Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ANODIZING DAN

ELECTROPLATING

Disusun oleh :

Jauhar El Fanani
1902311070
5D - Produksi

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK
NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia nya kepada kita semua. Shalawat serta salam marilah kita haturkan ke junjungan
nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang telah menuntun
kita dari zaman yang gelap hingga ke zaman yang terang benderang ini. Dengan rahmat dan
karunia-Nya pulalah saya mampu menyusun “Laporan Praktikum Anodizing dan Electroplating”.

Dalam kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T. selaku dosen dan pembimbing mata kuliah “Praktek
Anodizing dan Electroplating” yang telah memberikan bimbingannya selama ini. Juga saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, saudara, juga segenap teman-teman
seperjuangan yang telah ikut menyumbangkan bantuan moril dan spiritual. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan.

Pada penulisan laporan tugas ini, saya meyakini bahwasanya masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
banyaknya kritik dan saran yang membangun agar kelak dikemudian hari saya mampu untuk
membuat kriteria laporan yang lebih baik lagi.

Semoga pada akhirnya laporan yang saya buat ini mempu memberikan manfaat kepada
siapapun yang membacanya.

Bogor, 3 Januari 2022

Jauhar El Fanani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................................. 1

BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................... 2


2.1 Penjelasan Umum tentang Anodizing.................................................................................. 2
2.1.1 Alumunium................................................................................................................... 3
2.1.2 Prinsip Dasar Proses Anodizing pada Alumunium....................................................... 4
2.2 Penjelasan Umum tentang Electroplating........................................................................... 5
2.2.1 Konsep Dasar Elektrolisis ............................................................................................ 7
2.2.2 Aspek Kuantitatif Elektrolisis ...................................................................................... 8
2.2.3 Prinsip Dasar Proses Electroplating Besi oleh Tembaga ............................................. 9
2.2.4 Skema Proses Electroplating Besi oleh Tembaga.........................................................10

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................................................11


3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................................11
3.2 Peralatan dan Bahan yang Digunakan..................................................................................11
3.2.1 Peralatan dan Bahan yang Digunakan pada Proses Anodizing......................................11
3.2.1.1 Peralatan yang Diperlukan pada Proses Anodizing................................................11
3.2.1.2 Bahan yang Diperlukan pada Proses Anodizing....................................................11
3.2.2 Peralatan dan Bahan yang Digunakan pada Proses Electroplating...............................12
3.2.2.1 Peralatan yang Diperlukan pada Proses Electroplating.........................................12
3.2.2.2 Bahan yang Diperlukan pada Proses Electroplating.............................................12
3.3 Langkah Kerja......................................................................................................................13
3.3.1 Langkah Kerja Anodizing..............................................................................................13
3.3.2 Langkah Kerja Electroplating.......................................................................................14
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA.........................................................16
4.1 Gambar Pengamatan............................................................................................................16
4.1.1 Gambar Pengamatan Proses Anodizing.........................................................................16
4.1.2 Gambar Pengamatan Proses Electroplating..................................................................17
4.2 Analisa Data.........................................................................................................................19
4.2.1 Analisa Data Benda Kerja Proses Anodizing.................................................................19
4.2.2 Analisa Data Benda Kerja Proses Electroplating..........................................................21

BAB V PENUTUP........................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................................24
5.1.1 Kesimpulan Proses Anodizing.......................................................................................24
5.1.2 Kesimpulan Proses Electroplating................................................................................24
5.2 Saran.....................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Logam merupakan material yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
Namun, sebagian jenis logam sangat mudah terkorosi dan berkarat. Logam yang berkarat bersifat
rapuh, mudah larut dan bercampur dengan logam lain, serta beracun. Pada beberapa penggunaan
khusus, korosi pada logam harus sangat dihindari, contohnya seperti pada industri makanan dan
obat-obatan, struktural jembatan dan bangunan, komponen-komponen otomotif, dan lain-lain.
Kerugian yang begitu besar akibat pengkaratan diharuskan adanya upaya pencegahan.
Banyak cara yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan pada pengkaratan logam, salah
satunya adalah dengan melapisi logam dengan lapisan pelindung. Anodizing dan electroplating
merupakan dua buah cara yang menggunakan prinsip pelapisan logam.
Laporan praktikum ini membahas mengenai teknik pelapisan logam secara anodizing dan
electroplating. Pembuatan laporan ini merupakan syarat wajib kelulusan pada mata kuliah
laboratorium anodizing dan electroplating.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu menguasai teori dan praktik proses anodizing dan electroplating.
b. Pada percobaan anodizing, dapat mempertebal lapisan oksida pada permukaan logam,
memperkeras permukaan logam, dan melakukan pewarnaan pada logam.
c. Pada percobaan electroplating, logam yang dilindungi dilapisi dengan lapisan logam
anti karat, memperkeras permukaan dan memperbaiki permukaan logam yang akan
dilindungi.

