Anda di halaman 1dari 15

Case Report 1

Perawat komunitas melakukan skrining kesehatan pada anak usia sekolah, didapatkan
data 78% anak IMT 32,5, 12% anak sering tidak hadir karena sakit. Di UKS perawat melihat
kondisi anak K (10 tahun) tampak kurus dan lemah, sudah dua hari tidak masuk sekolah
dengan keluhan nyeri lambung dan mual kalau makan. Menurut ibunya, An. K tidak pernah
sarapan dan sangat susah makan walau sudah disiapkan. Setiap hari ibu memberikan uang
jajan sebagai bekal di sekolah. An. K mengatakan jajanan yang biasa ia beli hanyalah
makanan ringan seperti keripik ataupun biskuit. Ibu mengatakan An. K sudah sering
mengalami nyeri lambung, jika kambuh biasanya An. K disuruh istirahat di kursi sofa guru
karena sekolah belum memiliki peralatan kesehatan yang lengkap di ruang UKS. Keluarga
meminta perawat untuk merahasiakan penyakit anaknya karena takut membuat klien makin
stress. Akan tetapi klien selalu minta penjelasan dari perawat tentang kondisi tubuh anaknya
yang semakin sekarang.
1. Prinsip Etika apa yang menjadi pertimbangan untuk harus diatasi? Apa yang seharusnya
dilakukan oleh perawat?
a. Beneficience
Perawat melakukan yang terbaik saat memberikan asuhan keperawatan
b. Veracity dan Fidelity
Perawat selalu menepati janji dan perawat jujur kepada klien dan keluarga dalam
memberikan asuhan keperawatan
c. Confidentiality
Perawat selalu menjaga kerahasiaan privasi klien

2. Peran dan fungsi perawat komunitas


Peran:
a. Pengasuh (Caregiver)
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas. Sehat atau sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, di sekolah,
di panti, di tempat kerja dan lain-lain.
b. Pendidik (Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas baik di rumah, di puskesmas, di komunitas secara terorganisir.
Menanamkan perilaku hidup sehat agar terjadi perubahan perilaku untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal

Fungsi:
Independen
Fungsi independen ialah fungsi mandiri tidak tergantung orang lain.

3. Aplikasi teori dan Model


Penggunaan Model Community as Partner didasarkan pada analisis. Community as
partner model merupakan practice theory yang dikembangkan guna menyusun tindakan
agar mencapai tujuan yang diinginkan (Jacox, 1974; Avant, 1994 dalam Ervin, 2002).
Model ini berfokus pada perawatan kesehatan primer seperti yang telah didefinisikan
WHO. Pada model ini, Anderson menggunakan istilah partner, yang mengandung makna
kesetaraan antara perawat dengan komunitas. Dasar yang digunakan adalah pendekatan
individu secara total dalam mengkaji masalah pasien seperti yang dikembangkan oleh
Betty Neuman.

Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan
diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan
pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert,
Thomas, 1999). Fokus pada model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman,
untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan.

4. Proses askep komunitas


a. Analisa Data
NO Data Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. DS: Nyeri akut b.d Agen Cidera Biologi
- Menurut ibunya, An. K tidak
pernah sarapan dan sangat
susah makan walau sudah
disiapkan
- Ibu An. K mengatakan setiap
hari memberikan uang jajan
sebagai bekal di sekolah
- An. K mengatakan jajanan
yang biasa ia beli hanyalah
makanan ringan seperti
keripik ataupun biskuit
- Ibu mengatakan An. K sudah
sering mengalami nyeri
lambung
DO:
- Klien sudah dua hari tidak
masuk sekolah dengan
keluhan nyeri lambung dan
mual kalau makan
2. DS: Resiko Ketidakseimbangan nutrisi
- Menurut ibunya, An. K tidak kurang dari kebutuhan tubuh b.d nutrisi
pernah sarapan dan sangat yang tidak adekuat
susah makan
- An. K mengatakan jajanan
yang biasa ia beli hanyalah
makanan ringan seperti
keripik ataupun biskuit
DO:
- Perawat melihat kondisi anak
K (10 tahun) tampak kurus
dan lemah
3. DS: - Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko
DO:
- Didapatkan data 78% anak
IMT 32,5
- 12% anak sering tidak hadir
karena sakit

b. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Cidera Biologi d.d menurut ibunya, An. K tidak pernah
sarapan dan sangat susah makan walau sudah disiapkan, Ibu An. K mengatakan
setiap hari memberikan uang jajan sebagai bekal di sekolah, An. K mengatakan
jajanan yang biasa ia beli hanyalah makanan ringan seperti keripik ataupun
biskuit, Ibu mengatakan An. K sudah sering mengalami nyeri lambung, klien
sudah dua hari tidak masuk sekolah dengan keluhan nyeri lambung dan mual
kalau makan.
2. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nutrisi yang
tidak adekuat d.d menurut ibunya, An. K tidak pernah sarapan dan sangat susah
makan, An. K mengatakan jajanan yang biasa ia beli hanyalah makanan ringan
seperti keripik ataupun biskuit, perawat melihat kondisi anak K (10 tahun)
tampak kurus dan lemah.
3. Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko d.d didapatkan data 78% anak IMT
32,5, 12% anak sering tidak hadir karena sakit.
c. Intervensi/ NCP
Diagnosis Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Komunitas (Noc) (Nic)
Nyeri Akut b.d Agen Cidera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Biologi d.d menurut ibunya, keperawatan 1 x 60 menit a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
An. K tidak pernah sarapan nyeri teratasi, dengan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
dan sangat susah makan walau kriteria hasil: b. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
sudah disiapkan, Ibu An. K a. Mampu mengontrol c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
mengatakan setiap hari nyeri (tahu penyebab pengalaman nyeri klien
memberikan uang jajan nyeri, mampu d. Ajarkan teknik non farmakologi
sebagai bekal di sekolah, An. menggunakan tehnik e. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
K mengatakan jajanan yang nonfarmakologi untuk
biasa ia beli hanyalah makanan mengurangi nyeri,
ringan seperti keripik ataupun mencari bantuan)
biskuit, Ibu mengatakan An. K b. Melaporkan bahwa
sudah sering mengalami nyeri nyeri berkurang dengan
lambung, klien sudah dua hari menggunakan
tidak masuk sekolah dengan manajemen nyeri
keluhan nyeri lambung dan c. Menyatakan rasa
mual kalau makan. nyaman setelah nyeri
berkurang

Resiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi:


nutrisi kurang dari kebutuhan keperawatan 1 x 60 menit a. Kaji intake klien
tubuh b.d nutrisi yang tidak masalah keperawatan b. Timbang BB klien setiap hari sebelum makan
adekuat d.d menurut ibunya, resiko ketidakseimbangan c. Tingkatkan intake makan dengan sajian makanan dalam
An. K tidak pernah sarapan nutrisi kurang dari kondisi hangat
dan sangat susah makan, An. kebutuhan tubuh dengan d. Anjurkan klien menyelingi makan dengan minum
K mengatakan jajanan yang faktor resiko kurang e. Berikan makan sedikit tapi sering
biasa ia beli hanyalah makanan asupan makanan tidak
ringan seperti keripik ataupun terjadi, dengan kriteria
biskuit, perawat melihat hasil:
kondisi anak K (10 tahun) a. BB meningkat
tampak kurus dan lemah. b. Klien tidak mual
c. Klien tidak muntah
d. Nafsu makan klien
meningkat
Perilaku Kesehatan Cenderung Setelah dilakukan tindakan Pendidikan Kesehatan:
beresiko d.d didapatkan data keperawatan 1 x 60 menit a. Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang
78% anak IMT 32,5, 12% anak keluarga mampu mengenal meningkatkan motivasi perubahan perilaku kesehatan
sering tidak hadir karena sakit. dan mampu dan b. Menggunakan media dan metode edukasi yang sesuai
memahami perilaku c. Melakukan edukasi kesehatan mengenai perubahan perilaku
kesehatan yang baik untuk
memperbaiki status
kesehatan, dengan kriteria
hasil:
a. Konsumsi nutrisi yang
sehat
b. Strategi menangani
stress
c. Teknik pemeriksaan
mandiri
d. Implementasi dan Evaluasi
NO Diagnosis Keperawatan Implementasi RTL
1. Nyeri Akut b.d Agen a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif S:
Cidera Biologi d.d termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, - Klien mengatakan nyeri berkurang
menurut ibunya, An. K kualitas dan faktor presipitasi O:
tidak pernah sarapan dan (Mengkaji nyeri dibagian lambung, nyeri tertusu- - Tampak rileks
sangat susah makan tusuk, selama 20 menit, setiap kali telat makan) - Klien tampak nyaman
walau sudah disiapkan, b. Mengobservasi reaksi non verbal dari A:
Ibu An. K mengatakan ketidaknyamanan - Masalah nyeri Akut teratasi
setiap hari memberikan (Klien tampak meringis dan tampak memegang P:
uang jajan sebagai bekal perutnya) - Intervensi dihentikan
di sekolah, An. K c. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengatakan jajanan mengetahui pengalaman nyeri klien
yang biasa ia beli (Klien merespon perawat dengan baik)
hanyalah makanan d. Mengajarkan teknik non farmakologi
ringan seperti keripik (Memberikan kompres hangat/ buli-buli hangat
ataupun biskuit, Ibu pada area nyeri)
mengatakan An. K e. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
sudah sering mengalami (Memberikan antasida 1 x 1/2 tablet)
nyeri lambung, klien
sudah dua hari tidak
masuk sekolah dengan
keluhan nyeri lambung
dan mual kalau makan.

