Anda di halaman 1dari 4

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA (M-9)

Annisa Nur Rahmawati(140310170005)*, Arvyndito Bisma Nugraha(140310170007)


Program Studi Fisika, MIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 29 April 2019 (07.00-11.30)

Asisten: Husna Farida

Abstrak
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik menjadi monokromatik karena adanya
perbedaan indeks bias medium asal dengan medium yang dituju. Dispersi hanya bisa di alami oleh
gelombang cahaya. Ketika cahaya menuju prisma , maka yang menjadi medium asal adalah udara dan
medium yang dituju adalah prisma. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja spektrometer-
goniometer, menentukan indeks bias dari berbagai prisma berongga, menentukan indeks bias dari berbagai
prisma gelas, dan menunjukkan hubungan antara indeks bias dengan panjang gelombang (kurva dispersi).
Pada percobaan, digunakan alat yaitu spektrometer-goniometer untuk mengamati spektrum cahaya lalu
diukur sudutnya. Dari percobaan tersebut dihasilkan indeks bias yang didapat adalah untuk warna ungu,
hijau dan jingga secara berturut-turut pada prisma kaca sebesar 0.1525; 0.8723; dan 1.4709 dengan KSR
sebesar 91.0285%; 48.6865%; dan 13.4763%. Pada prisma berisi cairan gliserol sebesar 1.7498; 0.8524;
dan 0.3782 dengan KSR sebesar 2.9312%; 49.8618%; dan 77.7512%.

Kata kunci: dispersi, prisma, deviasi, polikromatik, monokromatik

I. Pendahuluan Prisma adalah sebuah benda tembus cahaya


Cahaya adalah pancaran gelombang yang terbuat dari kaca yang di batasi oleh dua bidang
elektromagnetik atau salah satu bentuk energi yang datar yang membentuk sudut tertentu. Bidang datar
dipancarkan oleh benda atau sumber cahaya dalam ini disebut sebagai bidang pembias dan sudut yang
bentuk gelombang elektromagnetik. Cahaya di bentuk kedua sisi prisma disebut sudut pembias.
memiliki dapat dikatakan sebagai partikel dan Nilai dari daya pemecah prisma bisa ditentukan dari
gelombang atau dikenal dengan dualisme cahaya. kurva dispersi. Kemiringan dari kurva dispersi
Cahaya bisa ditinjau dengan partikel karena cahaya menyatakan nilai daya pemecah prisma.
dapat di hamburkan dalam paket-paket energi
(foton) dan cahaya bisa di tinjau sebagai gelombang
karena cahaya memiliki sifat sebagai gelombang
yang salah satunya adalah dispersi. Cahaya tidak
bisa di tinjau sebagai gelombang dan partikel secara
bersamaan tapi harus ditinjau secara terpisah. Pada
praktikum kali ini akan fokus pada salah satu sifat
gelombang yaitu dispersi.
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya
polikromatik (putih) menjadi sinar monokromatik Gambar 2. Proses pembiasan cahaya pada prisma
dengan cara pembiasan cahaya. Dipersi dapat terjadi
karena adanya perbedaan indeks bias antara medium Warna dengan panjang gelombang terkecil akan
asal dengan medium yang dituju, sehingga ketika memiliki sudut deviasi total terbesar begitupun
cahaya memasuki prisma maka cahaya tersebut akan sebaliknya. Hal tersebut karena nilai indeks bias
diuraikan berdasarkan nilai panjang gelombang (λ) yang bergantung pada panjang gelombang cahaya.
masing-masing berkas sinar yang nantinya akan Semakin besar panjang gelombang maka semakin
menghasilkan spektrum warna . kecil nilai indeks biasnya. Nilai indeks bias yang
kecil mengakibatkan sudut bias cahaya semakin
kecil pula. Hal tersebut menjadi alasan kenapa warna
ungu berada dibawah dan warna merah diatas
Alat yang digunakan untuk mengamati dispersi
pada prisma tersebut adalah Spektrometer –
goniometer dimana merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk menentukan indeks bias dan
dispersi dari kaca dan kristal dengan presisi yang
tinggi. Cara kerjanya yaitu cahaya dari sumber
Gambar 1. Dispersi pada prisma
diarahkan ke prisma oleh kolimator kemudian
spektrum cahaya diamati dengan teleskop dan sudut gunakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah
deviasi yang dibentuk oleh tiap cahaya dapat mengkalibrasi spektrometer yaitu dengan
ditentukan oleh goniometer memposisikan kedua skala 0 pada spektrometer
membentuk garis lurus.
II. Metode Penelitian Langkah selanjutnya adalah dengan
memposisikan teleskop berada pada posisi
2.1 Skema Alat nol(sejajar dengan pengamat). Setelah itu , putar
teleskop ke sebelah kanan sampai menemukan
spektrum warna. Ketika spektrum warna sudah bisa
diamati, langkah selanjutnya adalah memposisikan
sumbu pada teleskop berada si tengah dari setiap
spektrum warna yang akan di amati. Hasil
pengukuran untuk sudut dispersi(φ) dapat dilihat
pada skala yang terdapat pada spektrometer.Setelah
semua spektrum warna teramati , langkah
selanjutnya adalah mengembalikan teleskop pada
posisi nol. Setelah itu, memutar teleskop ke sebelah
kiri dan kembali mengamati nilai sudut dispersi
untuk masing-masing spektrum warna yang
teramati.

