan,
membaca teks bahasa Inggris, menyimak, dan menulis pesan pendek. Tujuan tersebut
dipadukan dengan hasil jawaban wawancara dan angket dan dirumuskan kembali menjadi:
(1) Tujuan umum EAP ialah untuk menguasai bahasa Inggris untuk akademik dan tujuan
khususnya ialah untuk menguasai kompetensi dasar membaca dan berbicara. (2) Materi inti
MKDU Bahasa Inggris ialah membaca, berbicara, kosa kata 1.000-2.000, kosa kata
akademik, dan grammar dasar. Membaca tingkat dasar mencakup membaca literal dan
inferensial. Adapun berbicara bertujuan untuk komunikasi sehari-hari dalam lingkup
terbatas. Hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan sebagai kerangka inti silabus EAP
Berbasis Learning Outcomes. 2) Silabus yang dikembangkan ialah Silabus versi Cambridge
University (2013).
Penelitian kedua puluh delapan yang dilakukan oleh Suher & Hermoyo (2017)
dengan judul Pengembangan Materi Ajar BIPA Melalui Budaya Lokal Jawa Timur. Materi
ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) baru dikenalkan kepada mahasiswa di
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada semester genap 2015/2016. Buku ajar
yang digunakan sebatas buku umum BIPA. Tujuan dari penelitian adanya pengembangan
materi ajar dengan pengenalan budaya lokal dan makanan khas Jawa Timur kepada orang
asing melalui pembelajaran BIPA. Metode yang digunakan menggunakan penelitian
pengembangan (research and development). Pengembangan bahan ajarnya berupaya
menggali berbagai potensi kekayaan budaya dan makanan khas di Jawa Timur. Materi ajar
BIPA akan mengajarkan bahasa Indonesia dan pengenalan budaya di Indonesia untuk orang
asing/ mahasiswa asing yang belajar di Indonesia, sehingga orang asing yang bekerja di
Indonesia tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga mengenal dan paham budaya lokal di
Indonesia, khususnya Jawa Timur. Hasil dari buku ajar tentang kebudayaan dan makanan
khas Jawa Timur salah satunya ludruk, reog, karapan sapi, lontong balap, rujak cingur dan
tahu campur. Dari prosentase angket yang sudah divalidasi, kurang setuju ada enam butir
pernyataan dengan rata-rata tidak lebih dari 10 %. Mahasiswa yang menyatakan setuju antara
32 % sampai 74 %. dan yang sangat setuju 21 % sampai 68 %.Sehingga mahasiswa yang
lulus di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah
Surabaya akan mempunyai buku ajar berkualitas sehingga menjadi guru BIPA yang
profesional.
Penelitian kedua puluh sembilan yang dilakukan oleh Ruskhan (2007) dengan judul
Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing (BIPA). Dalam pengajaran BIPA memang ada buku yang telah memanfaatkan
budaya Indonesia, namun belum semua buku penbgajaran BIPA menyajikan materi yang
menyentuh kebudayaan Indonesia. Indonesia yang memiliki kebegaraman budaya penting
dipahami oleh pelajar BIPA. Masalahnya, pengajaran BIPA bukan hanya sekadar
menghasilkan pelajar yang mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar, melainkan juga
menjadi wahana untuk memahami keadaan sosial budaya masyarakat Indonesia. Walaupun
pelajar BIPA belum berkunjung ke Indonesia, diharapkan melalui pengayaan materi BIPA
dengan keberagaman budaya Indonesia mereka akan mampu menyerapkan informasi yang
utuh tentang Indonesia, khususnya dari khazanah budayanya. Buku ajar yang belum memuat
materi keberagaman budaya Indonesia dapat dilengkapi dan diupayakan menjadi sarana
strategis untuk mengetahui masyarakat Indonesia. Para penulis dan guru BIPA diharapkan
mampu mengolah bahan ajar BIPA menjadi sesuatu yang menarik melalui penyajian materi
yang mengutamakan informasi tentang keadaan masyarakat dan budaya Indonesia. Hal itu
penting agar gambaran yang jelas tentang Indonesia dapat dimiliki oleh pelajar BIPA.
