Anda di halaman 1dari 89

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS.


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

Judul : Pembuatan SOP Penyusunan Program Kerja Pengawasan


Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko
Nama : Iin Suminar
NIP : 19850624 201902 2 002
Unit Kerja : Inspektorat Perpustakaan Nasional RI

Telah diuji di depan penguji pada hari........ tanggal ... Oktober 2019

Mentor, Pembimbing,

Agum Gumelar Marhaenda, S.Sos Abdul Hani,SP,MM


NIP. 19650211 199003 1 001 NIP.19650420 199103 1 003

Penguji,

Khairil Mahdi,A.Pi,M.Pd.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara dengan judul “Pembuatan SOP
Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko ”.
Laporan aktualisasi ini ditulis sebagai bagian dari agenda habituasi
dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Tahun 2019.
Rancangan ini nantinya juga akan digunakan sebagai rencana untuk penyusunan
laporan aktualisasi di unit kerja.
Dalam proses penyusunan laporan aktualisasi ini kami mendapatkan
banyak ilmu baru yang bermanfaat, yang kami harapkan dapat kami terapkan
dengan baik sebagai ASN yang dengan ikhlas mengabdi dan mempunyai sikap
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi
sangat diperlukan oleh negara kita yang tercinta ini, sesuai dengan Panca
Prasetya Korpri, Pancasila dan UUD 1945.
Ibarat pepatah “tak ada gading yang tak retak”, maka penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan aktualisasi ini masih terdapat banyak
kesalahan, oleh karena itu kritik saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Namun demikian, laporan
aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai pihak
khususnya untuk pengembangan ASN di masa depan.

Ciawi, 28 September 2019


Penulis,

Iin Suminar, A.Md

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan, Sasaran dan Kompetensi...............................................................2
C. Ruang Lingkup...........................................................................................3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI.............................................................4
A. Deskripsi Organisasi...................................................................................4
1) Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi.....................................4
2) Nilai-Nilai Organisasi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI................6
3) Struktur Organisasi.................................................................................8
B. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI serta Nilai-nilai Dasar PNS......9
C. Rancangan Aktualisasi..............................................................................28
1) Identifikasi Isu.......................................................................................28
2) Prioritas Isu...........................................................................................32
3) Pemecahan Isu.......................................................................................33
4) Rancangan Kegiatan.............................................................................35
5) Penjadwalan..........................................................................................45
BAB III PENUTUP.............................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................47

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI.....................................8
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI.............9
Gambar 2.3 Lima pilar manajemen mutu.......................................................................25

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemilihan Isu dengan Kriteria APKL........................................................29


Tabel 2.2 Penetapan Prioritas Isu dengan Kriteria USG.........................................32
Tabel 2.3 Pemilihan Prioritas Pemecahan Isu.............................................................34
Tabel 2.4 Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi di Tempat Kerja.............................45

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang
melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan
demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi itu
belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor
pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal terhadap cepatnya laju
pembangunan global dewasa ini.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan
dalam mengelola prakondisi tersebut. Sejumlah keputusan strategis mulai
dan merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam
berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan
peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat
membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu
dilaksanakan pembinaan melalul jalur pelatihan. Selama ini pelatihan
pembentukan Calon Pegawal Negeri Sipil (CPNS) dilakukan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan (Diklat Prajabatan), dimana praktik
penyelenggaraan Pelatihan yang pembelajarannya didominasi oleh ceramah
sulit membentuk karakter PNS yang kuat dan profesional.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat
(3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu

1
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter
PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Melalui pembaharuan Pelatihan
tersebut diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan hal di atas, dalam rangka penerapan nilai-nilai dasar
ANEKA dilengkapi dengan pembuatan rancangan aktualisasi dan
penerapannya di unit kerja masing-masing.untuk mendukung terwujudnya
visi dam misi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI, penyusun mengangkat
isu tentang Pembuatan SOP Penyusunan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko sehingga diharapkan dalam waktu
penerapan aktualisasi selama 20 hari off campus dapat membantu dalam
mewujudkan visi dan misi Inspektorat Perpustakaan Nasional.
B. Tujuan, Sasaran dan Kompetensi
1) Tujuan
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II diselenggarakan untuk
membentuk PNS profesional yang berkarakter yaitu PNS yang
karaktemya dibentuk oleh:
a) Sikap perilaku bela negara;
b) Nilai-nilai dasar PNS;
c) Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI; dan
d) Menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat

2
2) Sasaran
Sasaran dan penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS bagi
CPNS Golongan II adalah “Terwujudnya PNS Profesional yang
Berkarakter Sebagai Pelayan Masyarakat”.
3) Kompetensi
Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan II adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan:
a) Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
b) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
c) Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
NKRI; dan
d) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan
sesuai bidang tugas.
Di samping mampu menunjukan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS, mengaktualisasikan kedudukan
dan peran PNS, serta menunjukan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai bidang tugas, peserta Petatihan Dasar CPNS Golongan
II, memiliki kemampuan untuk menganalisis dampak apabila kompetensi
sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, dan kedudukan dan
peran PNS dalam kerangka NKRI tidak diaplikasikan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan aktualisasi ini adalah selama 20 hari kerja
pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, yaitu mulai tanggal
30 September sampai dengan 25 Oktober 2019. Aktualisasi ini dilakukan di
lingkungan Inspektorat Perpustakaan Nasional RI. Pelaksanaan dilakukan
dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA pada setiap tahapan kegiatan yang
dilakukan.

3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1) Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Visi Inspektorat Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Mengacu pada Visi, Misi Perpustakaan Nasional tahun 2015-
2019 serta mencermati lingkungan dan tuntutan publik yang dinamis
dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme khususnya di sektor pembangunan perpustakaan, maka
visi inspektorat Perpustakaan Nasional adalah :
“Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Akuntabel di
Lingkungan Perpustakaan Nasional”.
Visi tersebut mengandung makna bahwa Inspektorat mendorong
terselenggaranya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance) melalui transparansi, partisipasi, bebas korupsi, dan
nepotisme (KKN) serta akuntabilitas sebagai unsur pertama.
Dengan visi ini diharapkan dapat tercipta penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan di bidang perpustakaan yang
akuntabel di setiap unit kerja di lingkungan Perpustakaan Nasional
dengan didukung oleh penyelenggara negara yang produktif, transparan,
bersih, bertanggung jawab dan bebas dari KKN
Misi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI
Terwujudnya visi yang ditetapkan, merupakan tantangan yang
harus dihadapi oleh segenap personel inspektorat. Sebagai bentuk nyata
dari pencapaian visi tersebut, ditetapkanlah misi inspektorat yang
menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal yang
masih abstrak pada visi akan menjadi lebih nyata pada misi tersebut.
Pernyataan misi inspektorat memperlihatkan kebutuhan apa yang
hendak dipenuhi oleh dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki
kebutuhan tersebut dan bagaimana organisasi memenuhi kebutuhan
tersebut.
Untuk mencapai visi, maka misi inspektorat adalah :

4
“Mendorong Seluruh Aparat Sipil Pemerintah (ASN) Di
Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi Tentang Tata Kelola
Pemerintah Yang Akuntabel”.
Misi tersebut menjabarkan target inspektorat sebagai unit pengawasan
intern untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan ASN
Perpustakaan Nasional terhadap tata kelola pemerintah yang akuntabel
melalui pelaksanaan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, asistensi,
sosialisasi dan konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
Perpustakaan Nasional dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur
yang telah ditetapkan secara taat azas, hemat, efisien, dan akuntabel
serta bebas dari KKN.
Inspektorat Perpustakaan Nasional sebagai bagian integral dari
Perpustakaan Nasional RI harus dapat memberikan masukan atas
berbagai kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kebijakan
pimpinan. Masukan ini disampaikan melalui saran perbaikan atau
rekomendasi yang dituangkan dalam produk pengawasan yang
diharapkan dapat meningkatkan kinerja Perpustakaan Nasional RI yang
berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat yang optimal.
Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI
Sesuai dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1
tahun 2012 tentang perubahan atas keputusan Kepala Perpustakaan
Nasional Nomor 3 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja
Perpustakaan Nasional RI, tugas inspektorat Perpustakaan Nasional
adalah melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Perpustakaan
Nasional.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Perpustakaan Nasional
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan rumusan kebijakan intern

5
b) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya
c) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Kepala
d) Penyusunan laporan hasil pengawasan
e) Pelaksanaan administrasi inspektorat
2) Nilai-Nilai Organisasi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI
Sebagai landasan berpikir, bersikap, bertindak, dan pengambilan
keputusan dalam upaya pencapaian visi dan misi yang ditetapkan,
Inspektorat Perpustakaan Nasional menganut nilai “Profesional,
Akuntabilitas, Sinergi, Transparan, Integritas, Independen (PASTII)”
a) Profesional
Auditor harus profesional yaitu bekerja maksimal dan bertanggung
jawab sesuai dengan kompetensinya dengan menjunjung tinggi kode
etik profesi dengan terus berusaha mengembangkan potensi diri
sehingga mampu mengambil keputusan baik secara mandiri maupun
dalam tim
b) Akuntabilitas
Auditor wajib memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggunjawaban.
c) Sinergi
Auditor harus berkomitmen untuk melaksanakan tugas-tugas
pengawasan dengan bekerja sama dengan semua pemangku
kepentingan dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang
ditetapkan.
d) Transparan
Auditor harus transparan yaitu bersikap terbuka terhadap kinerja
yang dihasilkan.
e) Integritas

6
Auditor harus berintegritas yaitu berkarya dan berbakti untuk
organisasi dengan jujur, disiplin, penuh tanggung jawab dan
dedikasi, menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan norma sosial,
kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, mengedepankan
kepentingan publik dan organisasi di atas kepentingan pribadi
ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.
f) Independen
Auditor harus independen yaitu tidak memihak, secara hati-hati
menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh untuk
kepentingan pribadi/golongan di luar kepentingan negara atau
dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundangan

7
3) Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Perpustakaan Nasional RI dapat terlihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ( Kedudukan Inspektorat Perpustkaan Nasional RI)

8
Adapun struktur organisasi Inspektorat Perpustakaan Nasional RI
dapat terlihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Inspektorat Perpustakaan RI

B.

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI serta Nilai-nilai Dasar PNS
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1) Whole Of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu.
a) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam
prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan
sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah
lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah

9
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi
dapat dilakukan lebih mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu
cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan
status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c) Membuat gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi.
d) Koalisi Sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok
masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai
dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi
koordinasi alamiah
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek antara lain adalah:
a) Kapasitas SDM dan Institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius
ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger
atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda

10
b) Nilai dan Budaya Organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi
sampai dengan penyatuan kelembagaan
c) Kepimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai
tujuan yang diharapkan.
2) Manajemen ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua

11
golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik
b) Pelayan publik, dan
c) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN memiliki tugas :
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu
ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang pofesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari KKN. Management ASN lebih
menekankan pada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.

12
3) Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Terdapat 3 unsur
penting dalam pelayanan publik, yaitu:
a) Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b) Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan;
c) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima ole penerima layanan
(pelanggan).
Ada 9 prinsip pelayanan publik untuk mewujudkan pelayanan prima,
yaitu:
a) Partisipatif.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
b) Transparan.
Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal
yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut,
seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan diberi akses yang sebesar-
besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan
apabila mereka merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah;
c) Responsif.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang
mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme

13
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
d) Non Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti:
status sosial, pandangan politik,enisitas, agama, profesi, jenis
kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan
tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara
dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah;
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
(dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik
yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan tidak hanya secara formal kepada atasan
(pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan

14
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak
maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang
demikian sering disebut sebagai social accountability.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat.
Nilai-nilai Dasar PNS
ASN dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewajiban harus didasari
pada nilai-nilai dasar profesi yang menjadi acuan sebagai ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Nilai dasar ASN berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara tertuang pada pasal 4, terdiri dari:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

15
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
Sedangkan kode etik dan kode perilaku ASN tertuang pada pasal 5,
yang berisi:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar profesi dan kompetensi yang harus diterapkan oleh
ASN dalam rancangan aktualisasi yaitu:
1) Akuntabilitas
Merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Sebagai ASN yang memiliki akuntabilitas harus mampu mengatasi

16
permasalahan dalam permasalahan dalam transparansi dan akses
informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan sumber daya
milik negara dan konflik kepentingan.
Terdapat aspek-aspek akuntabilitas yaitu akuntabilitas adalah sebuah
hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan
adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan
akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Menurut Bovens (2007), akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi
utama antara lain:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis;
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan;
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/ institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan
yang memadai, memberikan bimbingan, dan mengalokasikan sumber
daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Individu/ kelompok /
institusi juga bertanggungjawab untuk memenuhi semua
kewajibannya.
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku apparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Masing-
masing individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggungjawab
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak
dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil
yang maksimal.
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Dalam birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud
suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk

17
institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah).
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
Akuntabilitas merupakan suatu kewajiban. Kewajiban
menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau
pemberian sanksi.
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif, akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan
sumberdaya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
Dalam rangka mewujudkan good governance, akuntabilitas publik
perlu dikomunikasikan dan dipertanggungjawabkan kepada pihak
berkepentingan. Akuntabilitas publik terdiri dari dua tipe, yaitu;
a) Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan “kebawah” kepada publik
b) Akuntabilitas horizontal membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan “kesamping” kepada para pejabat lainnya dan Lembaga
negara. Contohnya adalah Lembaga pemilu yang independen,
Komisi Pemberantas Korupsi, dan komisi investigasi legislatif.
Agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, antara lain;
a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong terciptanya
komunikasi yang lebih besar dan terjadinya kerjasama antara berbagai
pihak, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak

18
seharusnya, memberikan perlindungan dalam pengambilan keputusan
(menghindari korupsi), meningkatkan akuntabilitas yang dimiliki dalam
pengambilan keputusan, serta dapat meningkatkan rasa kepercayaan
terhadap atasan/pimpinan.
c) Integritas
Dengan adanya integritas, menjadi suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
d) Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan.
e) Keadilan
Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya agar memperoleh kepercayaan dan menjaga
kredibilitas organisasi
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g) Keseimbangan
Terjadinya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada dilingkungan
kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h) Kejelasan
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang
dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang

19
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan,
serta apa yang menjadi tugas dan wewenang mereka, peran dan
tanggung jawab, terpenting lagi untuk mengetahui kejelasan misi
organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem pelaporan kinerja
i) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan kebijakan, prosedur,
dan sumber daya yang konsisten dapat mendukung tercapainya
lingkungan kerja yang akuntabel, memperkuat komitmen dan
kredibilitas organisasi.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek, antara lain;
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi.
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas sendiri mengandung beberapa nilai-nilai dasar yaitu :
a) Jujur
b) Transparan
c) Integritas
d) Tanggungjawab
e) Keadilan
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan target
i) Konsisten
j) Partisipatif

20
2) Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang memiliki
tujuan ataupun cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan
nasional serta rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal.
Nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta atau bangga
terhadap tanah air dan bangsanya, namun tanpa memandang rendah
bangsa/ Negara lainnya. Nasionalisme telah menjadi persyaratan mutlak
yang harus dipenuhi bagi kehidupan sebuah bangsa. Paham
nasionalisme membentuk kesadaran para pemeluknya bahwa loyalitas
tidak lagi diberikan pada golongan atau kelompok kecil, seperti agama,
ras, etnis, budaya (ikatan primordial), namun ditujukan pada komunitas
yang dianggap lebih tinggi yaitu Bangsa dan Negara. Nasionalisme
penting bagi suatu bangsa agar bangsa tersebut bisa menjadi bangsa
yang maju, modern, aman, damai, adil dan sejahtera.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain :
a) Amanah
b) Disiplin
c) Non Diskriminstif
d) Saling menghormati
e) Persamaan derajat

21
f) Mencintai sesama manusia
g) Rela berkorban
h) Menjaga ketertiban
i) Kerja sama
j) Cinta tanah air
k) Musyawarah
l) Kekeluargaan
m) Kepentingan bersama
n) Hidup sederhana
o) Kerja keras
p) Menghargai karya orang lain
q) Menghormati keputusan bersama
r) Tenggang rasa
s) Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
t) Religius
3) Etika Pulik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik atara lain :
a) Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
b) Setia dan mempertahankan UUD 1945
c) Profesional
d) Tidak Berpihak
e) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f) Non diskriminatif
g) Beretika luhur

22
h) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
i) Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan
akurat
j) Berdaya guna dan berhasil guna
k) Santun dalam berkomunikasi, berkonsentrasi dan bekerjasama
l) Transparan
m) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Pemahaman awam mengenai kode etik (ethical codes) biasanya
merujuk kepada kodifikasi etika publik yang berlaku di dalam profesi
tertentu. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada
hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode
Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional
tertentu dalam melakukan pelayanan publik. Oleh sebab itu, biasanya
orang mengenal Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Insinyur, Kode Etik
Akuntan dan sebagainya, sedangkan bagi PNS yang merupakan jabatan
generik tidak ada rumusan kode etik yang berlaku bagi semua jenis
pekerjaan.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa

23
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau
kebaikan orang lain.
Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-
masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas
kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari
penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika
publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi
dengan norma etika maupun norma hukum. Etika publik juga
mengharuskan agar setiap kekuasaan di dipergunakan dengan tanggung
jawab sesuai dengan lingkupnya masing-masing demi terciptanya
pelayanan publik yang baik.
4) Komitmen Mutu
Sesungguhnya pergunakan dengan tanggung jawab sesuai dengan
lingkupnya masing-masing demi terciptanya pelayanan publik yang baik.
konsep mutu berkembang seiring dengan berubahnya paradigma
organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang semula lebih
berorientasi pada terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai
permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil produksi telah membanjiri
pasar, maka kepuasan customers lebih dititik beratkan pada aspek mutu
(kualitas) produk. Mutu sudah menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi. Dalam mencapai sebuah komitmen mutu diperlukan standar
mutu melalui layanan berbasis peraturan (prosedur view) dan layanan
berbasis kepuasan pelanggan (costumer view). Pentingnya aspek
efektifitas dan efisiensi dalam memberikan kontribusi yang bernilai
positip terhadap tercapainya kinerja dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Dalam peningkatan komitmen mutu difokuskan pada 3 hal berikut:

24
a) Efektivitas
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun
yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
b) Efisiensi
Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa.
c) Inovasi
Inovasi barang dan jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan
persaingan. Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek, misalnya
perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi,
nilai-nilai kelembagaan perubahan cara kerja, teknologi yang
digunakan, layanan sistem manajemen, serta mindset orang-orang
yang ada di dalam organisasi.
Terdapat lima pilar dalam manajemen mutu yaitu organisasi,
produk, komitmen, proses dan pemimpin.

