Anda di halaman 1dari 1

ETIKA TEOLOGIS

Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari
presuposisi-presuposisi teologis. Berbeda dengan etika flosofis, etika teologis memiliki sifat
transempiris yaitu pengalaman manusia dengan Tuhan yang melampaui kesusilaan tidak dapat
diamati manusia dengan pancainderanya. Karena etika teologis berhubungan dengan yang ilahi,
maka sumber utama yang dijadikan bagi etika ini ialah Alkitab dan alat bantu lainnya.

Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis

1. etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki
etika teologisnya masing-masing
2. etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur
di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah
memahami etika secara umum.

Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.Di
dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-
presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam
kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga
oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris.

Misalnya, Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu
tingkah laku manusia.Akan tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari
apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak
Allah.Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan
menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain
dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.

Anda mungkin juga menyukai