2. Resiko a. Mengkaji intake klien S:


Ketidakseimbangan (Menanyakan kepada klien, frekuensi makan, - Klien mengatakan tidak mau makan
nutrisi kurang dari jenis makanan yang dimakan, dan berapa porsi/ - Klien mengatakan mual dan mau muntah
kebutuhan tubuh b.d sendok makan makanan yang dihabiskan) Klien O:
nutrisi yang tidak jarang sarapan, klien tidak pernah memakan - Klien tampak pucat
adekuat d.d menurut makanan yang disediakan, klien hanya makan - Klien tampak kurus
ibunya, An. K tidak keripik dan biskuit di sekolah. - Klien tampak lemah
pernah sarapan dan b. Menganjurkan ibu menimbang BB klien setiap A:
sangat susah makan, An. hari sebelum makan - Masalah resiko ketidak seimbangan
K mengatakan jajanan (Ibu klien mengatakan akan mulai menimbang BB nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh belum
yang biasa ia beli anaknya setiap hari sebelum makan) teratasi
hanyalah makanan c. Meningkatkan intake makan dengan sajian P: Intervensi dilanjutkan
ringan seperti keripik makanan dalam kondisi hangat - Discharge Planning
ataupun biskuit, perawat (Menganjurkan ibu bayi menyiapkan makanan a. Timbang BB klien setiap hari sebelum
melihat kondisi anak K dalm keadaan hangat, dan makanan disajikan makan
(10 tahun) tampak kurus semenarik mungkin) Ibu klien mengerti b. Tingkatkan intake makan dengan
dan lemah. d. Menganjurkan klien menyelingi makan dengan sajian makanan dalam kondisi hangat
minum c. Anjurkan klien menyelingi makan
e. Menganjurkan ibu klien memberikan anaknya dengan minum
makan sedikit tapi sering a. Berikan makan sedikit tapi sering
(ibu klien mengerti dengan yang diucapkan
perawat)
3. Perilaku Kesehatan a. Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal S:
Cenderung beresiko d.d yang meningkatkan motivasi perubahan perilaku - Ibu klien mengatakan mengerti yang
didapatkan data 78% kesehatan dijelaskan perawat
anak IMT 32,5, 12% (Faktor Internal: Ibu klien mengatakan An. K - Klien mengatakan mengerti yang
anak sering tidak hadir tidak pernah sarapan dan sangat susah makan dijelaskan perawat
karena sakit. walau sudah disiapkan, Faktor Eksternal: An. K - Klien mengatakan akan makan sedikit
mengatakan jajanan yang biasa ia beli hanyalah tapi sering di rumah
makanan ringan seperti keripik ataupun biskuit) - Klien mengatakan akan sarapan
b. Menggunakan media dan metode edukasi yang sebelum berangkat sekolah
sesuai O:
(Menjelaskan dengan media demonstrasi apa efek - Klien dapat menjelaskan kembali apa
tidak mau makan, dan penyakit yang ditimbulkan) penyakit yang dialami, dan efek jangka
c. Melakukan edukasi kesehatan mengenai panjang jika tidak mau makan
perubahan perilaku - Ibu klien tampak mengerti yang
(Menjelaskan kepada ibu klien dan klien apa itu dijelaskan perawat
penyakit gastritis, penyebab, komplikasi bila
penyakit berkelanjutan) A:
- Masalah perilaku Kesehatan Cenderung
beresiko teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Case Report 2
Desa G memiliki 123 jiwa, tercatat sebagai lokasi penemuan kasus covid terbanyak, 34
orang usia dewasa pernah terinfeksi menderita hipertensi, 6 orang lansia dengan asma berat
jalani isolasi mandiri di layanan kesehatan, 20% masyarakat sudah melakukan vaksinasi
lengkap, masih ditemukan adanya warga yang enggan memakai masker dan aktifitas
masyarakat berjalan seperti biasa. Saat ini kepala desa G mendapatkan bantuan sarana cuci
tangan dari dinas kesehatan setempat dan spanduk diposprotocol kesehatan terpasang
kampling. Selain itu 76% laki-laki dewasa di desa G menderita nyeri tulang dan sendi serta 4
orang wanita dewasa meninggal dunia karena serangan stroke dalam 3 bulan terakhir. Kepala
desa mengatakan warga tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
setempat dan hanya berobat secara tradisional saja. Keluarga meminta pada perawat untuk
menutupi kasus tersebut dari masyarakat umum.

