Toaz - Info Dispersi PR
Toaz - Info Dispersi PR
Abstrak
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik menjadi monokromatik karena adanya
perbedaan indeks bias medium asal dengan medium yang dituju. Dispersi hanya bisa di alami oleh
gelombang cahaya. Ketika cahaya menuju prisma , maka yang menjadi medium asal adalah udara dan
medium yang dituju adalah prisma. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja spektrometer-
goniometer, menentukan indeks bias dari berbagai prisma berongga, menentukan indeks bias dari berbagai
prisma gelas, dan menunjukkan hubungan antara indeks bias dengan panjang gelombang (kurva dispersi).
Pada percobaan, digunakan alat yaitu spektrometer-goniometer untuk mengamati spektrum cahaya lalu
diukur sudutnya. Dari percobaan tersebut dihasilkan indeks bias yang didapat adalah untuk warna ungu,
hijau dan jingga secara berturut-turut pada prisma kaca sebesar 0.1525; 0.8723; dan 1.4709 dengan KSR
sebesar 91.0285%; 48.6865%; dan 13.4763%. Pada prisma berisi cairan gliserol sebesar 1.7498; 0.8524;
dan 0.3782 dengan KSR sebesar 2.9312%; 49.8618%; dan 77.7512%.
Alat- alat yang digunakan pada praktikum kali Menempatkan prisma pada
ini adalah Spektrometer –goniometer, terdapat tempat yang ingin didispersikan
sebuah meja kecil yang nantinya digunakan untuk
meletakkan prisma, ada kolimator yang digunakan
untuk memfokuskan cahaya yang masuk, dan Mengukur sudut kiri dan sudut kanan ketika
teleskop untuk melihat hasil dispersi cahaya, dan ada cahaya telah terdispersikan
skala untuk melihat nilai sudut dispersi untuk
masing-masing spektrum warna, pemegang lampu
untuk menyangga lampu, lampu sebagai sumber Analisa data dan kesimpulan
cahaya, power supply sebagai sumber daya bagi
lampu, prisma kaca & prisma berongga sebagai Gambar 4. Diagram alir percobaan Dispersi dan
media dispersi, difraksi grating untuk proses Daya Pemecah Prisma
difraksi, glucerol dan metanol sebagai objek yang
akan ditentukan indeks biasnya. III. Hasil dan Pembahasan
2.1 Prosedur Penelitian 3.1 Data Percobaan dan Pengolahan Data
Langkah pertama dari partikum ini adalah Dari hasil percobaan Osiloskop diperoleh data
mengkalibrasi terlebih dahulu spektrometer- sebagai berikut :
goniometer. Cara pengkalibrasinya sama dengan alat
ukur lainnya, yaitu mengenolkan skala. Karena pada Tabel 1. Menentukan indeks bias dari cahaya
alat ini ada 2 skala, maka untuk kalibrasi kedua skala tampak dari prisma kaca
ini harus saling berhimpitan di posisi 0. Dan untuk Warna λ (nm) θkiri (°) θkanan (°) ẟt (°) n KSR
pembacaannya , sama dengan pembacaan jangka Ungu 405.1 61 167.5 53.25 0.1525 91.0285
sorong, yaitu dengan melihat skala yang berhimpitan Hijau 493.9 60 168 54 0.8723 48.6865
dengan angka 0 pada skala yang kecil.meletakkan Jingga 579.8 60.5 170 54.75 1.4709 13.4763
prisma pada meja spectrometer. Selanjutnya prisma
yang digunakan pertama kali adalah prisma biasa. Tabel 2. Menentukan indeks bias dari cahaya
Lalu menghidupkan sumber cahaya. Sumber cahaya tampak dari prisma berisi glycerol
yang digunakan pada pratikum ini adalah cahaya
Warna λ (nm) θkiri (°) θkanan (°) ẟt (°) n KSR
putih (cahaya polikromatik). Setelah sumber cahaya
Ungu 405.1 61.5 176 57.25 1.7498 2.9312
hidup, tunggu selama 5 menit supaya intensitas
sumber maksimal. Berkas cahaya dari sumber pada Hijau 493.9 61 178 58.5 0.8524 49.8618
awalnya akan melewati kolimator yang ada pada Jingga 579.8 60.5 178.5 59 0.3782 77.7512
ujung tabung spektrometer. Sebelum spektrometer di
harus di lakukan adalah memposisikan teleskop pada
posisi nol (sejajar dengan pengamat). Mengatur
posisi teleskop harus dilakukan sebelum
mengkalibrasi skala pada spektrometer –
goniometer, karena jika posisi teleskop di atur
setelah spektrometer-goniometer di kalibrasi maka
putaran dari teleskop akan mengubah posisi dari
kalibrasi spektrometer –goniometer yang nantinya
akan mempengaruhi hasil pengukuran sudut deviasi.
Untuk mengukur sudut deviasi spektrum warna ,
hal yang harus dilakukan hanya memutar teleskop
sampai menemukan spektrum warna dan untuk hasil
Gambar 5. Grafik hubungan antara indeks bias yang akurat skala pada teleskop harus di posisikan di
dengan panjang gelombang tengah-tengah spektrum warna yang akan di amati.
Spektrum warna yang terbentuk sangat
Pengolahan data : berdempetan , sehingga hasil pengukuran sudut
Menentukan sudut deviasi deviasi tidak akan terlalu berbeda jauh. Hal ini
terbukti pada hasil pengukuran . Karena tidak semua
𝛿𝑡 = |
𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 −𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
|=|
60.5−170
| ≈ 54.75° spektrum warna yang bisa di amati, sehingga ada
2 2 kemungkinan hasil pengukuran antar spektrum
warna berbeda. Pengukuran sudut deviasi dilakukan
Menentukan indeks bias untuk sebelah kanan dan sebelah kiri, dan
berdasarkan teori hasil pengukuran sudut deviasi
𝛿𝑡 +60 54.75+60
𝑛 = 2 𝑥 sin( ) = 2 𝑥 sin( ) ≈ 1.4709 untuk sebelah kanan sama dengan sebelah kirinya.
2 2
Tapi pada hasil percobaan , hasil pengukuran sudut
Menentukan KSR deviasi untuk sebelah kanan berbeda dengan sebelah
𝑛 − 𝑛𝑙𝑖𝑡 kirinya, hal ini bisa terjadi karena sebelum
𝐾𝑆𝑅 = | | 𝑥 100 pengukuran kesisi sebelah kiri teleskop tidak di
𝑛𝑙𝑖𝑡
1.4709 − 1.7 kembalikan ke posisi nol yang sama dengan
=| | 𝑥100% ≈ 13.4763% awalnya. Hal ini bisa menyebabkan ketidaksamaan
1.7
dalam pengukuran sudut deviasi untuk kiri dan
3.2 Analisa Data kanan.
Nilai sudut deviasi kiri dan kanan ini akan
Pada pratikum dipersi dan daya pemecah prisma digunakan untuk menentukan nilai sudut deviasi
ini yang akan diamati adalah sudut dispersi untuk minimum(δ). Dari sudut deviasi minimum ini,
semua spektrum warna hasil dari dispersi cahaya nantinya akan digunakan untuk menentukan nilai
polikromatik (cahaya putih). Ketika cahaya indeks bias dari masing-masing prisma . Indeks bias
polikromatik menuju prisma maka yang menjadi tebesar hasil pratikum adalah pada prisma glass yaitu
medium asal adalah udara dan medium yang dituju sebesar 1,4709 dan KSR nya sebesar 13.4763%
adalah prisma . Karena udara dan prisma memiliki sedangkan indeks bias terbesar dari prisma gliserol
indeks bias yang berbeda, sehingga ketika cahaya sebesar 1,7498 dan KSR sebesar 2.9312%. KSR
mulai memasuki prisma maka cahaya tersebut ada yang didapatkan cenderung besar karena pembacaan
yang di refleksi dan ada yang di transmisi. sudut yang kurang tepat pada masing-masing sudut
Cahaya hasil refleksi ini akan menjadi sumber juga berhimpitnya spektrum warna sehingga
untuk proses difreksi selanjutnya ketika cahaya akan terdapat gradasi antara beberapa warna dan sudutnys
meninggalkan medium prisma dan meuju medium tidak diketahui dengan jelas.
udara. Ketika sumber cahaya mulai di hidupkan, Berdasarkan teori nilai indeks bias berbanding
harus menunggu sekitar 5 menit sampai intensitas terbalik dengan panjang gelombang. Jika dilihat
cahayanya maksimal sehingga spektrum warna hasil pada grafik hasil percobaan ada data yang
dispersi akan terlihat jelas. Cahaya dari sumber akan menunjukkan bahwa indeks bias berbanding lurus
menuju kolimator yang ada pada spektrometer- dengan panjang gelombangnya pada prisma kaca
goniometer. Setelah itu , cahaya akan menuju prisma dan berbanding terbalik pada prisma gliserol. Hal ini
dan akan terbentuk spektrum warna yang bisa di terjadi karena adanya perbedaan sudut deviasi yang
amati dengan menggunakan teleskop. terlalu besar pada sisi kanan dan sisi kiri prisma yang
Untuk mengukur sudut dispersi dari setiap diamati , sehingga sudut deviasi yang teramati bukan
spektrum warna , maka digunakan spektrometer- lah sudut deviasi minimumnya. Hal ini juga bisa di
goniometer. Karena spektrometer-goniometer sebabkan karena panjang gelombang yang di
adalah suatu alat ukur, sehingga sebelum digunakan gunakan sebagai literatur bukanlah nilai dari panjang
harus di kalibrasi terlebih dahulu. Tapi sebelum gelombang yang teramati pada saat pratikum.
spektrometer- goniometer di kalibrasi , hal yang
IV. Kesimpulan
Daftar Pustaka