MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Neurologi
Dosen Pengampu: Nisa Nurhidayah, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 5
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
D. Kegunaan Makalah................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerebral Palsy ..................................................... 3
B. Penyebab Cerebral Palsy ...................................................... 4
C. Klasifikasi Cerebral Palsy .................................................... 5
D. Tanda-Tanda Awal Penderita Cerebral Palsy ...................... 7
E. Pemeriksaan Penunjang yang Dapat Dilakukan untuk
Mendiagnosis Cerebral Palsy ............................................... 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
B. Saran....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja penyebab cerebral palsy?
2. Apa saja klasifikasi cerebral palsy?
1
2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari makalah
ini adalah:
1. Mengetahui penyebab cerebral palsy.
2. Mengetahui klasifikasi cerebral palsy.
3. Mengetahui tanda-tanda awal penderita cerebral palsy.
4. Mengetahui cara mendiagnosis cerebral palsy.
D. Kegunaan Makalah
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat
digunakan untuk kepentingan baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Sebagai sarana dalam mengembangkan pengetahuan mengenai
cerebral palsy.
2. Kegunaan praktis
a. Penulis, sebagai sarana penambah pengetahuan dan konsep
keilmuan khususnya tentang cerebral palsy.
b. Pembaca, sebagai media informasi tentang cerebral palsy.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
tonus otot yang dapat berubah (bervariasi dari terlalu kencang hingga
terlalu longgar) tidak hanya dari hari ke hari, tetapi bahkan selama satu
hari.
c. CP Ataksid/ Ataxia, penyandang mengalami gangguan pada
keseimbangan dan koordinasi. Penderita sering menunjukkan
koordinasi yang buruk, berjalan tidak stabil dengan gaya berjalan kaki
terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi saling berjauhan,
berjalan gontai kesulitan dalam melakukan gerakan cepat dan tepat,
misalnya menulis, atau mengancingkan baju. Mereka mungkin goyah
saat berjalan. Mereka mungkin mengalami kesulitan dengan gerakan
cepat atau gerakan yang membutuhkan banyak kontrol, seperti
menulis. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengendalikan tangan
atau lengan mereka ketika mereka meraih sesuatu.
d. CP Campuran, yaitu penderita yang mengalami kelainan dua atau lebih
dari tipe-tipe kelainan di atas.
c. Tes Laboratorium
1) Analisa kromosom
Analisis kromosom dapat menunjukkan identifikasi suatu anomali
genetik, contohnya down syndrome, ketika anomali tersebut
muncul pada sistem organ.
2) Tes fungsi tiroid
Tes fungsi tiroid dapat menunjukkan kadar hormon tiroid yang
rendah dapat menyebabkan beberapa cacat bawaan dan retardasi
mental berat (kecerdasan atau kemampuan mental seseorang
berada di bawah rata-rata, disertai dengan kurangnya keterampilan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari).
3) Tes kadar ammonia darah
Kadar ammonia yang tinggi dalam darah (hiperammonemia)
bersifat toksik terhadap sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang).
d. Imaging test
Imaging test sangat membantu dalam mendiagnosis hidrosefalus,
abnormalitas struktural dan tumor. Informasi yang diberikan dapat
membantu dalam menentukan prognosis jangka panjang seorang anak.
1) Computed Tomography Scan (CT Scan)
Teknik ini merupakan gabungan sinar X dan teknologi komputer
yang menghasilkan suatu gambar yang memperlihatkan setiap
bagian tubuh secara rinci. CT scan kepala dapat menjabarkan
struktur jaringan otak, dokter dapat menentukan prognosis
penderita CP.
2) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk
menciptakan gambar dan struktur internal otak. Dilakukan pada
anak-anak yang lebih tua. MRI adalah teknik imaging yang
canggih, menghasilkan gambar yang lebih baik dalam hal struktur
11
A. Kesimpulan
Cerebral palsy adalah istilah untuk kelompok gangguan neuorologikal
yang muncul di awal kehidupan anak. Kondisi ini secara permanen
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur gerakan.
Ketidaknormalan pada otak menyebabkan cerebral palsy, meski sering kali
tak ada penyebab spesifik yang ditemukan. Cerebral palsy biasanya tidak
bersifat progresif, berarti tidak bertambah buruk seiring pertambahan usia.
Beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan CP antara lain
cedera janin, infeksi maternal, cedera kepala, komplikasi kelahiran dan infeksi
pada otak seperti meningitis dan ensepalitis. CP pada kelainan fisiologi terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu spastik, atetoid, dan ataksid. Namun jenis CP yang
paling umum adalah spastik, yaitu ketidakmampuan penderita untuk
merilekskan otot karena otot menjadi kaku.
Gejala cerebral palsy biasanya berkembang sebelum anak berumur 3
tahun. Orangtua jadi orang pertama yang mengetahuinya, dan menyadari
kalau anak tidak berkembang secara normal. Tanda CP bervariasi dari rentang
ringan hingga berat. Beberapa orang dengan kondisi ini secara intelektual
mengalami kekurangan tapi banyak juga yang tidak mengalami masalah
mental sama sekali.
Perawatan pada anak CP memerlukan pengertian dan kerjasama yang
baik dari pihak orangtua ataupun keluarga penderita. Hal ini akan sangat
tercapai dengan baik jika diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus.
Perlu ditekankan pada orangtua penderita CP, bahwa tujuan dari
pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya. Tetapi
mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal
mungkin, sehingga diharapkan anak tersebut dapat melakukan aktivitas sehari-
hari tanpa bantuan atau hanya membutuhkan sedikit bantuan.
12
13
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan pada pembaca dan bermanfaat.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
AA, Oka Lely dan Soetjiningsih. (2000). Aspek Kognitif Dan Psikososial pada
Anak Dengan Palsi Serebral. Jurnal Sari Pediatri, Vol.2, No.2.
Center for Disease Control and Prevention. (2021). What is Cerebral Palsy?.
Diakses pada 15 Desember 2021, dari
https://www.cdc.gov/ncbddd/cp/facts.html
Fransisca, S. B., Theresia, M. I., & Joudy, G. (2016). Prevalensi anak cerebral
palsy di instalasi rehabilitasi medik rsup PROF.DR.R.D.kandau manado
periode 2015. Jurnal Kedokteran Klinik.
Putri, Sayu Made Ardhia Pramayanti dkk. 2019. Faktor Prenatal, Perinatal, dan
Postnatal Kejadian Cerebral Palsy pada Anak Di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar. Jurnal Medika Udayana, Vol. 8 No.8.
14
15
Ratnasari, Aida Ayu. (2019). Pengalaman Ibu Merawat Anak dengan Penyakit
Cerebral Palsy di Desa Kademangan Kec. Pagelaran Kabupaten Malang.
Karya Tulis Ilmiah Universitas Muhammadiyah Malang.