537 1007 1 SM
537 1007 1 SM
Yoseph Rasiman
Abstrak
Paper ini dibuat sebagai memenuhi persyaratan dari kelas “Natur Doktrin” dan tujuan
paper ini adalah untuk membahas apa itu natur dari teologi. Paper ini berusaha
mendeskripsikan pandangan dan banyak definisi mengenai apa itu teologi dan relasinya
dengan disiplin lain, hidup serta ilmu pengetahuan.
Thesis dari paper ini adalah bahwa teologi mempunyai multiaspek dan multidimensi.
Pengertian teologi itu begitu limpah. Karena itu lebih baik mengerti apa natur teologi
sebelum belajar teologi sehingga dapat menikmati esensinya dengan kaya.
Kiranya paper ini boleh menjadi berkat bagi kemuliaan nama Tuhan.
Teologi tidak bisa dikatakan sebagai Calvin di dalam pembukaan buku I Ins-
science secara kaku. Karena pengetahuan titute of Christian Religion mengatakan
yang dinyatakan yang diterima dengan bahwa pengetahuan tentang Allah dan
iman tidak termasuk kategori self-evident pengetahuan tentang diri adalah ber-
necessary reason. Teologi tidak ber- kaitan. Ketika mengetahui tentang Allah
dasarkan terang natural dan karena itu maka mengetahui tentang diri dan ketika
tidak ada bukti mengenai objeknya diban- mengetahui tentang diri maka mengetahui
dingkan dengan bukti ilmu pengetahuan tentang Allah[22]. Karena itu maka teologi
(science) mengenai hal-hal teratur yang yang adalah pengetahuan tentang Allah
kontingen. Karena itu teologi tidak bisa juga meliputi pengetahuan tentang diri.
secara kaku dikatakan sebuah ilmu Teologi juga adalah anthropologi. Kemu-
pengetahuan. dian selanjutnya John Frame mengatakan
bahwa pengetahuan tentang diri dan
c. Teologi dan Filsafat[21] pengetahuan tentang alam itu ber-
Apa relasi teologi dan filsafat ? korelasi[23]. Diri tidak pernah dimengerti
Frame mengatakan bahwa sulit memberi terlepas dari konteks dunia. Diri dan dunia
garis perbedaan tajam antara teologi dialami bersama. Diri diketahui melalui
Kristen dan filsafat Kristen. Filsafat secara fakta-fakta dan dunia diketahui di dalam
umum dimengerti sebagai usaha untuk dan melalui pengalaman dan pikiran diri.
mengerti dunia di dalam keluasannya. Ini Walaupun diri dan dunia adalah berbeda,
termasuk metafisika, epistemologi, teori namun pengetahuan tentnag diri dan pe-
nilai ( estetika dan etika ). Jika seseorang ngetahuan tentang dunia adalah iden-
berusaha mengembangkan filsafat Kristen tik[24].
yang sungguh-sungguh maka dia akan
melakukannya dibawah otoritas Alkitab Kesimpulannya adalah : Teologi menca-
dan akan mengaplikasikan Alkitab kepada kup pengetahuan tentang Allah, diri dan
pertanyaan filsafat. Karena itu dia sedang juga dunia.
melakukan teologi. Filsafat Kristen lalu
adalah sebuah subdivisi dari teologi. e. Teologi Sebagai Bijaksana
Apakah teologi sebuah bijaksana ?
Frame mengatakan bahwa ada perbedaan Scharpius mendefinisikan teologi sebagai
antara teolog Kristen dan filsuf Kristen. sapientia rerum Divinarum, yaitu bijaksana
Filsuf1 Kristen menghabiskan banyak mengenai hal-hal ilahi yang diberikan
sesuai dengan kebenaran Allah. Alsted
1
http://el-en.org/articles/85-what-is-theology-and- mengkonklusikan teologi sebagai sebuah
why-study-it-so-important-.html, tgl 31 Jan 2012, bijaksana mengenai hal-hal mengenai
pkl : 12:56. Allah yang dikomunikasikan oleh Allah
85
kepada mahluk yang rasional[25]. Teologi ngetahuan, kebijkasanaan atau seni. Dia
secara tepat dikatakan sebagai bijaksana kemudian lebih jauh berkata mengenai
karena objeknya yang paling mulia. perbedaan antara prinsip dari teologi dan
prinsip dari seni lain dan mengindikasikan
Bijaksana merujuk kepada bentuk tertinggi bahwa setiap seni mempunyai aturan
dari pengetahuan. Du Moulin menegaskan yang sesuai dengan orang yang mem-
kembali bahwa rasul Paulus mengatakan praktikannya. Teologi diperhitungkan se-
Injil sebagai “wisdom among them that are bagai karya seni.
