Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Eksplorasi Data

Kabupaten Majene terdapat 8 kecamatan yaitu Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae


Timur, Kecamatan Malunda, Kecamatan pambaong, Kecamatan Sendana, Kecamatan
Tammerodo, Kecamatan Tubo dan Kecamatan Ulumanda. Jumlah pengangguran untuk setiap
wilayah dapat dilihat pada Gambar 4.1. Jumlah pengangguran paling tinggi adalah
Kecamatan Banggae Timur sebanyak 9123, sedangkan jumlah pengangguran paling rendah
adalah Kecamatan Tubo sebanyak 1959.

10000 9123
9000 8002
Jumlah Pengangguran

8000
7000 6647
6000 5457
4848
5000
4000
3000 2451 2104 1959
2000
1000
0
2 BANGGAE 4 PAMBOANG 1 BANGGAE 5 SENDANA 3 MALUNDA 6 TAMMERODO 8 ULUMANDA 7 TUBO
TIMUR

Wilayah

Gambar 4.1 Jumlah pengangguran di Kabupaten Majene per kecamatan

Rangkuman statistik deskripsi data jumlah penganguran Kabupaten Majene disajikan


dalam Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 kecamatan dengan jumlah pengangguran tertinggi
adalah Kecamatan Banggaer Timur dan kecamatan dengan jumlah pengangguran terendah
adalah Kecamatan Tubo, rata-rata pengangguran di Kabupaten Majene adalah 5073.875
dengan simpangan baku sebesar 2752.763.

Tabel 4.1 Rangkuman statistik pengangguran di Kebupaten Majene


Statistik Nilai
Maksimum 9123 (Banggae Timur)
Minimum 1959 (Tubo)
Rata-Rata 5073.875
Simpangan Baku 2752.763
Peta penyebaran pengangguran di Kabupaten Majene disajikan dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2 menunjukkan adanya ketergantungan spasial antar wilayah yang berdekatan,
terlihat kecenderungan kesamaan warna pada kecamatan yang bertetangga. Warna kuning
menunjukkan jumlah pengangguran <2000, warna hijau menunjukkan jumlah pengangguran
antara 2000 sampai 7000 sedangkan warna biru menunjukkan jumlah pengangguran >7000.
Semakin mendekati warna biru, maka menunjukkan jumlah pengangguran semakin besar.
Kecamatan Banggae Timur memiliki warna biru terang menunjukkan jumlah pengangguran
yang tinggi, kecamatan di sekitarnya memiliki warna biru yang lebih gelap. Kecamatan
Ulumanda dan Malunda yang berdekatan memiliki warna hijau dan hijau lebih gelap.
Kecamatan Tubo berwarna kuning dengan daerah tetangganya berwarna hijau terang.

Gambar 4.2 Peta tematik penyebaran pengangguran di Kabupaten Majene

4.2 Matriks Pembobot Spasial

Matriks pembobot yang digunakan adalah Queen Contiguity. Matriks pembobot dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Angka 1 pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa daerah tersebut
bertetangga dan angka 0 menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak bertetangga.

Kecamatan Banggae bertetangga dengan Kecamatan Pambaong dan Kecamatan


Sendana, Kecamatan Pambaong bertetangga dengan Kecamatan Banggae dan Sendana,
Kecamatan Malundo bertetangga dengan Kecamatan Tubo. Kecamatan Sendana bertetangga
dengan Kecamatan Banggae, Kecamatan Pamboang dan Kecamatan Banggae Timur,
Kecamatan Banggae Timur bertetangga dengan Kecamatan Sendana dan Kecamatan
Tammerodo, Kecamatan Tammerodo bertetangga dengan Kecamatan Banggae Timur,
Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Tubo. Kecamatan Ulumanda bertetangga dengan
Kecamatan Tammerodo dan Kecamatan Tubo, Kecamatan Tubo bertetangga dengan
Kecamatan Malunda, Kecamatan Tammerodo dan Kecamatan Ulumanda.

Tabel 4.2 Matriks pembobot Queen Contiguity


Bangga Pamboan Malund Sendan Bangga Tammerod Ulumand Tub
Kecamatan e g a a e Timur o a o
Banggae 0 1 0 1 0 0 0 0
Pamboang 1 0 0 1 0 0 0 0
Malunda 0 0 0 0 0 0 0 1
Sendana 1 1 0 0 1 0 0 0
Banggae Timur 0 0 0 1 0 1 0 0
Tammerodo 0 0 0 0 1 0 1 1
Ulumanda 0 0 0 0 0 1 0 1
Tubo 0 0 1 0 0 1 1 0