1. Prinsip Etika apa yang menjadi pertimbangan untuk harus diatasi? Apa yang seharusnya
dilakukan oleh perawat?
a. Fidelity-veracity
Perawat selalu menepati janji dan perawat jujur kepada klien dan keluarga
b. Confidentiality
Perawat menjaga kerahasiaan privasi klien
c. Accountability
Perawat harus mempunyai tanggung jawab atas tindakan yang diberikan kepada klien

2. Peran dan fungsi perawat komunitas


Peran:
a. Pendidik (Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas baik di rumah, di puskesmas, di komunitas secara terorganisir.
Menanamkan perilaku hidup sehat agar terjadi perubahan perilaku untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal.
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan
klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji
dan memotivasi belajar klien.
2. Konsultan (Consultant)
Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.

Fungsi:
Interdependen
Fungsi perawat by teamwork berdasarkan kerjasama tim dan saling ketergantungan.
Dalam hal ini, perawat dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain yang
terlibat dalam usaha memberikan pelayanan kesehaan terbaik

3. Aplikasi teori dan Model


Dalam kasus ini guna berhasilnya suatu penyebaran covid-19 untuk strategi
pemecahannya penggunaan teori dan model health belief model adalah pendekatan
psikologi sosial yang merupakan perilaku individu sebagai kunci keberhasilan
pelaksanaannya kesehatan.
Health belief model dapat diartikan sebagai model kepercayaan akan kesehatan individu
dalam menentukan atau tidak melakukan sikap terkait dengan kesehatan. Tak ada orang
yang mampu menjaga kesehatan selain dirinya sendiri. Semua bermula dari dalam diri
hingga akhirnya menjadi pribadi yang penuh arti.

