Anda di halaman 1dari 64

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI

Kebijakan dan Pengembangan


Panas Bumi di Indonesia

Oleh:
Budi Herdiyanto, SE

Disampaikan dalam:
Seminar dan Forum Komunikasi Pengembangan EBT

Purwokerto, Oktober 2015

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Outline
1. Pendahuluan

2. Pemanfaatan Energi Panas Bumi

3. Panas Bumi Dalam Pengembangan EBT Di Indonesia

4. Regulasi di Bidang Panas Bumi Di Indonesia

5. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi Indonesia

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Geothermal Process

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Overview
• Potensi Panas Bumi yang sangat besar yaitu 29 GW tersebar di 324
titik.
• Kapasitas PLTP saat ini sebesar 1.438,5 MW atau baru 5% yang
dimanfaatkan.
• Pertumbuhan konsumsi energi cukup tinggi, yaitu sebesar 8,4% per tahun
• Target energi terbarukan pada bauran energi nasional tahun 2025 adalah
23%
• Terbitnya Undang-Undang 21 tahun 2014 tentang Panas Bumi diharapkan
dapat mempercepat penambahan kapasitas pembangkit

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Mengapa Indonesia Butuh Energi Panas Bumi?
• Mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil
(minyak bumi, gas bumi, batubara) dalam
pembangkitan listrik.
– Mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga energi
fosil
– Mengurangi beban subsidi energi dalam jangka panjang
• Diversifikasi energi untuk meningkatkan ketahanan
energi dalam jangka panjang
• Meningkatkan pangsa energi bersih yang dapat
meminimalkan dampak pemanfaatan energi terhadap
lingkungan (emisi, polusi, pembukaan lahan).
• Mendukung upaya mitigasi dampak perubahan iklim
global  target 26% pengurangan emisi GHG
Pemerintah Indonesia
• Meningkatkan perekonomian dan menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Karakteristik Panas Bumi
1. Sumber energi yang memiliki karakteristik bersih, ramah
lingkungan, dan sustainable;
2. Tidak dapat diekspor, hanya dapat digunakan untuk
konsumsi dalam negeri;
3. Bebas dari resiko kenaikan (fluktuasi) harga bahan bakar
fosil;
4. Tidak tergantung cuaca, supplier, ketersediaan fasilitas
pengangkutan dan bongkar muat dalam pasokan bahan
bakar;
5. Tidak memerlukan lahan yang luas.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Di Negara – Negara Dunia

Kapasitas Rasio
Potensi
No. Negara Terpasang Kapasitas/
(MW)
(MW) Potensi

1. Amerika Serikat 30.000 3.442 11,5%

2. Filipina 4.000 1.848 46,2%

3. Indonesia 29.452 1.438,5 4,8%

4. Selandia Baru 3.650 1.030 28,2%

5. Meksiko 4.600 1.017,4 22,1%

6. Italia 3.270 875,5 26,8%

7. Islandia 5.800 665 11,5%

8. Jepang 23.400 515 2,2%


Sumber : IGC
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Sistem Panas Bumi

SISTEM & MODEL PANAS BUMI

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Manifestasi Panas Bumi

T > 100 C

Fumarol
Kolam Air Panas T = 90 - 100 °C

Kolam Lumpur Panas Tanah Panas

T = 90 - 100 °C
T < 100 °C

Sumber:
(Badan Geologi)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Manifestasi Panas Bumi
Semburan air panas

Batuan ubahan

Kolam lumpur panas


Sinter Karbonat
Sumber:
(Badan Geologi)
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
AP. Kawah Candradimuka
Ta=94oC, Tu=16,5oC
pH=1,35, DHL=6300 µS/cm,
debit 10 l/detik

Fumarol Atas Lawu


Ta=93,1oC, Tu=16,8oC

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Sumber:


(Badan Geologi)
Pemanfaatan Energi Panas Bumi

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Skema Operasi Pembangkit Listrik
Fluida yang diperoleh dari
sumur-sumur produksi akan
dialirkan ke dalam separator
untuk dipisahkan antara
uap dan air. Fluida cair
(brine) akan di reinjeksi ke
dalam bumi melalui sumur-
sumur reinjeksi agar
sustainability dari sistem
panas bumi tetap terjaga.
Sedangkan uap akan
dialirkan ke pembangkit
untuk memutar turbin yang
akan menghasilkan listrik.
Listrik tersebut akan
dialirkan menuju
transformer untuk
kemudian ditransmisikan
melalui jaringan transmisi.
Uap yang telah melalui
turbin akan
dikondensasikan menjadi
air kondensat pada
kondensor, dan ditampung Kondensat tersebut kemudian dipompakan menuju cooling tower untuk diturunkan
didalam kolam panas. temperaturnya dan diinjeksikan melalui sumur reinjeksi.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Pemanfaatan Langsung