4.3 Uji Ketergantungan Spasial dengan Menggunakan Indeks Moran

Indeks Moran digunakan untuk mengetahui apakah ada ketergantungan secara spasial
atau ketergantungan antar wilyah yang bertetangga pada data pengamatan dan untuk
mengetahui seberapa besar ketergantungan spasial. Jika Indeks Moran bernilai di antara -1
sampai 0 maka data data pengamatan memiliki ketergantungan spasial negatif, artinya jika
jumlah pengangguran di wilayah tersebut kecil maka jumlah penganngguran di wilayah
sekitarnya besar dan jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut besar maka jumlah
pengangguran di wilayah sekitarnya kecil. Jika Indeks Moran sama dengan 0 maka data
pengamatan tersebut tidak memiliki ketergantungan secara spasial dan jika Indeks Moran
bernilai di antara 0 sampai 1 maka data pengamatan memiliki ketergantungan spasial positif,
artinya jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut kecil maka jumlah penganngguran di
wilayah sekitarnya juga kecil dan jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut besar maka
jumlah pengangguran di wilayah sekitarnya juga besar.

Tabel 4.3 menyajikan Indeks Moran untuk data jumlah pengangguran di Kabupaten
Majene, dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Indeks Moran sebesar 0.679, itu berarti data
pengangguran Kabupaten Majene memiliki ketergantungan postitif artinya jika jumlah
pengangguran di suatu kecamatan kecil maka jumlah penganngguran di kecamatan sekitarnya
juga kecil dan jika jumlah pengangguran di suatu kecamatan besar maka jumlah
pengangguran di kecamatan sekitarnya juga besar. Nilai-p pada Tabel 4.3 adalah 0.001 lebih
kecil dari 0.05 yang artinya signifikan, maka H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada
ketergantungan spasial antar wilayah ditolak, H1 yang menyatakan adanya ketergantungan
spasial antar wilayah diterima.

Tabel 4.3 Indeks Moran


Indeks Moran 0.679
Nilai-p 0.001
Simpangan Baku 3.019

4.4 Moran Scatterplot

Hasil uji ketergantungan spasial menggunakan Indeks Moran, menunjukkan bahwa


jumlah pengangguran di Kabupaten Majene memiliki ketergantungan spasial yang signifikan,
selanjutnya dapat dilihat Plot pencaran Moran pada Gambar 4.2.

Pada kuadran I (kanan atas) disebut high-high yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut besar dan
dikelilingi oleh kecamatan sekitar yang juga memiliki jumlah pengangguran yang besar.
Kecamatan yang terletak pada kuadran I adalah Kecamatan Banggae Timur dan Kecamatan
Pamboang.

Pada kuadran II (kiri atas) disebut low-high yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan negatif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut kecil dan
dikelilingi oleh area sekitar yang juga memiliki jumlah pengangguran yang besar. Tidak ada
kecamatan yang terletak pada kuadran II.

Pada kuadran III (kiri bawah) disebut low-low yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada dareah tersebut kecil dan
dikelilingi oleh kecamatan sekitarnya yang juga memiliki jumlah pengangguran yang kecil.
Kecamatan yang terletak pada kuadran III adalah Kecamatan Tubo.

Pada kuadran IV (kanan bawah) disebut high-low yaitu antar kecamatan yang
bertetangga memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut
besar dan dikelilingi oleh kecamatan sekitarnya yang juga memiliki jumlah pengangguran
yang kecil. Tidak ada kecamatan yang terleak pada kuadran IV.
Gambar 4.2 Plot pencaran Moran

4.5 Pembahasan

Kabupaten Majene terdapat 8 kecamatan yaitu Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae


Timur, Kecamatan Malunda, Kecamatan pambaong, Kecamatan Sendana, Kecamatan
Tammerodo, Kecamatan Tubo dan Kecamatan Ulumanda. Jumlah pengangguran paling
tinggi adalah Kecamatan Banggae Timur sebanyak 9123, sedangkan jumlah pengangguran
paling rendah adalah Kecamatan Tubo sebanyak 1959. Dilihat dari peta penyebaran
pengangguran di Kabupaten Majene menunjukkan adanya ketergantungan spasial antar
wilayah yang berdekatan, terlihat kecenderungan kesamaan warna pada kecamatan yang
bertetangga. Hal ini juga ditunjukkan dengan Indeks Moran yang memiliki nilai-p sebesar
0.001 yang artinya signifikan dengan Indeks Moran sebesar 0.679, angka ini menunjukkan
bahwa jumlah pengangguran memiliki ketergantungan spasial positif. Jika jumlah
pengangguran di suatu kecamatan kecil maka jumlah penganngguran di kecamatan sekitarnya
juga kecil dan jika jumlah pengangguran di suatu kecamatan besar maka jumlah
pengangguran di kecamatan sekitarnya juga besar.

Anda mungkin juga menyukai