Gambar 2.3 Lima pilar manajemen mutu

25
Nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen mutu
antara lain:
a) Bekerja dengan berorientasi pada mutu
b) Inovatif
c) Selalu melakukan perbaikan mutu
d) Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
e) Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
f) Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
g) Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa
pemborosan (zerowaste) sejak mulai setiap pekerjaan
h) Efektif dan Efisien dalam bekerja
5) Anti Korupsi
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian. Korupsi dapat diartikan kejahatan yang luar biasa yang
dapat menyebabkan kerusakan dapat berdampak jangka pendek maupun
jangka panjang.
Terdapat 7 tindak pidana korupsi menurut UU No 31/1999 jo UU No
20/2001 yaitu kerugian keuangan negara, suap- menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan dan gratifikasi.
Macam-macam bentuk Korupsi :
a) Korupsi transaktif
Korupsi jenis ini ditandai adanya kesepakatan timbal balik antara
pihak yang memberi dan menerima demi keuntungan bersama, dan
kedua pihak sama aktif menjalankan perbuatan tersebut.
Contohnya :
1. Penunjukan langsung proyek yang seharusnya melalui tender
2. Penjualan aset pemerintah dengan harga murah

26
b) Korupsi Investif
Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuangan
tertentu bagi pemberi, selain keuntungan yang diharapkan akan
diperoleh di masa datang.
Contohnya :
Pejabat meminta balas budi pengusaha yang mendapatkan proyek .
Kebiasaaan ini membuat pengusaha selalu menyisihkan sebagian
dana proyek dengan mengurangi kualitas proyek untuk biaya
“entertainment (hiburan)” ini.
c) Korupsi Ekstroktif
Bentuk korupsi kategori ini menyatakan bentuk-bentuk koersi
(paksaan) tertentu di mana pihak pemberi dipaksa untuk guna
mencegah kerugian yang mengancam dirinya, kepentingan,
kelompok , atau hal-hal berharga miliknya
Contohnya :
Seorang pemimpin proyek secara langsung maupun tidak mendapat
tekanan untuk menyetor sejumlah uang kepada pejabat di atasnya.
Jika tidak , ia bisa kehilangan kesempatan untuk menjadi pimpinan
pada proyek-proyek berikutnya
d) Korupsi Nepotistik
Korupsi nepotistik berupa pemberian perlakuan khusus kepada
teman atau mereka yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan republik.
Contohnya :
Anak atau keluarga pejabat mendapat jatah proyek paling banyak ,
juga memiliki peran besar dalam mengatur siapa yang layak
melaksanakan proyek-proyek pemerintah.
e) Korupsi Autogenetik
Korupsi autogenetik adalah korupsi yang di lakukan individu
karena memiliki kesempatan untuk mendapat keuntungan dari

27
pengetahuan dan pemahamnya atas sesuatu yang hanya diketahui
seorang diri. Contohnya :
seorang penjabat penting melakukan klaim biaya perjalanan dinas
tahunan dengan jumlah hari melebihi jumlah hari dalam setahun
Beberapa upaya pemberantasan korupsi, antara lain:
a) Mencari, memperoleh , dan memberikan informasi adanya dugaan
telah terjadi tindak pidana korupsi
b) Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan
telah terjadi pidana korupsi kepada penegak hukum yang
menangani pekara tindak pidana korupsi
c) Menyampaikan saran dan pendapat secara tanggung jawab kepada
penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi.
Calon pegawai negeri sipil diharapkan mempunyai akuntabilitas
spiritual yang baik dalam menerapkan nilai-nilai anti korupsai sehingga
niat baik yang akan berlanjut dengan visi dan misi yang baik,
selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk
mendapatkan hasil terbaik.
Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain :
a) Jujur
b) Peduli
c) Mandiri
d) Disiplin
e) Tanggungjawab
f) Kerja Keras
g) Sederhana
h) Berani
i) Adil
C. Rancangan Aktualisasi
1) Identifikasi Isu
Selama ditempatkan di Inspektorat Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Penulis menyimpulkan beberapa permasalahan di

28
dalam unit kerja tersebut. Berikut beberapa isu yang muncul di
Inspektorat Perpustkaan Nasional antara lain:
a) Belum Optimalnya Penyusunan Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Perpustkaan Nasional
b) Belum Optimalnya Komunikasi dan Koordinasi Tindak lanjut
Hasil Pengawasan dengan Para Auditi
c) Belum Optimalnya Layanan Konsultasi Inspektorat
d) Kurangnya Sosialisasi Pojok Konsultasi Inspektorat
e) Belum Optimalnya Kuisioner Pelayanan Inspektorat
Sebagai langkah identifikasi isu-isu di atas, penetapan isu yang
berkualitas sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas
isu. Alat bantu penetapan kriteria isu salah satunya adalah metode APKL,
yaitu:
a) Aktual berarti isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat.
b) Problematik berarti isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya.
c) Kekhalayakan berarti isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d) Layak berarti isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL di atas, berikut hasil
penilaian atas isu yang ada:
Tabel 2.1 Pemilihan Isu dengan metode APKL
Kriteria Isu Kedudukan
No Isu dan Peran
A P K L
PNS
1 Belum Optimalnya Manajemen
Penyusunan Penyusunan ASN dan
Program Kerja Pengawasan     Whole of
Tahunan (PKPT) Inspektorat Government
Perpustkaan Nasional
2 Belum optimalnya komunikasi     Whole Of

29
dan koordinasi tindaklanjut Government
hasil pengawasan dengan para
auditi
3 Belum optimalnya layanan Pelayanan
   
konsultasi Inspektorat Publik
4 Kurangnya Sosialisasi Pojok Pelayanan
Konsultasi Inspektorat
   
Publik
5 Belum optimalnya kuisioner Pelayanan
pelayanan Inspektorat
    Publik
A : Aktual K : Kekhalayakan
P : Problematik L : Layak
Berdasarkan penilaian APKL diatas, disimpulkan bahwa isu nomor
1, 2 dan 3 memenuhi semua kriteria APKL dan isu nomor 4 dan 5 tidak
memenuhi kriteria kekhalayakan.
Isu nomor 1 (satu) yaitu ”Belum Optimalnya penyusunan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Perpustakaan Nasional”.
memenuhi seluruh kriteria APKL. Isu ini Aktual atau benar-benar terjadi
di inspektorat Isu ini bersifat Problematik karena penyusunan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) belum Berbasis Risiko, sedangkan
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko akan
menjadi dasar pemeriksa untuk melakukan audit. Isu ini memenuhi
kriteria Kekhalayakan karena APIP harus menyusun rencana
pengawasan tahunan dengan prioritas risiko terbesar dan selaras dengan
tujuan organisasi sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap
organisasi yang diperiksanya. Dan Layak karena Inspektorat perlu
menemukan cara-cara baru untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.
Isu nomor 2 (dua) yaitu ”Belum optimalnya komunikasi dan
koordinasi tindaklanjut hasil pengawasan dengan para auditi”. memenuhi
seluruh kriteria APKL. Isu ini Aktual atau benar-benar terjadi di
inspektorat Isu ini bersifat Problematik karena koordinasi dan
komunikasi tidak optimal bisa menyebabkan tindak lanjut hasil
pengawasan tidak berjalan efektif. Isu ini memenuhi kriteria
Kekhalayakan karena koordinasi dan komunikasi tidak optimal dapat
menimbulkan kesalah pahaman dan merupakan indikasi lemahnya

30
pengendalian auditi dalam mengelola sumber daya yang diserahkan
kepadanya dan Layak karena pemantauan dan penilaian tindak lanjut
bertujuan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah
dilaksanakan oleh auditi sesuai rekomendasi dan rekomendasi yang tidak
ditindaklanjuti mempengaruhi terhadap simpulan atau pendapat atas
audit intern yang sedang dilaksanakan.
Isu nomor 3 (tiga) yaitu ” Belum optimalnya layanan konsultasi
Inspektorat”. memenuhi seluruh kriteria APKL. Isu ini Aktual atau
benar-benar terjadi di inspektorat Isu ini bersifat Problematik karena
pemanfaatan pojok konsultasi sebagai media pembinaan dan
pedampingan belum berjalan dengan baik . Isu ini memenuhi kriteria
Kekhalayakan karena pojok konsultasi merupakan salah satu media
yang bisa digunakan oleh auditor untuk pembinaan atau pendampingan
auditi Layak karena tugas auditor sebagai pembina dan pendampingan
auditi sehingga fungsi pengawasan tercapai.
Isu nomor 4 (empat) yaitu ” Kurangnya Sosialisasi Pojok
Konsultasi Inspektorat”. Isu ini Aktual atau benar-benar terjadi di
inspektorat Isu ini bersifat Problematik karena pemanfaatan pojok
konsultasi sebagai media pembinaan dan pedampingan belum berjalan
karena kurangnya sosialisasi. Isu ini tidak memenuhi kriteria
Kekhalayakan karena kurangnya sosialisasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja unit lain Layak karena sebagai penunjang untuk pendampingan
dan pengawasan intern.
Isu nomor 5 (lima) yaitu ”Belum optimalnya kuisioner pelayanan
Inspektorat”. Isu ini Aktual atau benar-benar terjadi di inspektorat Isu
ini bersifat Problematik karena apabila kuisioner pelayanan inspektorat
berjalan baik bisa meningkatkan kinerja. Isu ini memenuhi
Kekhalayakan karena kuisioner ini bisa meningkatkan kinerja para
auditor dan pegawai lainnya yang berada dilingkungan Inspektorat. Isu
ini tidak Layak karena pengisian kuisioner bukan hanya untuk auditor.

31
2) Prioritas Isu
Berdasarkan analisa APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak), disimpulkan bahwa isu yang memenuhi keempat kriteria
tersebut, sebagai berikut:
a) Belum Optimalnya Penyusunan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) Inspektorat Perpustkaan Nasional
b) Belum Optimalnya Komunikasi dan Koordinasi Tindak Lanjut
Hasil Pengawasan dengan Para Auditi
c) Belum Optimalnya Layanan Konsultasi Inspektorat
Berdasarkan 3 isu diatas, dilakukanlah penetapan prioritas isu
dengan menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency
artinya seberapa mendesak isu tersebut untuk segera dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius isu tersebut harus
segera dibahas dengan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak segera ditangani

Tabel 2.2. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG


Prioritas
No Isu U S G Total
Isu
1 Belum Optimalnya 5 4 5 14 I
Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan
(PKPT) Inspektorat
Perpustkaan Nasional
2 Belum optimalnya 4 5 4 13 II
komunikasi dan koordinasi
tindak lanjut hasil
pengawasan dengan para
auditi
3 Belum optimalnya layanan 4 4 3 11 III
konsultasi Inspektorat
Keterangan:

32
U : Urgency, S : Seriousness, G : Growth
Skor 5 : Sangat USG
Skor 4 : USG
Skor 3 : Cukup USG
Skor 2 : Kurang USG
Skor 1 : Tidak USG
Berdasarkan analisis isu menggunakan USG diatas dapat
disimpulkan bahwa isu nomor satu, yaitu belum optimalnya penyusunan
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Perputakaan
Nasonal, mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas utama
yang akan dipecahkan permasalahannya. Hal ini dikarenakan saat ini
penyusunan PKPT belum menggunakan penyusunan PKPT Berbasis
Risiko.
Berdasarkan tingkat Urgency nya isu tersebut harus segera
diselesaikan karena orientasi Inspektorat sudah harus melihat ke depan
sehingga perencanaan PKPT harus berbasiskan risiko.
Dilihat dari tingkat Seriousnes, masalah ini perlu dicarikan jalan
keluar karena apabila tidak dilakukan tujuan auditor untuk bisa memberi
nilai tambah bagi organisasi tidak akan tercapai. Selanjutnya dari kriteria
Growth, isu ini akan semakin fatal jika tidak segera dioptimalkan karena
PKPT Berbasis Risiko inilah yang nantinya digunakan sebagai dasar
pemeriksa untuk melakukan audit.
3) Pemecahan Isu
Setelah isu yang menjadi prioritas utama telah ditetapkan,
selanjutnya adalah tahap penetapan alternatif pemecahan isu yang telah
menjadi prioritas utama “Belum optimalnya Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Perpustkaan Nasional” dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Belum adanya SOP Penyusunan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko
b) Belum adanya juknis penyusunan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko

33
Setelah melihat faktor-faktor penyebab belum optimalnya
penyusunan PKPT Berbasis Risiko, penulis memberikan gagasan
penyelesaian isu sebagai berikut :
a) Membuat SOP Penyusunan PKPT Berbasis Risiko
b) Membuat Draft Juknis Penyusunan PKPT Berbasis Risiko
Tabel 2.3 Pemilihan Prioritas Pemecahan Isu
Kriteria Alternatif
Total
No Alternatif gagasan Gagasan Prioritas
Skor
K B L
1 Membuat SOP Penyusunan 4 5 5 14 I
Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) Berbasis
Risiko
2 Membuat draft juknis 3 5 4 12 II
Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan
(PKPT) Berbasis Risiko
Keterangan :
Skor 5 : Sangat KBL
Skor 4 : KBL
Skor 3 : Cukup KBL
Skor 2 : Kurang KBL
Skor 1 : Tidak KBL
Berdasarkan Tapisan Mc Namara atau analisis KBL (Kontribusi,
Biaya, dan Layak), gagasan “Pembuatan SOP Penyusunan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko” menjadi gagasan
utama untuk pemecahan isu prioritas. Gagasan tersebut memenuhi
kriteria KBL karena gagasan ini memberikan kontribusi yang baik bagi
auditor karena menjadi dasar pemeriksa untuk melakukan audit. Gagasan
ini memerlukan biaya yang murah untuk dilaksanakan dan layak untuk
dilaksanakan.
Dengan adanya gagasan ini, diharapkan dapat mengoptimalisasi
Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan
pembuatan SOP penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan

34
(PKPT) Berbasis Risiko. Sementara gagasan nomor 2 belum dapat
menjadi gagasan utama untuk pemecahan isu karena dianggap kurang
memenuhi kriteria kontribusi, biaya dan layak
Berdasarkan gagasan tersebut maka diperoleh beberapa kegiatan
untuk menyelesaikan isu. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Konsultasi dengan Atasan/Mentor Tentang Rencana Kerja
b) Mengumpulkan Referensi Yang Berkaitan Dengan Pembuatan
Draf
c) Membuat Rancangan/Draf SOP
d) Melaporkan Draf SOP
e) Uji Coba & Sosialisasi Draf SOP
f) Lapor ke Atasan
Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan oleh penulis
berkaitan dengan Pelayanan Publik karena dalam proses pelaksanaannya
terdapat kegiatan yang hasil akhirnya bertujuan untuk memberikan
informasi dan dasar pelaksanaan kegiatan yang baik dan sesuai standar
kinerja Inspektorat Perpustkaan Nasional
4) Rancangan Kegiatan
a) Kegiatan I
Konsultasi dengan atasan / mentor tentang rencana kerja
a) Tahapan Kegiatan
a. Mengecek jadwal kegiatan atasan
b. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
c. Melakukan konsultasi dengan atasan tentang rencana kerja
kegiatan aktualisasi
d. Menerima dan mencatat masukan dari atasan.
e. Meminta ijin untuk membuat draf rancangan SOP
b) Output/Hasil
Notulensi & Dokumentasi
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas

35
Kejelasan : Pada saat konsultasi penulis akan senantiasa
menggambarkan dengan gamblang dan detail mengenai
maksud dan tujuan pembuatan rancangan
Nasionalisme
Musyawarah : Pada saat konsultasi penulis akan senatiasa
menanyakan yang belum dipahami dan menerima masukan
dari atasan dan senior -senior
Etika publik
Sopan santun: Pada saat konsultasi penulis akan menggunakan
bahasa yang sopan, ramah dan berperilaku yang baik dalam
melakukan konsultasi
Komitmen mutu
Efektif dan efisien dalam bekerja : Pada saat konsultasi penulis
akan menggunakan waktu yang ada untuk menanyakan yang
belum dipahami .
Anti Korupsi
Keberanian : Pada saat konsultasi penulis akan berani
menyampaikan pendapat pada atasan tetapi tetap menggunakan
etika yang baik
d) Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap misi Inspektorat
Perpustkaan Nasional yaitu “Mendorong Seluruh Aparat Sipil
Negara (ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional
Memahami dan Mampu Mengimplementasikan Semua
Regulasi tentang Tata Kelola Pemerintah yang Akuntabel”
e) Penguatan Nilai Organisasi
Dalam kegiatan konsultasi dengan atasan memberikan
penguatan nilai organisasi, yaitu Profesional dan Sinergi
dengan kesungguhan mencatat hasil diskusi harus komitmen
untuk melaksanakan tugas bekerja sama dengan semua
pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan visi dan
misi yang ditetapkan.

36
b) Kegiatan II
Mengumpulkan Referensi Yang Berkaitan Dengan Pembuatan Draf
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghubungi Staf Tata usaha Inspektorat
b. Mencari dan meminta data SOP terdahulu
c. Mencari Referensi mengenai informasi terkait penyusunan
PKPT Berbasis Risiko
d. Melakukan Studi literatur
e. Mencatat data yang telah di dapat
2. Output/Hasil
Tersedianya Referensi
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Tanggung Jawab : Pada saat meminta data dan mencari
referensi penulis akan senantiasa mencari data-data tersebut
sesuai dengan aturan yang berlaku dan benar, sehingga
mendapatkan data yang akurat
Nasionalisme
Cermat dan disiplin : Pada saat meminta data dan mencari
referensi penulis akan senantiasa mencari referensi dengan
teliti dan sesuai dengan kebutuhan draf yang diperlukan

Etika Publik
Profesional : Penulis akan senantiasa meningkatkan
kemampuan yang berpegang teguh pada nilai moral yang
mendukung serta mendasari tindakan dalam mencari referensi
Komitmen Mutu
Bekerja dengan berorientasi pada mutu : Penulis dalam
mencari referensi akan senantiasa mencari yang sesuai dengan
kebutuhan dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya
Anti Korupsi

37
Kerja keras : Penulis akan senantiasa akan bersungguh-sunguh
dalam mencari dan mengumpulkan data yang di dapat untuk
mencapai target yang ditentukan
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan meminta data dan mencari informasi mampu
memberikan kontribusi terhadap misi Inspektorat Perpustkaan
Nasional yaitu “Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara
(ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan
Mampu Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata
Kelola Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
Dalam hal Kegiatan mengumpulkan data dan informasi
memberikan penguatan nilai-nilai organisasi yaitu :
a. Profesional : Penulis akan mengumpulkan data dan
informasi menggunakan data informasi dari sumber-sumber
terpercaya
b. Sinergi : Penulis akan melaksanakan kegiatan pengumpulan
data dan informasi ini bekerja sama dengan semua pihak
yang berkepentingan
c. Transparan : Penulis dalam mencari referensi akan bersifat
terbuka
c) Kegiatan III
Membuat rancangan / Draft SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan data untuk rancangan
b. Membuat rancangan
c. Membahas Draft rancangan dengan mentor
d. Mencatat saran dan masukan dari mentor
2. Output/Hasil
Catatan dan Draft rancangan
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas

38
Integritas : Pada saat membuat rancangan penulis akan
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai dan mematuhi
peraturan yang berlaku dalam merancang draf sesuai dengan
data referensi yang di dapat
Nasionalisme
Kerjasama : Pada saat membahas draf penulis akan senantiasa
berinteraksi dengan baik dengan mentor dan senior agar draf
yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
Etika Publik
Berdaya guna & berhasil guna : Penulis akan senantiasa
membuat draf yang dapat bermanfaat bagi organisasi dan dapat
mendatangkan hasil yang optimal
Komitmen Mutu
Inovatif : Pada saat membuat draf penulis akan senantiasa
membuat rancangan dan ide yang menghasilkan
penyempurnaan SOP terdahulu
Anti Korupsi
Disiplin : Pada saat membuat draf penulis akan senantiasa
merujuk pembuatan draf ini sesuai dengan Peraturan yang
berlaku
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan membuat draf rancangan memberikan kontribusi
terhadap misi Inspektorat yaitu “Mendorong Seluruh Aparat
Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional
Memahami dan Mampu Mengimplementasikan Semua
Regulasi tentang Tata Kelola Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan membuat rancangan / Draf SOP memberikan
penguatan nilai-nilai organisasi yaitu :
a. Profesional : Penulis akan bekerja secara maksimal dan
bertanggung jawab