perfect” ( 2 Kor 2:6 ) dan mendeklarasikan
“to one is given the word of Wisdom, to Di dalam pandangan Yate, penamaan
another, the word of knowledge, by the teologi beragam sesuai dengan persepsi
same Spirit” ( 1 Kor 12:8 ). Pengetahuan dari setiap pribadi : “Our rule of life may be
dari yang tertinggi dan hal-hal ilahi secara called Scripture as it is written, doctrine as
tepat dikatakan sebagai bijaksana. Ketika it is taught, disicipline as it is learned, Art,
prinsip dari ilmu pengetahuan diketahui as it is framed in us againe, science as it is
dari alam maka prinsip ilahi diketahui known of us”[28]. Stoughton berargumen-
melalui wahyu. tasi bahwa definisi dasar dari teologi
seharusnya sesuai aturan atau metode
Bagi Calvin pengetahuan atau science dari seni[29]. Di dalam arumen dari Yate,
ketika diaplikasikan kepada wilayah teologi dan agama diidentifikasikan se-
agama adalah sebuah pengenalan bagai seni yaitu seni untuk hidup baik (Art
mengenai hal-hal sakral dimana bijaksana to live well) karena seni adalah tertanam di
adalah kesempurnaan pengetahuan itu. dalam struktur ciptaan – seni adalah di
Dia mengatakan bahwa kita harus me- dalam kerangka ciptaan dan dapat di-
ngerti pengetahuan ( scientia ) sebagai arti pelajari dengan observasi. Seni adalah
dari informasi biasa dan bijaksana yang definisi yang baik karena teologi yaitu
sebagaimana diungkapkan di dalam pe- projek untuk hidup diberkati atau hidup
nyataan ( wahyu ) yaitu aturan yang lebih kepada Allah adalah membingkai kembali
menginspirasi dan rahasia. Seseorang umat manusia yang sudah jatuh ke dalam
mungkin tergoda untuk mengatakan bah-- dosa mengenai teknik dasar atau praktis
wa Calvin lebih mengindentifikasikan untuk hidup kepada Allah sebagai gambar
teologi sebagai bijaksana[26].Turretin juga dan rupa Allah[30].
berargumentasi bawha bijaksana adalah
paling anologis dengan teologis. Turretin g. Relasi Antara Teologi, Filsafat,
menambahkan bahwa bijaksana adalah Apologetika dan Penginjilan
sebuah penamaan yang tepat untuk Bagian ini akan menunjukkan relasi
pengetahuan dari yang hal-hal yang paling multiaspek antara teologi dengan disiplin
penting – dimana diantaranya adalah pe- lain. Ada relasi antara teologi dan peng-
ngetahuan mengenai Allah, pekerjaanNya injilan. Di dalam buku Teologi Penginjilan
dan diberkati kekal. Menggemakan dari Pdt. Dr Stephen Tong membahas
Aquinas, Turretin mengindikasikan bahwa relasi ini. Sebelum menginjili seseorang
bijaksana adalah disiplin architectonic yang belum mengenal Tuhan, pertama-
yang mengarahkan dan menghakimi ben- tama kita harus terlebih dulu percaya,
tuk lain dari mengetahui. Teologi adalah mengenal Injil dan juga harus mengetahui
sebuah aturan untuk menghakimi kebena- dengan jelas dan teguh mengenai apa
ran lain. Karena itu teologi dikategorikan yang kita percayai. Kita tidak dapat
sebagai bijaksana[27]. menginjili dengan benar kalau kita tidak
tahu apa yang kita percayai. Pengajaran
f. Teologi Sebagai Seni teologi dan Alkitab yang komprehensif
