Peranan Mikroorganisme Dibidang Perikanan
Peranan Mikroorganisme Dibidang Perikanan
Oleh
Beny Heriswan H1K013010
Adi Nuryadin H1K013019
Rachmawati Hartini H1K013014
Silma Anis Robaya H1K013034
Dimas Satrio Wibowo H1K013037
Melody Virginia H1K013045
Kelompok 10
2015
MIKROORGANISME DI BIDANG PERIKANAN
BAKTERI
Bakteri yang menguntungkan
1. Lactobacillus sp.
Sebagai agen biokontrol dalam akua kultur. Agen biokontrol untuk organisme akuatik
adalah mikroorganisme hidup yang berasosiasi dan menguntungkan dengan inang,
2. Desulvovibrio desulturicans
Desulfovibrio desulfuricans yang tergolong Sulfate Reducing Bacteria (SRB) yang dapat
mengurangi sulfat dalam keadaan anaerob di perairan (biogenesis H2S).
3. Bacillus lycheniforsis (Bakteri Nitrifikasi)
Bacillus lycheniforsis merubah senyawa nitrat dasar tambak/perairan menjadi nitrit
makanan plankton.
4. Chromobacterium violaceum
Chromobacterium violaceum merupakan salah satu bakteri kitinolitik. Bakteri penghasil
kitinase (kitinolitik) berpotensi sebagai agen pengendali hayati hama dan penyakit akibat
jamur pathogen.
5. Vibrio alginolyticus
Strain Vibrio tersebut dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati dalam budidaya
salmon (S. salar), udang windu (P. monodon)dan udang vannamei (L. vannamei),
walaupun strain lain dari V. alginolyticus juga diketahui sebagai patogen.
JAMUR/YEAST
Jamur yang menguntungkan
1. Rhodotcorula sp.
Bermanfaat untuk mengikat logam berat di perairan
2. Rhyzophylactis rosea
Rhyzophylactis rosea merupakan spesies fungi akuatik yang berperan mendegradasi
bahan organic dan daur ulang nutrient ekosistem perairan.
3. Lentinula edodes
Sebagai agen antimikroba bagi bakteri patogen produk perikanan khususnya E. coli.
Berdasarkan penelitian Ekowati et al (2011) menyatakan bahwa senyawa bioaktif dalam
filtrat kultur jamur L. edodes mampu menghambat bakteri S. aureus, E. coli dan C.
albicans tetapi tidak mampu menghambat T.mentagrophytes.
4. Fusarium monoliforme
Jamur Fusarium dianggap sangat merugikan karena dapat menginfeksi tumbuhan. Salah
satu tumbuhan yang dapat diinfeksi oleh jamur Fusarium yaitu eceng gondok. tumbuhan
ini dianggap sebagai gulma yang merusak lingkungan perairan Jamur Fusarium dapat
digunakan sebagai agen pengendali gulma secara hayati karena dapat menimbulkan
kerusakan pada eceng gondok
5. Lycoperdon perlatum
Lycoperdon perlatum sebagai decomposer
MIKROORGANISME LAIN
Mikroorganisme lain yang menguntungkan
1. Chlorella sp.
Chlorella sp sebagai agen bioremediasi logam berat di air. Penyerapan logam berat
paling tinggi oleh Chlorella sp adalah cd dibandingkan dengan pb dan cu (niczyporuk,
bajguz, zambrzycka, &zylkiewiczb, 2012). Kemampuan chlorella sp dalam menyerap
logam berat ini didukung dengan kemampuan beradaptasi, bertumbuh dan juga ekonomis
untuk di jadikan agen remediasi pada lingkungan tercemar.
2. Tetraselmis sp.
Tetraselmis sp. adalah jenis mikro algae yang dapat digunakan sebagai probiotik dalam
budidaya perikanan.
3. Nanochlorphis sp,
Sebagai bioremediasi perairan dan dapat menyerap logam berat diantaranya Cd, Hg, Cr,
Pb dan As. kemampuan serap logam berat oleh Nannochloropsis sp lebih besar
dibandingkan dengan Chlorella sp tetapi Chlorella memiliki kemampuan tumbuh pada
lingkungkungan tercemar lebih baik dari Nannochloropsis sp.
4. Euglena viridis
Euglena viridis adalah salah satu spesies dari Flagellata yang bersifat holozoik berperan
sebagai predator, memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan
microfungi, sehingga Flagellata memainkan peranan penting dalam mengendalikan
populasi bakteri dan biomas. Flagellata yang bersifat saprofitik memainkan peran baik
sebagai herbivora dan konsumen dalam tingkatan dekomposer dari rantai makanan.
Sebagai komponen dari mikro dan meiofauna, Flagellata berperan sebagai phytoplankton
dan zooplankton di dalam lingkungan perairan yang berfungsi sebagai sumber pakan
alami organisme lain, misalnya ikan dan udang.
5. Pinnularia sp. (mikroalga)
Sebagai sumber protein bagi ikan.
Ekowati, Nuraeni dkk. 2011. Daya Antimikroba Metabolit Bioaktif Jamur Shiitake (Lentinula
Edodes (Berk.) Pegler) Yang Dikultur Pada Tiga Jenis Medium Fermentasi. Majalah
Obat Tradisional. Vol 16 No 3, Hal. 132 – 137
Hardi, Esti Handayani Dkk. 2014 .Infeksi Aeromonas Hydrophila Melalui Jalur Yang Berbeda
Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)Di Loa Kulu Kutai Kartanegara Kalimantan
Timur . Jurnal Kedokteran Hewan. Vol. 8 No. 2. Hal 130- 133
Ngittu Yolan ,s dkk. 2014. Identifikasi Genus Jamur Fusarium Yang Menginfeksi Eceng
Gondok (Eichhornia Crassipes) Di Danau Tondano. PHARMACON Jurnal Ilmiah
Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 .Hal. 156-161
Niczyporuk, A. P., Bajguz, A., Zambrzycka, E., & Zylkiewiczb, G. B. (2012). Phytohormones
as regulators of heavy metal biosorption and toxicity in green alga Chlorella vulgaris
(Chlorophyceae). Plant Physiology and Biochemistry , 52, 52 – 65.
Parera, R.P dkk. 1994. Streptococcus sp. Associated with Mortality of Tilapia niloticus. Aquatic
Health : London
Purwakusuma, wahyu. 2012. Infeksi jamur. www.o-fish.com. Diakses tanggal 28 Maret 2015
Sunarto.2008. Karakteristik biologi dan peranan plankton bagi ekosistem laut. [karya ilmiah].
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran: Bandung
Yuhana, M. 2010. Agen biokontrol dalam akuakultur: Produksi dan aplikasinya. Jurnal
Akuakultur Indonesia. Vol 9 No 1. Hal 16–20