10000 9123
9000 8002
Jumlah Pengangguran
8000
7000 6647
6000 5457
4848
5000
4000
3000 2451 2104 1959
2000
1000
0
2 BANGGAE 4 PAMBOANG 1 BANGGAE 5 SENDANA 3 MALUNDA 6 TAMMERODO 8 ULUMANDA 7 TUBO
TIMUR
Wilayah
Matriks pembobot yang digunakan adalah Queen Contiguity. Matriks pembobot dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Angka 1 pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa daerah tersebut
bertetangga dan angka 0 menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak bertetangga.
Indeks Moran digunakan untuk mengetahui apakah ada ketergantungan secara spasial
atau ketergantungan antar wilyah yang bertetangga pada data pengamatan dan untuk
mengetahui seberapa besar ketergantungan spasial. Jika Indeks Moran bernilai di antara -1
sampai 0 maka data data pengamatan memiliki ketergantungan spasial negatif, artinya jika
jumlah pengangguran di wilayah tersebut kecil maka jumlah penganngguran di wilayah
sekitarnya besar dan jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut besar maka jumlah
pengangguran di wilayah sekitarnya kecil. Jika Indeks Moran sama dengan 0 maka data
pengamatan tersebut tidak memiliki ketergantungan secara spasial dan jika Indeks Moran
bernilai di antara 0 sampai 1 maka data pengamatan memiliki ketergantungan spasial positif,
artinya jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut kecil maka jumlah penganngguran di
wilayah sekitarnya juga kecil dan jika jumlah pengangguran di wilayah tersebut besar maka
jumlah pengangguran di wilayah sekitarnya juga besar.
Tabel 4.3 menyajikan Indeks Moran untuk data jumlah pengangguran di Kabupaten
Majene, dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Indeks Moran sebesar 0.679, itu berarti data
pengangguran Kabupaten Majene memiliki ketergantungan postitif artinya jika jumlah
pengangguran di suatu kecamatan kecil maka jumlah penganngguran di kecamatan sekitarnya
juga kecil dan jika jumlah pengangguran di suatu kecamatan besar maka jumlah
pengangguran di kecamatan sekitarnya juga besar. Nilai-p pada Tabel 4.3 adalah 0.001 lebih
kecil dari 0.05 yang artinya signifikan, maka H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada
ketergantungan spasial antar wilayah ditolak, H1 yang menyatakan adanya ketergantungan
spasial antar wilayah diterima.
Pada kuadran I (kanan atas) disebut high-high yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut besar dan
dikelilingi oleh kecamatan sekitar yang juga memiliki jumlah pengangguran yang besar.
Kecamatan yang terletak pada kuadran I adalah Kecamatan Banggae Timur dan Kecamatan
Pamboang.
Pada kuadran II (kiri atas) disebut low-high yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan negatif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut kecil dan
dikelilingi oleh area sekitar yang juga memiliki jumlah pengangguran yang besar. Tidak ada
kecamatan yang terletak pada kuadran II.
Pada kuadran III (kiri bawah) disebut low-low yaitu antar kecamatan yang bertetangga
memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada dareah tersebut kecil dan
dikelilingi oleh kecamatan sekitarnya yang juga memiliki jumlah pengangguran yang kecil.
Kecamatan yang terletak pada kuadran III adalah Kecamatan Tubo.
Pada kuadran IV (kanan bawah) disebut high-low yaitu antar kecamatan yang
bertetangga memiliki ketergantungan positif, jumlah pengangguran pada kecamatan tersebut
besar dan dikelilingi oleh kecamatan sekitarnya yang juga memiliki jumlah pengangguran
yang kecil. Tidak ada kecamatan yang terleak pada kuadran IV.
Gambar 4.2 Plot pencaran Moran
4.5 Pembahasan