Anda di halaman 1dari 58

Modul Tajwid Bilingual

‫مادة‬
‫التجويد‬

Modul Tajwid Bilingual

1
Modul Tajwid Bilingual

Mukadimah

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kita membaca Al Qur’an dan menjadikannya


sebagai ibadah yang sangat utama. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

     

“Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. “ (Al Muzzammil: 20)

             

  

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs. Fathir:
29)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya menjelaskan tentang keutamaan
membaca Al Qur’an,

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu
kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi 10. Aku tidaklah
mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi)
Bahkan orang yang sibuk membaca Al Qur’an, memahami maknanya dan mempelajari
ilmunya disebut sebagai sebaik-baik manusia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Orang yang membaca Al Qur’an dengan baik (memakai tajwid) dan bacaannya bagus, maka
ia akan bersama para malaikat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

2
Modul Tajwid Bilingual

“Orang yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti,
sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan
mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita membaca Al Qur’an memakai tajwid. Dia
berfirman,

   

“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Qs. Al Muzzammil: 4)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang orang pertama yang mempraktekkan tajwid.
Beliau adalah orang yang paling baik suara dan bacaannya.
Oleh karena pentingnya tajwid dalam membaca Al Qur’an, maka kami menyempatkan diri
menerjemahkan kitab “Ahkaamut Tilaawah” karya Syaikh Adil Nashshar. Harapan kami, mudah-
mudahan penerjemahan buku ini membantu para pelajar agar dapat membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar atau tidak jatuh ke dalam kesalahan (lahn), karena memang itulah tujuan
mempelajari ilmu tajwid. Dimana dengan mempelajari ilmu tajwid, kita dapat membaca Al Qur’an
dengan baik, membacanya dengan tartil dan jelas huruf-hurufnya. Tentunya dengan memberikan
hak huruf dan mustahaqnya. Hak huruf adalah dengan membacanya secara jelas dan betul
makhraj (tempat keluanya huruf) sambil memberikan sifatnya, sedangkan mustahaqnya adalah
dengan menjaga hukum-hukumnya seperti idgham, iqlab, ikhfa’, mad, ghunnah, tarqiq-tafkhim,
membacanya dengan perlahan dan memperbagus suara semampunya tanpa membebani diri dan
melewati batas dalam panjangnya. Dengan demikian, kita dapat membaca Al Qur’an seperti
bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dan dengan begitu kita dapat
memperoleh keridhaan Allah Ta'ala.
Kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala kami meminta, agar Dia menjadikan usaha ini ikhlas
karena-Nya, bermanfaat bagi generasi kami dan menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat
nanti, Allahumma aamiin.

Jakarta, 26 Jumadil Ula 1432 H


29 April 2011 M

Marwan bin Musa


(Abu Yahya)

3
Modul Tajwid Bilingual

 4

4
Modul Tajwid Bilingual

Daftar Isi
Mukadimah………………………………………………………………………………………………………………………….... 2
Daftar Silabus……………………………………………………………………………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………… 5

Semester I
Arti Tajwid dan Lahn……………………………………………………………………………………………………………… 7
Isti’adzah dan Basmalah..……………………………………………………………………………………………………… 11
Hukum Nun Sukun dan Tanwin…………………………………………………………………………………………….. 14
Hukum Mim Sukun dan Mim atau Nun yang Bertasydid………………………………………………………. 21
Mad dan Pembagiannya………………………………………...…………………………………………………………….. 27

Semester II
Mad Far’i ………..……………………………………………………………………………………………………………………. 33
Makharijul Huruf…………………..……………………………………………………………………………………………… 39
Sifatul Huruf…..……………………..……………………………………………………………………………………………… 43
Lafzhul Jalalah, Alif Lam Qamariyyah dan Syamsiyyah..………………………………………………………… 49
Idgham Mutamastilain, Hukum-Hukum Ra’ dan Keadaan Alif Ketika Waqaf dan Washal..……. 52

5
Modul Tajwid Bilingual

6
Modul Tajwid Bilingual

BAB I
ARTI TAJWID DAN LAHN

Makna Tajwid

Tajwid secara bahasa artinya memperbagus dan


memperbaiki. Secara istilah, tajwid artinya
mengeluarkan/menyebutkan masing-masing
huruf dari makhraj (tempat keluar huruf)
dengan memberikan hak dan mustahaqnya.

Hak huruf adalah sifat huruf tersebut yang


melekat dan tidak bisa dipisah seperti jahr
(tertahan nafas) dan syiddah (tertahan suara).

Sedangkan mustahaq huruf adalah sifat yang


baru datang, yang terkadang huruf kedatangan
sifat itu dan terkadang tidak seperti tafkhim
(tebal) dan tarqiq (tipis).

Hukum tajwid

Hukum mempelajari ilmu ini fardhu kifayah,


sedangkan mempraktekkannya fardhu ‘ain.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan bacalah Al Qur’an
dengan tartil.” (Qs. Al Muzzammil: 4)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang tidak memperbagus suara
Al Qur’an, maka ia tidak termasuk orang
mengikuti jejak kami1.”

Tujuan ilmu Tajwid


Tujuannya adalah untuk menjaga lidah dari
kesalahan dalam membaca firman Allah Ta’ala
(Al Qur’an).

Keutamaan membaca Al Qur’an


Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-
1

1
Sebagaimana dalam riwayat Bukhari, yang lafaznya “ ”.

7
Modul Tajwid Bilingual
orang yang selalu membaca kitab Allah,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi--Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala
30 29
mereka dan menambah kepada mereka dari 
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Qs. Fathir:
29-30)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang  2
mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)

Beliau juga bersabda, “Orang yang lancar


membaca Al Qur’an, akan bersama para
malaikat utusan yang mulia lagi berbakti.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Tingkatan tilawah (membaca)


Ada tiga tingkatan dalam membaca, yaitu:
1) Tahqiq, 3 2 1
2) Hadr, dan 1
3) Tadwir

Tahqiq adalah membaca secara tenang dan


perlahan dengan memberikan kepada masing-
masing huruf hak dan mustahaqnya. 2
Hadr adalah membaca secara cepat dengan
memperhatikan hukum-hukum tajwid.
3
Tadwir adalah membaca secara sedang;
pertengahan antara tahqiq dengan hadr.

Tartil itu mencakup tiga tingkatan tersebut

Lahn
Lahn artinya keliru atau menyimpang dari yang
benar. Lahn terbagi menjadi dua:

1. Lahn jaliy, yaitu kesalahan yang mengenai


lafaz sehingga merusak makna kandungan
ayat Al Qur’an, seperti huruf tha’ menjadi 1
dal atau mendhammahkan huruf ta’ pada

8
Modul Tajwid Bilingual

kata “ ”, atau merubah sebuah


huruf diganti dengan huruf yang lain,
seperti pada kata “ ” (Allaziy) sebagai

ganti dari (Alladziy)” Dinamakan jaliy


(jelas), karena sangat jelas kesalahannya
menurut para qari’ dan yang lainnya.
Lahn jaliy ini hukumnya haram, pembaca 2
yang membaca seperti itu berdosa.
2. Lahn khafiy, yaitu kesalahan yang
mengenai lafaz, sehingga merusak bacaan
yang biasa berlaku (tajwid), tanpa
merusak makna. Misalnya tidak
menggunnahkan (mendengungkan ke
hidung huruf yang bergunnah),
memanjangkan yang pendek dan
memendekkan yang panjang. Dinamakan
kesalahan ini khafiy (samar), karena hanya
para qari’ saja yang mengetahuinya.

Hukum lahn khafiy adalah makruh, ada yang


berpendapat haram.

9
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN
1. Apa arti tajwid secara bahasa dan istilah?
2. Tuliskan hadits tentang keutamaan membaca Al Qur’an!
3. Sebutkan tiga tingkatan tajwid!
4. Berikan contoh Lahn jaliy!
5. Apa hukum mempelajari ilmu tajwid?

10
Modul Tajwid Bilingual

BAB II
ISTI’ADZAH DAN BASMALAH

Isti’adzah dan Basmalah

Isti’adzah (ucapan ta’awwudz) memiliki


beberapa shighat (bentuk), yang paling masyhur
adalah:

Makna isti’adzah adalah “Aku bersandar dan


berlindung kepada Allah dari (godaan) setan
yang terkutuk.”

Hukum isti’adzah
Allah Ta’ala berfirman, “Apabila kamu
membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk.” (Qs. An Nahl: 98)
Sebagian ulama membawa perintah ini kepada
perintah sunah, sedangkan yang lain membawa
perintah ini kepada hukum wajib.

Basmalah
Lafaznya adalah:

    

Makna basmalah adalah “Aku memulai amalku


dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.”
:
Cara membaca isti’adzah ketika bersama
basmalah 1

Pertama, cara membaca isti’adzah bersama


basmalah ketika di awal surat. 2
1. Memutuskan semua, yakni memutuskan
11
Modul Tajwid Bilingual
isti’adzah dengan basmalah, demikian
juga basmalah diputuskan dengan awal
surat. 3
2. Menyambung semua, yakni
menyambung isti’adzah dengan 4
basmalah serta dengan awal surat.
3. Memutuskan isti’adzah dan
menyambung basmalah dengan awal
surat.
4. Menyambung isti’adzah dengan
basmalah, dan basmalah diputuskan
dengan awal surat.

Di antara hukum basmalah:


1. Basmalah disebutkan di awal Al Qur’an
menurut para qari’ tanpa adanya
perbedaan. Adapun antara masing-
masing surat, maka Imam Hafsh
menyebutkannya dalam seluruhnya dan
memisahkan antara surat yang satu dan
yang lainnya dengan basmalah selain
surat Al Baraa’ah (At Taubah).
2. Apabila anda membaca Al Qur’an dari
awal surat, maka anda mesti membaca
basmalah.
3. Apabila anda membaca di tengah surat,
maka anda boleh membaca basmalah,
boleh juga tidak.
4. Anda tidak boleh menyambung akhir
surat dengan basmalah lalu berhenti di
situ, karena basmalah itu untuk awal
surat bukan akhirnya.

12
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud isti’adzah?
2. Apa yang dimaksud basmalah?
3. Apa arti “A’udzu billahi minasy syaithaanir rajiim”?
4. Sebutkan empat cara membaca isti’adzah dan basmalah!
5. Surat apa yang tidak dimulai dengan basmalah?

13
Modul Tajwid Bilingual

BAB III
HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

14
Modul Tajwid Bilingual

Hukum Nun Sukun dan Tanwin

Ta’rif (pengertian)
Nun sukun adalah nun yang tidak berbaris
(mati) “ ”. Nun tersebut bisa ditemukan pada
isim (kata benda), fi’il (k. kerja) dan huruf. (k.
sambung).

Tanwin2 adalah nun sukun lebih yang mengena


kepada huruf akhir isim ketika dilafazkan dan
diwashalkan (disambung)3, namun tidak
menyatu dengan kata isim tersebut dalam
tulisan dan (tidak terdengar ketika) diwaqafkan.
Nun sukun dan tanwin memiliki 4 hukum: Izh-
har, Idgham, Iqlab dan Ikhfa’.

Pertama: Izh-har

Izh-har secara bahasa artinya jelas dan terang.


Secara istilah izh-har adalah menyebutkan
masing-masing huruf dari makhrajnya tanpa
dighunnahkan (didengungkan) pada huruf yang
diizh-harkan4. Huruf-hurufnya tercakup dalam
awal-awal bait ini:

Artinya: “Saudaraku, ini ilmu, yang


mengambilnya tidak akan rugi.”
Izh-har ini dinamakan juga izh-har halqiy,
karena huruf-hurufnya keluar dari halq
(tenggorokan).

Contoh mengizh-harkan nun mati atau tanwin

Contoh Contoh nun Huruf No.


tanwin sukun/mati

2
Terdiri dari fathatain (an), kasratain (in) dan dhammatain (un) “ ً ”.

3
Yakni, ketika kita melafazkan dan mewashalkan isim (k. benda), maka akan terdengar adanya nun sukun meskipun
tidak tertulis nun sukun tersebut.
4
Yakni nun mati atau tanwin jika menghadapi huruf izh-har dibaca jelas “n” dengan tidak didengungkan (selain sebagai
aslul ghunnah), atau tidak ditekan atau disentakkan.

15
Modul Tajwid Bilingual

3 1

4 2

5 3

6 4

6
Kedua: Idgham

Idgham secara bahasa artinya memasukkan.


Secara istilah idgham adalah memasukkan huruf
yang sukun kepada huruf yang berharakat
sehingga menjadi satu huruf, huruf kedua itu
dibaca dengan syiddah (ditasydidkan). Hurufnya
ada enam, terhimpun dalam lafaz:

“Mereka berlari kecil.”

Pembagian idgham

Idgham terbagi menjadi dua bagian: Idgham


bighunnah (dengan didengungkan), hurufnya
ada empat, terhimpun dalam kata “ ”,
sedangkan idgham bighairi/bilaa ghunnah (tidak
didengungkan), hurufnya ada dua; Raa’ dan
laam.

16
Modul Tajwid Bilingual


Contoh-contoh idgham

Idgham bighunnah
(didengungkan ke hidung)
Tanwin Nun Huruf No.
mati
1 1
2
2
3
3 4
4
5
5
6
6 7
8
7

Idgham bilaa guhunnah 10


(tidak didengungkan)
Tanwin Nun mati Huruf No. 11
9
12
10
11

12

17
Modul Tajwid Bilingual

Ketiga: Iqlab

Iqlab secara bahasa artinya membalikkan


sesuatu dari asalnya.

Secara istilah iqlab adalah


membalikkan/mengganti nun sukun atau
tanwin menjadi mim yang samar dengan
dighunnahkan/didengungkan ketika
5
menghadapi huruf ba’ . Hurufnya ada satu yaitu
ba’.

Contoh:

Keempat: Ikhfa

Ikhfa’ secara bahasa artinya


tersembunyi/samar.
Secara istilah ikhfa’ adalah membaca huruf
(nun mati atau tanwin) antara izh-har dan
idgham disertai dengan ghunnah (dengung).
Hurufnya ada 15, terhimpun pada awal-awal
bait berikut:

Artinya: “Sifatkanlah orang yang terpuji, betapa


banyak seorang yang dermawan menjadi tinggi.
Tetaplah dalam keadaan baik, tambahkan
ketakwaan dan rendahkan yang zhalim.” 
Contoh-contoh ikhfa’6

Tanwin Nun mati

Huruf Jika Dalam Dalam No.


Ikhfa’ tanwin, dua satu

5
Ketika membaca bibir tidak terlalu dirapatkan.
6
Apabila nun mati atau tanwin menghadapi huruf ikhfa yang termasuk isti‟la, seperti shaad, dhaad, thaa‟, zhaa, dan
qaaf, maka cara membaca nun mati atau tanwin dibaca ke arah sifat isti‟la (tebal), sehingga tebal, dan jika bertemu
dengan huruf istifal, maka nun mati atau tanwin dibaca tipis.

18
Modul Tajwid Bilingual
maka kalimah kalimah
terdiri dua (kata)
kalimah
1 1

2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8

9 9
10 10

11 11
12 12
13 13
14 14
15 15

19
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN

Baca dan tentukan mana iz-har, ikhfa’, idgham dan Iqlab pada ayat berikut ini!

                

                

             

              

5          

20
Modul Tajwid Bilingual

BAB IV
HUKUM MIM SUKUN, DAN HUKUM MIM ATAU NUN
YANG BERTASYDID

Hukum mim sukun

Ta’rif (pengertian) mim sukun


Mim sukun adalah mim yang tidak berharakat “
”.

Hukum mim sukun


Mim sukun (menghadapi huruf hija’iyyah)
memiliki tiga hukum, yaitu: Ikhfa’ Syafawi, 
Idgham Mitslain Shaghir dan Izh-har Syafawi.

Pertama, Ikhfa’ Syafawi 


Hurufnya hanya ba’ ( ).
Kaidah: Apabila huruf ba’ berada setelah mim

sukun, maka mim sukun tersebut
diikhfa’kan/disamarkan bunyinya dengan
disertai ghunnah (dengung ke hidung), lamanya
2 harakat. Ikhfa’ ini dinamakan juga ikhfa’
syafawi, karena keluarnya mim dan ba’ dari dua
bibir (namun samar).

Contoh:

Sebabnya Hukumnya Contohnya

Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi 


setelah mim
sukun

Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun

21
Modul Tajwid Bilingual
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun
Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi
setelah mim
sukun

Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi


setelah mim
sukun

Karena ba’ Ikhfa’ Syafawi


setelah mim
sukun

Kedua, Idgham mitslain shaghir


Hurufnya adalah mim.
Kaidah: Apabila huruf mim terletak setelah mim
sukun, maka mim sukun wajib
diidghamkan/dimasukkan ke dalam mim
setelahnya, yakni menjadi satu mim yang
ditasydidkan. Ini dinamakan juga idgham
mitslain shaghir (Idgham Mimi). Saat seperti ini
harus betul-betul ditasydidkan dan
ditampakkan ghunnahnya (dengungnya).

Contoh:

Sebabnya Hukumnya

Karena huruf Idgham


mim terletak mitslain
setelah mim shaghir
sukun
Karena huruf Idgham
mim terletak mitslain
setelah mim shaghir
sukun

22
Modul Tajwid Bilingual
Karena huruf Idgham
mim terletak mitslain
setelah mim shaghir
sukun
Karena huruf Idgham
mim terletak mitslain
setelah mim shaghir
sukun
Karena huruf Idgham
mim terletak mitslain
setelah mim shaghir
sukun

Ketiga, Izh-har Syafawi


Hurufnya adalah semua huruf hija’iyyah selain
mim dan ba’.
Kaidah: Apabila huruf hija’iyyah selain mim dan
ba’ terletak setelah mim sukun, maka mim
sukun itu wajib diizh-harkan/diperjelas ketika
dibaca. Izh-har ini dinamakan izh-har syafawi
karena mim keluar dari dua bibir.

Perhatian: Hati-hati! Jangan mengikhfa’kan mim


(sukun) ketika bertemu dengan huruf wau dan
fa’, karena keduanya huruf izh-har (syafawi).
Penyusun At Tuhfah berkata:


“Waspadalah ketika (mim sukun) menghadapi
wau dan fa’ karena kedekatan antara keduanya
dan kesamaan makhrajnya, oleh karena itu
kenalilah.”

Contoh Izh-har Syafawi


Contoh Huruf

1
2

3
4
5

23
Modul Tajwid Bilingual

7 
8

9

10 1
11 2

12 3
13 4
5
14 6
15
16 7
17 8
18 9
19
20 10
11
21
22 12
23 13
24
14
25 15
16
17
18
19

24
Modul Tajwid Bilingual

20

21
Hukum Nun dan Mim bertasydid “ ”
22
23
Wajib mentasydidkan serta menghunnahkan
nun dan mim bertasydid seukuran dua harakat. 24
Masing-masing huruf tersebut dinamakan huruf
ghunnah yang ditasydidkan.
25
Makna ghunnah
Ghunnah secara bahasa adalah tarannum
(berdengung). Sedangkan secara istilah adalah
suara yang berdengung yang keluar dari hidung 
(tidak ada gerakan lisan di sana).
Panjangnya adalah dua harakat.

Satu harakat itu seukuran seseorang


menggenggam jari-jemari atau membukanya
secara sedang (tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat).

Contoh nun dan mim bertasydid

Hukumnya Mim Nun

Wajib
bertasydid bertasydid

ditampakkan
ghunnahnya

25
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN

Baca dan tentukan mana izhar syafawi, idgham mitslain shaghir, ikhfa’ syafawi, dan mana
mim atau nun yang berghunnah!

           

             

               

             

           

                

7 6  

26
Modul Tajwid Bilingual

BAB V
MAD DAN PEMBAGIANNYA

Mad dan pembagiannya


Mad secara bahasa adalah memanjangkan dan
menambahkan.
Secara istilah mad adalah memanjangkan lama
suara huruf mad ketika bertemu dengan salah
satu sebab yang menyebabkan dipanjangkan.

Huruf mad
Huruf mad ada tiga, yaitu wau mati yang
sebelumnya didahului huruf berharakat
dhammah (yakni “uu”), ya’ mati yang
sebelumnya didahului huruf berharakat kasrah
(yakni “ii”) dan alif mati yang sebelumnya
didahului huruf berharakat fat-hah (yakni “aa”).
Ketiga huruf ini terhimpun dalam firman Allah

Ta’ala “ “ (artinya “Kami
mewahyukannya”). Ketiga huruf tersebut 
dinamakan juga huruf ‘illat (sebab
dipanjangkan).  
Pembagian Mad
Mad terbagi menjadi dua bagian; Mad Ashliy
dan Mad Far’iy.

Pertama: Mad Ashliy


Mad Ashliy adalah Mad Thabi’iy, dimana huruf
yang bermad tidak bisa tegak kecuali
dengannya. Inilah mad yang setelahnya tidak
ada hamzah maupun sukun. Dinamakan
thabi’iy, karena yang bertabi’at itu tidak kurang
dari batasnya dan tidak lebih. Ukurannya dua
harakat. Hukumnya wajib dan kurang darinya
(yakni dari 2 harakat) adalah haram.
Contoh:

27
Modul Tajwid Bilingual

Yang masuk (dihubungkan) kepada mad


thabi’iy

1. Mad Shilah Shughra: Yaitu terletaknya


4
huruf ha’ dhamir “ ” dhamir gha’ib (k.
ganti nama orang ketiga) antara dua huruf
yang berharakat, dimana huruf setelahnya
bukan hamzah. Ketika itulah, kita
tambahkan huruf ha’ dengan wau jika
ha’nya berharakat dhammah (menjadi
“huu”, dan kita tambahkan huruf ha’
dengan ya’ ketika ha’nya berharakat kasrah
(menjadi “hii”).
Contoh: 2 4
3

5 4
6

Menurut Imam Hafsh ada sebagian ayat


yang dikecualikan dari hal di atas, yaitu:
- Firman Allah Ta’ala “

” (Az Zumar: 7) di ayat


1
ini, ha’ dari kata “yardhahu”
didhammahkan tanpa
7
dishilahkan .
2
- Firman Allah Ta’ala “

” 3
(Asy Syu’araa: 36), di ayat ini,
ha’nya disukunkan, yaitu pada
kata “Arjih”. 4
- Firman “

” (An Naml: 28), di ayat ini


ha’ pada kata “Fa alqih”
disukunkan.
- Firman Allah Ta’ala “

7
Yakni tanpa dipanjangkan dua harakat.

28
Modul Tajwid Bilingual

” (Al Furqan: 69), di sini ha’


dipanjangkan dalam lafaz “Fiihii”, 2
padahal ia berada antara huruf
sukun dan huruf yang
berharakat/mutaharrik.
Hukum mad shilah shughra adalah wajib
(dimadkan/dipanjangkan), ukurannya dua 1
harakat.
2
2. Mad ‘Iwadh adalah mad alif yang dijadikan
sebagai pengganti dari fat-hatain ketika
waqf/berhenti. 3
Sebab dinamakan “iwadh” (pengganti),
karena alif sebagai pengganti dari tanwin
(fat-hatain)8.
Contoh:
dibacanya “’aliiman 3
hakiimaa”

1
Hukumnya adalah wajib, dan panjangnya
dua harakat.

3. Mad Tamkin, yaitu dua ya’; yang pertama


bertasydid dan dikasrahkan, sedangkan ya’
kedua sukun, inilah yang dipanjangkan.
Sebab dinamakan demikian adalah karena
syiddah mengeluarkan huruf dengan
ditekan. 4
Contoh:

((

8
Kecuali huruf ta' marbuthah " ‫ " ة‬yang berfat-hatain, jika diwaqafkan, maka tidak menjadi mad „iwadh, akan tetapi
dibaca menjadi “ ‫( ” ه‬h). contoh:

29
Modul Tajwid Bilingual

Hukumnya adalah wajib, dan panjangnya


dua harakat.

4. Mad alifaat ha’ ya’ tha’ ha dan ra, yakni


alif-alif yang letaknya di awal surat, yaitu:

Contoh ha’ adalah pada firman Allah Ta’ala:

 
Contoh ha dan ya’ adalah pada firman
Allah Ta’ala:

 
Contoh tha’ dan ha adalah pada firman
Allah Ta’ala:

 
Contoh ra’ adalah adalah pada firman Allah
Ta’ala:


Hukumnya adalah wajib, dan panjangnya
dua harakat.

30
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan mad asli?
2. Sebutkan beberapa mad yang dihubungkan dengan mad asli!
3. Sebutkan lima buah contoh mad ‘iwadh!
4. Berikan contoh 2 buah contoh mad tamkin!
5. Baca dan tentukan nama mad di bawah ini!

            

              

  

31
Modul Tajwid Bilingual

32
Modul Tajwid Bilingual

BAB I
MAD FAR’I

Kedua: Mad Far’iy

Mad Far’iy adalah mad yang lebih panjang dari


mad ashliy dengan sebab hamzah dan sukun.
a. Mad yang sebabnya adalah hamzah.
Yaitu mencakup Mad Muttashil, Mad Munfashil,
Mad Badal dan Mad Shilah Kubra.
1. Mad Wajib Muttashil, yaitu terletaknya
hamzah setelah huruf mad dalam satu
kalimah (kata). Dinamakan muttashil
(bersambung) karena bersambungnya 1
hamzah dengan huruf mad dalam satu
kalimah (kata). Contohnya adalah:

Hukumnya adalah wajib, panjangnya


empat atau lima harakat.

2. Mad Munfashil, yaitu terletaknya huruf


mad di akhir kalimah (kata) dan hamzah
di kalimah berikutnya. Dinamakan
munfashil (terpisah), karena hamzah
terpisah dengan huruf mad. Contohnya
adalah:
2

Hukumnya jaa’iz/boleh, boleh


membatasi panjangnya hanya sampai
dua harakat dan boleh lebih sampai
empat atau lima harakat9.
3. Mad Badal, yaitu terletaknya hamzah
sebelum huruf mad dalam satu kalimah.
Sebab dinamakan demikian (badal =
sebagai ganti) adalah karena hamzah

9
Mad munfashil menurut Hafsh jalur Asy Syathibiyyah adalah 4/5 harakat.

33
Modul Tajwid Bilingual
digantikan dengan huruf mad.
Panjangnya dua harakat10.
Contohnya adalah:

3
Asalnya Kalimah

4. Mad Shilah Kubra, yaitu ha’ dhamir


ghaib ( ) terletak antara dua huruf yang
berharakat dan setelahnya ada hamzah
qatha’ (hamzah yang dibaca).
Panjangnya boleh hanya dua harakat
dan boleh dipanjangkan seperti mad
munfashil, yaitu empat atau lima
harakat. 4
Contohnya:

b. Mad yang sebabnya sukun.

Mad yang sebabnya sukun mencakup mad


‘Aridh lis sukuun, mad Liin dan mad Laazim.
1. Mad ‘Aridh lis sukuun, yaitu terletaknya
huruf mad sebelum huruf terakhir dalam
suatu kalimah (kata) yang tidak waqf11.
1
Dinamakan ‘aridh (artinya “siap 3 2
menghadapi”), karena huruf terakhir
kedatangan sukun lantaran diwaqfkan. 1
Contohnya adalah:

10
Sebenarnya tanda mad yang digunakan tidak dengan tanda mad seperti di atas (lihat contoh mad badal), karena tanda
mad di atas digunakan untuk huruf yang dibaca lebih dari dua harakat.
11
Mungkin maksudnya huruf terakhir itu hidup (berharakat), yang kemudian menjadi mati/sukun karena diwaqfkan.

34
Modul Tajwid Bilingual

     

   

  


Hukumnya adalah dipanjangkan, boleh
sedikit, pertengahan maupun panjang,
yakni bisa dua harakat, empat atau
enam harakat.

2. Mad Layyin/Liin, yaitu mad wau atau ya’ 2


sukun yang huruf sebelumnya berfat-
hah apabila setelahnya ada sukun yang
muncul karena diwaqafkan. Contoh:

Hukumnya adalah boleh. Panjangnya


dua harakat, empat, atau enam harakat.

3. Mad Laazim, yaitu mad yang setelah


huruf mad ada sukun yang lazim (harus 3
dipanjangkan) baik ketika
diwashal(sambung)kan maupun
diwaqfkan.
Pembagiannya: Mad lazim terbagi dua;
Kalimiy dan Harfiy. Sebab dinamakan
lazim adalah:
- Karena wajibnya dipanjangkan
menurut semua para qari’.
- Karena wajibnya sukun dalam 1
setiap keadaan; waqf maupun
washal. 2
- Karena wajibnya ukuran mad
dalam satu keadaan.
3
a. Mad Lazim Kalimiy.
Mad ini terbagi dua; Kalimiy
Mutsaqqal dan Kalimiy Mukhaffaf.
- Mad Lazim Kalimiy Mutsaqqal, 2 1
yaitu setelah huruf mad ada
huruf yang ditasydidkan dalam
1
satu kalimah (kata). Contoh:

Hukumnya wajib (dimadkan),

35
Modul Tajwid Bilingual
panjangnya enam harakat12.
- Mad Lazim Kalimiy Mukhaffaf,
yaitu setelah huruf mad ada 2
huruf sukun tidak ditasydidkan
dalam satu kalimah.
Contoh: sebagaimana
disebutkan dalam dua tempat di
surat Yunus13.
Hukumnya wajib, dan
panjangnya enam harakat.
2 1
14
b. Mad Lazim Harfiy (musyba’) .
Mad ini terbagi dua; Mutsaqqal dan 1
Mukhaffaf.
- Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal,
yaitu mad pada huruf-huruf yang
ada di awal pembuka surat
(fawatihus suwar), dimana
ejaannya terdiri dari tiga huruf15,
pertengahannya huruf mad dan
akhirnya huruf sukun yang
diidghamkan setelahnya. Huruf-
hurufnya terhimpun dalam kata-
kata “ ” Contohnya:
2
     

 
Hukumnya adalah wajib, panjangnya
enam harakat.

- Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf,

12
Diikuti dengan tasydid setelah memanjangkan enam harakat.
13
Yaitu ayat 51 dan 91.
14
Disebut musyabba‟, karena madnya dipenuhkan (enam harakat).
15
Contoh (baca dari kanan ke kiri) :

dibaca: dibaca:

dibaca: dibaca:

dibaca:

Lihatlah, ejaannya terdiri dari tiga huruf. Nun misalnya, trdiri dari “ , , “

36
Modul Tajwid Bilingual
yaitu mad yang ejaan hurufnya
tiga huruf, pertengahannya huruf
sukun, namun tidak
diidghamkan. Contoh:

--
Dalam huruf-huruf berikut:

Hukumnya adalah wajib


dimadkan yang panjangnya enam
harakat.

Huruf-huruf Fawaatihus suwar (pembuka


surat)
1
Hurufnya ada empat belas yang terhimpun
dalam kata-kata:
2
Artinya: Nasihat membuat telingamu peka.
Hal ini ada tiga bagian:
1. Yang tidak dipanjangkan secara mutlak, 3
misalnya “Alif”.
2. Yang dipanjangkan dengan mad thabi’i
seukuran dua harakat, terhimpun dalam
kalimah “ ”.
3. Yang dipanjangkan mesti enam harakat,
terhimpun dalam kata-kata “

”.

37
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN
1. Sebutkan 4 buah mad yang sebabnya hamzah!
2. Sebutkan 3 buah mad yang sebabnya sukun!
3. Berapakah panjang mad munfashil menurut Imam Hafsh melalui jalur Asy Syathibiyyah?
4. Berapa harakat panjang mad ‘aridh lissukun!
5. Baca dan tentukan nama mad di bawah ini!

            

            

            

               

39 37  

38
Modul Tajwid Bilingual

BAB II
MAKHARIJUL HURUF

Makhaarijul huruf (Tempat Keluar Huruf)


Makhaarij adalah bentuk jamak dari kata
makhraj yaitu tempat keluar huruf dan untuk
membedakan antara huruf yang satu dengan
lainnya.

Untuk mengetahui tempat keluar huruf caranya


adalah dengan mensukunkan huruf tersebut
setelah (ditambahkan) hamzah washal atau
dengan mentasydidkan, ketika suaranya
terputus, maka di situlah makhrajnya. Misalnya:

Huruf-huruf itu adalah suara yang bersandar


kepada makhraj yang sebenarnya atau kira-kira.
Jumlah makhaarijul huruf ada 17, tempatnya 2 1
ada lima: (1) Jauf (rongga/bagian dalam
kerongkongan dan mulut), (2) Halq 4 3
(tenggorokan), (3) Lisan (lidah), (4) Syafataan
(dua bibir), dan (5) khaisyum (ujung hidung, 5
tempat bunyi sengau).

1. Jauf, di sini ada satu makhraj, keluar


darinya huruf mad yang berjumlah tiga
(alif16, wawu17 dan ya’18), dinamakan
huruf mad karena ia keluar dengan
dipanjangkan dan mudah tanpa susah
payah (menyebutkannnya), karena luas
makhrajnya. Makhrajnya adalah rongga
tenggorokan dan mulut, inilah yang
dimaksud “kosong bagian
dalam/rongga”.

2. Halq, di sini ada tiga makhraj:


- Yang terjauh, dekat dengan dada.

16
Ketika menyebut alif “aa” mulut terbuka.
17
Ketika menyebut wau “uu”kedua bibir dihimpit.
18
Ketika menyebut ya‟ “ii” rahang bawah merendah.

39
Modul Tajwid Bilingual

Keluar huruf “ “(ha--hamzah) 1


- Pertengahan tenggorokan, keluar 2
huruf “ “ (ha’—‘a)
- Tenggorokan paling dekat, yakni dekat 3
dengan mulut “ “ (gho19--kho’20)
18
3. Lisan, di lisan ada sepuluh makhraj
dengan 18 huruf. 1
- Antara pangkal lidah dekat
tenggorokan, keluar “ ” (qo21) 2
- Pangkal lidah di bawah makhraj 3
qaaf (lebih dekat ke mulut),
keluar “ ”(ka22) 4
- Di tengah-tengah lidah “
” (ja23—sya24—ya yang tidak 5
25
dipanjangkan )
- Dari awal pinggir lidah ke dekat 6
geraham, dari kedua pinggir
tersebut atau salah satunya,
7
keluar “ ”(dlo’26). 8
- Dari awal pinggir lidah sampai
9
ujungnya, keluar “ ” (la27).
- Dari ujung lidah, di bawah sedikit
(ke depan sedikit) dari makhraj
lam, keluar “ ” (na).
10
- Dari kepalanya, keluar “ ”(ro’)
- Dari ujung lidah dan pangkal-

19
Seperti suara G, namun lemah.
20
Suara agak kasar.
21
Seperti huruf Q, tidak boleh disertai keluar nafas.
22
Seperti huruf K, disertai keluar nafas.
Catatan: huruf kaf ketika mati cara membacanya ada sedikit desis.
23
Seperti huruf J, tidak disertai keluar nafas.
24
Suara angin menyebar dengan kuat.
25
Seperti huruf Y.
26
Sisi lidah menempel pada gigi geraham, lidah tidak boleh keluar.
Catatan: Huruf dhad ketika mati cara membacanya ditahan kuat, tidak boleh berqalqalah/mantul.
27
Seperti huruf L, tidak boleh keluar.

40
Modul Tajwid Bilingual
pangkal gigi depan atau seri
sebelah atas28, keluar “ --- -- ”
(tho’29—da30—ta’31)
- Dari ujung lidah di atas gigi
depan sebelah atas dan bawah,
keluar “ --- -- ” (sho’32—
za’33—sa’34).
- Dari ujung lidah dan ujung-ujung 1
gigi depan/seri sebelah atas,
keluar “ --- --- ” (Dzho’35— 2
dza36—tsa37)

4. Dua bibir, di sini ada dua makhraj.


- Perut (dalam) bibir bagian bawah
bersama ujung gigi depan/seri
sebelah atas, keluar “ ” (fa’38)
- Antara dua bibir, keluar “
” (wa’—ma—ba’39)

5. Khaisyum, yakni lubang hidung yang


memanjang ke bagian dalam mulut,
keluar darinya huruf-huruf ghunnah
(dengung/sengau), yaitu nun mati dan
1
tanwin ketika keduanya diidghamkan
dengan ghunnah atau diikhfa’kan atau
diiqlabkan atau sedang dalam keadaan
mim dan nun bertasydid, demikian juga
2
mim jika diidghamkan sama seperti itu,
atau ketika diikhfa’kan karena
3
menghadapi ba’.

28
Dan menekan ke langit-langit.
29
Tidak boleh keluar nafas.
30
Tidak boleh keluar nafas.
31
Ujung lidah menempel di gusi atas, lidah tidak boleh keluar.
Catatan: Huruf ta' ketika mati cara membacanya ada sedikit desis.
32
Ditebalkan.
33
Seperti huruf Z.
34
Seperti huruf S biasa.
35
Seperti makhraj dza (ujung lidah sedikit dikeluarkan), namun tebal, tidak boleh dibaca zo.
36
Ujung lidah sedikit dikeluarkan, tidak boleh dibaca za (z).
37
Ujung lidah sedikit dikeluarkan.
38
Seperti huruf F, disertai keluarnya nafas.
39
Seperti huruf B, tidak disertai keluarnya nafas.

41
Modul Tajwid Bilingual

4
Perhatian!
Manusia biasanya memiliki dua puluh dua gigi,
yaitu:
1. Tsanaayaa (gigi depan atau gigi seri),
yaitu yang berjumlah empat di depan;
dua di atas dan dua di bawah.
2. Rubaa’iyyah, jumlahnya empat di
belakang tsanaaya.
3. Anyaab (gigi-gigi taring), jumlahnya
empat di belakang ruba’iyyah.
4. Adhraas (gigi-gigi geraham), jumlahnya
dua puluh.

Gambar Makharijul Huruf

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud makharijul huruf?
2. Sebutkan lima tempat keluar huruf!
3. Sebutkan huruf-huruf yang keluar dari jauf, halq dan lisan!
4. Sebutkan huruf-huruf yang keluar dari dua bibir dan khaisyum!
5. Bagaimana cara mengetahui tempat keluar huruf?

42
Modul Tajwid Bilingual

BAB III
SIFATUL HURUF

Sifat-Sifat Huruf

Sifat-sifat huruf, yakni cara yang datang ketika


keluar dari makhrajnya. Ini terbagi dua; Bagian
yang memiliki lawan dan bagian yang tidak
memiliki lawan.
1
Pertama, bagian yang memiliki lawan, ini ada 2
lima:
1. Jahr, lawannya hams.
2. Syiddah dan tawassuth, lawannya
rakhaawah. 1
3. Isti’laa, lawannya istifal.
4. Ithbaq, lawannya infitah. 2
5. Idzlaaq, lawannya ishmat. 3
Kedua, bagian yang tidak memiliki lawan, 4
jumlahnya ada tujuh. Yaitu:
1. Shafiir 5
2. Qalqalah.
3. Inhiraf.
4. Takrir 1
5. Liin
6. Tafasysyiy 2
7. Istithaalah.
3
4
5
Sifat-sifat yang berlawanan 6
1. Hams, secara bahasa artinya samar. 7
Sedangkan secara istilah adalah
keluarnya nafas ketika menyebutkan
huruf-huruf hams, karena lemahnya 1
bersandar kepada makhraj. Hurufnya
ada sepuluh, terhimpun dalam susunan

43
Modul Tajwid Bilingual

ini “ .”
2. Jahr, secara bahasa artinya terang.
Sedangkan secara istilah adalah
tertahannya nafas ketika menyebutkan
huruf, karena kuatnya bersandar kepada 2
makhraj. Huruf-hurufnya adalah selain
huruf hams.
3. Syiddah, secara bahasa artinya kuat.
Sedangkan secara istilah adalah
tertahannya suara keluar ketika
menyebutkan huruf-huruf karena
sempurnanya bersandar kepada
makhraj. Hurufnya terhimpun dalam 3
kata-kata “ .”
Di sana ada juga huruf
pertengahan/tawassuth antara syiddah
dan rakhaawah, jumlahnya ada lima
yang terhimpun dalam kata-kata “

“. Disifati begitu, karena suara tidak


tertahan seperti tertahannya huruf
syiddah. Namun tidak keluar seperti
ketika bersama rakhaawah.
4. Rakhaawah, secara bahasa artinya
lunak. Sedangkan secara istilah adalah
mengalirnya suara bersama huruf 4
karena lemahnya bersandar kepada
makhraj. Hurufnya ada lima belas selain
huruf syiddah dan tawassuth40.
5. Isti’laa41,
6. (Istifal/Inkhifadh), secara bahasa artinya
merendah. Sedangkan secara istilah

40
Yaitu tsaa', haa', khaa', dzal, zai, siin, syiin, shaad, dhaad, zhaa', ghain, faa', ha (tebal), wau dan yaa'.
41
Seperti inilah yang kami dapatkan dalam buku bahasa Arabnya (yakni tidak ada penjelasannya). Huruf-huruf isti‟laa
adalah ‫ خ ص ض غ ط ق ظ‬dibaca tebal. Isti‟laa secara bahasa artinya irtifa‟ (menaik), sedangkan secara istilah
adalah:

Menaiknya lisan/lidah ketika menyebutkan huruf-huruf isti‟la (sehingga menimbulkan ketebalan ketika membacanya).
Lawannya adalah istifal (tipis).
Huruf-huruf isti‟la dibaca tebal seperti orang marah, sedangkan istifal dibaca tipis seperti orang senyum.

44
Modul Tajwid Bilingual
adalah turunnya lisan ketika keluarnya 5
huruf “dari langit-langit mulut ke dasar
mulut”, jumlahnya ada 21 huruf, yakni
hurufnya selain huruf isti’laa.

7. Inthibaq, secara bahasa artinya


menempel. Sedangkan secara istilah
adalah menempelnya lisan ke langit
mulut sebelah atas, yaitu shaad, dhaad,
thaa’ dan zhaa’.
7

8. Infitaah, adalah istilah untuk terbukanya


antara lisan dan langit mulut42,
keluarnya nafas di antara keduanya
ketika menyebutkan huruf-hurufnya, 8
huruf-hurufnya adalah selain empat
huruf inthibaq.
9. Dzalaaqah, dari kata dzalq yaitu ujung,
hurufnya ada enam terhimpun dalam
kata-kata “ “, dinamakan
dzalaaqah karena cepatnya diucapkan 9
disebabkan sangat ringan.
Idzlaaq, secara bahasa tajamnya lisan
dan lancar. Sedangkan secara istilah
adalah bersandar kepada lancarnya
lisan/lidah dan bibir, yakni kedua tepi
bibir.
10. Ishmat, dari kata shamt yaitu terhalang.
Hurufnya adalah selain huruf idzlaq.
Dinamakan ishmat adalah karena huruf
tersebut terhalang43 ketika sendiri 10
dalam sebuah kalimah (kata) yang terdiri
dari empat huruf seperti “ ” atau

lima huruf “ “. Di samping huruf

42
Yakni lisan menjauh dari langit mulut.
43
Atau agak berat diucapkan.

45
Modul Tajwid Bilingual
ishmat harus ada satu huruf atau lebih
yang termasuk huruf idzlaq44.

Sifat-sifat yang tidak ada lawannya

1. Shafiir, yaitu suara yang mirip suara 11


burung yang menempel di salah satu
hurufnya. Yaitu Shaad, Zaai dan Siin45.
2. Qalqalah, yaitu istilah untuk
memantulnya makhraj dengan huruf
ketika keluarnya dalam keadaan sukun 12
sehingga terdengar suara meninggi kuat,
hurufnya ada lima, yang terhimpun
dalam kata-katamu: “ ”
3. Liin (lunak), yaitu istilah untuk
panjangnya huruf wau dan ya’ sukun 13
setelah huruf yang didahului fat-hah
ketika waqf. Contoh: “ --- “,
dengan lembut, mudah dan tanpa beban
di lisan.
4. Inhiraf, yaitu istilah untuk 14
46 47
menyimpangnya ra’ dan laam dari
makhrajnya ke ujung lidah.
5. Takrir, yaitu istilah untuk siapnya ra’
menerima pengulangan karena 15
bergemuruhnya ujung lidah ketika
mengucapkannya.48

44
Ishmat, yaitu menyebutkan huruf dengan tertahan/susah. Biasanya terjadi pada kata yang terdiri dari empat huruf
(ruba‟i) atau lima huruf (khumasi), yang di dalamnya terdapat satu huruf idzlaq atau lebih. Contoh “ ‫ُر‬ ‫ ” َج ْع َج‬dan
“ ‫َج ْع َج ْع ٌل‬ “ . Kata yang hanya terdiri dari huruf ishmat saja, biasanya bukan dari bahasa Arab asli, seperti “ ‫ْعجد‬ ‫” َجعس َج‬.
Catatan: Tidak ada dalam bahasa Arab kata yang terdiri dari empat huruf (khumasi) atau lima huruf (khumasi) yang
semuanya huruf ishmat, bahkan tentu ada salah satu dari huruf idzlaq agar mudah mengucapkannya..
45
Yaitu suara tambahan yang keluar dari pertemuan ujung lidah dan dua gigi seri ketika mengucapkan suatu huruf..
46
Ra‟ menyimpang ke punggung lidah.
47
Lam menyimpang ke sebelah ujung lidah.
48
Ada juga sifat yang tidak ada lawannya yang lain, yaitu huruf tafasysyi, istithaalah, khafaa' dan ghunnah. Huruf
Tafasysyi, yaitu syin. Dinamakan tafasysyi karena angin keluar berhamburan ketika menyebutkan huruf syin.

46
Modul Tajwid Bilingual

KESIMPULAN
Sifat-sifat huruf Hija’iyyah
1. Hamzah, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, syiddah, istifal, infitah dan ishmat.
2. Ba’, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, syiddah, istifal, infitah, idzlaq dan qalqalah.
3. Ta, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, syiddah, istifal, infitah dan ishmat.
4. Tsa’, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.
5. Jim, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, syiddah, istifal, infitah, ishmat dan qalqalah.
6. Ha tipis, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.
7. Kho’, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, isti’laa, infitaah dan ishmat.
8. Dal, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, syiddah, istifal, infitah, ishmat dan qalqalah.
9. Dzaal, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.
10. Ro’, memiliki tujuh sifat, yaitu: Jahr, tawassuth, istifal, infitah, idzlaq, inhiraaf dan takrir.
11. Zai, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, istifal, infitah, ishmat dan shafiir.
12. Sin, memiliki enam sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, istifal, infitah, ishmat dan shafiir.
13. Syin, memiliki enam sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, istifal, infitah, ishmat dan tafasysyi.
14. Shood, memiliki enam sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, isti’la, ithbaq, ishmat dan shafiir.
15. Dlood, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, isti’la, ithbaq, ishmat dan istithaalah.
16. Thoo’, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, syiddah, isti’la, ithbaq, ishmat dan qalqalah.
17. Dzho’, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, isti’la, ithbaq dan ishmat.
18. ‘Ain, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, tawassuth, istifal, infitah dan ishmat.
19. Ghoin, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, isti’la, infitah dan ishmat.
20. Fa’, memiliki lima sifat, yaitu: hams, rakhaawah, istifal, infitah dan idzlaq.
21. Qoof, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, syiddah, isti’la, infitah, ishmat dan qolqolah.
22. Kaaf, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, syiddah, istifal, infitah dan ishmat.
23. Laam, memiliki enam sifat, yaitu: Jahr, tawassuth, istifal, infitah, idzlaq dan inhiraaf.

Sedangkan huruf Istithaalah (memanjang) adalah huruf shaad. Dinamakan istithaalah karena suara memanjang dari
awal tepi lisan sampai akhirnya.
Huruf khafaa' ada empat, yaitu haa (besar), alif, wau dan ya'. Dinamakan khafaa' karena samarnya suara huruf ketika
diucapkan. Sedangkan ghunnah yaitu pada mim dan nun yang bertasydid.

47
Modul Tajwid Bilingual
24. Mim, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, tawassuth, istifal, infitah dan idzlaq.
25. Nuun, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, tawassuth, istifal, infitah dan idzlaq.
26. Wawu, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.
27. Ha besar, memiliki lima sifat, yaitu: Hams, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.
28. Ya’, memiliki lima sifat, yaitu: Jahr, rakhaawah, istifal, infitah dan ishmat.

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud hams dan jahr?
2. Apa yang dimaksud syiddah dan rakhawah?
3. Apa yang dimaksud isti’la dan istifal?
4. Apa yang dimaksud inthibaq dan infitah?
5. Apa yang dimaksud dzalaqah dan ishmat?

48
Modul Tajwid Bilingual

BAB IV
LAFZHUL JALAALAH, ALIF LAM SYAMSIYYAH DAN
QAMARIYYAH

Lam dalam lafaz “ ” (Lafzhul Jalaalah)


1. Ditafkhimkan/ditebalkan lam jalaalah
apabila sebelumnya didahului fat-hah 1
atau dhammah. Contoh:
-- -
Atau bersukun setelah dhammah, )
contoh:

Atau bersukun setelah fat-hah, contoh:

Sebab ditebalkan adalah untuk


mengagungkan nama ini, di samping itu
yang mengharuskan tarqiq (tipis) tidak
ada. Ketika fat-hah dan dhammah naik
ke langit mulut dan ketika naik itu
2
ringan.
2. Ditarqiq ketika didahului kasrah,
contoh:

Atau bersukun setelah dikasrahkan,


contoh “ ” atau ketika tanwin “

”, karena lafaznya (dibacanya)


adalah “Qaumanillahu”, sebab
ditarqiqkan adalah makruhnya menaik
setelah menurun ke bawah dan
beratnya.

Lam Fi’il

Lam fi’il wajib diizh-harkan (dibaca jelas “L”)


ketika menghadapi semua huruf selain lam dan
raa’. Contoh:

49
Modul Tajwid Bilingual

Dan wajib diidgham(lebur)kan ketika


menghadapi lam dan raa’. Contoh:

Perhatian!

Hukum lam fi’il (kata kerja), lam harf (k. depan) 


dan lam isim (k. benda) semuanya wajib diizh-
harkan, baik fi’il tersebut madhi (kata kerja
lampau), mudhari’ (sedang atau akan terjadi)

maupun amr (perintah) selama setelahnya
tidak ada lam atau ra’ sehingga diidghamkan.

Lam Qamariyyah dan Lam Syamsiyyah



1. Lam Qamariyyah, wajib dibaca jelas
(yakni “L”) apabila terletak sebelum
huruf 14 terhimpun dalam susunan ini:

Yakni
.
Contohnya49 adalah:

Lam ini dinamakan juga “Lam 2


Qamariyyah”, mirip dengan bulan
dalam hal jelasnya dalam setiap
keadaan.

2. Lam Syamsiyyah,
Wajib diidghamkan (yakni lamnya tidak
dibaca, karena masuk ke huruf di
depannya) tanpa ghunnah (dengung ke
hidung) ketika lam menghadapi huruf
yang 14, terhimpun dalam awal-awal

49
Termasuk kekeliruan dalam membaca lam qamariyyah adalah membacanya seperti ini “Ale hamdu” atau “Ale
Kabiiru”, yang benar adalah “Al Hamdu” atau “Al Kabiiru”.

50
Modul Tajwid Bilingual
bait ini:

Yakni .
Contoh: 

Dinamakan Syamsiyyah (matahari)


karena lamnya diidgham/masukkan
dalam setiap keadaan (tidak tampak).
Cara mengidghamkannya adalah kamu
jadikan lam termasuk huruf di
depannya, sehingga kamu jadikan lam
seperti ini menjadi syin, dan
,menjadi nun dst.

LATIHAN
Baca dan sebutkan mana lafzhul jalalah yang ditafkhimkan dan ditarqiqkan, serta mana alif lam
qamariyyah dan alif lam syamsiyyah!

                   

                 

              

                  

             

256 255 

51
Modul Tajwid Bilingual

BAB V
IDGHAM MUTAMATSILAIN, MUTAJANISAIN DAN
MUTAQAARIBAIN, HUKUM-HUKUM HURUF RA’, DAN
KEADAAN ALIF KETIKA WAQAF DAN WASHAL

Idgham Mutamaatsilain, Mutajaanisain, dan


Mutaqaaribain

Apabila dua huruf berkumpul, yang pertama


bersukun dan yang kedua berharakat, maka
yang pertama diidgham(lebur)kan ke huruf yang
kedua, sehingga menjadi satu huruf, yang
termasuk jenis kedua. Hal itu disebabkan salah
satu dari tiga sebab berikut:

Pertama, Mutamaatsilain, yaitu dua huruf


bersamaan sifat dan makhrajnya. Misalnya:

Apabila huruf yang bersukun itu haa’ (ha’


besar), setelahnya pun ha’ besar, seperti:

Maka boleh diidghamkan dan boleh dibaca


jelas/izh-har, namun dibaca izh-har lebih rajih.
Cara mengizh-harkannya adalah dengan
mewaqfkan “Maaliyah” dengan waqf yang
lembut tanpa melepaskan nafas (saktah).

Kedua, Mutajaanisain, yaitu bersamaannya dua


huruf dalam hal makhraj, namun berbeda
sifatnya. Hal itu di lima tempat dengan tiga
makhraj: 1
1. Makhraj thaa’, ta’ dan daal, wajib
diidghamkan dalam dua tempat:
a. Daal ke dalam taa’ (yang dibaca
ta’). Contohnya:

52
Modul Tajwid Bilingual
b. Ta’ ke dalam dal dan tha’ (yang
dibaca da jika di depannya dal,
atau tha’ jika di depannya tha’).
Contohnya:
2

2. Makhraj zhaa’, dzaal dan tsaa’. Wajib


diidghamkan dalam dua tempat:
a. Dzaal ke dalam zhaa’ (yang
dibaca zhaa’). Contohnya:

3
b. Tsaa’ ke dalam dzaal (yang
dibaca dzaal). Contohnya:

3. Makhraj mim dan ba’. Contohnya:


Tempatnya hanya satu, yaitu ba’
menghadapi mim (yang dibaca mim).
Contohnya:
1

Ketiga, Mutaqaaribain, yaitu berdekatannya 


kedua huruf dalam hal makhraj dan sifatnya.
Hal itu ada pada dua makhraj.
1. Makhraj lam dan raa’ (yang dibaca raa’).
Contohnya: 

2. Makhraj qaaf dan kaaf (yang dibaca


kaaf). Contohnya:

Maksud berdekatan dalam hal sifat adalah


bersamaannya kedua huruf dalam sebagian
besar sifatnya.

53
Modul Tajwid Bilingual

Hukum Raa’

Raa’ memiliki tiga keadaan; tafkhim, tarqiq dan


boleh kedua-duanya.

Pertama, ditafkhim (ditebalkan) raa’ dalam


keadaan berikut:
1. Jika didhammahkan. Misalnya “ ” 1
2. Jika difat-hahkan. Misalnya “ ” 2
3. Jika bersukun setelah huruf 3
berdhammah. Misalnya “ ”
4
4. Jika bersukun setelah huruf berfat-hah.
Misalnya “ ” 5
5. Jika bersukun setelah huruf yang
kedatangan/’aridhah kasrah50. Misalnya:
6
“ “ ”
6. Jika bersukun setelah huruf berkasrah
yang asli, lalu disudahi dengan salah satu
huruf Isti’la (yang dibaca tebal).
Contohnya: . 7
Huruf Isti’laa adalah “ ”
7. Apabila (ra’) disukunkan karena waqf
setelah huruf bersukun selain ya’,
dimana sebelum huruf bersukun ada fat-
hah atau dhammah. Contohnya
1
“ --- ”
2
Kedua, raa’ ditarqiq/tipiskan51 dalam beberapa
keadaan berikut:
1. Ketika dalam keadaan kasrah. Misalnya “ 3

2. Ketika bersukun setelah huruf berkasrah
yang asli. Misalnya “ ”

50
Yakni hamzah washal. Dinamakan hamzah washal, karena bila berada di tengah-tengah hamzah itu tidak dibaca.
Hamzah washal ini biasanya ditulis alif saja “ ‫ا‬ ” tanpa hamzah.
Bila dibaca hamzahnya dalam keadaan bagaimana pun juga (baik di awal maupun di tengah-tengah) disebut hamzah
qatha‟. Hamzahnya biasanya tertulis di atas alifnya, yaitu “ ‫” أ‬.
51
Dibaca ro'nya biasa saja, seperti saat kita membaca kata “riwayat”, “air”, “rindu” dsb dalam bahasa Indonesia.

54
Modul Tajwid Bilingual
3. Apabila raa’ bersukun (karena waqf) setelah 1
ya’ bersukun. Misalnya “ “

Ketiga, boleh tafkhim dan tarqiq, yaitu dalam


keadaan berikut:
1. Apabila ra’nya bersukun sedangkan
sebelumnya ada huruf berkasrah asli
dan setelah raa’ ada huruf isti’la yang
kasrah. Contoh “ ”. Orang yang 2
mentafkhimkannya karena melihat
adanya huruf isti’aa setelahnya dan
kuatnya. Sedangkan orang yang
mentarqiqkannya melihat karena
dikasrahkan sebelumnya, sedangkan
kasrah memperlemah tafkhimnya.
2. Apabila disukunkan di akhir kalimat,
sedangkan sebelumnya ada huruf isti’la
yang sukun. Contoh: “ ”.
Dan lebih dipilih untuk raa’ Al Qithr
adalah tarqiq, sedangkan raa’ Mishr
adalah tafkhim.

Alif yang dibaca ketika waqf dan tidak dibaca 34


ketika washal
2
Alif pada kalimat berikut “dibaca” ketika waqf
dan “tidak dibaca” ketika washal. 38
1. Alif dari dhamir (kata ganti nama), “ ‫”ان ا‬
(saya) dalam semua ayat Al Qur’an. 3
Misalnya “ ” (Al Kahfi: 10
34)
2. Alif dari kata “ ”, pada firman Allah 4
Ta’ala “ ” (Al Kahfi: 38) 66
3. Alif dari kata “ ” pada firman Allah
Ta’ala “ ” (Al Ahzaab: 10). 5
4. Alif dari kata “ ” pada firman Allah 67
Ta’ala “ ” (Al Ahzaab: 66).
6
5. Alif dari kata “ ” pada firman Allah
Ta’ala “ ” (Al Ahzaab: 67). 15
6. Alif dari kata “ ”pada firman Allah
7
Ta’ala “ ” (Al Insaan: 15).

55
Modul Tajwid Bilingual
7. Alif dari kata “ ” pada ayat “ 4
” (Al Insaan: 4).
Untuk “ ” saja ada dua cara dalam
mewaqfkan. Dibuang atau dibaca
sehingga dibacanya “ atau ”
8. pada firman Allah Ta’ala “ 8
” (Al ‘Alaq: 15) 15
9. Lafaz “ ” ditanwinkan (akhirnya) pada
ayat “ 9
” (Al Israa’: 76) 76
10. Huruf yang ditanwinkan dalam keadaan
nashab (fat-hatain). Contoh “ 10
” dan “ “.

Selesai Al Hamdulillah, karena taufiq Allah.

56
Modul Tajwid Bilingual

LATIHAN

Bacalah surat ini dengan menggunakan tajwid yang telah kamu pelajari (dengan dipandu
oleh guru tajwid)!



                 

                   

               

               

               

               

             

               

               

              

     

57
Modul Tajwid Bilingual

Silahkan kunjungi karya tulis lain penerjemah di:


http://wawasankeislaman.blogspot.com

atau channel penulis di Telegram:


http://t.me/wawasan_muslim

58

Anda mungkin juga menyukai