Apakah teologi itu sebuah seni ? diperlukan dan menolong untuk peng-
Ames, Yate dan Stoughton mengidentifi- injilan. Namun sekarang ini banyak peng-
kasikan teologi sebagai seni. Ames meng- injil yang melalaikan teologi dan seba-
identifikasikan teologi terutama sebagai liknya banyak teolog yang tidak me-
doktrin atau pengajaran tetapi mengingat- ngabarkan injil[31]. Setelah mengerti
kan bahwa penamaan ini tidak bermaksud teologi dengan benar orang percaya
untuk memisahkan teologi dari penamaan punya tanggung jawab untuk mem-
disiplin lain yaitu kepandaian, ilmu pe- beritakan kabar sukacita kepada orang
86
lain. Bila seseorang ada kerinduan untuk menunjukkan pikirannya yang salah dan
menginjili orang yang belum mengenal tidak konsisten. Dan kemudian mem-
Tuhan, maka dia harus terlebih dahulu beritakan Kristus yang adalah Jalan Ke-
belajar teologi dengan baik dengan benaran dan Hidup (John 14:6). Ini relasi
sedikitnya kita tahu pengajaran dasar antara teologi, filsafat dan penjililan. Orang
kekristenan. yang akan injili seringkali juga mempunyai
pikiran yang melawan dan menyerang
Teologi adalah pengenalan akan firman kebenaran kekristenan. Tugas dari
Allah secara sistematis dan aplikasinya apologetika (apologia = membela) adalah
dalam hidup kita[32]. Teologi yang benar membela iman Kristen. Dalam menginjili,
seharusnya menghasilkan aplikasi yang kita perlu mempertahankan kebenaran
benar. Kita melihat contoh dari Paulus. Dia iman Kristen dan kita tidak dapat mem-
mengajar teologi dengan ketat dan pertahankan iman Kristen bila kita tidak
sistematis dalam surat-suratnya. Dia juga mengerti teologi dengan baik. Jadi
mengabarkan injil dengan giat ? Bukankah sebelum kita mempertahankan kebenaran
dia mengajarkan tentang pemilihan Allah iman Kristen kita terlebih dahulu harus
terhadap manusia (predestinasi ) tetapi dia mengerti dahulu mengenai teologi. Kesim-
juga giat menginjili ? Bukankah dengan pulannya Apologetika bergantung kepada
adanya predestinasi berarti ada orang teologi yang benar bahkan apologetika
pilihan dan dengan demikian itu jaminan adalah subdivisi dari teologi.
adanya orang yang akan percaya dan
terlebih lagi kita harus menginjili karena itu Apologetik dibedakan menjadi tiga[33] :
juga perintah Tuhan. Jadi kesimpulan sebagai pembuktian, sebagai pembelaan
pertama orang yang mengerti teologi ber- dan sebagai penyerangan. Dalam mem-
kewajiban untuk menginjili dan orang yang pertahankan kebenaran, kita tidak diam
menginjili harus punya dasar teologi . sampai mempertahankan kebenaran saja
Penginjilan harus didasarkan pada teologi tapi kita akan menyerang dari pikiran
dan teologi harus didasarkan pada wahyu lawan kita dengan kebenaran. Jadi
Allah dalam Alkitab. Ini relasi antara apologetika bukan hanya defensif tapi
teologi dan penginjilan Ketika menginjili terutama juga ofensif. Tujuannya untuk
orang lain, kita seringkali akan berhada- mempertahankan kebenaran, membuka
pan dengan kubu-kubu buatan manusia ketidak benaran dan juga memberitakan
dan ideologi filsafat. Kita akan berhadapan kebenaran.