1.3 Batasan Masalah


Dalam praktikum ini saya ingin membuktikan bahwa apakah bisa proses anodizing dan
electroplating mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan materi yang telah diajarkan oleh
dosen pembimbing, serta mengamati dan mempelajari teknik pengerjaan agar tercapai tujuan dari
praktikum ini.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Penjelasan Umum tentang Anodizing


Anodizing adalah proses pembentukan lapisan oksida pada material dengan menggunakan
prinsip elektrokimia. Prinsip proses anodizing hampir sama dengan proses electroplating, yaitu
menggunakan arus searah (DC) untuk menggerakkan reaksi kimia redoks, perbedaannya adalah
logam yang akan dilapisi pada proses anodizing ditempatkan sebagai anoda di dalam larutan
elektrolit. Penempatan logam yang akan dilapisi pada anoda dikarenakan agar terjadi reaksi
oksidasi pada permukaan material tersebut sehingga terbentuk lapisan oksida pada permukaan
material tersebut. Adapun larutan elektrolit yang digunakan pada proses anodizing adalah asam
kuat pekat. Penggunaan larutan asam kuat pekat, seperti larutan asam sulfat (H 2SO4) pekat
bertujuan agar asam tersebut menjadi oksidator dalam proses anodizing. Biasanya oksidasi
anodik menggunakan asam sulfat (H2SO4), karena selain murah dan mudah untuk didapatkan,
hasil pelapisannya mempunyai sifat estetika dan fungsional yang luas.
Salah satu material yang sering dilakukan proses anodizing adalah aluminium. Sebenarnya
secara alami pada permukaan aluminium sudah terbentuk lapisan oksida, namun lapisan oksida
tersebut tipis dan tidak merata. Oleh karena itu dilakukan proses anodizing untuk mendapatkan
lapisan oksida dengan ketebalan yang diinginkan. Terdapat 2 macam jenis anodizing alumunium,
yaitu anodizing untuk keperluan pewarnaan atau pembentukan pori, dan anodisasi keras (hard
anodizing) untuk meningkatkan kekerasan alumunium menjadi 5 atau 10 kali lebih tinggi dari
kekerasan awal sekitar 40 VHN.
Terdapat banyak produk di bidang otomotif, industri penerbangan, elektronik,
kesehatan/peralatan kedokteran gigi, maupun peralatan rumah tangga yang mengaplikasikan
proses anodizing. Anodizing dilakukan pada proses manufacturing dengan tujuan untuk
memperoleh :
a. Peningkatan daya tahan terhadap abrasi.
b. Peningkatan daya tahan terhadap korosi.
c. Pembentukan pori-pori untuk keperluan pewarnaan.
2.1.1 Alumunium
Aluminium merupakan salah satu material logam yang banyak dimanfaatkan dan
dikembangkan dalam berbagai macam aplikasi khususnya dalam industri manufaktur dan
otomotif. Kelebihan logam alumunium dibandingkan dengan logam non ferrous lainnya
yaitu ringan, memiliki sifat konduktivitas yang baik, mudah ditempa dan dibentuk, dan
memiliki ketahanan karat yang tinggi. Agar kualitas fisik maupun mekanis dari aluminium
semakin baik dalam segi ketahanan dan nilai dekoratif, maka diperlukan sebuah treatment
khusus untuk meningkatkan kualitas dari aluminium, salah satu metode yang digunakan
yaitu dengan menggunakan proses anodizing.
Metode anodizing adalah sebuah proses surface treatment untuk meningkatkan
ketebalan lapisan protektif alami pada logam aluminium. Lapisan oksida alumunium (Al 2O3)
adalah bagian dari logam aluminium yang dilapisi, namun memiliki struktur berpori yang
memberikan reaksi untuk proses pewarnaan, proses anodizing dapat mengubah permukaan
aluminium menjadi lebih dekoratif dan tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam
yang paling sesuai untuk proses anodizing. Logam non ferrous lainya yang dapat digunakan
untuk anodizing adalah magnesium dan titanium.
Lapisan oksida yang terbentuk dari proses anodizing terhadap alumunium akan
meningkatkan katahanan abrasive, kemampuan insulator elektrik logam, serta kemampuan
untuk menyerap zat pewarna untuk menghasilkan variasi tampilan warna pada permukaan
hasil anodizing. Aluminium serta paduan-paduannya mempunyai sifat tahan terhadap korosi
karena adanya lapisan oksida protektif. Struktur lapisan aluminium oksida (Al 2O3) pada
alumunium ditunjukkan oleh Gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Struktur Lapisan Alumunium Oksida (Al2O3) pada Alumunium (Al)
2.1.2 Prinsip Dasar Proses Anodizing pada Alumunium
Proses anodizing pada alumunium (Al) merupakan praktikum yang menerapkan
konsep dasar sel elektrolisis yang bertujuan untuk mengoksidasi permukaan alumunium agar
terbentuk lapisan Alumunium Oksida (Al2O3) pada permukaan tersebut. Adapun komponen
sel elektrolisis proses anodizing pada alumunium adalah sebagai berikut :
a. Anoda (+) = Logam Alumunium digunakan sebagai elektroda pada anoda agar
terjadi reaksi oksidasi pada permukaan alumunium sehingga terbentuk lapisan
Alumunium Oksida (Al2O3). Alumunium merupakan elektroda non-inert (aktif)
sehingga yang teroksidasi pada anoda adalah logam alumunium tersebut.
b. Larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang digunakan pada proses anodizing
alumunium adalah larutan asam kuat, yaitu larutan H2SO4. Fungsi larutan asam kuat
H2SO4 adalah sebagai oksidator (agen pengoksidasi). Kation H+ pada larutan elektrolit
akan tereduksi menjadi gas H2 yang akan menempel pada katoda.
c. Katoda (-). Pada percobaan ini digunakan logam Alumunium juga sebagai elektroda
pada katoda. Fungsi katoda dalam reaksi ini hanya sebagai media transfer elektron dan
tempat menempelnya hasil reduksi kation dari larutan elektrolit. Jika ingin
menggunakan jenis logam lain seperti logam inert (Pt, C, Au) atau logam non-inert
selain Al juga diperkenankan karena fungsi katoda pada proses anodizing hanya
sebagai media transfer elektron.
d. Sumber arus listrik searah (DC) dari luar.
Gambar 2.2 berikut menunjukkan ilustrasi skema proses anodizing pada alumunium :