4. Proses askep komunitas


a. Analisa Data
NO Data Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. DS: Defisiensi Kesehatan Komunitas
- Kepala desa mengatakan
warga tidak rutin melakukan
pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas setempat dan
hanya berobat secara
tradisional saja

DO:
- Desa G tercatat sebagai
lokasi penemuan kasus covid
terbanyak
- 34 orang usia dewasa pernah
terinfeksi menderita
hipertensi
- Masih ditemukan adanya
warga yang enggan memakai
masker
- 76% laki-laki dewasa di desa
G menderita nyeri tulang dan
sendi serta 4 orang wanita
dewasa meninggal dunia
karena serangan stroke dalam
3 bulan terakhir
2. DS: Nyeri Akut b.d Agen Cidera Biologi
- Kepala Desa mengatakan (Nyeri Tulang dan Sendi)
76% laki-laki dewasa di desa
G menderita nyeri tulang dan
sendi
DO:
- Laki-laki dewasa di desa G
menderita nyeri tulang dan
sendi

b. Diagnosis Keperawatan
1) Defisiensi Kesehatan Komunitas d.d Kepala desa mengatakan warga tidak rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas setempat dan hanya berobat
secara tradisional saja, Desa G tercatat sebagai lokasi penemuan kasus covid
terbanyak, 34 orang usia dewasa pernah terinfeksi menderita hipertensi, Masih
ditemukan adanya warga yang enggan memakai masker, 76% laki-laki dewasa di
desa G menderita nyeri tulang dan sendi serta 4 orang wanita dewasa meninggal
dunia karena serangan stroke dalam 3 bulan terakhir
2) Nyeri Akut b.d Agen Cidera Biologi (Nyeri Tulang dan Sendi) d.d kepala Desa
mengatakan 76% laki-laki dewasa di desa G menderita nyeri tulang dan sendi,
laki-laki dewasa di desa G menderita nyeri tulang dan sendi
c. Intervensi/ NCP
Diagnosis Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Komunitas (Noc) (Nic)
Defisiensi Kesehatan
Setelah dilakukan tindakan Perkembangan Kesehatan Komunitas
Komunitas d.d Kepala desa keperawatan 1 x 60 menit a. Identifikasi masalah kesehatan, kekuatan dan prioritas dengan
mengatakan warga tidak rutin
defisiensi kesehatan mitra masyarakat
melakukan pemeriksaan
komunitas teratasi, dengan b. Berikan kesempatan untuk berpartisipasi oleh semua segmen
kesehatan ke Puskesmas
kriteria hasil: masyarakat
setempat dan hanya berobat a. Status kesehatan c. Bantu anggota masyarakat dalam meningkatkan kesadaran
secara tradisional saja, Desa Gdewasa meningkat masalah kesehatan dan kepedulian
tercatat sebagai lokasi
b. Status kesehatan lansia d. Terlibat dalam dialog untuk menetukan masalah kesehatan
penemuan kasus covid
meningkat masyarakat dan mengembangkan rencana aksi
terbanyak, 34 orang usia c. Status kesehatan e. Fasilitasi pelaksanaan dan revisi rencana masyarakat
dewasa pernah terinfeksi
populasi minoritas
menderita hipertensi, Masih meningkat
ditemukan adanya warga yangd. Tingkat partisipasi
enggan memakai masker, 76% dalam pelayanan
laki-laki dewasa di desa G perawatan kesehatan
menderita nyeri tulang dan preventif meningkat
sendi serta 4 orang wanita e. Prevalensi program
dewasa meninggal dunia karena promosi kesehatan
serangan stroke dalam 3 bulan meningkat
terakhir f. Prevalensi program
perlindungan kesehatan
meningkat
g. Tingkat partisipasi
dalam program
kesehatan meningkat
Nyeri Akut b.d Agen Cidera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri:
Biologi (Nyeri Tulang dan keperawatan 1 x 60 menit a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Sendi) d.d kepala Desa nyeri teratasi, dengan b. Obsevasi pengalaman nyeri masa lampau
kriteria hasil: c. Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain tentang
mengatakan 76% laki-laki a. Mampu mengontrol ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
dewasa di desa G menderita nyeri d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri tulang dan sendi, laki-laki b. Mampu mengenali farmakologi dan interpersonal)
nyeri e. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