39
b. Akuntabilitas : Penulis akan menjawab dan menerangkan
hasil kegiatan kepada mentor dan atasan
c. Transparan : Penulis akan bersikap terbuka terhadap saran
dari siapapun di Inspektorat
d. Integritas : Penulis akan membuat draft ini dengan jujur,
disiplin dan penuh tanggung jawab
d) Kegiatan IV
Melaporkan Draf SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengecek jadwal kegiatan Atasan
b. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
c. Mempresentasikan Draf SOP
d. Membahas Draf SOP
e. Mencatat saran dan masukan
2. Output/Hasil
Catatan dan Draf SOP
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Transparansi : Pada saat mempresentasikan Draf penulis akan
senantiasa terbuka dalam menyampaikan informasi yang
diperoleh dalam pembuatan draf SOP
Nasionalisme
Musyawarah : Pada saat membahas draf penulis akan meminta
saran dan pendapat dari mentor dan atasan untuk perbaikan Draf
SOP yang belum sempurna
Etika Publik
Santun dalam berkomunikasi : Pada saat membahas draf penulis
akan berkomunikasi dengan bahasa yang baik, mendengar
dengan baik, menerima saran dari atasan dengan baik.
Komitmen mutu

40
Menampilkan kinerja tanpa cacat : Pada saat melaporkan draf
penulis akan senantiasa memeriksa terlebih dahulu draf yang
akan di ajukan dan didiskusikan agar tidak ada kesalahan
Anti Korupsi
Sederhana : Pada saat membahas draf penulis akan senantiasa
menyampaikan informasi berupa draf rancangan dengan bahasa
yang mudah dipahami jelas, dan lugas
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan mengajukan Draf SOP mampu memberikan
kontribusi terhadap misi Inspektorat Perpusnas yaitu
“Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) di
Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
a. Profesional : Penulis akan bekerja secara profesional dan
maksimal dalam memaparkan Draf SOP
b. Integritas : Penulis akan memaparkan draf dengan jujurdan
penuh tanggung jawab
e) Kegiatan V
Uji Coba & Sosialisasi Draf SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat jadwal uji coba & sosialisasi
b. Menyiapkan ruangan untuk sosialisasi
c. Membantu menyiapkan daftar hadir
d. Uji coba dan sosialisasi
e. Catatan hasil ujicoba dan evaluasi
2. Output/Hasil
Notulensi, Daftar hadir, Draf SOP dan Dokumentasi
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas

41
Jujur : Pada saat uji coba dan sosilisasi penulis senantiasa akan
membantu melakukan uji coba dan evaluasi dengan sebenar-
benar nya tanpa ditambahi dan dikurangi
Nasionalisme
Kepentingan Bersama : Pada saat uji coba dan sosialisasi
penulis akan membuat uji coba draf ini untuk kebutuhan
bersama agar draf ini bisa digunakan untuk kepentingan
Instansi kedepan
Etika Publik
Transparan : Pada saat uji coba dan sosialisasi penulis akan
senantiasa menerima saran dan masukan dalam rangka
keterbukaan untuk setiap informasi dan perbaikan draf
Komitmen mutu
Efektif & Efisiensi : Pada saat uji coba dan sosialisasi penulis
akan senantiasa berusaha semaksimal mungkin menggunakan
sumber daya yang ada dalam pelaksanaan uji coba dan
sosialisasi.
Anti Korupsi
Tanggung jawab : Penulis akan senantiasa melakukan uji coba
dengan benar, berdiskusi dengan baik, sehingga menghasilkan
draf yang benar
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan dari uji coba & Sosialisasi Draf mampu memberikan
kontribusi terhadap visi Inspektorat Perpusnas “Terwujudnya
Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel di Lingkungan
Perpustakaan Nasional” dan misi Inspektorat “Mendorong
Seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) di Lingkungan
Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel
5. Penguatan Nilai Organisasi

42
a. Profesional : Penulis akan melakukan uji coba dengan
maksimal dan tanggung jawab
b. Sinergi : Penulis berkomitmen melakukan tugas dengan
baik
c. Integritas : Penulis akan melakukan uji coba ini untuk
memperbaiki tahapan kegiatan
f) Kegiatan VI
Lapor Kepada Atasan
1. Tahapan Kegiatan
a. Melakukan Perbaikan Draf SOP
b. Mengecek jadwal kegiatan atasan
c. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
d. Menyerahkan Draf akhir SOP
2. Output/Hasil
Draf Final SOP
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Konsistensi : Pada saat mempresntasikan penulis akan
senantiasa memperbaiki terus menerus sampai mendapat draf
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
Nasionalisme
Kerja Keras : Pada saat memperbaiki draf penulis akan
senantiasa bersungguh-sungguh memperbaiki draf sampai
menghasilkan draf akhir yang akurat
Etika Publik
Akurat: Pada saat memperbaiki draf penulis akan senantiasa
memeriksa dengan teliti terlebih dahulu sehingga draf yang
diserahkan adalah draf akhir yang benar dan dapat
dipertanggung jawabkan
Komitmen mutu

43
Orientasi Pada Pelanggan : Pada saat melaporkan draf Penulis
akan senantiasa menyajikan laporan draf akhir dengan tepat,
cepat dan akurat
Anti Korupsi
Disiplin : Pada saat memperbaiki draf penulis akan senantiasa
melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan dari Finalisasi Draf SOP mampu memberikan
kontribusi terhadap visi Inspektorat Perpusnas “Terwujudnya
Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel di Lingkungan
Perpustakaan Nasional” dan misi Inspektorat “Mendorong
Seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) di Lingkungan
Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
a. Akuntabilitas : Penulis dapat mempertanggung jawabkan
draf final
b. Integritas : Penulis membuat draf final sesuai dengan
peraturan yang berlaku

44
5) Penjadwalan
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan habituasi dilakukan sesuai jadwal kegiatan pada tabel berikut ini
Tabel 2.4 Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi di Tempat Kerja
No Kegiatan Sep Oktober
t
30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Konsultasi dengan
atasan/mentor tentang
rencana kerja
2 Mengumpulan Referensi
yang berkaitan dengan
pembuatan Draf
3 Membuat rancangan
SOP / Draf SOP
4 Melaporkan Draf SOP

5 Uji coba & Sosialisasi


Draft SOP
6 Lapor Ke atasan

45
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI

Susunan kegiatan pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah sebagai


berikut (jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir) :
a) Konsultasi dengan Atasan/Mentor Tentang Rencana Kerja
b) Mengumpulkan Referensi Yang Berkaitan Dengan Pembuatan
Draf
c) Membuat Rancangan/Draf SOP
d) Melaporkan Draf SOP
e) Uji Coba & Sosialisasi Draf SOP
f) Lapor ke Atasan
1) Kendala dan Antisipasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi pembuatan SOP Penyusunan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) di Inspektorat Perpustakaan
Nasional RI tidak lepas dari adanya berbagai kendala yang dihadapi.
Beberapa kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana, tetapi ada pula kegiatan yang mengalami perubahan
karena beberapa pertimbangan. Dalam menghadapi kendala tersebut,
telah disiapkan antisipasi. Adapun kendala-kendala yang terjadi selama
pelaksanaan kegiatan dan antisipasinya dapat dilihat pada Tabel 3.1
No Kegiatan Kendala Antisipasi atau Solusi
1 Konsultasi Tidak ada
dengan kendala.
atasan/mentor Kegiatan ini
tentang rencana berjalan sesuai
kerja dengan jadwal
2 Mengumpulkan Referensi yang Melakukan konsultasi dan
referensi yang didapat tidak tanya jawab mengenai
berkaitan sesuai dengan referensi dengan senior
dengan kebutuhan dan dan mentor
pembuatan draf tujuan
pembuatan draf
3 Membuat Kewajiban Mengisi waktu luang

46
rancangan /draf pekerjaan yang untuk mengerjakan
SOP harus aktualisasi
diselesaikan
tepat waktu
4 Melaporkan draf Tidak ada
SOP kendala.
Kegiatan ini
berjalan sesuai
dengan jadwal
5 Uji coba & Mencari waktu Melaksanakan sosialisasi
sosialisasi draf untuk di saat para auditor
SOP mengumpulkan sebagian besar sedang
para Auditor tidak ada penugasan
karena
kesibukan
pekerjaan
6 Lapor ke atasan Tidak ada
kendala.
Kegiatan ini
berjalan sesuai
dengan jadwal

47
2) Realisasi Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Berikut tabel realisasi jadwal dari kegiatan pelaksanaan aktualisasi
Tabel 3.2 Realisasasi Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Sep Oktober
t
30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Konsultasi dengan
atasan/mentor tentang
rencana kerja
2 Mengumpulan Referensi
yang berkaitan dengan
pembuatan Draf
3 Membuat rancangan
SOP / Draf SOP
4 Melaporkan Draf SOP

5 Uji coba & Sosialisasi


Draft SOP
6 Lapor Ke atasan

48
3) Capaian Hasil Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi di unit kerja dilaksanakan mulai dari tanggal 30
September sampai dengan 25 Oktober 2019 terhitung 20 hari kerja.
Penulis bertugas di Inspektorat Perpustakaan Nasional RI Jl Salemba
Raya no. 28A Jakarta Pusat. Selama pelaksanaan aktualisasi, penulis
berada dibawah Pokja II Inspektorat Perpustkaan Nasional. Kegiatan
aktualisasi telah terlaksana dengan baik. Pada Tabel 3.3 dibawah ini
dijelaskan mengenai ringkasan pencapaian target kegiatan selama
pelaksanaan aktualisasi.
Tabel 3.3 Ringkasan Realisasi Kegiatan Aktualisasi
Tanggal
No Kegiatan Target Realisasi
Realisasi
1 Konsultasi dengan Notulensi Notulensi 30
atasan/mentor terkait terkait September
tentang rencana kerja rancangan rancangan 2019
pembuatan pembuatan
SOP SOP &
Dokumantasi
2 Mengumpulkan Referensi Referensi 1-2 Oktober
referensi yang terkait terkait 2019
berkaitan dengan pembuatan pembuatan
pembuatan draf SOP SOP &
Dokumentasi
3 Membuat Draf SOP Draf SOP &
rancangan /draf Dokumentasi
SOP
4 Melaporkan draf Draf SOP Draf SOP,
SOP & notulensi &
Notulensi dokumentasi
5 Uji coba & Notulensi, Notulensi,
sosialisasi draf SOP Daftar Daftar hadir,
hadir, Draf Draf SOP &
SOP dokumentasi