Gambar 2.2 Skema Proses Anodizing pada Alumunium

Adapun reaksi yang terjadi pada proses anodizing terhadap Alumunium adalah :
 Katoda : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
 Anoda : Al(s) →Al3+(aq) + 3e-
 Reaksi total : 2Al(s) + 3H2O(l) → 3H2(g) + Al2O3(s)
Proses anodizing akan menghasilkan pori-pori pada permukaan alumunium karena
terbentuknya Al2O3 pada permukaan alumunium tersebut (lihat Gambar 2.1). Terbentuknya
pori-pori tersebut akan menyebabkan proses pewarnaan menjadi efektif karena zat warna
terserap ke dalam pori-pori. Proses pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan benda kerja
(Al yang sudah terlapisi Al2O3) ke dalam zat warna. Selanjutnya, dilakukan proses sealing
yang bertujuan untuk menutup pori-pori lapisan oksida yang dihasilkan dari proses
anodizing. Penutupan lapisan pori-pori oksida berfungsi untuk mencegah zat warna keluar
dari Alumunium. Proses sealing dilakukan dengan cara mencelupkan benda kerja (Al yang
sudah terlapisi Al2O3) yang telah diwarnai ke dalam air panas suhu 95°C. Penggunaan air
suhu tinggi pada proses sealing bertujuan agar terjadi hidrasi terhadap lapisan anodik,
sehingga akan terbentuk lapisan boehmite sebagai hasil reaksi antara lapisan Alumunium
Oksida (Al2O3) dengan air suhu tinggi. Berikut ini reaksi yang terjadi pada proses sealing :
Al2O3(s) + H2O(l) → 2AlOOH(s)

2.2 Penjelasan Umum tentang Electroplating


Electroplating atau yang lebih dikenal dengan istilah pelapisan logam merupakan suatu
proses pengendapan zat (ion-ion logam) pada suatu logam dasar (katoda) melalui proses
elektrolisis. Ion- ion logam yang mengendap pada logam dasar (katoda) diperoleh dari larutan
elektrolit dan anoda (elektroda non-inert) yang digunakan. Anoda dihubungkan dengan kutub
positif dari sumber listrik, sedangkan katoda dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber
listrik. Anoda dan katoda tersebut direndam dalam larutan elektrolit, kemudian dialirkan arus
listrik searah (DC) sehingga terjadi reaksi redoks dan menyebabkan terjadinya pelapisan logam.
Proses electroplating (pelapisan logam) termasuk dalam tahap finishing suatu produksi
benda kerja karena dilakukan setelah benda kerja mencapai bentuk akhir atau setelah proses
pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja. Proses electroplating
dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja agar benda
tersebut mengalami perbaikan dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan sifat
fisiknya. Proses ini bertujuan untuk mengubah sifat fisik (bertambahnya daya tahan material
terhadap korosi), sifat mekanik (bertambahnya kekuatan tarik maupun tekan material), dan
memperindah tampilan (dekoratif) material. Proses electroplating meningkatkan kualitas dari
suatu material/produk dalam proses manufaktur.
Tabel 2.1 Berbagai Manfaat Electroplating dalam Proses Manufaktur