Kurangnya pemahaman dan pengeahuan tentang Indonesia akan dapat menimbulkan
kesalahpahaman tentang masyarakat Indonesia yang kaya dengan berbagai budayanya.
Indonesia yang memiliki kebegaraman budaya penting dipahami oleh pelajar BIPA.
Penelitian ketiga puluh yang dilakukan oleh Prasetiyo (2015) dengan judul
Pengembangan bahan ajar BIPA bermuatan budaya Jawa bagi penutur asing tingkat pemula.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dari penelitian ini sebagai berikut.
• Hasil analisis kebutuhan menurut persepsi penutur asing dan pengajar BIPA
menghasilkan karakteristik pengembangan bahan ajar BIPA yang diringkas dalam
empat aspek. Persepsi penutur asing dan pengajar BIPA pada aspek isi atau materi,
bahan ajar hendaknya memuat contoh budaya Jawa yang beragam. Pada aspek bahasa
dan keterbacaan, menurut persepsi penutur asing dan pengajar BIPA, bahan ajar
memiliki ragam bahasa dan pilihan diksi yang mudah dipahami dan sesuai dengan
keterbacaan penutur asing tingkat pemula A1. Pada aspek penyajian, persepsi penutur
asing dan pengajar BIPA terhadap bahan ajar adalah bahan ajar hendaknya mampu
memotivasi, serta memiliki bentuk latihan empat aspek berbahasa dan latihan tata
bahasa. Bahan ajar juga disajikan bentuk evaluasi objektif dan nonobjektif. Pada
aspek grafika, bahan ajar disusun dalam bentuk A4, dengan jenis huruf Arial ukuran
11pt.
• Prototipe bahan ajar disusun dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan
prinsip pengembangan bahan ajar. Secara umum dapat diketegorikan menjadi lima
bagian meliputi (a) bentuk fisik, (b) sampul buku, (c) muatan isi/materi inti, (d) materi
pelengkap, dan (e) evaluasi. Selain itu, bahan ajar juga dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar. Pada aspek isi/materi didasarkan pada
prinsip relevansi, kecukupan, adaptif, dan inovatif. Pada aspek penyajian didasarkan
pada prinsip self instructional dan sistematis. Pada aspek bahasa dan keterbacaan
menggunakan prinsip adaptif, konsistensi, dan relevansi. Pada aspek kegrafikaan
menggunakan prinsip konsistensi dan relevansi.
Penelitian ketiga puluh satu yang dilakukan oleh Pramitasari, A. (2019) dengan judul
Pengembangan Materi Ajar Bipa Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Kota Pekalongan.
Pengembangan materi ajar BIPA bermuatan kearifan budaya lokal Pekalongan dibutuhkan
untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan pemahaman budaya. Proses
pengembangan materi ajar disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar BIPA sehingga dapat
digunakan secara maksimal. Kota Pekalongan mempunyai keanekaragaman budaya yang
berbeda dengan daerah Jawa lainnya baik dari sisi kesenian tradisional, warisan budaya batik,
sampai kuliner khas yang identik dengan Pekalongan. Budaya yang khas tersebut sangat
menarik untuk dikaji, diteliti, dan dikembangkan dalam bentuk materi ajar BIPA. Penutur
asing akan memahami budaya lokal sehingga tercipta komunikasi yang baik tanpa terjadi
gegar budaya yang berlebihan. Melalui bahan ajar BIPA bermuatan kearifan budaya lokal
Pekalongan, diharapkan pembelajar mengenal lebih jauh mengenai budaya dan adat istiadat
masyarakat Indonesia, khususnya kota Pekalongan. Dengan cara ini, diharapkan pembelajar
dapat menemukan berbagai kata, frasa, klausa, kalimat, atau ungkapan-ungkapan yang dapat
digunakan sebagai bahan kajian dalam mempelajari bahasa Indonesia. Kebaruan (novelty
value) penelitian ini pada muatan budaya lokal Pekalongan sehingga mahasiswa asing yang
belajar di Indonesia tidak hanya mampu berkomunikasi tetapi juga memahami dan
mendalami nilai-nilai luhur budaya di Indonesia khususnya Kota Pekalongan