dewasa di desa G menderita
c. Menyatakan rasa f. Ajarkan tehnik non farmakologi
nyeri tulang dan sendi nyaman setelah nyeri
berkurang
d. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosis
NO Implementasi RTL
Keperawatan
1. Defisiensi Kesehatan a. Mengidentifikasi masalah kesehatan, kekuatan S:
Komunitas d.d dan prioritas dengan mitra masyarakat - Warga mengatakan akan lebih peduli
Kepala desa (Terdapat masih banyak masyarakat tidak patuh dengan pelayanan kesehatan
mengatakan warga protokol kesehatan selama pandemi, dan masih O:
tidak rutin melakukan banyak tidak percaya pelayanan kesehatan dan - Masih 20% masyarakat sudah melakukan
pemeriksaan masih banyak percaya pengobatan tradisional vaksinasi lengkap
kesehatan ke saja saat sakit) - Masih ditemukan adanya warga yang
Puskesmas setempat b. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi enggan memakai masker
dan hanya berobat oleh semua segmen masyarakat A:
secara tradisional (Mengusahakan masyarakat mengikuti - Masalah defisiensi Kesehatan Komunitas
saja, Desa G tercatat penyuluhan yang diadakan tenaga kesehatan dan belum teratasi
sebagai lokasi lembaga masyarakat) P:
penemuan kasus c. Membantu anggota masyarakat dalam - Intervensi dilanjutkan
covid terbanyak, 34 meningkatkan kesadaran masalah kesehatan dan Discharge Planning
orang usia dewasa kepedulian a. Bantu anggota masyarakat dalam
pernah terinfeksi (Menjelaskan pentingnya kesehatan dan meningkatkan kesadaran masalah
menderita hipertensi, mengenal fasilitas kesehatan saat sakit) kesehatan dan kepedulian
Masih ditemukan d. Melakukan dialog kepada masyarakat untuk b. Fasilitasi pelaksanaan dan revisi
adanya warga yang menetukan masalah kesehatan dan rencana masyarakat
enggan memakai mengembangkan rencana aksi kepada masyarakat
masker, 76% laki-laki (Masalah yang didapatkan masyarakat dewasa
dewasa di desa G tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke
menderita nyeri Puskesmas setempat dan hanya berobat secara
tulang dan sendi serta tradisional saja. Laki-laki dewasa di desa G
4 orang wanita menderita nyeri tulang dan sendi serta 4 orang
dewasa meninggal wanita dewasa meninggal dunia karena serangan
dunia karena stroke dalam 3 bulan terakhir. Desa G tercatat
serangan stroke sebagai lokasi penemuan kasus covid terbanyak,
dalam 3 bulan 34 orang usia dewasa pernah terinfeksi menderita
terakhir hipertensi.
e. Memfasilitasi pelaksanaan dan revisi rencana
masyarakat
(Melakukan kunjungan keluarga atau
mengadakan pemeriksaan kesehatan masal di
desa G)
2. Nyeri Akut b.d Agen Manajemen Nyeri: S:
Cidera Biologi (Nyeri a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif - Warga tampak mengerti cara mengontrol
Tulang dan Sendi) (Nyeri di daerah tulang dan sendi) nyeri
b. Mengobsevasi pengalaman nyeri masa lampau O:
d.d kepala Desa
(Nyeri dirasakan hanya diobati dengan - Tampak mengerti cara mengontrol nyeri
mengatakan 76% pengobatan tradisional) A:
laki-laki dewasa di c. Mengevaluasi bersama klien dan tim kesehatan - Masalah nyeri Akut teratasi sebagian
desa G menderita lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa P:
nyeri tulang dan lampau - Intervensi dihentikan
sendi, laki-laki (Masyarakat belum mengerti cara mengontrol Discharge Planning
dewasa di desa G nyeri) a. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
d. Memilih dan Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
menderita nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan interpersonal) interpersonal)
tulang dan sendi e. Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk b. Ajarkan tehnik non farmakologi
menentukan intervensi
(Nyeri tulang dan sendi)
f. Mengajarkan tehnik non farmakologi
(Terapi Konservatif mencakup penggunaan
latihan rentang gerak sendi, stimulasi masase,
terapi kompres es)

Anda mungkin juga menyukai