pikiran yang bertentangan dengan firman
Tuhan. Sebenarnya pengertian filsafat Dalam tugasnya berapologetika tidak bila
(philosophy) sendiri adalah cinta bijaksana terlepas dari teologi, filsafat dan tujuan
(philea = cinta , sofie = bijaksana ). Filsafat apologetik juga bukan untuk kita menang
berusaha mengerti natur dan realitas dari tetapi untuk memenangkan jiwa. Ini adalah
dunia ini. Filsafat berusaha mengerti relasi dari teologi, filsafat, apologetika dan
mengenai realita, pengetahuan, etika, penginjilan. Keempatnya saling berkaitan
kebenaran, arti hidup dan segalanya. dan teologi yang merupakan pengenalan
Tetapi Tanpa wahyu Tuhan, manusia tidak firman Tuhan adalah porosnya.
bisa mengerti dengan realita sesungguh-
nya, kebenaran dan arti hidup. Tanpa D. Multidimensi dari Teologi
wahyu Tuhan, filsafat tidak menemukan Di dalam buku “Doing theology for the
terang iluminasi namun hanya meraba- people of God”, John Stott mengatakan
raba di dalam kegelapan. bahwa teologi adalah berdimensi multi-
dimensi. Dia memilih enam pengertian
Lalu apa tujuan belajar filsafat bagi orang multidimensi dari teologi[34] yaitu :
Kristen ? Selain untuk menambah wawa-
san mengenai manusia, dengan belajar a. Teologi Kristen adalah Teologi Biblika
filsafat orang percaya dapat mengerti b. Teologi Kristen adalah Teologi Historika
pikiran dan pergumulan manusia berdosa c. Teologi Kristen adalah Teologi
dari orang yang ingin kita injili. Kita Sistematika
mengerti mengerti pergumulan mereka, d. Teologi Kristen adalah Teologi Moral
kesalahan pikirannya dan dengan e. Teologi Kristen adalah Teologi yang
pengertian teologi yang benar kita dapat kontekstual
87
f. Teologi Kristen adalah Teologi yang mempelajari ilmu ini adalah sesuatu berkat
doksologikal besar di dalam hidup. Betapa bahagianya
dapat mengenal kebenaran dan belajar
John Frame memberikan list mengenai menghidupinya. Sebab kebenaran itu
bentuk tradisi dari teologi yaitu ada teologi membebaskan, memuaskan, mencerah-
eksegesis, teologi biblika, teologi siste- kan, mengarahkan, menerangi, mengilu-
matik dan teologi praktika[35]. Tetapi bagi minasi dan memberikan makna bagi
Frame ini bukan divisi atau departemen hidup.
dari teologi. Sebab dengan demikian akan
membagi dan mengisolasi disiplin ini Penulis berkesimpulan dari refleksi semua
dengan yang lain. Frame melihat semua ini bahwa teologi adalah sesuatu yang
ini secara perpektif dimana setiap teologi begitu penting bagi hidup dan sungguh
mencakup keseluruhan teologi dan karena sangat berharga untuk dipelajari. Anak
itu mencakup teolog yang lain. Frame kecil sampai orang dewasa akan sangat
mengatakan bahwa dia lebih baik men- berbahagia bila memahami teologi dan
jelaskan mereka sebagai “metode”, menghidupinya dengan baik. Pengajaran
“strategi”, “program” atau “agenda” yaitu ini seharusnya terus diajarkan dari sekolah
banyak cara melakukan hal yang sama minggu sampai orang tua dan juga di
tetapi bukan ilmu pengetahuan dengan dalam sekolah Kristen dan sekolah teologi
subjek yang berbeda. Bagi Frame semua tentunya.
eksegesis adalah teologi dan semua
teologi adalah eksegesis. Ketiga bentuk Akhir kata : Iman tanpa perbuatan adalah
dari teologi yaitu eksegesis, biblika dan sia-sia. Teori tanpa praktik adalah omong
sistematik adalah saling terlibat satu sama kosong. Karena itu di dalam belajar teologi
lain. Mereka adalah perpektif di dlaam maka haruslah belajar mempraktikkannya
tugas teologi dan bukan disiplin yang di dalam hidup.
mandiri. Kemudian setiap teologi adalah
praktikal. Jakarta, 2 Agustus 2014.
89