Penelitian ketiga puluh dua yang dilakukan oleh Khaerunnisa, dkk (2018) dengan
judul Penerapan Media Wayang Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Bagi
Penutur Asing Tingkat Madya. Kualitas pembelajaran menulis deskripsi meningkat dengan
penggunaan media wayang. Pada saat dilakukan pembelajaran menulis deskripsi dengan
menggunakan media wayang ini menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap yang positif
terhadap proses pembelajaran menulis deskripsi. Dengan penggunaan media pembelajaran
media wayang ini para mahasiswa asing mulai menemukan kemudahan dalam menemukan
ide dan mengembangkannya menjadi karangan deskripsi.Selain itu, melalui media wayang
juga telah menambah pengetahuan mahasiswa asing mengenai menulis deskripsi. Dalam
aspek penulisan, masih ada beberapa mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam pemilihan
kata, penggunaan kalimat, dan penggunaan ejaan serta tanda baca. Meskipun demikian,
secara keseluruhan hasil tulisan deskripsi mahasiswa asing sudah mulai bisa dipahami. Pada
siklus II, proses pembelajaran mahasiswa asing dalam menulis deskripsi melalui media
wayang tersebut, mahasiswa asing semakin aktif dengan bertanya kepada pengajar mengenai
hal-hal yang kurang dimengerti. Selain itu, mahasiswa asing juga lebih semangat dalam
mengikuti pelajaran dan lebih senang dalam menulis deskripsi. Mahasiswa asing tampak
lebih percaya diri dan lancar dalam menulis deskripsi sesuai dengan objek yang telah
ditentukan.
Penelitian ketiga puluh tiga yang dilakukan oleh Tupan & Petra (2007) dengan judul
Pengembangan Bahan Ajar BIPA melalui Materi Otentik yang Bermuatan Budaya Indonesia.
Berdasarkan asumsi bahwa retensi yang dihasilkan dari kegiatan membaca paling rendah bila
dibandingkan dengan kegiatan yang lain, maka pelajaran membaca perlu mendapat perhatian
khusus. Dengan menggunakan pendekatan komunikatif-integratif, kegiatan pelajaran
membaca tidak terbatas pada membaca saja, tetapi dapat juga mencakup kagiatan mendengar,
berbicara, dan menulis. Hal ini berarti beberapa jenis kegiatan diintegrasikan dalam sebuah
kegiatan, yaitu melalui pelajaran membaca. Kegiatan mendengar ada dalam pelajaran
membaca karena pembelajar harus mendengarkan ucapan-ucapan pengajar dan pembelajar
lain ketika
berinteraksi di dalam kelas, sedangkan kegiatan berbicara direalisasikan pada saat
pembelajar mendiskusikan materi pelajaran, dan kegiatan menulis dilakukan pada saat
pembelajar mengerjakan tugas-tugas menulis karangan atau laporan dari hasil diskusi
kelompok. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pendekatan komunikatif integratif merupakan
pilihan yang sesuai bila ingin menggunakan materi otentik dalam pengembangan
pembelajaran BIPA. Unsur budaya dan bahasa adalah dua hal yang perlu diperkenalkan
sedini mungkin kepada pembelajar. Dengan menggunakan bahan ajar yang fungsional yaitu
bahan ajar yang bersumber dari materi otentik, pembelajar akan memperoleh kemudahan
untuk menguasai bahasa yang sedang dipelajarinya. Pembelajar dapat lebih memahami
kebermaknaan materi yang dipelajarinya karena mereka mengalaminya langsung dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pengajar dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan
bahan ajarnya, lebih terstruktur dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran di kelas, lebih
optimal dalam memotivasi pembelajar, dan lebih memperhatikan setiap kesulitan maupun
keberhasilan pembelajar. Hal ini mutlak untuk dicermati oleh setiap pengajar agar dapat lebih
meningkatkan keberhasilan pengajaran BIPA di seluruh Indonesia.