RUMAH KACA (GREEN HOUSE) PEMBIBITAN KENTANG

STERILISASI
ESDM untuk KesejahteraanLAHAN
Rakyat KOLAM RENANG AIR PANAS
This small greenhouse is heated with geothermal water. Plants grow faster and larger when they have additional heat available.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
In several western US states, many long greenhouses are built and heated with geothermal water. This one is in New Mexico.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Produk agroindustri menggunakan energi panas bumi
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Geothermal water is also used to speed the growth of fish. These are growing in a geothermally heated hatchery
at Mammoth Lakes, California.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kolam Air Panas di Cipanas, Garut - Jawa Barat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Bathing in hot pools like these at Hot Creek, Mammoth Lakes, California, has been practiced throughout history. Be careful --
people and animals have been burned badly in unfamiliar pools.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


PABRIK GULA AREAN PT. MASARANG
LAHENDONG – SULAWESI UTARA

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Pemanfaatan Langsung

Pencairan es/salju

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Pemanfaatan energi panasbumi
untuk pengeringan kayu

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 26
Membangun
Kedaulatan Energi Dan Sumber Daya Mineral
• Akses
• Ketercukupan
• Kemampuan
• Kompetitif

Menangani Krisis 9 Program Strategis Sinergi & Penguatan Kelembagaan

1. Subsidi BBM 1. Perbaikan bauran energi menjadi 25% pada 1. Penguatan ESDM (termasuk
2. Efisiensi pasokan tahun 2025 BPH dan SKK Migas)
3. Blok Mahakam 2. Pembudayaan Konservasi Energi 2. Perbaikan regulasi (UU, PP,
4. Kick off Program 3. Eksplorasi migas secara agresif Permen)
35.000MW 4. Peningkatan produksi dan lifting migas 3. BUMN sektor energi
5. Konsolidasi Organisasi 5. Pembangunan infrastruktur migas 4. Transformasi PLN dan
6. Stakeholder Manajemen 6. Pembangunan pembangkit 35.000 MW Pertamina
beserta transmisi dan gardu induk 5. Kerjasama Pemerintah-Swasta
7. Pembangunan industri penunjang sektor 6. Kerjasama Internasional
energi
8. Hilirisasi industri mineral dan batubara
9. Konsolidasi industri tambang

Kepemimpinan & sumber daya manusia: Peningkatan kepemimpinan dan profesionalitas SDM

National Capacity Building: alih teknologi, keterlibatan industri nasional, database

Tata kelola: Transparansi, akuntabilitas, fairness dan independensi


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Target Bauran Energi Nasional Tahun 2025 – Amanat KEN
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara
Kondisi Saat ini Tahun 2025
Gas EBT

18%
5% 22% 23%

194 ~ 400
MTOE 46% MTOE
31%
30% 25%
Batubara Minyak

Saat ini Tahun 2025


Pembangkit Listrik 51 GW 115 GW
Konsumsi Energi 0,8 TOE/kapita 1,4 TOE/kapita
Konsumsi Listrik 776 KWh/kapita 2.500 KWh/kapita
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Mandatori Bauran Penggunaan Energi Primer
Pembangkit Tenaga Listrik (KEN)
Bauran Energi Primer (PP 79/2014)

Minyak Bumi 2025: 115 GW


25% ~ 96 MTOE

Komposisi Kapasitas
Pembangkit
Gas Bumi
22% ~ 76,75 MTOE
60% Fosil 40% EBT

Batubara
22% ~ 113,45 MTOE

EBT 68,2 GW 46,8 GW


23% ~ 84,15 MTOE

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Optimalisasi Pembangkit EBT
46,75
Kekurangan kapasitas ± 5GW, masih
dikoordinasikan cara pemenuhannya

Telah dilakukan
opimalisasi sumber daya
dan percepatan
pengembangan EBT

41,89 GW

20,74 GW

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Rencana Pengembangan PLT EBT 2015-2019
PENAMBAHAN
KAPASITAS
+ 36.923 PEMBANGKIT
PLTU LISTRIK
NON EBT = MINYAK BUMI - GAS BUMI - BATU BARA
?*)
87%

NON EBT NON EBT

45.136 82.059
84% MW MW 85%
PLN +
PLN
2014 53.585 42.500 96.085 2019
MW
MW MW
EBT EBT
8.449 14.026
16% MW MW
15%
13%
PANAS BUMI 1.751
AIR 2.438
*) Untuk membangkitkan PLTU 1 MW diperlukan batu + 5.577 BIOENERGI 1.156
bara sebanyak rata-rata 3000 Ton/tahun, dan EBT LAINNYA 232
investasi 1 juta US$/MW, serta memerlukan 3.0-3.5
tahun dari FCCOD. Perlu Investasi: 20,03 Milyar US$ atau sekitar Rp. 273 Triliun
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat (untuk PLT berbasis EBT saja).
31
Rencana Pengembangan PLT EBT 2015-2019
PERIODE RENSTRA 2015 – 2019 PENAMBAHAN 2019-2014
INDIKATOR KINERJA SATUAN Tahun 2014
2015 2016 2017 2018 2019 MW %

KAPASITAS TERPASANG
MW 8.449,13 8.752,20 9.419,40 10.147,20 11.465,50 14.026,50 5.577,37 66,01%
KUMULATIF PLT EBT:

 PLTP MW 1.403,50 1.438,50 1.712,50 1.976,00 2.609,50 3.154,50 1.751,00 124,76%

 PLTA MW 5.255,00 5.339,00 5.534,00 5.741,00 6.086,00 7.693,00 2.438,00 46,39%

 PLT Bioenergi MW 1.716,00 1.892,00 2.069,40 2.291,90 2.559,30 2.871,80 1.155,80 67,35%

 PLTS MW 71,02 76,90 92,10 118,60 180,00 260,30 189,28 266,52%

 PLT Bayu/Hybrid dan


MW 3,61 5,80 11,40 19,70 30,70 46,90 43,29 1.199,17%
Arus Laut

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 32


Kebijakan Pengembangan EBTKE
1. Menambah kapasitas pembangkit/produksi energi;
Pertumbuhan energi berkisar 8% per tahun, perlu ada penambahan kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan energi melalui PLTP dan PLTA
2. Menambah penyediaan akses terhadap energi modern untuk daerah terisolir
jaringan PLN, khususnya di daerah – daerah terpencil dan pulau kecil;
Program yang berjalan: Listrik/energi pedesaan dengan mikrohidro, surya,
biomassa, biogas
3. Mengurangi subsidi BBM/listrik (energi) PLTD  PLTS, PLTMH, Biomassa;
Biaya produksi listrik dari energi terbarukan sudah bersaing dengan BPP PLTD.
Substitusi PLTD dengan pembangkit energi terbarukan dapat mengurangi subsidi.
4. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK);
Peningkatan efisiensi energi dan pemanfaatan energi terbarukan meminimalkan
emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
5. Menghemat energi
Menghemat 1 kWh jauh lebih murah dan mudah, dibandingkan dengan
memproduksi 1 kWh.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Potensi Panas Bumi di Indonesia BELUM BERPRODUKSI : 3.370 MW
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA : 28.910 MW Renc.
Pengem- Rencana
Jumlah No. WKP
No Pulau Total Terpasang bangan COD
Lokasi
(MW)
1 Sumatera 93 12.837 122
2016,
2 Jawa 71 9.757 1224 1 Sibual-Buali 3 x 110 2017,
3 Bali-Nusa Tenggara 33 1.872 12,5 2018.
4 Kalimantan 12 145 - Hululais - Tambang 2018,
5 Sulawesi 70 3.153 80 2 2 x 55
Sawah 2019.
6 Maluku 30 1.071 - 2016,
7 Papua 3 75 - 3 Lumut Balai 4 x 55 2018,
Total 312 28.910 1.438,5 2019.
4 Sungai Penuh 2 x 55 2019
1 x 30, 2016,
5 Karaha-Cakrabuana
2 x 55 2019.
Buyan Bratan
6 1 x 10 2018
(Bedugul)
7 Kotamobagu 2 x 20 2019
8 Iyang-Argopuro 1 x 55 2019
9 Tulehu, 20 2018
10 Cibuni 10 2017
11 Ciater 30 2019
Liki Pinangawan 2017.
12 220
Muaralaboh 2018.
2018,
13 Gn. Rajabasa 220
2019
14 Jaboi 10 2018
Sorik Marapi-Roburan- 2018,
15 240
Sampuraga 2019.
16 Cisolok Cisukarame 45 2017
17 Gn. Tangkuban Perahu 110 2017
18 Gn. Tampomas 40 2018
19 Gn. Ungaran 55 2017
PLTP PERSIAPAN LELANG : 1.425 MW 2017,
PLTP YANG TELAH BEROPERASI :1.438,5 MW 20 Sokoria 6x5 2018,
Rencana Rencana Rencana 2019.
No. PLTP Kapasitas Total (MW) No. Wilayah Kerja Kapasitas No. Wilayah Kerja Kapasitas No. Wilayah Kerja Kapasitas 21 Atadei 10 2016
(MW) (MW) (MW) 22 Jailolo 10 2019
1 Sibayak 12 2018,
1. Bonjol 60 10. Songgoriti 20 19. Oka-Ile Ange 10 23 Suoh Sekincau 220
2 Salak 377 2019.
2. Gn. Talang – Bukit Kili 20 11. Gunung Lawu 165 20. Marana 20 2018,
3 Wayang Windu 227
3. Way Ratai 55 12. Sipoholon Ria-Ria 20 21. Bora Pulu 40 24 Hu'u Daha 20
4 Patuha 55 2019.
5 Kamojang 235 25 Kaldera Danau Banten 110 2019
4. Gunung Endut 40 13. Kepahiang 110 22. Gunung Hamiding 2x5
6 Darajat 270 26 Rantau Dedap 220 2018
7 Dieng 60 5. Candi Umbul Telomoyo 55 14. Simbolon Samosir 110 23. Telaga Ranu 2x5 27 Blawan – Ijen 130 2019
8 Lahendong 80 28 Telaga Ngebel 165 2019
6. Gunung Wilis 20 15. Danau Ranau 110 24. Songa Wayaua 2 x 2,5
9 Ulubelu 110 2018,
7. Gunung Arjuno Welirang 110 16. Graho Nyabu 110 25. Gn. Geureudong 2 x 55 29 Baturaden 220
10 Ulumbu 10 2021.
8. Gunung Pandan 10 17. Suwawa 20 26. Gn.Galunggung 2 x 55 30 Guci 55 2019
11 Mataloko 2,5
9. Gunung Gede Pangrango 55 18. Sembalun 20 31 Seulawah Agam 55 2020

ESDM untuk Kesejahteraan


Telah Berproduksi
Rakyat
Belum Berproduksi Akan Lelang 32 Ciremai 110 2020

34
Potensi Panas Bumi di Indonesia
PLTP SIBAYAK: 12 MW PLTP LAHENDONG: 80 MW

PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW

PLTP ULUBELU: 110MW

PLTP WAYANG WINDU: 227 MW

PLTP KAMOJANG: 235 MW

PLTP MATALOKO: 2,5 MW

PLTP PATUHA: 55 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP ULUMBU: 10 MW

Sumber: Badan Geologi KESDM (2015)


Jumlah
No Pulau Total Terpasang
Lokasi
1 Sumatera 93 12.895 122
2 Jawa 73 9.795 1224
3 Bali-Nusa Tenggara 33 1.907,5 12,5 Note:
4 Kalimantan 14 162,5 0 Survey Pendahuluan Siap Dikembangkan
5 Sulawesi 76 3.229 80
6 Maluku 32 1388 0 Survey Detail Terpasang
7 Papua 3 75 0
Total 324 29.452 1.438,5

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


CAPAIAN KINERJA SEKTOR PANAS BUMI TAHUN 2015
Telah ditetapkan 67 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang PRODUKSI LISTRIK
terdiri dari: 10.000
 19 WKP Eksisting 9.651
9.500

GWh
9.356 9.398
 48 WKP setelah UU No 27/2003 9.254 9.332
9.000

KAPASITAS TERPASANG 8.500


2011 2012 2013 2014 2015*
1600
Tahun
1400
*) Target
1200
1000 SETARA BAREL MINYAK (SBM)
MW

800
600 006
006

Juta SBM
400 006
006 005 006
200 005 005
0
005
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun 005
**) Realisasi Periode Juli 2015 2011 2012 2013 2014 2015*
Tahun
1400,000 Setoran Bagian Pemerintah
1200,000 REALISASI INVESTASI
8000 7330,35
1000,000
7000
800,000 Milyar Rupiah 6000
5000 4514,39
600,000
4000
400,000 3000 2351,79 2388,5
1789,04
2000
200,000
1000
*) Target
,000 0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2010 2011 2012 2013 2014
ESDM untuk Kesejahteraan
PNBP
Rakyat Komponen Pajak Tahun
*) Realisasi Periode November 2014
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 37
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Regulasi di Bidang Panas Bumi


1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 59/2007 jo Peraturan Pemerintah Nomor 70/2010 tentang Kegiatan
Usaha Panas Bumi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor No 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional;
5. Peraturan Presiden No 4 / 2010 tentang Penugasan kepada PT. PLN untuk Percepatan
Pembangunan Pembangkit Listrik Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara, dan Gas;
6. Peraturan Menteri
 Peraturan Menteri ESDM No 11/2008 tentang Mekanisme Penetapan Wilayah Kerja Panas Bumi;
 Peraturan Menteri ESDM No 02/2009 tentang Pedoman Penugasan Survei Pendahuluan;
 Peraturan Menteri ESDM No 11/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi;
 Peraturan Menteri ESDM No 17/2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas
Bumi untuk PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
 Peraturan Menteri ESDM No 40/2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas
Bumi serta Transmisi Terkait.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 38