Gambar 3. Skema alat spectrometer-goniometer Mempersiapan alat dan bahan

2.2 Alat dan Fungsi

Alat- alat yang digunakan pada praktikum kali Menempatkan prisma pada
ini adalah Spektrometer –goniometer, terdapat tempat yang ingin didispersikan
sebuah meja kecil yang nantinya digunakan untuk
meletakkan prisma, ada kolimator yang digunakan
untuk memfokuskan cahaya yang masuk, dan Mengukur sudut kiri dan sudut kanan ketika
teleskop untuk melihat hasil dispersi cahaya, dan ada cahaya telah terdispersikan
skala untuk melihat nilai sudut dispersi untuk
masing-masing spektrum warna, pemegang lampu
untuk menyangga lampu, lampu sebagai sumber Analisa data dan kesimpulan
cahaya, power supply sebagai sumber daya bagi
lampu, prisma kaca & prisma berongga sebagai Gambar 4. Diagram alir percobaan Dispersi dan
media dispersi, difraksi grating untuk proses Daya Pemecah Prisma
difraksi, glucerol dan metanol sebagai objek yang
akan ditentukan indeks biasnya. III. Hasil dan Pembahasan
2.1 Prosedur Penelitian 3.1 Data Percobaan dan Pengolahan Data

Langkah pertama dari partikum ini adalah Dari hasil percobaan Osiloskop diperoleh data
mengkalibrasi terlebih dahulu spektrometer- sebagai berikut :
goniometer. Cara pengkalibrasinya sama dengan alat
ukur lainnya, yaitu mengenolkan skala. Karena pada Tabel 1. Menentukan indeks bias dari cahaya
alat ini ada 2 skala, maka untuk kalibrasi kedua skala tampak dari prisma kaca
ini harus saling berhimpitan di posisi 0. Dan untuk Warna λ (nm) θkiri (°) θkanan (°) ẟt (°) n KSR
pembacaannya , sama dengan pembacaan jangka Ungu 405.1 61 167.5 53.25 0.1525 91.0285
sorong, yaitu dengan melihat skala yang berhimpitan Hijau 493.9 60 168 54 0.8723 48.6865
dengan angka 0 pada skala yang kecil.meletakkan Jingga 579.8 60.5 170 54.75 1.4709 13.4763
prisma pada meja spectrometer. Selanjutnya prisma
yang digunakan pertama kali adalah prisma biasa. Tabel 2. Menentukan indeks bias dari cahaya
Lalu menghidupkan sumber cahaya. Sumber cahaya tampak dari prisma berisi glycerol
yang digunakan pada pratikum ini adalah cahaya
Warna λ (nm) θkiri (°) θkanan (°) ẟt (°) n KSR
putih (cahaya polikromatik). Setelah sumber cahaya
Ungu 405.1 61.5 176 57.25 1.7498 2.9312
hidup, tunggu selama 5 menit supaya intensitas
sumber maksimal. Berkas cahaya dari sumber pada Hijau 493.9 61 178 58.5 0.8524 49.8618
awalnya akan melewati kolimator yang ada pada Jingga 579.8 60.5 178.5 59 0.3782 77.7512
ujung tabung spektrometer. Sebelum spektrometer di
harus di lakukan adalah memposisikan teleskop pada
posisi nol (sejajar dengan pengamat). Mengatur
posisi teleskop harus dilakukan sebelum
mengkalibrasi skala pada spektrometer –
goniometer, karena jika posisi teleskop di atur
setelah spektrometer-goniometer di kalibrasi maka
putaran dari teleskop akan mengubah posisi dari
kalibrasi spektrometer –goniometer yang nantinya
akan mempengaruhi hasil pengukuran sudut deviasi.
Untuk mengukur sudut deviasi spektrum warna ,
hal yang harus dilakukan hanya memutar teleskop
sampai menemukan spektrum warna dan untuk hasil
Gambar 5. Grafik hubungan antara indeks bias yang akurat skala pada teleskop harus di posisikan di
dengan panjang gelombang tengah-tengah spektrum warna yang akan di amati.
Spektrum warna yang terbentuk sangat
Pengolahan data : berdempetan , sehingga hasil pengukuran sudut
Menentukan sudut deviasi deviasi tidak akan terlalu berbeda jauh. Hal ini
terbukti pada hasil pengukuran . Karena tidak semua
𝛿𝑡 = |
𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 −𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
|=|
60.5−170
| ≈ 54.75° spektrum warna yang bisa di amati, sehingga ada
2 2 kemungkinan hasil pengukuran antar spektrum
warna berbeda. Pengukuran sudut deviasi dilakukan
Menentukan indeks bias untuk sebelah kanan dan sebelah kiri, dan
berdasarkan teori hasil pengukuran sudut deviasi
𝛿𝑡 +60 54.75+60
𝑛 = 2 𝑥 sin( ) = 2 𝑥 sin( ) ≈ 1.4709 untuk sebelah kanan sama dengan sebelah kirinya.
2 2
Tapi pada hasil percobaan , hasil pengukuran sudut
Menentukan KSR deviasi untuk sebelah kanan berbeda dengan sebelah
𝑛 − 𝑛𝑙𝑖𝑡 kirinya, hal ini bisa terjadi karena sebelum
𝐾𝑆𝑅 = | | 𝑥 100 pengukuran kesisi sebelah kiri teleskop tidak di
𝑛𝑙𝑖𝑡
1.4709 − 1.7 kembalikan ke posisi nol yang sama dengan
=| | 𝑥100% ≈ 13.4763% awalnya. Hal ini bisa menyebabkan ketidaksamaan
1.7
dalam pengukuran sudut deviasi untuk kiri dan
3.2 Analisa Data kanan.
Nilai sudut deviasi kiri dan kanan ini akan
Pada pratikum dipersi dan daya pemecah prisma digunakan untuk menentukan nilai sudut deviasi
ini yang akan diamati adalah sudut dispersi untuk minimum(δ). Dari sudut deviasi minimum ini,
semua spektrum warna hasil dari dispersi cahaya nantinya akan digunakan untuk menentukan nilai
polikromatik (cahaya putih). Ketika cahaya indeks bias dari masing-masing prisma . Indeks bias
polikromatik menuju prisma maka yang menjadi tebesar hasil pratikum adalah pada prisma glass yaitu
medium asal adalah udara dan medium yang dituju sebesar 1,4709 dan KSR nya sebesar 13.4763%
adalah prisma . Karena udara dan prisma memiliki sedangkan indeks bias terbesar dari prisma gliserol
indeks bias yang berbeda, sehingga ketika cahaya sebesar 1,7498 dan KSR sebesar 2.9312%. KSR
mulai memasuki prisma maka cahaya tersebut ada yang didapatkan cenderung besar karena pembacaan
yang di refleksi dan ada yang di transmisi. sudut yang kurang tepat pada masing-masing sudut
Cahaya hasil refleksi ini akan menjadi sumber juga berhimpitnya spektrum warna sehingga
untuk proses difreksi selanjutnya ketika cahaya akan terdapat gradasi antara beberapa warna dan sudutnys
meninggalkan medium prisma dan meuju medium tidak diketahui dengan jelas.
udara. Ketika sumber cahaya mulai di hidupkan, Berdasarkan teori nilai indeks bias berbanding
harus menunggu sekitar 5 menit sampai intensitas terbalik dengan panjang gelombang. Jika dilihat
cahayanya maksimal sehingga spektrum warna hasil pada grafik hasil percobaan ada data yang
dispersi akan terlihat jelas. Cahaya dari sumber akan menunjukkan bahwa indeks bias berbanding lurus
menuju kolimator yang ada pada spektrometer- dengan panjang gelombangnya pada prisma kaca
goniometer. Setelah itu , cahaya akan menuju prisma dan berbanding terbalik pada prisma gliserol. Hal ini
dan akan terbentuk spektrum warna yang bisa di terjadi karena adanya perbedaan sudut deviasi yang
amati dengan menggunakan teleskop. terlalu besar pada sisi kanan dan sisi kiri prisma yang
Untuk mengukur sudut dispersi dari setiap diamati , sehingga sudut deviasi yang teramati bukan
spektrum warna , maka digunakan spektrometer- lah sudut deviasi minimumnya. Hal ini juga bisa di
goniometer. Karena spektrometer-goniometer sebabkan karena panjang gelombang yang di
adalah suatu alat ukur, sehingga sebelum digunakan gunakan sebagai literatur bukanlah nilai dari panjang
harus di kalibrasi terlebih dahulu. Tapi sebelum gelombang yang teramati pada saat pratikum.
spektrometer- goniometer di kalibrasi , hal yang
IV. Kesimpulan