Penelitian ketiga puluh empat yang dilakukan oleh Elizabeth (2017) dengan judul
Pemanfaatan Kemasan Produk Sebagai Materi Otentik dalam Pembelajaran Imbuhan di
Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Mengajarkan suatu bahasa asing
memiliki tantangan tersendiri bagi pengajarnya. Seorang pengajar bahasa asing tentu akan
memikirkan bagaimana proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan
bagi pemelajarnya. Penggunaan materi otentik diyakini dapat menumbuhkan motivasi dan
ketertarikan pemelajar dalam mempelajari suatu bahasa asing. Selain itu, materi otentik
membantu pemelajar menyadari hubungan antara bahasa yang diperkenalkan di kelas dan
bahasa yang digunakan di luar kelas. Materi otentik di sini dimaksudkan sebagai materi yang
digunakan di dalam kelas bahasa, tetapi tidak secara khusus dibuat untuk tujuan pengajaran
bahasa. Materi-materi itu merupakan fakta bahasa asli, baik lisan maupun tulisan, yang
diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan
bagaimana memanfaatkan kemasan produk sebagai salah satu jenis materi otentik dalam
pembelajaran imbuhan di kelas bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) tingkat madya.
Pemanfaatan kemasan produk pada pembelajaran imbuhan me-kan dan -kan di sini
menunjukkan bahwa materi otentik dapat menumbuhkan motivasi dan kesadaran perlunya
mempelajari imbuhan dalam bahasa Indonesia karena imbuhan memang digunakan atau
ditemukan dalam dunia nyata (kehidupan seharihari), bukan sekadar materi yang diajarkan
di dalam kelas. Meskipun demikian, penting untuk mempertimbangkan waktu yang
diperlukan untuk menyiapkannya dan juga yang sesuai dengan tingkat kemahiran pemelajar
serta pelajaran tertentu yang diajarkan.
Penelitian ketiga puluh lima yang dilakukan oleh Ulinnuha (2017) dengan judul
Penerapan Pendekatan Berbasis Teks Dalam Pembelajaran Menulis Teks Bernuansa Budaya
Indonesia Pada Pembelajar Bipa: Penelitian Subjek Tunggal Pada Pembelajar Bipa Tingkat
Mahir. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka
peneliti menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan pembelajar BIPA dalam menulis teks bernuansa budaya Indonesia
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh
subjek pada setiap kondisi (baseline A1, intervensi, dan baseline A2). Adapun rata-
rata skor yang diperoleh subjek penelitian adalah pada kondisi baseline A1, subjek
YY mendapatkan rata-rata skor 58,75, dari empat sesi pengambilan data yang
dilakukan sebelum digunakannya pendekatan berbasis teks dalam pembelajaran
menulis teks bernuansa budaya Indonesia. Pada kondisi intervensi, subjek
mendapatkan rata-rata skor 74 dari lima sesi pengambilan data dengan penerapan
pendekatan berbasis teks, dan pada kondisi baseline A2 subjek mendapatkan rata-
rata skor 86,25 dari empat sesi pengambilan data setelah penerapan pendekatan
berbasis teks.
b. Secara keseluruhan, kemampuan subjek mengalami peningkatan setelah diberikan
treatment berupa pendekatan berbasis teks. Data overlap menunjukan 0% dari
subjek yang berarti tidak ada data yang tumpang tindih atau ketercapaian
penggunaan pendekatan berbasis teks terhadap kemampuan menulis subjek
mengalami perubahan.
c. Hipotesis yang diterima adalah adalah (Ha) yaitu terdapat peningkatan
kemampuan pembelajar BIPA tingkat mahir pada kemampuan menulis teks
bernuansa budaya Indonesia sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan
menggunakan pendekatan berbasis teks.
A. Kesimpulan
Ada berbagai model-model pengembangan materi ajar BIPA yang dapat digunakan
bahkan dikombinasikan satu sama lain agar menghasilkan produk yang baik. Dalam
menyusun materi ajar BIPA tentu harus memperhatikan pedoman-pedoman tertentu agar
materi ajar yang dikembangkan dapat membantu pelajar BIPA mencapai tujuan
pembelajaran.
Ada banyak penelitian pengembangan materi ajar atau bahan ajar BIPA yang sudah
dilakukan. Kebanyakan dari pengembangan materi ajar tersebut berbasis komunikatif
integratif dan mengintegrasikan aspek kebudayaan. Banyak peneliti pengembangan merasa
bahwa memasukkan aspek kebudayaan ke dalam materi ajar BIPA sangatlah penting. Sebab
mempelajari suatu Bahasa tidak dapat terlepas dari mempelajari kebudayaan pemilik bahasa
itu sendiri. Keduanya adalah satu kesatuan. Ketika mahasiswa asing tersebut datang ke
Indonesia, maka mau - tidak mau mereka pasti dihadapkan pada realitas kehidupan di
Indonesia. Mereka harus mampu beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat Indonesia
untuk bertahan hidup. Oleh karenanya mempelajari bahasa dan budaya Indonesia sekaligus
dalam pembelajaran BIPA sangat penting.
Adanya beberapa variasi penelitian pengembangan terkait materi ajar BIPA berbasis
kebudayaan, rupanya tidak sejalan dengan penelitian maupun pengembangan mengenai
BIPA dengan tujuan spesifik yang dalam Bahasa Inggris hal ini biasa disebut dengan ESP
(English for specific purposes). Apalagi jika difokuskan kepada BIPA tujuan akademik dan
pekerjaan, tentu semakin minim lagi. Hal itu sangat berbeda dengan penelitian BIPA dengan
tujuan komunikasi. Meskipun banyak dari penelitian itu tidak benar-benar didesain dengan
tujuan komunikasi. Kebanyakan penelitian-penelitian mengenai BIPA dengan tujuan spesifik
ataupun akademik, tidak murni diambil dari penelitian BIPA itu sendiri, melainkan untuk
ESP dan EAP (English for academic purposes). Peneliti menemukan beberapa penelitian
mengenai kedua aspek tersebut, namun sangat sedikit untuk pembelajaran BIPA, bahkan
hampir tidak ada untuk pengembangan materi ajar BIPA untuk tujuan akademik.
Penelitian-penelitian yang peneliti temukan mengenai BIPA tujuan akademik adalah
mengenai pentingnya analisis kebutuhan pelajar BIPA, aspek-aspek dalam BIPA akademik,
serta materi-materi yang diperlukan ada dalam materi ajar BIPA akademik. Namun, sangat
jarang atau bahkan belum ditemukan penelitian dan pengembangan mengenai materi ajar
BIPA untuk tujuan akademik.
B. Saran
Penulis berharap akan ada lebih banyak peneliti yang mengkaji mengenai BIPA
akademik secara mendalam demi perkembangan BIPA program BIPA. Kajian tersebut dapat
berupa materi ajar, media, strategi, serta metode yang tepat. Materi ajar juga sebaiknya dikaji
lebih mendalam terkait pengantar bahasa yang efektif, desain, media yang digunakan, serta
latihan-latihan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa BI, serta mengkaji
teks-teks autentik yang bisa digunakan dalam materi ajar BIPA akademik, serta kajian-kajian
lainnya yang terkait untuk memperkaya referensi program BIPA Indonesia di seluruh dunia.
Sementara untuk orang-orang yang terkait dengan program BIPA (pengajar, pengembang
program, tutor), baik di Indonesia dan luar negeri, sangat penting untuk memperkaya inovasi
dalam pembelajaran BIPA, serta melakukan kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak
untuk mendukung semua program BIPA yang ada.
DAFTAR RUJUKAN
Ade, R. (2018). An Analysis of teaching Materials for English for Specific Purposes (ESP)
at Technical Commercial Ship of SMK N 10 Padang Academic Year 2018/2019
(Doctoral dissertation, STKIP PGRI Sumbar).