Substansi Perubahan UU No. 21 tahun 2014
1. Pengusahaan panas bumi tidak dikategorikan sebagai kegiatan pertambangan atau
penambangan agar panas bumi dapat diusahakan di kawasan hutan konservasi.
2. Pengusahaan panas bumi tidak langsung (untuk listrik) sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah, sedangkan untuk Pemanfaatan langsung (non listrik)
merupakan kewenangan Pemerintah, Provinsi atau Kabupaten/Kota.
3. Pengembang panas bumi dikenakan bonus produksi (production bonus) yang
didasarkan kepada persentase tertentu dari pendapatan kotor sejak unit pertama
berproduksi yang di setorkan ke Kas Daerah.
4. Pemerintah dapat melakukan eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan.
5. Pemerintah dapat menugaskan BUMN atau BLU untuk melaksanakan kegiatan
pengusahaan panas bumi.
6. Adanya pengaturan yang lebih rinci mengenai pengusahaan panas bumi baik untuk
pemanfaatan langsung.
7. Pembinaan dan pengawasan terhadap Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi yang
sudah diterbitkan oleh Pemerintah Daerah sebelum UU21/2014 beralih menjadi
kewenangan Pemerintah.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 39


PERATURAN PELAKSANA UU 21/2014
UNDANG-UNDANG
NO 21 TAHUN 2014

RPP BONUS RPP PEMANFAATAN RPP PEMANFAATAN


PRODUKSI TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

• Bonus Produksi dihitung • Pelaksanaan lelang hanya untuk mendapatkan Substansi pokok yang diatur:
sebesar 1% (satu persen) dari Wilayah Kerja tidak berdasarkan harga; • Penyelenggaraan panas bumi
pendapatan kotor penjualan uap • Pemerintah menjamin energi listrik dari panas bumi untuk pemanfaatan langsung;
panas bumi. wajib dibeli oleh PLN;
• Izin pemanfaatan langsung;
• Bonus Produksi disetorkan ke • Pemerintah sedang melakukan kajian terhadap feed
kas daerah dan digunakan untuk in tariff; • Harga energi panas bumi untuk
pembangun daerah sekitar pemanfaatan langsung;
• Pengaturan terkait Penugasan Survei Pendahuluan
wilayah penghasil energi panas • Kewajiban pemegang izin
dan Eksplorasi dengan mekanisme pemilihan
bumi pemanfaatan langsung;
langsung kepada pelaku PSPE;
• Opsi pengenaan Bonus Produksi • Pemerintah memberikan penugasan kepada BUMN • Tata cara pengenaan sanksi
terhadap Proyek Panas Bumi di bidang panas bumi; administrative.
Eksisting masih dalam
pembahasan di Kementerian • Penyelesaian IPPKH oleh pelaku PSPE dengan
Keuangan. Pemerintah menginisiasi terlebih dahulu ke KLHK;
• Pengaturan terkait perubahan luas Wilayah Kerja
sesuai dengan hasil eksplorasi
• Pengaturan mengenai kewajiban pengembalian
Wilayah Kerja pada akhir tahap Eksplorasi;
• Pengaturan mengenai penyelesaian aset pada
Wilayah Kerja hasil PSPE

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 40


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 41
Resiko Pengembangan
Pengembangan panas bumi mempunyai
beberapa resiko pengembangan, dimana
setiap tahapan mempunyai resiko yang
berbeda-beda. Semakin tinggi tahapan
pengembangan maka resiko akan semakin
kecil.

Grafik resiko pengembangan menunjukkan


bahwa pada tahap rekonaisan resiko
pengembangan dapat mencapai 100%.

Selanjutnya pada tahap Survei Detil, resiko


pengembangan akan turun hingga 60% dan
pada tahap pengeboran sumur Landaian
Suhu tingkat resiko pengembangan akan
turun menjadi 50%.

Pada tahap pengeboran eksplorasi,


pengeboran sumur pertama akan
menurunkan resiko menjadi 40% dan
pengeboran sumur kedua akan menurunkan
resiko menjadi 30%.

Selanjutnya pengeboran sumur ketiga hingga


kelima akan semakin memperkecil resiko
pengembangan menjadi hanya sebesar 20%.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Drilling Success Ratio

Success ratio pengeboran panas bumi akan semakin


meningkat seiring dengan tahapan pengeboran panas
bumi.
Pada tahap eksplorasi, succes ratio pengeboran sebesar
40-50%.
Pada tahap pengeboran sumur produksi succes ratio
meningkat hingga mencapai 70-80%, dan akan
meningkat hingga 80-90% pada saat Pengeboran make
up well.
100
80-90
70-80

40-50

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Biaya Pengembangan Panas Bumi
Struktur Biaya (110 MW) $2.8 – 3.4 M/MW
Survai Eks.
1-2%

PLTP
53-55%

(S. Sudarman, 2009)

Biaya Eks = 8 - 9% biaya Total Proyek


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kebutuhan Tenaga Kerja
Survey Pemboran untuk Pemboran dan Operasi &
Eksplorasi
Pendahulluan Kelayakan Proyek Konstruksi Pemeliharaan