1. Spektrometer- goniometer adalah suatu alat


ukur yang digunakan untuk menentukan
sudut deviasi dan memiliki presisi yang
tinggi. Cara kerja alat ini ialah cahaya dari
sumber pada awalnya akan memasuki
kolimator untuk di fokuskan menuju prisma,
ketika cahaya masuk dan keluar dari prisma
maka cahaya tersebut akan di dispersi dan
akan menghasilkan spektrum warna yang
masing-maisng memiliki panjang gelombang
yang berbeda.
2. Indeks bias yang didapatkan pada prisma kaca
adalah:
nungu = 0.1525
nhijau = 0.8723
njingga =1.4709
3. Indeks bias yang didapatkan pada prisma kaca
adalah:
nungu = 1.7489
nhijau = 0.8524
njingga = 0.3782
4. Berdasarkan teori indeks bias (n) suatu bahan
memiliki hubungan yang berbanding terbalik
dengan panjang gelombangnya. Apabila
panjang gelombangnya kecil maka indeks
biasanya semakin besar,begitupun sebaliknya.

Daftar Pustaka

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar 2.


Bandung : ITB.
Fisika Zone. 2014. Sudut deviasi pembiasan cahaya
pada prisma. http://fisikazone.com/pembiasan-
cahaya-pada-prisma/. (diakses pada 28April
2019, pukul 20.59).
PHYWE.Spectrometer-Goniometer.
http://phywe.com/spectrometer-goniometer/.
(diakses pada 28 April 2019, pukul 21.22 )
.

Anda mungkin juga menyukai