Arumdyahsari, S., Hs, W., & Susanto, G. (2016). Pengembangan bahan ajar Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tingkat madya. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 1(5), 828-834.
Arumdyahsari, S., Hs, W., & Susanto, G. (2016). Pengembangan bahan ajar Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tingkat madya. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 1(5), 828-834.
Arwansyah, Y. B., Suwandi, S., & Widodo, S. T. (2017, June). Revitalisasi peran budaya
lokal dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). In
Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1).
Defina, D. (2018). Model Penelitian dan Pengembangan Materi Ajar BIPA (Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing). Indonesian Language Education and Literature, 4(1),
36-51.
Howard, J., & Major, J. (2004). Guidelines for designing effective English language teaching
materials. The TESOLANZ Journal, 12(10), 50-58.
Khaerunnisa, K., Mulia, A. M., & Rina, N. (2018). PENERAPAN MEDIA WAYANG
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAGI
PENUTUR ASING TINGKAT MADYA. In SEMINAR KEPAKARAN BIPA 2.
Kusmiatun, A., Suyitno, I., HS, W., & Basuki, I. A. (2017). Identifying features of Indonesian
for speakers of other languages (BIPA) learning for academic purposes. International
Journal of Social Sciences and Education Studies (IJSSES), 3(4), 197-207.
Kusni, K. (2014). English for Academic Purposes in EFL Contexts: The Needs for
Integrating Reading and Writing Skills. Proceedings of ISELT FBS Universitas
Negeri Padang, 2, 275-283.
Mukoroli, J. (2011). Effective vocabulary teaching strategies for the English for academic
purposes ESL classroom.
Munir, S., Batusangkar, M. P. S. P. S., & Barat, S. (2014). Pengembangan Materi Ajar
Bahasa Inggris untuk Agen Travel (Sebuah Kajian English for Occupational
Purposes). Ragam, 14(3).
Prasetiyo, A. E. (2015). Pengembangan bahan ajar BIPA bermuatan budaya Jawa bagi
penutur asing tingkat pemula (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Raden, A. N., Bayu, A., Nina, S., & Valentina, W. S. (2018). ANALISIS KEBUTUHAN
PEMBELAJAR BIPA JANGKA PENDEK STUDI KASUS DI UNIVERSITAS
DIAN NUSWANTORO. In SEMINAR KEPAKARAN BIPA 2.
Solikhah, I. (2015). Pengembangan tes reading for academic purposes untuk program EAP
di IAIN Surakarta. CENDEKIA: Journal of Education and Teaching, 9(2), 177-194.
Suher, S., & Hermoyo, P. (2017). Pengembangan Materi Ajar BIPA Melalui Budaya Lokal
Jawa Timur. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(1).
Suprihatin, A. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Program Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing Tingkat Intermediate.
Suyitno, I. (2007). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
(BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar. Wacana, 9(1), 62-78.
Suyitno, I., Susanto, G., Kamal, M., & Fawzi, A. (2017). Teaching materials and techniques
needed by foreign students in learning Bahasa Indonesia. ISLLAC: Journal of
Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture, 1(1), 52-70.
Tupan, A. H., & Petra, B. F. U. (2007, July). Pengembangan Bahan Ajar BIPA melalui Materi
Otentik yang Bermuatan Budaya Indonesia. In Makalah Seminar dan Lokakarya
Internasional Pengajaran BIPA, di Pusat Bahasa, Jakarta, pada (Vol. 19).
Ulumuddin, A., & Wismanto, A. (2014). Bahan ajar Bahasa Indonesia ranah sosial budaya
bagi penutur asing (BIPA). Sasindo, 2(1 Januari).
Utomo, Tri Widodo W.2016. Meta Analisis Dalam Study Kebijakan. Printout Power Point
disajikan dalam forum Penguatan Kelembagaan Pusat Data dan Informasi Penelitian
Hukum dan HAM, Jakarta.
Widianto, E., & Zulaeha, I. (2016). Pilihan bahasa dalam interaksi pembelajaran bahasa
indonesia bagi penutur asing. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 5(2), 124-135.