Fitur Deskripsi Manfaat


Material yang dilapisi dengan
Banyak industri electroplating yang
cara electroplating dapat
Membentuk lapisan melakukan pelapisan logam sebagai
bertahan lebih lama dan lebih
pelindung bentuk perlindungan material
cenderung tahan terhadap
terhadap korosi.
kondisi ekstrim.
Proses electroplating pada
perhiasan merupakan salah satu
Industri perhiasan sering
Meningkatkan cara produsen untuk menghemat
melakukan pelapisan tipis logam
keindahan biaya produksi, namun tetap
mulia terhadap perhiasan untuk
penampilan memperoleh produk perhiasan
membuat perhiasan tersebut lebih
(dekoratif) yang menarik secara estetika,
berkilau dan menarik bagi pembeli.
terlihat seperti emas murni
(pure gold).
Pelapisan dengan nikel
Pelapisan dengan nikel dapat
mengurangi keausan (gesekan)
Mengurangi gesekan mengurangi gesekan pada material
sehingga dapat meningkatkan
tertentu, seperti konektor listrik.
kinerja material yang dilapisi.
Pelapisan dengan perak dapat Pelapisan dengan perak
meningkatkan konduktivitas listrik, merupakan solusi yang efektif
Konduktor listrik sehingga banyak diaplikasikan dan efisien untuk meningkatkan
dalam bidang manufaktur peralatan konduktivitas listrik suatu
elektrik dan elektronik. material.
Pelapisan dengan Palladium dapat
menyerap (absorpsi) gas oksigen
Menyerap (absorpsi) Metode ini meningkatkan
berlebih yang dihasilkan pada
kelebihan oksigen kinerja konverter katalitik.
pembuatan konverter katalitik
untuk mobil.
2.2.1 Konsep Dasar Elektrolisis
Konsep elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik dari sumber
eksternal untuk menggerakkan suatu reaksi kimia redoks yang tidak spontan menjadi terjadi.
Sel elektrolisis adalah perangkat yang digunakan untuk menjalankan proses elektrolisis.
Berikut ini adalah tiga komponen utama sel elektrolisis :
a. Ada larutan/lelehan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat
memberikan atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
b. Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai atau aki yang mengalirkan arus
listrik searah (DC).
c. Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis, yaitu katoda dan anoda. Pada sel elektrolisis,
katoda dihubungkan dengan kutub negatif (-) sumber arus listrik, dan anoda
dihubungkan dengan kutub positif (+) sumber arus listrik. Reaksi oksidasi tetap
berlangsung di anoda dan reaksi reduksi berlangsung di katoda. Padas el elektrolisis,
elektron mengalir dari elektroda positif (anoda (+) = oksidasi = lepas elektron)
menuju elektroda negatif (katoda (-) = reduksi = butuh elektron).

Untuk memperjelas skema sel elektrolisis, Gambar 1.3 menunjukkan ilustrasi


rangkaian sel elektrolisis.

Gambar 2.3 Ilustrasi Rangkaian Sel Elektrolisis


2.2.2 Aspek Kuantitatif Elektrolisis
 Hukum Faraday
Dalam sel volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara jumlah
zat yang bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam reaksi redoks. Michael Faraday
menemukan hubungan antara kuantitas zat produk suatu endapan dari ion logam dengan
jumlah arus listrik yang digunakan untuk mengendapkan ion logam tersebut, yang dapat
diungkapkan sebagai “Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektrode selama proses
elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang digunakan”. (Hukum
Faraday)
Secara aljabar, Hukum Faraday I dapat diformulasikan sebagai berikut :
e×i×t
W= Pers (1)
F...................................................................................................
dimana :
W = Massa zat [gram]
e = Massa ekuivalen [Mr suatu unsur/valensi unsur]
i = Kuat arus yang mengalir [Ampere]
t = Waktu [detik]
F = Tetapan Faraday (96500 [Coulomb])
Muatan 1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 Coulomb.

 Ketebalan Lapisan
Dengan menggunakan Hukum Faraday tentang elektrolisis, ketebalan lapisan yang
terbentuk menurut Lowenheim dirumuskan sebagai berikut :
W
T= Pers (2)
ρ × A.....................................................................................................
dimana :
T = Tebal lapisan yang terbentuk [cm]
W = Massa lapisan yang terbentuk [gram]
ρ = Massa jenis logam pelapis [gram/cm3]
A = Luas permukaan logam yang dilapisi [cm2]
2.2.3 Prinsip Dasar Proses Electroplating Besi oleh Tembaga
Proses electroplating besi (Fe) oleh tembaga (Cu) merupakan praktikum yang
menerapkan prinsip dasar sel elektrolisis. Pelapisan besi dengan tembaga berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan korosi besi. Hal tersebut dikarenakan dalam deret volta, potensial
reduksi tembaga lebih besar daripada potensial reduksi besi (E°Cu > E°Fe).
Logam yang memiliki nilai potensial reduksi (E°) besar maka lebih mudah untuk
mengalami reduksi (oksidator), sehingga sulit teroksidasi. Sebaliknya, jika nilai potensial
reduksi (E°) logam tersebut kecil artinya logam tersebut lebih mudah mengalami oksidasi
(reduktor), sehingga sulit mengalami reduksi. Oleh sebab itu, Fe dilapisi Cu karena Cu
memiliki sifat sulit teroksidasi sehingga Cu akan melindungi Fe dari oksidasi. Gambar 2.4
berikut ini menunjukkan deret volta berbagai unsur :

Gambar 2.4 Deret Volta Berbagai Unsur

Adapun komponen sel elektrolisis pada proses electroplating Fe oleh Cu adalah


sebagai berikut :
 Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4, karena tujuan percobaan ini
adalah melapisi Fe dengan Cu, sehingga kation pada larutan elektrolit harus Cu 2+ agar
terbentuk endapan Cu pada katoda.
 Katoda (-) = Logam yang ingin dilapisi, dalam hal ini adalah Fe.
 Anoda (+) = Logam yang melapisi, dalam hal ini adalah Cu. Pada kasus ini sebenarnya
dapat digunakan elektroda inert (Pt, C, atau Au), namun akan lebih efektif bila
digunakan Cu sebagai anoda. Cu merupakan elektroda non inert sehingga penggunaan
Cu sebagai anoda akan menambah kuantitas pelapisan Fe oleh Cu karena Cu yang
berperan sebagai elektroda non inert pada anoda akan teroksidasi menjadi Cu 2+,
sehingga kuantitas Cu2+ dalam larutan elektrolit akan bertambah, maka endapan Cu pada
batang katoda (Fe) akan meningkat. Jika digunakan elektroda inert sebagai anoda, maka
sumber pelapis Cu pada katoda (Fe) hanya berasal dari ion Cu 2+ yang ada pada larutan
elektrolit.
 Sumber arus listrik searah (DC) dari luar.
Untuk memperjelas proses electroplating Fe oleh Cu, dalam hal ini adalah bagaimana
reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda, maka akan dijelaskan skema proses tersebut pada
sub bab dibawah ini.

2.2.4 Skema Proses Electroplating Besi oleh Tembaga

Gambar 2.5 Skema Proses Electroplating Fe oleh Cu

Skema proses electroplating Fe oleh Cu ditunjukkan pada Gambar 1.5. Ketika sumber
arus listrik dinyalakan, maka akan terjadi proses transfer elektron yaitu elektron mengalir
dari anoda menuju katoda. Proses transfer elektron tersebut akan menyebabkan terjadinya
reaksi reduksi pada katoda (yang mengalami reduksi adalah kation dari larutan elektrolit)
dan reaksi oksidasi pada anoda. Untuk dapat menjelaskan skema proses electroplating dan
menentukan reaksi yang terlibat pada katoda maupun anoda, maka perlu memahami
penjelasan mengenai konsep elektrolisis dan jenis - jenis reaksi yang terjadi pada sel
elektrolisis.
Adapun reaksi yang terjadi pada proses electroplating Fe oleh Cu pada percobaan ini
adalah sebagai berikut :
 Katoda : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
 Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e-
Reaksi reduksi yang terjadi pada katoda berasal dari ion Cu2+ yang ada pada larutan
elektrolit CuSO4, sedangkan reaksi oksidasi pada anoda berasal dari logam Cu yang
digunakan sebagai elektroda anoda tersebut karena Cu merupakan elektroda non inert. Hasil
oksidasi pada anoda tersebut adalah Cu2+, sehingga kuantitas ion Cu2+ pada larutan elektrolit
akan bertambah dan menyebabkan peningkatan hasil endapan Cu pada katoda (Fe).
Perhitungan mengenai jumlah endapan Cu dan ketebalan endapan Cu pada Fe dilakukan
dengan menggunakan rumus yang terdapat diatas.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini berlangsung selama 3 minggu dengan rincian sebagai berikut :
Hari, tanggal Tempat Kegiatan
Online di rumah masing-
Rabu,15 Desember 2021 Teori kerja
masing
Laboratotium Uji Bahan
Rabu, 22 Desember 2021 Pengerjaan benda
Politeknik Negeri Jakarta
Laboratotium Uji Bahan Proses Anodizing dan
Rabu, 29 Desember 2021
Politeknik Negeri Jakarta Electroplating

3.2 Peralatan dan Bahan yang Digunakan


3.2.1 Peralatan dan Bahan yang Digunakan pada Proses Anodizing
3.2.1.1 Peralatan yang Diperlukan pada Proses Anodizing
 Kikir dan gergaji.
 Ragum.
 Amplas air nomor 100, 200, 400, 600, 800, 1000, dan 1200.
 Mesin bor.
 Anodizing kit.
 Dua elektroda Al.
 Alat gantung yang terbuat dari Al.
 Kertas milimeter blok.

3.2.1.2 Bahan yang Diperlukan pada Proses Anodizing


 Benda kerja dengan ukuran 5×5 [cm].
 Chemical degreasing : Detergen = 10 [gr/l]
Na2CO3 = 40 [gr/l]
 Pickling : NaOH = 50 s/d 100 [gr/l]
Tujuan dilakukannya pickling yaitu untuk menghilangkan kotoran,
kontaminan anorganik dan karat.
 Netralizing : HNO3 = 200 [ml/l]
 Polishing : H3PO4 = 805 [ml/l]
HNO3 = 35 [ml/l]
Tujuan dilakukannya polishing yaitu untuk membuat permukaan
alumunium mengkilap.
 Pelapisan oksida : Elektrolit H2SO4 = 230 [gr/l]
 Zat warna : 5 [gr/l]

3.2.2 Peralatan dan Bahan yang Digunakan pada Proses Electroplating


3.2.2.1 Peralatan yang Diperlukan pada Proses Electroplating
 Electroplating kit.
 Kawat tembaga.
 Amplas grade 100, 200, 400, 600, 800, 1000, dan 1200.
 Elektroda Cu dan Stainless Steel.
 Jangka sorong.
 Neraca digital.
 Pengaduk.

3.2.2.2 Bahan yang Diperlukan pada Proses Electroplating


 Benda kerja yang akan dilapisi (plat baja)
 Autosol (untuk finishing benda kerja)
 Bahan untuk pencucian/pembilasan :
- Chemical degreasing: NaOH = 30 [gr/l]
- Electro degreasing : NaOH = 25 [gr/l]
Na2CO3 = 15 [gr/l]
- Pickling : H2SO4 = 150 [ml/l]
 Bahan untuk elektrolit :
- Bahan untuk elektrolit tembaga, yaitu elektrolit tembaga sianit :
KCN 75 [gr/l] ; CuSO4.5H2O 100 [gr/l] ; NaCO3.10H2O = 40 [gr/l]
- Bahan untuk elektrolit tembaga II, yaitu elektrolit asam tembaga
: CuSO4 220 [gr/l] ; H2SO4 = 65 [ml/l] ; NaCl = 0,15 [gr/l]
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Langkah Kerja Anodizing
Langkah kerja anodizing pada alumunium (Al) dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu
: tahap persiapan benda kerja, tahap elektrolisa (pelapisan oksida), tahap pewarnaan, dan
tahap sealing. Berikut ini rangkaian langkah kerja anodizing pada alumunium :
1. Tahap Persiapan Benda Kerja
a. Bentuk benda kerja sesuai dengan instruksi pembimbing.
b. Benda kerja yang sudah dibentuk kemudian dibersihkan dan dihaluskan dengan
amplas mulai dari grade yang kasar hingga grade yang halus.
c. Cuci benda kerja dengan air yang mengalir.
d. Kemudian benda kerja diproses sebagai berikut :

2. Tahap Elektrolisa (Pelapisan Oksida)


 Benda kerja (Al) dimasukkan pada bak elektrolisa (pelapisan oksida) dengan
menempatkan benda kerja (Al) tersebut pada anoda (kutub +) menggunakan
kawat yang terbuat dari alumunium.
3. Tahap Pewarnaan
a. Setelah proses anodizing selesai dan benda kerja juga sudah dibilas dengan air bersih
yang mengalir, kemudian celupkan benda kerja ke dalam larutan zat warna yang
sudah disediakan.
b. Gerakkan benda kerja beberapa kali selama 1-5 menit sesuai dengan intensitas warna
yang diinginkan.
c. Bilas dengan air yang mengalir.

4. Tahap Sealing
 Masukkan benda kerja yang telah diwarnai ke dalam bak sealing, yaitu bak
yang berisi air dengan suhu 95°C selama 3-5 menit.

3.3.2 Langkah Kerja Electroplating


Langkah kerja electroplating Fe oleh Cu ada 18 tahapan, yang diawali dengan
membersihkan benda kerja yang akan dilapisi secara mekanik (amplas) dan kimiawi
(chemical degreasing, electro degreasing, dan pickling), kemudian dilakukan pelapisan
benda kerja (Fe) oleh Cu sebanyak dua kali dengan prinsip elektrolisis. Hasil pengamatan
percobaan dicatat pada lembar data pengamatan, kemudian dilakukan analisa secara
kuantitatif dan kualitatif terhadap hasil percobaan tersebut.
Langkah kerja electroplating Fe oleh Cu antara lain sebagai berikut :
1. Bersihkan benda kerja (Fe) dari oli dan kotoran lainnya dengan cara mencuci pakai sabun.
2. Amplas benda kerja dari grade kasar sampai grade halus.
3. Timbang benda kerja sebelum dilapisi.
4. Ukur luas permukaan benda kerja untuk menentukan arus yang digunakan.
5. Masukkan benda kerja ke dalam bak chemical degreasing selama 10 menit, suhu bak
chemical degreasing adalah 70-90°C.
6. Masukkan benda kerja ke dalam bak electro degreasing selama 5 menit dengan arus
yang sudah diperhitungkan.
7. Bilas benda kerja dengan air yang mengalir.
8. Masukkan benda kerja ke dalam bak pickling selama 10 menit.
9. Bilas benda kerja dengan air yang mengalir.
10. Masukkan benda kerja ke dalam bak electroplating pertama sebagai pelapisan pertama
benda kerja dengan tembaga (Cu) dengan arus yang sudah diperhitungkan. Waktu
pelapisan tergantung dari instruksi pembimbing.
11. Bilas benda kerja dengan air yang mengalir.
12. Keringkan benda kerja setelah pelapisan pertama dengan tembaga.
13. Timbang benda kerja setelah pelapisan pertama dengan tembaga.
14. Masukkan benda kerja ke dalam bak electroplating pertama sebagai pelapisan kedua
benda kerja dengan tembaga (Cu) dengan arus yang sudah diperhitungkan. Waktu
pelapisan tergantung dari instruksi pembimbing.
15. Bilas benda kerja dengan air yang mengalir.
16. Keringkan benda kerja setelah pelapisan kedua dengan tembaga.
17. Timbang benda kerja setelah pelapisan kedua dengan tembaga.
18. Gosok benda kerja dengan autosol sampai mengkilap.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

4.1 Gambar Pengamatan


4.1.1 Gambar Kerja Proses Anodizing

  

1. Membentuk 2. Chemical
3. Pickling 4. Pembilasan
benda kerja degreasing

  

5. Netralizing 6. Pembilasan 7. Polishing 8. Pembilasan

  

9. Pelapisan 11. Tahap


10. Pembilasan 12. Pembilasan
oksida pewarnaan

14. Hasil benda


13. Sealing
kerja
4.1.2 Gambar Kerja Proses Electroplating

  

4. Masukkan
1. Bersihkan 3. Timbang
2. Amplas benda kerja ke
benda kerja benda kerja
benda kerja dalam bak
(Fe) dari oli sebelum
(Fe) mulai dari chemical
dan kotoran dilapisi, lalu
grade yang degreasing
lainnya dengan catat pada
kasar hingga selama 10
cara mencuci lembar data
yang halus menit dengan
pakai sabun pengamatan
suhu 70-90°C

  

5. Masukkan 7. Masukkan
6. Pembilasan 8. Pembilasan
benda ke dalam benda ke dalam
benda kerja benda kerja
bak electro bak pickling
dengan air dengan air
degreasing selama 10
yang mengalir yang mengalir
selama 5 menit menit

  

11. 12.
9. Pelapisan
10. Pembilasan Pengeringan Penimbangan
pertama benda
benda kerja benda kerja benda kerja
kerja dengan
dengan air setelah setelah
Cu selama 15
yang mengalir pelapisan pelapisan
menit
pertama Pertama
  

13. Pelapisan 15. 16.


kedua terhadap 14. Pembilasan Pengeringan Penimbangan
benda kerja benda kerja benda kerja benda kerja
dengan Cu dengan air setelah Setelah
selama 15 yang mengalir pelapisan pelapisan
menit kedua Kedua

17. Gosok benda kerja dengan autosol sampai mengkilap


4.2 Analisa Data
4.2.1 Analisa Data Benda Kerja Proses Anodizing

LEMBAR DATA PERCOBAAN

Judul Percobaan : PROSES ANODIZING PADA ALUMUNIUM


Hari, Tanggal Percobaan : Rabu, 22 September 2021
Pembimbing : Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T.
Nama Praktikan/Semester : Alvyn Zahrandika Fatwa/ 5
Tujuan Percobaan : 1. Mempertebal lapisan oksida pada permukaan logam.
2. Memperkeras permukaan logam.
3. Menghasilkan warna-warna indah pada benda-benda
yang terbuat dari alumunium.
4. Membuat logam menjadi tahan terhadap korosi.

I. Data Pengamatan Benda Kerja


1) Gambar benda kerja

2) Luas permukaan benda kerja


● 18 kotak besar → 18 × 25 kotak kecil× (1 [mm] × 1 [mm]) = 450 [mm2]
● 426 kotak kecil → 426 × (1 [mm] × 1 [mm]) = 246 [mm2]
● 8 kotak kecil dilubang → 8 × (1 [mm] × 1 [mm]) = 16 [mm2]
● Luas permukaan total
2 × (450+426-8) [mm2] = 1736 [mm2] = 0,1736 [dm2]

3) Arus yang akan digunakan untuk praktikum


Ie = A × S = 0,1736[dm2] × 1,5 [A/dm2] = 0,2604 [A]
II. Data Pengamatan Percobaan Anodizing
No. Bak 2.01 2.08
2.02 2.04 2.06 2.12
Chemical Pelapisan
Pickling Netralizing Polishing Sealing
Pengamatan degreasin oksida
g
1. Temperatur 60°C 85°C 26°C 26°C 26°C 90°C
2. Waktu 10 menit 5 menit 2 menit 10 menit 30 menit 5 menit
3. Arus - - - - 0,260 [A] -
Air
H3PO4
yang di-
Zat yang dipakai : dan H2SO4
deioni
HNO3
Sasi
Catatan : Suhu ruangan = 26°C

Pembimbing, Praktikan,

( Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T.) ( Alvyn Zahrandika )


4.2.2 Analisa Data Benda Kerja Proses Electroplating

LEMBAR DATA PERCOBAAN

Judul Percobaan : PROSES ELECTROPLATING Fe OLEH Cu


Hari, Tanggal Percobaan : Rabu, 22 September 2021
Pembimbing : Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T.
Nama Praktikan/Semester : Alvyn Zahrandika/ 5
Tujuan Percobaan : 1. Melindungi logam yang mudah berkarat dengan logam
yang lebih tahan korosi.
2. Memperkeras permukaan logam.
3. Memperbaiki penampilan logam yang akan dilapisi.

I. Data Pengamatan Benda Kerja


1) Gambar benda kerja

2) Luas permukaan benda kerja


π 2
LP = ((2.p.t+2.p.l+2.l.t)) – (πDt + πD )
4
π
= (2 x 60,7 x 3,8+2 x 60,7 x 30,75+2x30,75x3,8– (π×5×3,8 +2× ×π×52)
4
= 4329,109 [mm2]
= 0,4329 [dm2]

3) Arus yang akan digunakan untuk praktikum


 Ie = A × S = 0,4329[dm2] × 5 [A/dm2] = 2,1645[A]
 I1 = A × S1 = 0,4329 [dm2] × 1 [A/dm2] = 0,4329 [A]
 I2 = A × S2 = 0,4329 [dm2] × 2 [A/dm2] = 0,8658 [A]
4) Menghitung massa pelapisan tembaga secara teori dan praktik
Ar Cu
63,25 [gram/mol]
e=
2= = 31,75 [gram/mol
2

 Massa pelapisan tembaga I


e x I 1x t 31,75 x 0,4329 x (15 x 60)
W1 = = = 0,1281 [gram]
96500 96500
 Massa pelapisan tembaga II
e x I 2x t 31,75 x 0,8658 x(15 x 60)
W2 = = = 0,2563 [gram]
96500 96500
 Massa pelapisan secara teori
Wt = W1 + W2 = 0,1281 + 0,2563 = 0,3844 [gram]
 Massa praktik
Wp = Wa – Wo = 53,03 – 52,80 = 0,23 [gram]
 Menghitung persentase selisih massa
Wp - W t 0,23 – 0,3844
%massa t × 100% × 100% = –67,13 %
= W
= 0,23

5) Menghitung ketebalan lapisan secara teori dan praktik (ρ = 8400 [gram/dm3])


 Tebal lapisan secara teori
0,3844
Tteori = Wt = = 10,571 × 10-5 [dm]
ρ × A 8400 × 0,4329

 Tebal lapisan secara praktik


Wp 0,23
Tpraktik = = = 6,325 × 10-5 [dm]
ρ× 8400 × 0,4329
A

 Menghitung persentase selisih tebal lapisan


Tpraktik - Tteori 6,325×10-5 – 10,571×10-5
%tebal = teori × 100% × 100% = –40,16 %
T
= 10,571×10-5
II. Data Pengamatan Percobaan Electroplating
No. Bak 1.01 1.02 1.04 1.06 1.08
Chemical Electro Pickling Pelapisan Pelapisan Ket.
Pengamatan degreasin degreasing tembaga I tembaga II
g
1. Temperatur 88°C 26°C 26°C 26°C 26°C
2. Waktu 10 menit 5 menit 10 menit 15 menit 15 menit
3. Arus - 2,1645 [A] - 0,4329 [A] 0,865 [A]
Berat benda sebelum dilapisi : 52,78 [gr] 52,80 [gr] 53,03 [gr]
Catatan : Suhu ruangan = 26°C
Massa benda kerja awal dengan massa benda kerja pelapisan tembaga I
bernilai sama karena waktu pelapisannya yang kurang lama, sehingga
berpengaruh terhadap ketebalan lapisannya dan juga massa benda
kerjanya.

Pembimbing, Praktikan,

( Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T.) ( Alvyn Zahrandika )


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Proses Anodizing
Keberhasilan proses anodizing ditandai dengan menempelnya pewarna ketika tahap
sealing pada proses anodizing. Apabila zat warna tidak menempel sama sekali dan logam
warnanya kembali ke semula (warna aluminium) maka proses anodizing dinyatakan gagal.
Bila gagal tidak diulang dari proses pertama tetapi dimulai dilangkah pelakipisan oksida
selama 30 menit. Umumnya kegagalan sering terjadi akibat pengait yang digunakan pada
proses masih goyang dan tidak erat.

5.1.2 Kesimpulan Proses Electroplating


Keberhasilan proses electroplating ditandai apabila benda kerja setelah diproses tidak
mengalami hangus. Hangus disebabkan kesalahan perhitungan dalam menentukan ampere
yang dibutuhkan sehingga ampere yang digunakan terlalu besar. Benda kerja yang hangus
memiliki permukaan yang tidak bagus.

5.2 Saran
 Pada masing-masing proses sangat dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi pada
setiap tahapnya, karena apabila salah satu tahap tidak dikerjakan dengan konsentrasi
dan ketelitian penuh, maka akan menambah resiko kegagalan yang menyebabkan
harus mengulangi kembali pada proses pengamplasan pada benda kerja.
 Pada saat pengujian sebainya lebih berhati-hati dalam penggunaan bahan kimia
yang cukup berbahaya, sehingga dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T.. 2019. Modul Digital Praktikum Electroplating & Anodizing.
Depok

Anda mungkin juga menyukai