49
6 Lapor ke atasan Draf final Draf final SOP
SOP & dokumentasi

Adapun uraian dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :


a) Kegiatan I
Konsultasi dengan atasan / mentor tentang rencana kerja
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengecek jadwal kegiatan atasan
b. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
c. Melakukan konsultasi dengan atasan tentang rencana kerja kegiatan
aktualisasi
d. Menerima dan mencatat masukan dari atasan.
e. Meminta ijin untuk membuat draf rancangan SOP
2. Output/ Hasil
Notulensi & Dokumentasi
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Kejelasan : Pada saat konsultasi penulis senantiasa menggambarkan
dengan gamblang dan detail mengenai maksud dan tujuan pembuatan
rancangan
Nasionalisme
Musyawarah : Pada saat konsultasi penulis senatiasa menanyakan
yang belum dipahami dan menerima masukan dari atasan dan senior
-senior
Etika publik
Sopan santun: Pada saat konsultasi penulis senantiasa menggunakan
bahasa yang sopan, ramah dan berperilaku yang baik dalam
melakukan konsultasi
Komitmen mutu
Efektif dan efisien dalam bekerja : Pada saat konsultasi penulis
menggunakan waktu yang ada untuk menanyakan yang belum
dipahami .
Anti Korupsi

50
Keberanian : Pada saat konsultasi penulis berani menyampaikan
pendapat pada atasan tetapi tetap menggunakan etika yang baik
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap misi Inspektorat
Perpustkaan Nasional yaitu “Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara
(ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
Dalam kegiatan konsultasi dengan atasan memberikan penguatan
nilai organisasi, yaitu Profesional dan Sinergi dengan kesungguhan
mencatat hasil diskusi harus komitmen untuk melaksanakan tugas
bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya
mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.
b) Kegiatan II
Mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan pembuatan draf
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghubungi Staf Tata usaha Inspektorat
b. Mencari dan meminta data SOP terdahulu
c. Mencari Referensi mengenai informasi terkait penyusunan PKPT
Berbasis Risiko
d. Melakukan Studi literature
e. Mencatat data yang telah di dapat
2. Output / Hasil
Tersedianya Referensi
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Tanggung Jawab : Pada saat meminta data dan mencari referensi
penulis senantiasa mencari data-data tersebut sesuai dengan aturan
yang berlaku dan benar, sehingga mendapatkan data yang akurat
Nasionalisme

51
Cermat dan disiplin : Pada saat meminta data dan mencari referensi
penulis senantiasa mencari referensi dengan teliti dan sesuai dengan
kebutuhan draf yang diperlukan
Etika Publik
Profesional : Penulis senantiasa meningkatkan kemampuan yang
berpegang teguh pada nilai moral yang mendukung serta mendasari
tindakan dalam mencari referensi
Komitmen Mutu
Bekerja dengan berorientasi pada mutu : Penulis dalam mencari
referensi senantiasa mencari yang sesuai dengan kebutuhan dan
berasal dari sumber yang dapat dipercaya
Anti Korupsi
Kerja keras : Penulis akan senantiasa bersungguh-sunguh dalam
mencari dan mengumpulkan data yang di dapat untuk mencapai target
yang ditentukan
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan meminta data dan mencari informasi mampu memberikan
kontribusi terhadap misi Inspektorat Perpustkaan Nasional yaitu
“Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) di Lingkungan
Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
Dalam hal Kegiatan mengumpulkan data dan informasi memberikan
penguatan nilai-nilai organisasi yaitu :
a. Profesional : Penulis akan mengumpulkan data dan informasi
menggunakan data informasi dari sumber-sumber terpercaya
b. Sinergi : Penulis akan melaksanakan kegiatan pengumpulan data
dan informasi ini bekerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan
c. Transparan : Penulis dalam mencari referensi akan bersifat
terbuka

52
c) Kegiatan III
Membuat rancangan /draf SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan data untuk rancangan
b. Membuat rancangan
c. Membahas Draf rancangan dengan mentor
d. Mencatat saran dan masukan dari mentor
2. Output/Hasil
Catatan dan Draf rancangan
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Integritas : Pada saat membuat rancangan penulis senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai dan mematuhi peraturan yang berlaku
dalam merancang draf sesuai dengan data referensi yang di dapat
Nasionalisme
Kerjasama : Pada saat membahas draf penulis senantiasa berinteraksi
dengan baik dengan mentor dan senior agar draf yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan
Etika Publik
Berdaya guna & berhasil guna : Penulis senantiasa membuat draf yang
dapat bermanfaat bagi organisasi dan dapat mendatangkan hasil yang
optimal
Komitmen Mutu
Inovatif : Pada saat membuat draf penulis senantiasa membuat
rancangan dan ide yang menghasilkan penyempurnaan SOP terdahulu
Anti Korupsi
Disiplin : Pada saat membuat draf penulis senantiasa merujuk
pembuatan draf ini sesuai dengan Peraturan yang berlaku
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan membuat draf rancangan memberikan kontribusi terhadap
misi Inspektorat yaitu “Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara
(ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu

53
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan membuat rancangan / Draf SOP memberikan penguatan
nilai-nilai organisasi yaitu :
a. Profesional : Penulis bekerja secara maksimal dan bertanggung
jawab
b. Akuntabilitas : Penulis menjawab dan menerangkan hasil kegiatan
kepada mentor dan atasan
c. Transparan : Penulis bersikap terbuka terhadap saran dari
siapapun di Inspektorat
d. Integritas : Penulis membuat draf ini dengan jujur, disiplin dan
penuh tanggung jawab
d) Kegiatan IV
Melaporkan draf SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengecek jadwal kegiatan Atasan
b. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
c. Mempresentasikan Draf SOP
d. Membahas Draf SOP
e. Mencatat saran dan masukan
2. Output/Hasil
Catatan dan Draf SOP
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Transparansi : Pada saat mempresentasikan Draf penulis senantiasa
terbuka dalam menyampaikan informasi yang diperoleh dalam
pembuatan draf SOP
Nasionalisme
Musyawarah : Pada saat membahas draf penulis meminta saran dan
pendapat dari mentor dan atasan untuk perbaikan Draf SOP yang
belum sempurna

54
Etika Publik
Santun dalam berkomunikasi : Pada saat membahas draf penulis
berkomunikasi dengan bahasa yang baik, mendengar dengan baik,
menerima saran dari atasan dengan baik.
Komitmen mutu
Menampilkan kinerja tanpa cacat : Pada saat melaporkan draf penulis
senantiasa memeriksa terlebih dahulu draf yang akan di ajukan dan
didiskusikan agar tidak ada kesalahan
Anti Korupsi
Sederhana : Pada saat membahas draf penulis senantiasa
menyampaikan informasi berupa draf rancangan dengan bahasa yang
mudah dipahami jelas, dan lugas
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan mengajukan Draf SOP mampu memberikan kontribusi
terhadap misi Inspektorat Perpusnas yaitu “Mendorong Seluruh
Aparat Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional
Memahami dan Mampu Mengimplementasikan Semua Regulasi
tentang Tata Kelola Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
a. Profesional : Penulis akan bekerja secara profesional dan maksimal
dalam memaparkan Draf SOP
b. Integritas : Penulis akan memaparkan draf dengan jujurdan penuh
tanggung jawab
e) Kegiatan V
Uji coba & sosialisasi draf SOP
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat jadwal uji coba & sosialisasi
b. Menyiapkan ruangan untuk sosialisasi
c. Membantu menyiapkan daftar hadir
d. Uji coba dan sosialisasi
e. Catatan hasil ujicoba dan evaluasi
2. Output/Hasil

55
Notulensi, Daftar hadir, Draf SOP dan Dokumentasi
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Jujur : Pada saat uji coba dan sosilisasi penulis senantiasa membantu
melakukan uji coba dan evaluasi dengan sebenar-benar nya tanpa
ditambahi dan dikurangi
Nasionalisme
Kepentingan Bersama : Pada saat uji coba dan sosialisasi penulis
membuat uji coba draf ini untuk kebutuhan bersama agar draf ini bisa
digunakan untuk kepentingan Instansi kedepan
Etika Publik
Transparan : Pada saat uji coba dan sosialisasi penulis senantiasa
menerima saran dan masukan dalam rangka keterbukaan untuk setiap
informasi dan perbaikan draf
Komitmen mutu
Efektif & Efisiensi : Pada saat uji coba dan sosialisasi penulis
senantiasa berusaha semaksimal mungkin menggunakan sumber daya
yang ada dalam pelaksanaan uji coba dan sosialisasi.
Anti Korupsi
Tanggung jawab : Penulis senantiasa melakukan uji coba dengan
benar, berdiskusi dengan baik, sehingga menghasilkan draf yang
benar
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan dari uji coba & Sosialisasi Draf mampu memberikan
kontribusi terhadap visi Inspektorat Perpusnas “Terwujudnya Tata
Kelola Pemerintahan yang Akuntabel di Lingkungan Perpustakaan
Nasional” dan misi Inspektorat “Mendorong Seluruh Aparat Sipil
Negara (ASN) di Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan
Mampu Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel
5. Penguatan Nilai Organisasi

