Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pridolin Tinanggal

Semester : 1 (satu)

Matakuliah : Teologi Sistematika

Dosen : Pdt. Suarman Zebua, M.Th

Bab 1

Sifat Perlunya Teologi

Teologi sendiri merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari Tuhan dan karya-
karya-Nya, sedangkan teologi sistematika merupakan sajian teratur dari hasil penelitian
teologi. Seorang teolog modern yang terpengaruh oleh filsafat pragmatisme yang sedang
popular, bertolak dengan anggapan bahwa dalam teologi , sebagaimana halnya dengan
bidang-bidang-bidang penyelidikan lainnya, kepercayaan tidak perlu lebih jauh dari pada
sekedar menyatakan hopotesis yang langsung dapat dipakai untuk saat itu. Teologi yang
liberal tidak mengakui bahwa ajaran dan isi Alkitab itu sebagai Firman Tuhan itu mutlak
benar, melainkan menerima bahwa segala sesuatu mengalami perubahan yang terus menerus.
Namun bagaimanakah sifat teologi itu sebenarnya?

1. SIFAT TEOLOGI
Istilah teologi betrasal dari dua kata Yunani, yaitu theos dan logos. Teos berarti
“Tuhan” dan logos berarti “kata”. Dengan demikian secara sempit teologi dapat didefinisikan
sebagai ajaran tentang Tuhan. Namun, dalam artinya yang lebih luas dan lebih umum, istilah
teologi kemudian berarti seluruh ajaran Kristen, dan bukan sekedar ajaran tentang Tuhan saja,
tetapi juga semua ajaran yang membahas hubungan yang dipelihara oleh Tuhan dengan alam
semesta ini. Teologi dapat kita didefinisikan sebagai ilmu tentang Tuhan dan hubungan-
hubungan-Nya dengan alam semesta.

A. TEOLOGI DAN ETIKA


Hal ini juga berlaku bagi etika filosofi maupun etika Kristen; etika mempelajari sifat
moral kelakuan. Etika deskriptih mempelajari kelakuan manusia dari segi atau tolok ukur
tentang mana yang vbenar dan mana yang salah; etika praktis memberi landasan kepada etika
deskriptif, namun secara lebih khusus menekankan alasan-alasan untuk berusaha hidup
menurut tolok ukur tersebut.
Etika filosofis, bagaimanapun juga, bertolak berdasarkan sebuah landasan yang semata-mata
naturalistis sehingga tidak memiliki doktrin tentang dosa, tidak ada juruselamat, tidak ada
penebusan, tidak ada pembaharuan, dan tidak ada kehadiran ilahi yang membuat manusia
mampu mencapai hidupnya.
Etika Kristen berbeda jauh dengan etika filosofis. Etika Kristen lebih luas dan lengkap
karena sementara etika filosofis terikat kepada tugas-tugasa antara manusia, etika Kristen
juga meliputi tugas kewajiban terhadap Tuhan. Lagi pula etika Kristen memiliki motifasi
yang berbeda. Dalam etika filosofis motifasinya bisa berupa hedonism, utilitarianisme (ajara
bahwa apa yang berfaedah itu baik). Akan tetapi, dalam etika Kristen motifnya ialah kasih
serta kesediaan untuk tunduk kepada Tuhan.
B. TEOLOGI DAN AGAMA
Agama dapat dipakai secara sangat umum sebagai pemujaan dan perbuatan bakti
keada Tuhan atau dewa. Secara lebih khusus, agama dapat merujuk kepada suatu system
iman dan ibadat yang tertentu. Agama Kristen merupakan kesadaran akan adanya Allah yang
benar dan merupakan tanggung jawab kita kepada Dia. Namun apa hubungan antara teologi
dengan agama?
Hubungan antar teologi dan agama adalah hubungan akibat-akibat yang dihasilkan
oleh sebab-sebab yang sama, tetapi dalam kawasa yang berbeda. Dalam dunia pemikiran
sistematis, kenyataan-kenyatan mengenai Tuhan serta hubungan-Nya terhadap alam semesta
menghasilkan teologi; dalam lingkup kehidupan pribadi dan kolektif, keberadaan Tuhan serta
hubungan-Nya terhadap alam semesta menghasilkan agama.
C.TEOLOGI DAN FILSAFAT
Teologi dan filsafat keduanya berusaha untuk memperoleh sesuatu pandangan dunia
pandangan hidup yang komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai