Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Flexible Manufacturing System (FMS)

Dosen Pengampu : Faizar,ST.,M.Sc DLB

Disusun Oleh :
HABIB RAMDANI (200130099)

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Flexible
Manufacturing System ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari bapak Faizar,ST.,M.Sc DLB pada mata kuliah Elektronika Industri.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Otomasi Industri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Faizar,ST.,M.Sc DLB , selaku


dosen pada mata kuliah Elektronika Industri yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 3 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 5
1.3 TUJUAN................................................................................................ 5
1.4 MANFAAT ........................................................................................... 5
BAB II.................................................................................................................. 6
ISI ..................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian dan Teori Flexible Manufacturing System (FMS) ............... 6
2.2 Filosofi Flexible Manufacturing System (FMS) .................................... 8
2.3 Keuntungan Penggunaan Flexible Manufacturing System (FMS) ........ 9
2.4 Penerapan FMS Pada Proses Distribusi ............................................... 12
BAB III .............................................................................................................. 14
PENUTUP ...................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Flexible Manufacturing System (FMS) adalah suatu system manufaktur otomatis


dengan volume dan variasi produk level menengah yang dikontrol oleh komputer. FMS
meliputi spektrum lebar dari aktivitas manufaktur seperti mesin-mesin produksi, metal
working, pabrikasi, dan assembly. Pada sebuah FMS, suatu kelompok part–part dari
produk–produk dengan karakteristik serupa diproses. Komponen penting dari suatu FMS
adalah mesin Numerical Control
(NC) yang mampu saling bertukar tools secara otomatis. Sistem material handling
otomatis untuk memindahkan part–part diantara mesin–mesin dan station fixturing berupa
Automated Guided Vehicle (AGV) dan Robot. Semua komponen diatas dikontrol oleh
komputer. Dan yang terakhir adalah perangkat–perangkat lain seperti mesin pengukur
koordinat dan mesin pencuci part–part yang diproses .Pada FMS setiap job guna
memproduksi sesuatu, mempunyai beberapa alternatif jalur mesin–mesin untuk
menyelesaikannya. Sistem penanganan material pada FMS harus dikontrol computer untuk
menentukan alternatif jalur job tadi secara otomatis. Disiplin antrian yang digunakan
biasanya adalah First Come First Serve (FCFS), Last Come First Serve (LCFS) atau
Prioritas.
Flexible Manufacturing System (FMS) pertama kali didesain pada pertengahan
1960-an oleh perusahan Inggris, dan diberi nama system 24. Sehubungan dengan kurangnya
kontrol teknologi, sistem tersebut tidak pernah selesai diinstal. Instalasi awal Flexible
Manufacturing System (FMS) di US yang paling terkenal terdapat di Caterpillar Inc. oleh
Kearney & Trecker. Tujuan dari FMS sangat spesifik dan menuntut penerapan yang spesial.
FMS tidak mempunyai fleksibilitas seperti yang telah didefinisikan di atas, tetapi
bagaimanapun Kearney & Trecker merasa cukup puas.
Persaingan pasar pada awal 1980-an menuntut adanya efisiensi produksi yang tinggi,
biaya rendah, respon yang cepat; sebagai hasilnya para usahawan menginstall FMSs untuk
produksi berskala kecil dan menengah.
FMS sendiri didefinisikan oleh Automation Encyclopedia (Graham 1988), sebagai
berikut:
"Flexible manufacturing system adalah satu atau lebih mesin produksi yang diintegrasikan
dengan pemindahan material secara otomatis, dimana operasinya diatur dengan komputer".
Untuk mencapai fleksibilitas dan respon yang cepat yang dibutuhkan kustomer maka
diberlakukanlah Flexible manufacturing system (FMS). 5 level teknologi yang dibuat
bedasarkan FMS contohnya : Enterprise, system, sel, mesin dan peralatan . Sebuah
bangunan blok dari FMS disebut dengan FlexibleManufacturing Cell (FMC). FMC adalah
suatu kelompok atau grup mesin yang saling berhubungan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:


1. Apa yang dimaksud dan teori dari Flexible Manufacturing System (FMS)?
2. Filosofi Flexible Manufacturing System (FMS)?
3. Apa saja keuntungan pengunaan FMS?
4. Penerapan FMS dalam

1.3 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal
sistem manufaktur atau FMS(Flexible Manufacturing System). Karena FMS bermanfaat
dalam industri manufaktur

1.4 MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam
menerapkan Flexible Manufacturing System(FMS) di industri.Mengetahui apa saja
keuntungan dalam menerapkan FMS.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian dan Teori Flexible Manufacturing System (FMS)


Sistem manufaktur fleksibel atau FMS (Flexible Manufacturing System) adalah
sistem manufaktur yang dapat bereaksi secara fleksibel terhadap perubahan-perubahan. Dua
macam perubahan sistem itu dapat berupa perubahan tipe produk yang akan dihasilkan (machine
flexibility), maupun perubahan urutan proses dalam pembuatan produk tersebut (routing
flexibility). Keuntungan dari penggunaan FMS dalam suatu sistem produksi massal (mass
production) adalah kemampuan fleksibilitasnya yang tinggi baik dalam mengalokasikan waktu
dan usaha, sehingga dapat menaikkan produktivitas dan mutu produk serta menurunkan biaya
produksi.
Kebanyakan sistem FMS terdiri dari 3 bagian, yaitu sebuah sistem mesin CNC yang
terautomasi, satu grup mesin produksi (material handling system) dan robot, serta satu set
komputer sentral (termasuk di dalamnya alat-alat elektronik instrumentasi industri/pabrik,
alat pengukuran, dan sensor). Melalui jaringan komputer pabrik yang mempunyai ciri tersendiri
daripada kebanyakan jaringan komputer perkantoran, semua peralatan dalam FMS ini dapat
dikendalikan dan dapat saling berkomunikasi satu sama lain
Ciri khas dari jaringan komputer pabrik adalah tingginya gangguan (noise) akibat panas, adanya
debu dan kelembaban yang tinggi, yang menyebabkan jaringan komputer sering gagal. Selain
itu, beberapa kegiatan mesin dan robot dapat mengakibatkan keadaan yang berbahaya dan perlu
penanganan dengan cepat dan darurat. Oleh karena itu jenis jaringan komputer lokal (LAN),
seperti CSMA/CD dan Token Bus standar tidak bisa dipakai. Untuk dapat menangani paket
data yang urgen dan bersifat segera, jaringan komputer itu harus dapat memberikan prioritas
pengiriman berita. Dalam hal ini, berita urgen dapat meng-interupsi pengiriman data biasa,
seperti yang dimiliki oleh jaringan Token ring dan Token Bus termodifikasi.

Pada dasarnya Flexible Manufacturing System (FMS) merupakan suatu automated cell
(integrating materials handling and processing equipment) yang digunakan untuk menghasilkan
sekelompok parts atau assemblies. Meskipun semua item membutuhkan proses manufakturing
serupa, namun skuens dari operasi tadak perlu sama dalam setiap kasus. Suatu nonautomated
production line yang dapat mengubah dari satu produk ke produk lain tanpa set up juga
merupakan suatu Flexible Manufacturing System (FMS).

Sistem manufaktur fleksibel terdiri dari beberapa direct numerically controled (DNC)
machines. Suatu sistem penyimpanan dan pengambilan kembali parts yang dikendalikan oleh
komputer dan peralatan otomatis yang membawa parts di antara mesin dan tempat penyimpanan.
Dalam praktek, Flexible Manufacturing System mengizinkan atau memungkinkan parts yang
diproduksi tanpa disentuh atau dipegang manusia.
Dalam suatu automated FMS, salah satu komputer atau operator atau keduanya
melakukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai berikut:

 Komputer mengendalikan peralatan mesin, peralatan penanganan material,


integrasi dari aktivitas-aktivitas peralatan mesin dan peralatan penanganan
material.

 Operator melaksanakan perawatan preventif dan tindakan-tindakan darurat,


memasukkan data sepertin nomor-nomor parts, dan memasukkan program-
program baru atau program yang diperbaiki ke dalam komputer.

 Salah satu operator atau komputer dengan peralatan otomatis dapat memuat
material ke dalam sistem penanganan material, memindahkan atau menambah
peralatan pada mesin-mesin yang berbeda, dan lain-lain.

Terdapat dua sub system dalam FMS, yaitu:

a. Physical Subsystem, meliputi:


- Workstation, berupa mesin–mesin Numerical Control (NC), mesin part– washing,
area load dan unload, dan area kerja.
Storage – Retrieval System, berupa pallet – pallet tempat penyimpanan sementara part-part
produk yang akan diproses.
- Material – Handling System, berupa Automated Guided Vehicle (AGV), shuttle car atau
roller conveyor untuk membawa part – part yang diproses, dari dan ke workstations.

b. Control Subsystem, meliputi:


- Control Hardware, berupa mini dan microcomputers, Programmable Logic Controllers
(PLC), Communication Networks, Sensors, dll.
- Control Software, berupa sekumpulan file dan program untuk mengontrol Physical
Subsystem.

c. Fleksibilitas
Flexibility dapat didefinisikan sebagai sekumpulan property dari system manu- faktur yang
mendukung perubahan kapa-sitas dan kapabilitas produksi (Carter, 1986) .
Adapun macam–macam fleksibilitas pada FMS adalah:

1.Fleksibilitas Mesin (Machine Flexi- bility)


Fleksibilitas mesin berarti kemampuan sebuah mesin untuk melakukan bermacam–macam
operasi pada ber- macam–macam part produk dengan tipe dan bentuk berbeda. Keuntungan
yang didapat dari mesin fleksibel dan pergantian tipe part yang diproses dengan cepat ini
adalah kebutuhan besar lokasi yang ekonomis dan waktu proses yang lebih rendah.
2.Fleksibilitas Rute (Routing Flexibility)
Fleksibilitas Rute berarti part–part produk tersebut dapat diproduksi dengan beberapa rute
alternatif. Fleksibilitas rute secara utama diguna- kan untuk memanage perubahan internal
yang disebabkan oleh kerusakan alat, kegagalan pengontrol, dan hal-hal lain sejenis dan juga
dapat membantu peningkatan output.

3.Fleksibilitas Proses (Process Flexibility)


Fleksibilitas Proses atau yang dikenal juga dengan nama Mix Flexibility adalah kemampuan
untuk menyerap perubahan yang terjadi pada produk dengan melakukan operasi–operasi
sejenis atau memproduksi produk– produk sejenis atau part–partnya pada center–center CNC
yang serbaguna dan adaptabel.

4.Fleksibilitas Produk (Product Flexi- bility)


Fleksibilitas Produk atau yang dikenal dengan nama Mix-Change Flexibility adalah
kemampuan untuk melakukan perubahan menuju set–set produk baru yang harus diproduksi
secara cepat dan ekonomis, untuk merespon perubahan market dan engineering dan untuk
beroperasi pada basis pelayanan pesanan terbatas.

5.Fleksibilitas Produksi (Production Flexibility)


Fleksibilitas Produksi berarti kemam- puan untuk memproduksi bermacam macam produk
tanpa perlu adanya penambahan pada peralatan-peralatan berat/penting, walaupun
penambahan tool tool baru atau sumber daya lain dapat dimungkinkan. Hal ini menye- babkan
dapat diproduksinya berbagai macam jenis produk dengan biaya dan waktu yang memadai.

6.Fleksibilitas Ekspansi (Expantion Flexibility)


Fleksibilitas Ekspansi berarti kemam- puan untuk merubah sistem manu- faktur untuk
mengakomodasi perubahan produk–produk secara umum. Perbedaannya dengan definisi
Fleksibiltas Produksi adalah, pada Fleksibilitas Ekspansi perubahan produk diikuti pula
dengan penam- bahan peralatan beratnya. Tapi hal ini dapat dilakukan dengan mudah karena
perubahan dan penambahan itu dapat dikerjakan pada desain sistem manu- faktur yang
aslinya.

2.2 Filosofi Flexible Manufacturing System (FMS)


Pada dasarnya sistem manufaktur fleksibel (SFM) merupakan suatu automated
cell (integrating materials handling and processing equipment) yang digunakan untuk
menghasilkan sekelompok parts atau assemblies. Meskipun semua item membutuhkan proses
manufakturing serupa, namun skuens dari operasi tadak perlu sama dalam setiap kasus.
Suatu nonautomated production line yang dapat mengubah dari satu produk ke produk lain
tanpa set up juga merupakan suatu sistem manufaktur fleksibel (SMF).
Sistem manufaktur fleksibel terdiri dari beberapa direct numerically
controled (DNC) machines. Suatu sistem penyimpanan dan pengambilan kembali parts yang
dikendalikan oleh komputer dan peralatan otomatis yang membawa parts di antara mesin dan
tempat penyimpanan. Dalam praktek, Sistem manufakrur fleksibel (SMF) mengizinkan atau
memungkinkan parts yang diproduksi tanpa disentuh atau dipegang manusia.
Dalam suatu automated SMF, salah satu komputer atau operator atau keduanya melakukan
fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai berikut:
1.Komputer mengendalikan peralatan mesin, peralatan penanganan material, integrasi dari aktivitas-
aktivitas peralatan mesin dan peralatan penanganan material.
2.Operator melaksanakan perawatan preventif dan tindakan-tindakan darurat, memasukkan data
sepertin nomor-nomor parts, dan memasukkan program-program baru atau program yang
diperbaiki ke dalam komputer.
3.Salah satu operator atau komputer dengan peralatan otomatis dapat memuat material ke dalam
sistem penanganan material, memindahkan atau menambah peralatan pada mesin-mesin yang
berbeda, dan lain-lain.
Penggunaan komputer dan software dalam Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) memberikan
suatu lingkup ekonomis (economies of scope) yang mampu menghasilkan banyak item berbeda
secara otomatis dan ekonomis dalam small lot sizes. Keadaan ini sering disebut soft automation.
Hal ini berbeda dengan hard automation yang dapat menghasilkan hanya satu item dalam
volume besar sehingga sangat effisien, dan oleh karena itu hard automation berhubungan dengan
skala operasi ekonomis (economies of scale). Jadi soft automation dalam Sistem Manufaktur
Fleksibel (SMF) berkaitan dengan lingkup operasi ekonomis (economies of scape),
sedangkan hard automation berkaitan dengan skala operasi ekonomi (economies of scale).
Beberapa Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) menggunakan suatu rekayasa dan data
base manufacturing terintegrasi untuk secara otomatis mendesain produk dan proses,
memperkirakan material dan membuat pesanan-pesanan material yang diinginkan, menelusuri
inventori, memprogram mesin-mesin, dan melaksanakan semua aktivitas lain dari proses
manufacturing. Tujuan utama dalam penggunaan Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) adalah
memberikan respon secara cepat dan tepat terhadap kebutuhan pelanggan, terutama berkaitan
dengan perubahan-perubahan dalam desain pruduk, volume produk, atau pelayanan produk.
Pengguna Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) akan memberikan biaya produksi yang rendah,
reduksi waktu tunggu, reduksi inventori, dan tingkatan kualitas produk, sehingga mampu
meningkatkan kepuasan pelanggan, meskipun untuk itu dibutuhkan dana investasi awal yang
besar terutama untuk membangun dan mengembangkan Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF),
karena SMF bersifat padat modal (capital intensive).

2.3 Keuntungan Penggunaan Flexible Manufacturing System (FMS)


keuntungan dari konsep SMF, adalah:
 Mempermudah untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja
yang biasa terjadi pada line produksi.
 Mempermudah penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi
penambahan ataupun pengurangan kapasitas produksi.
 · Perubahan desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
 Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
 Meningkatkan kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
 Mengurangi biaya ongkos pekerja (men power).
 Mengurangi luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan
yang dapat diperhitungkan).
Seperti telah didefiniskan di atas, FMS adalah kumpulan hardware yang dihubungkan dengan
Software komputer. Proses hardware sering termasuk NC (numerical control) dan CNC mesin.
Sebagai tambahan, FMS memproduksi perkakas dan sistem setup part, pembersihan,
penyimpanan bahan mentah dan bahan jadi dan retrieval systems, dan coordinat measuring
machines (CMM). Sistem-sistem tersebut berhubungan dengan automated material handling,
dari konveyor yang kurang rumit sampai ke robot yang rumit dan mesin-mesin pemandu yang
otomatis.
Software komputer yang rumit juga membutuhkan FMS dengan banyak tingkatan kontrol untuk
mengatasi variabilitas yang tinggi sehubungan dengan produksi banyak jenis part. Lima
tingkatan teknologi yang ada di FMS antara lain :
1. Enterprise level: Penjadwalan produksi untuk FMS, persiapan program komputer dan
kode untuk sistem produksi dan mesin, membuat order untuk bahan mentah, dan
membuat dokumen instruksi untuk barang jadi.
2. System level : centralized coolant dan sistem pengumpulan chip, kontrol dan
penjadwalan dari komputer kontrol cart, pemutusan kode komputer untuk mesin
produksi, sinkronisasi semua sel operasi, pusat kalibrasi dan setup perkakas dan alat
untuk mesin, tracking perkakas, bahan mentah dan persediaan produk jadi.
3. Cell level : sel permesinan, tool gauge dan stasiun pengkalibrasian, stasiun load
material dan unload material, testing dan sel kontrol kualitas, dan sel pembersihan part.
4. Machine level : pusat CNC mesin, operasi manual, panduan otomatis, work holders
dan changer, mesin penguji kualitas, mesin pembersih part yang otomatis, dan stasiun
penggantian perkakas.
5. Device level : sensors, ac dan dc motor, pneumatic dan hidrolik komponen, perkakas,
fixture, komponen elektrik, penghubung, kabel dan serat fiber.
Tingkat kompleksitas diperjelas oleh banyaknya hardware dan software yang diperlukan untuk
merakit FMS. Beberapa FMS yang paling sukses telah dibangun dan digabungkan oleh peralatan
mesin manufaktur. Beberapa kasus pengoperasian dari sistem tipikal menunjukkan bahwa
kompleksitas FMS merupakan kelemahan utama dan masalah serius dalam proses implementasi.
Tetapi, bila sistem manufaktur yang fleksibel dapat diimplementasikan dengan sukses, maka
keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
barang dalam proses dan penyimpanan barang jadi berkurang hingga 80 %. Jika FMS
memungkinkan produksi suatu bagian dalam jumlah
1) Inventory Reduction.
Dalam beberapa implementasi, penyimpanan besar, operasi just in time dapat dilakukan dan
penyimpanan barang jadi dalam operasi ini mendekati nol.
2) Direct labor cost reduction.
Otomasi yang berhubungan dengan implementasi FMS memungkinkan sistem produksi yang
dapat dijalankan oleh lebih dari 3 shift dengan jumlah pekerja jauh lebih sedikit dari pekerjaan
manual. Selain itu, pengangkutan raw materials menuju mesin produksi menjadi lebih praktis.
Prosentase biaya tenaga kerja langsung hanya 10 % dari harga jual sehingga pengurangan tenaga
kerja langsung bukan merupakan keunggulan yang signifikan.
3) Machine utilization increase.
Keunggulan lain dari otomasi adalah kemampuan untuk mengoperasikan mesin produksi
(termasuk yang berbiaya tinggi) lebih dari 3 shift selama 7 hari seminggu. Hal ini menyebabkan
peningkatan utilitas dari kapital dan peningkatan kapasitas tanpa ada kenaikan biaya tenaga kerja
yang signifikan. Dengan adanya peningkatan kapasitas, berarti lebih sedikit mesin yang
diperlukan dan kebutuhan area kerja pun akan berkurang.
4) Supports world class metrics.
FMS yang didesain secara akurat akan memenuhi standard yang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan kelas dunia, yaitu: waktu setup mesin yang rendah, berkualitas tinggi, proses
penyimpanan barang jadi rendah, jarak transportasi material rendah, dan waktu mesin yang baik.
5) Supports order-winning criteria.
Jika dirancang dengan baik, FMS akan memenuhi kriteria yang diperlukan untuk memenangkan
suatu order, yaitu: harga rendah, kualitas tinggi, waktu transportasi yang rendah, banyak
pengantaran (delivery) yang tepat waktu, dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam memproduksi
produk lain yang hampir sama.
Keuntungan dari FMS sangat mengesankan dan sejumlah sistem telah diinstal di seluruh dunia,
yang membuktikan bahwa teknologi FMS dapat berfungsi. Bagaimanapun, biaya, kompleksitas,
dan tingkat teknologi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan FMS membatasi
penggunaannya pada proses manufaktur yang sangat besar. Akibatnya, sejumlah tekanan dalam
desain otomasi dialihkan pada FMCs (flexible manufacturing cells).
Sistem manufakturing fleksibel (FMS = Flexible Manufacturing Systems) juga merupakan
paduan dari mesin–mesin berangka standard, pengolah bahan baku otomatis dan pengendalian
dengan komputer dalam bentuk pengendalian dengan kode angka langsung (direct numerical
control) untuk memperbesar manfaat mesin berkode angka–angka untuk kegiatan manufakturing
bervolume sedang. Peralatan berkode angka dan terutama pusat mesin digunakan untuk melayani
permintaan bervolume rendah, sementara perhatian tidak terlalu banyak diberikan untuk
memperbaiki pendekatan manufakturing untuk produk bervolume sedang dan beragam sedang.
FMS dirancang untuk suku cadang. Volume meningkat karena banyaknya ragam produk yang
menuntut penanaman modal di satu pihak dan fleksibelitas peralatan NC di pihak lain, bersama
menjadi dasar untuk menggunakan FMS dalam membuat produk dengan volume permintaan
tingkat menengah ini. Kelompok produk klasik adalah :

1. Menurut perakitan

Mengelompokan suku cadang yang telah diurutkan untuk merakit suatu produk
(misal: mesin). Sistemnya dirancang untuk memungkinkan pemakai memesannya
menurut kebutuhan perakitan bukan menurut jadwal kuantitas pemesanan bagi
masing–masing suku cadang melalui serangkaian proses yang diatur menurut
fungsi.

2. Menurut jenis

Mengelompokan suku cadang menurut kisaran produk yang sama. Ini


membebaskan proses produksi untuk volume tinggi dari suku cadang volume
sedang dan rendah yang berarti mengurangi jumlah pemindahan. Dengan
pengelompokan ini penanaman modal dimungkinkan. Fleksibilitas FMS
memungkinkan pengolahan banyak ragam produk dan memudahkan untuk
menyeimbangkan beban kerja setiap kali ada perubahan bauran dan volume
produk.
3. Menurut besar dan operasi yang sama

Spesifikasi FMS dalam situasi ini mencerminkan ukuran fisik dari suku cadang
dan operasi–operasi khusus yang harus diselesaikan. Juga di sini flesibilitas dalam
sistem memperluas rentang pekerjaan yang dapat dilakukan dan memungkinkan
tingkat penggunaan yang tinggi karena kemampuannya menghadapi perubahan
bauran dan volume produk.

Rangkaian kegiatan dalam proses suku cadang oleh FMS sebagai berikut :
1. Sistem DNC meluncurkan sebuah kereta yang membawa kotak kosong ke stasiun muat
dan juga memberi tahu kereta pemuat suku cadang mana yang harus dimuat.
2. Setelah selesai kereta memuat memberi tanda sudah selesai dan komputer mengarahkan
suku cadang pada operasi yang pertama, dan memilih jika ada pekerjaan yang tidak akan
menyebabkan pekerjaan menjadi bertumpuk.
3. Suku cadang secara otomatis diangkat, program NC yang sesuai dipilih dan pekerjaan itu
selesai.
4. Prosedur ini telah diikuti sampai ke bagian yang dirakit itu selesai dan sesudah itu kereta
bertolak ke tempat bongkar dan keluar dari sistem.
Filosofi FMS sama dengan filosofi pusat mesin, yaitu mencapai hasil sebesar – besarnya dari
paduan operasi yang dapat diselesaikan di satu tempat. Penanaman modal tambahan, seperti
dengan bentuk pilihan proses seperti teknologi kelompok dan ban transfer dan juga line,
menurunkan biaya dan memperkecil sediaan barang yang sedang dikerjakan.

2.4 Penerapan FMS Pada Proses Distribusi


Penerapan Flexible Manufacturin System ini terdapat pada Roller Conveyer yang terletak
pada proses distribusi yang mana banyak diterapkan pada suatu industri sebagai sarana material
handling.

Contoh FMS yang menggunakan roller conveyor sebagai sarana material handling.
Pengertian Roller conveyor :
Yaitu jenis conveyor yang mempunyai roller sebagai alat untuk mengangkut barang.
Dalam mengoperasikannya, roller conveyor memanfaatkan gaya gravitasi bumi atau ada
juga yang ditarik atau didorong. sistem roller dibuat dengan desain khusus agar sesuai
dengan barang yang akan diangkut misalnya seperti barang yang berbahan logam, karet,
dan lainnya.
Sementara itu berikut ini adalah komponen dari roller conveyor:
 Rangka badan, yaitu komponen yang berungsi untuk menopang roller conveyor sehingga
posisinya tidak berpindah-pindah.
 Tiang penyangga, yaitu komponen yang berfungsi sebagai pondasi untuk badan roller
conveyor.
 Motor penggerak, yaitu drive roller yang dapat bergerak atau berputar sesuai dengan
kecepatan yang diatur oleh operator.
 Roller, yaitu komponen utama dari roller conveyor yang berfungsi untuk memindahkan
barang yang diangkut. Bentuk dari roller ini harus didesain agar tidak membuat getaran
saat berjalan sehingga tidak merusak barang yang diangkutnya. Roller sendiri terdiri dari
pipa, poros, snap ring, rumah bearing, seal, c-ring, dan bantalan.
 Sistem transmisi, yaitu sistem yang difungsikan sebagai konversi torsi dan kecepatan
(putaran) untuk menggerakan roller. Sistem transmisi pada roller conveyor ini terdiri dari
dua, yaitu transmisi motor penggerak dengan drive roller dan transmisi drive roller
dengan roller yang lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Flexible Manufacturing System (FMS) adalah suatu sistem manufaktur otomatis, volume
menengah dan variasi menengah dan dikontrol oleh komputer. Dia meliputi spektrum lebar dari
aktivitas manufaktur seperti mesin-mesin, metal working, pabrikasi, dan assembly
Adapun macam–macam fleksibilitas pada FMS adalah:
 Fleksibilitas Mesin (Machine Flexi- bility)
 Fleksibilitas Rute (Routing Flexibility)
 Fleksibilitas Proses (Process Flexibility)
 Fleksibilitas Produk (Product Flexi- bility)
 Fleksibilitas Produksi (Production Flexibility)
 Fleksibilitas Ekspansi (Expantion Flexibility)
Keuntungan penggunaan Sistem Manufaktur Fleksibel Dari uraian di atas, dapat kita lihat
beberapa keuntungan dari konsep SMF, adalah:
- Mempermudah untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja yang
biasa terjadi pada line produksi.
- Mempermudah penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi
penambahan ataupun pengurangan kapasitas produksi.
- Perubahan desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
- Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
- Meningkatkan kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
- Mengurangi biaya ongkos pekerja (men power).
- Mengurangi luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan yang
dapat diperhitungkan
Sebagai tambahan, FMS memproduksi perkakas dan sistem setup part, pembersihan,
penyimpanan bahan mentah dan bahan jadi dan retrieval systems, dan coordinat measuring
machines (CMM).Otomasi yang berhubungan dengan implementasi FMS memungkinkan
sistem produksi yang dapat dijalankan oleh lebih dari 3 shift dengan jumlah pekerja jauh lebih
sedikit dari pekerjaan manual.
FMS akan memenuhi kriteria yang diperlukan untuk memenangkan suatu order, yaitu: harga
rendah, kualitas tinggi, waktu transportasi yang rendah, banyak pengantaran (delivery) yang
tepat waktu, dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam memproduksi produk lain yang hampir
sama.

Anda mungkin juga menyukai