56
a. Profesional : Penulis akan melakukan uji coba dengan maksimal
dan tanggung jawab
b. Sinergi : Penulis berkomitmen melakukan tugas dengan baik
c. Integritas : Penulis akan melakukan uji coba ini untuk memperbaiki
tahapan kegiatan
f) Kegiatan VI
Lapor ke atasan
1. Tahapan Kegiatan
a. Melakukan Perbaikan Draf SOP
b. Mengecek jadwal kegiatan atasan
c. Meminta kesediaan waktu untuk bertemu
d. Menyerahkan Draf akhir SOP
2. Output/Hasil
Draf Final SOP
3. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Akuntabilitas
Konsistensi : Pada saat mempresentasikan penulis senantiasa
memperbaiki terus menerus sampai mendapat draf yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi
Nasionalisme
Kerja Keras : Pada saat memperbaiki draf penulis senantiasa
bersungguh-sungguh memperbaiki draf sampai menghasilkan draf
akhir yang akurat
Etika Publik
Akurat: Pada saat memperbaiki draf penulis senantiasa memeriksa
dengan teliti terlebih dahulu sehingga draf yang diserahkan adalah
draf akhir yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan
Komitmen mutu
Orientasi Pada Pelanggan : Pada saat melaporkan draf Penulis
senantiasa menyajikan laporan draf akhir dengan tepat, cepat dan
akurat
Anti Korupsi

57
Disiplin : Pada saat memperbaiki draf penulis senantiasa
melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi Organisasi
Kegiatan dari Finalisasi Draf SOP mampu memberikan kontribusi
terhadap visi Inspektorat Perpusnas “Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintahan yang Akuntabel di Lingkungan Perpustakaan Nasional”
dan misi Inspektorat “Mendorong Seluruh Aparat Sipil Negara (ASN)
di Lingkungan Perpustakaan Nasional Memahami dan Mampu
Mengimplementasikan Semua Regulasi tentang Tata Kelola
Pemerintah yang Akuntabel”
5. Penguatan Nilai Organisasi
a. Akuntabilitas : Penulis dapat mempertanggung jawabkan draf final
b. Integritas : Penulis membuat draf final sesuai dengan peraturan
yang berlaku

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari hasil rancangan aktualisasi yang dibuat ini, nilai-nilai organisasi
pada Inspektorat Perpustakaan Nasional RI yaitu PASTII (Profesional,
Akuntabilitas, Sinergi, Transparan, Integritas dan Independen) selaras dengan
nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Selain lima dasar ANEKA, Penulis juga

58
diminta untuk memahami kedudukan dan peran PNS, diantaranya Whole Of
Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik.
Dengan menerapkan subtansi materi yang telah didapatkan selama
latihan dasar CPNS dapat membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak secara professional dalam melayani masyarakat
sehingga nantinya akan tercipta PNS yang berdedikasi tinggi serta mampu
menjadi pendorong kemajuan bangsa
Isu yang diangkat dalam kegiatan aktualisasi ini adalah belum optimal
penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat
Perpustakaan Nasional. Dengan gagasan pemecahan isu berupa pembuatan SOP
Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasi Risiko,
diharapkan pada proses penetapan isu sangat mendukung proses aktualisasi
penulis. Selain itu, implementasi nilai-nilai dasar profesi PNS meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
menambah efektifitas dan efisiensi waktu pengerjaan serta pemecahan isu dalam
tahapan aktualisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan selama 20 hari
kerja mulai dari tanggal 30 September – 27 Oktober 2019 di Inspektorat
Perpustakan Nasional RI.

B. Komitmen Diri
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Iin Suminar, AMd
Jabatan : Calon Auditor Terampil
Unit Kerja : Inspektorat
Instansi : Perpustakaan Nasional RI

59
Dengan ini saya berkomitmen bahwa dalam menjalankan tugas akan terus
menerapkan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
serta menjunjung tinggi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Demikian
komitmen diri ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Oktober 2019


Yang Membuat Komitmen

Iin Suminar
NIP. 19850624 201902 2 002

60
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.2014.Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia

Bovens, M. 2007. Analysing and Assessing Accountability: A Conceptual


Framework’ European Law Journal, Vol.13(4), pp. 447–468

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Akuntabilitas. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Etika Publik. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III tentang Nasionalisme. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

61
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS tentang Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS tentang Whole of Government. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Perpustakaan Nasional RI.2017.Rencana Strategis Perpustakaan Nasional


tahun 2015-2019.Jakarta: Perpustakaan Nasional

Inspektorat Perpustakaan Nasional RI.2017.Rencana Strategis Inspektorat


Perpustakaan Nasional tahun 2015-2019.Jakarta: Perpustakaan Nasional

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 tahun


2001 tentang Tindak Pidana Korupsi

62
Lampiran 1
RANCANGAN AKTUALISASI
Nama : Iin Suminar
Unit Kerja : Inspektorat Perpustakaan Nasional
Identifikasi Isu : a. Belum Optimalnya Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat
Perpustkaan Nasional
b. Belum optimalnya komunikasi dan koordinasi tindaklanjut hasil pengawasan dengan para
auditi
c. Belum optimalnya layanan konsultasi Inspektorat
d. Kurangnya Sosialisasi Pojok Konsultasi Inspektorat
e. Belum optimalnya kuisioner pelayanan Inspektorat
Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT Inspektorat
Perpustkaan Nasional
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan SOP Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Berbasis Risiko

63
Keterkaitan Kontribusi Penguatan Kedudukan
Output/
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi, Nilai dan Peran
Hasil
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi ASN
1 Konsultasi a. Mengecek jadwal Notulens Akuntabilitas Misi Inspektorat Profesional Whole Of
dengan atasan kegiatan atasan i & Kejelasan: Pada saat “Mendorong Sinergi Government
tentang b. Meminta kesediaan Dokume Konsultasi penulis Seluruh Aparat
rencana kerja waktu untuk ntasi akan senantiasa Sipil Negara
bertemu menggambarkan (ASN) Di
c. Melakukan dengan gamblang dan Lingkungan
konsultasi dengan detail mengenai Perpustkaan
atasan tentang maksud dan tujuan Nasional
rencana kerja pembuatan rancangan memahami dan
kegiatan aktualisasi Nasionalisme Mengimplemetasi
d. Menerima dan Musyawarah: Pada kan semua
mencatat masukan saat Konsultasi regulasi tentang
dari atasan. Penulis akan senatiasa tata kelola
e. Meminta ijin untuk menanyakan yang Pemerintah yang
membuat draf belum dipahami dan Akuntabel”
rancangan SOP menerima masukan
dari atasan dan senior
–senior

64
Etika publik
Sopan santun: Pada
saat konsultasi penulis
akan menggunakan
bahasa yang sopan,
ramah dan berperilaku
yang baik dalam
melakukan konsultasi
Komitmen mutu
Efektif dan efisien
dalam bekerja : Pada
saat konsultasi penulis
akan menggunakan
waktu yang ada untuk
menanyakan yang
belum dipahami .
Anti Korupsi
Keberanian: Pada saat
Konsultasi penulis
akan berani

65
menyampaikan
pendapat pada atasan
tetapi tetap
menggunakan etika
yang baik
2 Mengumpulka a. Menghubungi Staf Tersedia Akuntabilitas Misi Inspektorat Profesional Pelayanan
n Referensi TU nya Tanggung Jawab: “Mendorong Sinergi Publik dan
Yang b. Meminta data SOP Referens Pada saat meminta Seluruh Aparat Transparan Whole Of
Berkaitan Terdahulu i data dan mencari Sipil Negara Government
Dengan c. Mencari Referensi referensi penulis akan (ASN) Di
Pembuatan mengenai Informasi senantiasa mencari Lingkungan
Draf tentang penyusunan data-data tersebut Perpustkaan
PKPT Berbasis sesuai dengan aturan Nasional
Risiko yang berlaku dan memahami dan
d. Melakukan Studi benar, sehingga Mengimplemetasi
Literatur mendapatkan data kan semua
e. Mencatat Referensi yang akurat regulasi tentang
Nasionalisme tata kelola
Cermat dan disiplin: Pemerintah yang
Pada saat meminta Akuntabel”
data dan mencari

66
referensi penulis akan
senantiasa mencari
referensi dengan teliti
dan sesuai dengan
kebutuhan draf yang
diperlukan
Etika Publik
Profesional: Penulis
akan senantiasa
meningkatkan
kemampuan yang
berpegang teguh pada
nilai moral yang
mendukung serta
mendasari tindakan
dalam mencari
referensi
Komitmen Mutu
Bekerja dengan
berorientasi pada

67
mutu : Penulis dalam
mencari referensi akan
senantiasa mencari
yang sesuai dengan
kebutuhan dan
berasal dari sumber
yang dapat dipercaya
Anti Korupsi
Kerja keras: Penulis
akan senantiasa akan
bersungguh-sunguh
dalam mencari dan
mengumpulkan data
yang di dapat untuk
mencapai target yang
ditentukan
3 Membuat a. Menyiapkan data Catatan Akuntabilitas Misi Inspektorat Profesional Pelayanan
Draft untuk rancangan & Draf Integritas: Pada saat “Mendorong Akuntabilita Publik dan
rancangan b. Membuat Rancangan SOP membuat rancangan Seluruh Aparat s Whole Of
SOP c. Membahas Draf penulis akan Sipil Negara Transparan Government
Rancangan dengan senantiasa (ASN) Di Integritas

68
Mentor menjunjung tinggi Lingkungan
d. Mencatat saran dan nilai-nilai dan Perpustkaan
masukan dari Mentor mematuhi peraturan Nasional
yang berlaku dalam memahami dan
merancang draf sesuai Mengimplemetasi
dengan data referensi kan semua
yang di dapat regulasi tentang
Nasionalisme tata kelola
Kerjasama: Pada saat Pemerintah yang
membahas draf Akuntabel”
rancangan penulis
akan senantiasa
berinteraksi dengan
baik dengan mentor
dan senior agar draf
yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan
Etika Publik
Berdaya guna &
berhasil guna: Pada

69
saat pembuatan draf
penulis akan
senantiasa membuat
draf yang dapat
bermanfaat bagi
organisasi dan dapat
mendatangkan hasil
yang optimal
Komitmen Mutu
Inovatif :Pada saat
membuat draf penulis
akan senantiasa
membuat rancangan
dan ide yang
menghasilkan
penyempurnaan SOP
terdahulu
Anti Korupsi
Disiplin : Pada saat
membuat draf penulis

70
akan senantiasa
merujuk pembuatan
draf ini sesuai dengan
Peraturan yang
berlaku
4 Melaporkan a. Megecek jadwal Catatan Akuntabilitas Misi Inspektorat Profesional Whole of
Draft SOP kegiatan atasan & Draft Transparansi: Pada “Mendorong Sinergi Government
kepada atasan b. Meminta kesediaan SOP saat Seluruh Aparat Integritas
waktu untuk bertemu mempresentasikan Sipil Negara
c. Mempresentasikan Draf penulis akan (ASN) Di
Draft SOP senantiasa terbuka Lingkungan
d. Membahas Draft dalam menyampaikan Perpustkaan
SOP informasi yang Nasional
e. Mencatat saran & diperoleh dalam memahami dan
masukan dari atasan pembuatan draf SOP Mengimplemetasi
Nasionalisme kan semua
Musyawarah: Pada regulasi tentang
saat membahas draf tata kelola
penulis akan meminta Pemerintah yang
saran dan pendapat Akuntabel”
dari mentor dan atasan

71
untuk perbaikan Draf
SOP yang belum
sempurna
Etika Publik
Santun dalam
berkomunikasi : Pada
saat membahas
penulis akan
berkomunikasi dengan
bahasa yang baik,
mendengar dengan
baik, menerima saran
dari atasan dengan
baik.
Komitmen mutu
Menampilkan kinerja
tanpa cacat : Pada saat
melaporkan draf
penulis akan
senantiasa memeriksa

72
terlebih dahulu draf
yang akan di ajukan
dan didiskusikan agar
tidak ada kesalahan
Anti Korupsi
Sederhana: Pada saat
membahas draf
penulis akan
senantiasa
menyampaikan
informasi berupa draf
rancangan dengan
bahasa yang mudah
dipahami jelas, dan
lugas
5 Uji coba & a. Membuat jadwal uji Notulens Akuntabilitas Visi Inspektorat Profesional Whole of
Sosialisasi coba & Sosialisasi i Jujur: Pada saat Uji “Terwujudnya Integritas Government
Draf SOP b. Menyiapkan Daftar coba dan Sosialisasi Tata Kelola
ruangan untuk hadir penulis senantiasa Pemerintahan
sosialisasi Draft akan membantu yang Akuntabel di
c. Membantu SOP melakukan uji coba Lingkungan

73
menyiapkan Daftar Dokume dan evaluasi dengan Perpustakaan
hadir ntasi sebenar-benar nya Nasional”
d. Uji coba & tanpa ditambahi dan
Sosialisasi dikurangi
e. Catatan hasil uji Nasionalisme
coba dan evaluasi Kepentingan
Bersama : Pada saat
Uji coba dan
sosialisasi Penulis
akan membuat uji
coba draf ini untuk
kebutuhan bersama
agar draf ini bisa
digunakan untuk
kepentingan Instansi
kedepan
Etika Publik
Transparan: Pada saat
uji coba dan
sosialisasi penulis

74
akan senantiasa
menerima saran dan
masukan dalam
rangka keterbukaan
untuk setiap informasi
dan perbaikan draf
Komitmen mutu
Efektif & Efisiensi:
Pada saat ujicoba dan
Sosialisasi Penulis
akan senantiasa
berusaha semaksimal
mungkin
menggunakan sumber
daya yang ada dalam
pelaksanaan uji coba
dan sosialisasi.
Anti Korupsi
Tanggung jawab:
Penulis akan

75
senantiasa melakukan
uji coba dengan benar,
berdiskusi dengan
baik, sehingga
menghasilkan draf
yang benar
6 Lapor Ke a. Melakukan Draf Akuntabilitas Visi & Misi Akuntabilita Pelayanan
Atasan perbaikan Draft SOP SOP Konsistensi: Pada saat Inspektorat s Publik
b. Mengecek Jadwal final mempresentasikan Integritas
Kegiatan Atasan Draf Penulis akan
c. Meminta kesediaan senantiasa
waktu untuk memperbaiki terus
bertemu menerus sampai
d. Menyerahkan Draf mendapat draf yang
akhir SOP sesuai dengan
kebutuhan organisasi
Nasionalisme
Kerja Keras :Pada saat
memperbaiki draf
penulis akan
senantiasa

76
bersungguh-sungguh
memperbaiki draf
sampai menghasilkan
draf akhir yang akurat
Etika Publik
Akurat : Pada saat
memperbaiki draf
penulis akan
senantiasa memeriksa
dengan teliti terlebih
dahulu Sehingga draf
yang diserahkan
adalah draf akhir yang
benar dan dapat
dipertanggung
jawabkan
Komitmen mutu
Orientasi Pada
Pelanggan : Pada saat
melaporkan draf

77
penulis akan
senantiasa menyajikan
laporan draf akhir
dengan tepat, cepat
dan akurat
Anti Korupsi
Disiplin : Pada saat
memperbaiki draf
penulis akan
senantiasa
melaksanakan
kegiatan sesuai
dengan rencana yang
telah ditetapkan

78
Lampiran 2

LEMBAR BIMBINGAN COACH


LATSAR CPNS ANGKATAN 11 KELOMPOK III
PERPUSTKAAN NASIONAL RI
TAHUN 2019

Nama Peserta : Iin Suminar


Unit Kerja : Inspektorat Perpustkaan Nasional
Isu : Belum Optimalnya Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) di Inspektorat
Perpustakaan Nasional
Gagasan : Pembuatan SOP Penyusunan PKPT Berbasis Risiko
Nama Coach : Abdul Hani,SP.,MM
Media Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Komunikasi Coach
1 20-09-2019 Pengarahan Penentuan Tatap Muka
terkait isu daftar isu
aktualisasi
2 23-09-2019 Konfirmasi Penentuan Tatap Muka
Judul Judul
3 25-09-2019 Bimbingan Draf Tatap Muka
keterkaitan Rancangan
kegiatan nilai Aktualisas
ANEKA i
4 26-09-2019 Bimbingan Draf Tatap Muka
terkait Matrik Rancangan
nilai ANEKA Aktualisas
i
5 27-09-2019 Bimbingan Tayangan Tatap Muka
terkait
Presentasi
Seminar
Rancangan

79
6 05-10-2019 Melaporkan Revisi WhatsApp
hasil revisi Rancangan
rancangan
aktualisasi
7 10-10-2019 Melaporkan Catatan WhatsApp
progress
aktualisasi

Lampiran 3

80
LEMBAR BIMBINGAN MENTOR
LATSAR CPNS ANGKATAN 11 KELOMPOK III
PERPUSTKAAN NASIONAL RI
TAHUN 2019

Nama Peserta : Iin Suminar


Unit Kerja : Inspektorat Perpustkaan Nasional
Isu : Belum Optimalnya Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) di Inspektorat
Perpustakaan Nasional
Gagasan : Pembuatan SOP Penyusunan PKPT Berbasis Risiko
Nama Mentor : Agum Gumelar Marhaenda, S.Sos
Media Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Komunikasi Coach
1 19-09-2019 Pengarahan Penentuan WhatsApp
terkait isu daftar isu
aktualisasi
2 20-09-2019 Konfirmasi Penentuan WhatsApp
Judul Judul
3 23-09-2019 Bimbingan Penentuan WhatsApp
keterkaitan Judul
Revisi Judul
4 26-09-2019 Bimbingan Pedoman Email
terkait Penyusuna
Referensi n PKPT
data
pendukung
5 26-09-2019 Bimbingan Draf Email
terkait Draf Rancangan
Rancangan Aktualisasi
Aktualisasi
6 30-09-2019 Konsultasi Rancangan Tatap Muka
kegiatan Aktualisasi

81
aktualisasi
7 03-10-2019 Konsultasi Draf SOP Tatap Muka
Draf SOP

Lampiran 4

NOTULENSI KONSULTASI
PEMBUATAN DRAF SOP

Pelaksanaan
Hari/Tangal : Senin/30 September 2019
Tempat : Ruang Rapat gedung Inspektorat Lt 4C
Perihal : Konsultasi mengenai Rancangan Aktualisasi

Rincian Hasil Konsultasi:


 Inventarisasi dan buat resume kegiatan untuk aktualisasi
 Untuk format pembuatan SOP dasarnya adalah SOP Permenpan No. 35
tahun 2012
 Buat konsepnya terlebih dahulu bari dikonsultasikan
 Minggu ini diharapkan sudah ada draf nya

Pelaksanaan
Hari/Tangal : Selasa/01 Oktober 2019
Tempat : Gedung Inspektorat Lt 4C
Perihal : Studi Literatur / mencari data Referensi

Catatan :
 Permenpan No. 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
 SOP Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

82
 Peraruran Perpustakaan Nasional RI No.18 tahun 2017 tentang Penetapan
Risiko Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Perpustakaan
Nasional & Lampiran nya
 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 3 tahun 2015 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Perpustakaan Nasional
 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 130 Tahun 2019 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan di Lingkunagn Perpustakaan Nasional
 Pedoman Perencanaan Audit Berbasis Risiko Auditor Intern Pemerintah
Indonesia

Pelaksanaan
Hari/Tangal : Kamis/03 Oktober 2019
Tempat : Gedung Inspektorat Lt 4C
Perihal : Konsultasi Rancangan Draf SOP

Rincian Hasil Konsultasi:


 Yang diperbaiki poin 3 diganti pake symbol belah ketupat karena
Pengambilan Keputusan
 Yang poin 5 juga diganti pakai symbol belah ketupat karena pengambilan
keputusan

Pelaksanaan
Hari/Tangal : Jumat/04 Oktober 2019
Tempat : Gedung Inspektorat Lt 4C
Perihal : Lapor ke Atasan

Rincian Hasil Konsultasi:


 Isi Draf sudah tidak ada yang dirubah namun judul tabel minta di
tampilkan di setiap halaman.

83
84

Anda mungkin juga menyukai