Ahli Geologi Ahli Geologi Ahli Geofisika Teknik Reservoir Teknik Reservoir
Ahli Geokimia Ahli Geokimia Ahli Geokimia Ahli Pemboran Ahli Geofisika
monitoring
Ahli Geofisika Ahli Geofisika Ahli Pemboran Teknik Reservoir
Ahli Geokimia
Ahli Biologi Ahli SIG dan Teknik Reservoir Juru Bor
Penginderaan Jauh Fluida
Ahli Hidrologi Juru Bor Manajer Proyek
Ahli Geologi
Ahli Pemboran
Ahli Lingkungan Manajer Rig Manjer Konstruksi Manajer
Analis Sampel
Ahli Hukum Personil lumpur Manajer K3 Pembangkitan
Teknik Sipil pemboran Teknisi
dll Personil
dll Personil semen konstruksi Pembangkitan
pemboran
Teknik Sipil Operator
Manajer K3 Lapangan
Designer
Ahli Geologi well Pembangkit Personil
site konstruksi
Pendukung
Personil Administrasi Teknisi Perbaikan
konstruksi
dll Manajer K3
Teknik Sipil
Teknisi
dll Lingkungan
dll

*Sumber : Geothermal Energy Association

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 13


Kebijakan Pengembangan Panas Bumi
HARGA PATOKAN TERTINGGI  Harga Patokan Tertinggi PLTP merupakan hasil kajian World
(sen USD/kWh) Bank dengan tim counterpart seluruh stakeholder a.l. Kemenko
TAHUN COD Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM,
Wilayah I Wilayah II Wilayah III PT PLN (Persero) dan Asosiasi Panas Bumi Indonesia.
 Dengan diterbitkannya Permen ESDM Nomor 17 Tahun 2014,
2015 11.8 17.0 25.4 13 WKP Panas Bumi Terkendala (1.365 MW) telah dapat diatasi
masalahnya; yaitu:
2016 12.2 17.6 25.8
• 10 WKP telah menandatangani PJBL (WKP Tangkuban
2017 12.6 18.2 26.2 Perahu I, Tampomas, Cisolok Cisukarame, Baturaden, Guci,
Ijen, Telaga Ngebel, Kaldera Danau Banten, Sorik Marapi,
2018 13.0 18.8 26.6 dan WKP Jaboi);
2019 13.4 19.4 27.0 • 1 WKP dalam proses penandatanganan PJBL (Jailolo);
• 2 WKP izinnya dikembalikan kepada Pemerintah; yaitu
2020 13.8 20.0 27.4 WKP Hu’u Daha dan WKP Suoh Sekincau.
2021 14.2 20.6 27.8 Dengan demikian saat ini 11 WKP (terkendala) dengan total
kapasitas sebesar 1.125 MW telah dalam proses
2022 14.6 21.3 28.3 pengembangan, dan selanjutnya dapat melakukan negoisasi
harga setelah pengembang menyelesaikan tahapan eksplorasi
2023 15.0 21.9 28.7 dan feasibility study.
2024 15.5 22.6 29.2  Sampai saat ini, tidak ada pihak yang berkeberatan atau
mempermasalahkan tarif dalam Permen tersebut.
2025 15.9 23.3 29.6

PEMBAGIAN WILAYAH:
 Wilayah I : Wilayah Sumatera, Jawa dan Bali
 Wilayah II : Wilayah Sulawesi, NTB, NTT, Halmahera, Maluku, Papua dan Kalimantan; dan
 Wilayah III : Wilayah yang berada pada Wilayah I atau Wilayah II tetapi sistem transmisinya terisolasi,
pemenuhan kebutuhan listriknya sebagian besar diperoleh dari pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Alur Pengusahaan Panas Bumi
Pemanfaatan Tidak Langsung (Listrik)
Pemerintah/
Pemerintah Daerah/ Pemerintah/
Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha
Government/
Government/ Business Entity Business Entity Business Entity
Local Government/
Business Entity
Business Entity

Potensi Survey
Panas Bumi Pendahuluan Eksplorasi Eksplorasi Studi Eksploitasi dan Pemanfaatan
Geothermal Kelayakan
Preliminary Exploration Exploration Feasibility Study
Exploitation and Utilization
Potential Survey

3G Sumur
Sumur Pemb. fasiltas lap &
Geophysic Sumur uji pengembangan & Operasi produksi
Geochemical eksplorasi penunjangnya
WILAYAH KERJA Geologic
Deliniation well injeksi Production operation
Exploration well Steamfield & supporting facilities
Dev’t & Injection well
HASIL SP ATAU PSP
Paling lama 5 tahun + 1 tahun + 1 tahun Paling lama 30 tahun
Maximum 5 years + 1 year + 1 year Maximum 30 years
1) Izin Panas Bumi/Geothermal License (BUMN, BUMD, Swasta)

2) Penugasan/Assignment (BUMN atau BLU)


WILAYAH KERJA HASIL SP/PSP DAN
EKSPLORASI

Investasi di bidang panas bumi dapat dilakukan dengan cara:


1. Sebagai badan usaha pemegang Izin Panas Bumi (IPB) yang diperoleh dengan mekanisme pelelangan
2. Sebagai badan usaha pelaku Penugasan Survey Pendahuluan (PSP) atau pelaku PSP dan eksplorasi
3. Melakukan pendanaan terhadap pengembang/ pemegang IPB (lender, shareholder)
4. Melalui industri usaha penunjang panas bumi sebagai pemasok barang atau jasa (goods & services)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 47


Potensi Panas Bumi di Indonesia
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

NAD 2 WKP
 Jaboi: 70 MW 67 WILAYAH KERJA PANAS BUMI (WKP)
 Seulawah Agam: 130 MW
 Gn.Geureudong: 160 MW
JATIM 7 WKP
 Blawan – Ijen: 270 MW
SUMUT 5 WKP
 Gn. Iyang Argopuro: 295 MW
 Sibayak – Sinabung: 130 MW
 Telaga Ngebel: 120 MW
 Sibual – Buali: 750 MW
 Arjuno Welirang: 185 MW
 Sipaholon Ria-ria: 75 MW SULUT 2 WKP
 Gunung Pandan: 60 MW
 Sorik Marapi: 200 MW  Kotamobagu: 410 MW
 Gunung Wilis: 50 MW
 Simbolon Samosir: 155 MW  Lahendong-Tompaso: 358 MW
 Songgoriti: 35 MW
JAMBI 2 WKP MALUT 4 WKP
GORONTALO 1 WKP  Jailolo: 75 MW
 Sungai Penuh: 70 MW
 Suwawa: 110 MW  Songa Wayaua: 140 MW
 Graho Nyabu: 200 MW
 Gn.Hamiding: 265 MW
SUMSEL 3 WKP  Telaga Ranu: 85 MW
 Lumut Balai: 250 MW
 Rantau Dedap: 106 MW
 Danau Ranau: 210 MW

SUMBAR 3 WKP
 Gn Talang-Bukit Kili: 65 MW
 Liki Pinangawan: 400 MW
 Bonjol: 200 MW BANTEN 2 WKP
 Kaldera Danau Banten: 115 MW
 G. Endut: 80 MW SULTENG 2 WKP
BENGKULU 2 WKP BALI 1 WKP  Marana: 35 MW
 Tmbg Sawah-Hululais: 873 MW  Tabanan: 276 MW  Bora Pulu: 123 MW
 Kepahiang: 180 MW

LAMPUNG 5 WKP
 Gn.Rajabasa: 91 MW
JABAR 11 WKP MALUKU 1 WKP
 Suoh Sekincau: 230 MW
 Ciater - Tgkban Perahu: 60 MW  Tulehu: 100 MW
 Waypanas – Ulubelu: 556 MW JATENG 6 WKP
 Danau Ranau: 210 MW  Cibeureum–Parabakti: 485 MW  Baturaden: 175 MW
 Way Ratai: 105 MW  Cibuni: 140 MW  Dataran Tinggi Dieng: 780 MW
 Cisolok Cisukarame: 45 MW NTB 2 WKP
 Guci: 79 MW NTT 5 WKP
 Gn. Tampomas: 50 MW  Hu'u Daha: 65 MW
 Gn. Ungaran: 100 MW  Atadei: 40 MW
 Gn. Tgkuban Perahu: 100 MW  Sembalun: 100 MW
 Kamojang-Darajat: 1465 MW  Candi Umbul Telomoyo: 72 MW  Sokoria: 30 MW
 Karaha Cakrabuana: 725 MW  Gunung Lawu : 195 MW  Ulumbu: 199 MW
 Pangalengan: 1106 MW  Mataloko: 63 MW
 G. Ciremai: 150 MW  Oka Ile Ange: 40 MW
 Gn. Gede Pangrango: 85 MW
 Gn. Galunggung : 130 MW

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Strategi dan program pengembangan
Program-program yang perlu dibuat untuk mempercepat pengembangan panas bumi antara
lain:
1. Melakukan koordinasi lintas sektoral lebih intensif untuk menjamin kepastian hukum dalam
investasi yakni dengan menyelesaikan hambatan pengembangan panas bumi yang
disebabkan perizinan penggunaan lahan.
2. Optimalisasi panas bumi di kawasan hutan dengan upaya harmonisasi peraturan di sektor
kehutanan untuk mempercepat pengembangan panas bumi di kawasan hutan.
3. Pemerintah melakukan Eksplorasi pada Wilayah Kerja sebelum ditawarkan/lelang.
4. Penugasan kepada BUMN untuk melaksanakan Eksplorasi, Eksploitasi dan/atau
Pemanfaatan.
5. PSPE dengan mekanisme pemilihan langsung yaitu diberikannya direct appointment kepada
pelaku PSPE.
6. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendanaan untuk mitigasi risiko dalam tahap
Eksplorasi.
7. Memperbaiki mekanisme lelang Wilayah Kerja untuk mendapatkan badan usaha yang
memiliki kemampuan teknis, dan finansial untuk menjalankan proyek dan menyiapkan
harga feed in tariff.
8. Meningkatkan produktivitas pada proyek panas bumi yang telah berjalan dengan cara:
optimalisasi pemanfaatan potensi, dan inovasi teknologi.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia untuk mengelola sumber daya
Panas Bumi di Indonesia.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 49
Setiap pemangku kepentingan memiliki peran penting dalam
pengembangan panas bumi
Hubungan antar stakeholder Peran & tanggung jawab yang jelas Koordinasi

Kapasitas institusional Tata kelola yang baik


PLN DPR-RI

CSOs/NGOs,
Pemerintah
Masyarakat
Daerah
Lokal

Pemerintah
Akademisi
Pusat

Akselerasi
Pengembangan
Pengembang
Panas Bumi Media
Panas Bumi yang
Berkelanjutan

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Tim Nasional Pembangunan 35000 MW
• Pembangunan kelistrikan nasional memerlukan keterlibatan dari berbagai K/L terkait.
• Diperlukan Tim Nasional yang melibatkan berbagai K/L terkait, melalui Perpres.

Kemenko Kemenko
Perekonomian KemLHK: Kemaritiman

IPPKH & Amdal Kemenhub:


Kem AgrariaTR: Izin jetty &
Pengadaan lahan penggunaan jalur KA

Polri: Pengamanan dan


Pemda (Bupati, Gubernur):
penegakan hukum
Izin usaha & Rekomendasi IPPKH
dan dukungan pengadaan lahan

Kementerian ESDM:
Kebijakan dan Regulasi Kejaksaan : Penegakan
Sektor hukum

BKPM:
Izin prinsip PMA & Bappenas:
Kelancaran PTSP Penerbitan Bluebook
Kemkeu:
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Jaminan Pemerintah & Multiyears 51

contract
Jalan Pegangsaan Timur No. 1A Menteng
Jakarta Pusat 10320
Telp/Faks : 021-31924540
www.ebtke.esdm.go.id

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral DRAFT Diagram Alir Proses Investasi Ketenagalistrikan untuk
Republik Indonesia
Proyek
IPP Reguler dan Percepatan (Non-PPP)

KESDM Direktorat Jenderal PT. PLN Kemenko


Badan Koordinasi
Investor EBTKE Direktorat Jenderal (Persero) Kementerian Keuangan Pemerintah Perekonomian
Penanaman Modal BPN Kemenhut & LH
(Foreign/ Domestic) Ketenagalistrikan BUMN Daerah KemenHub Kepolisian Kemenaker
trans
Persetujuan
PKLN (jika perlu)
SJKU (KepPres No. 39
(PMK 173/2014) IPPKH + AMDAL /1991)
Penetapan Penggunaan
WKP FTP 2 Jetty
Hutan & ≥ 10 MW

RUPTL PLN

• Perizinan IPPKH
(prinsip,lokasi, Hutan &
Pertimbangan IMB)
NON FTP 2 < 10 MW
Teknis (Ijin Lokasi, • Rekomendasi Non-Jetty
Penetapan, jetty
Lelang WKP perubahan • UKL-UPL Ijin
RUKN 2008-2027 PPA/PJBL RPTKA
penggunaan (pembangkit < AMDAL pembelian
(Rencana Umum (PLN & IPP) dan IMTA
tanah) Perka BPN 10 MW) Non Hutan& dan
Ketenagalistrikan (jika
No.2/2011 • Pembebasan ≥ 10 MW penggunaan
Nasional perlu)
lahan bahan
No. 2682
• dll peledak
K/21/MEM/2008) LOI (jika perlu)
Kebutuhan dan
Non Hutan & < 10 MW
Rencana Pasokan IUPTL sementara
Tenaga Listrik (Permen ESDM
Y Izin Panas Bumi Izin Prinsip 1. Ijin Terminal Khusus
Approv 35/2013) • PermenHUT
UU 21/2014 dan Izin Lokasi (PermenHub
al PLTP P.16/Menhut-
dari Pemda 51/2011)
II/2014
• Permen LH No. 2. Ijin Navigasi
REGULASI HARGA JUAL TENAGA LISTRIK (PermenHub
12/2012
1.PerMen ESDM 001/2006 jo 004/2007 25/2011)
N 2.Permen ESDM 05/2009 (PLTU & energi baru)
1. Penugasan pembelian 3.Permen ESDM 17/2013 (PLTS)
tenaga listrik EBT NON-EBT 4.Permen ESDM 17/2014 (PLTP)
1. Ijin Prinsip Penanaman & PLTP
Modal
2. Fasilitas pembebasan
Pertek IPPKH
bea masuk
Perlu
persetujuan
(PerPres No. 39 Tahun Rekom RPTKA & IMTA
2014, PerKa BKPM No.12
/2013 jo. No. 5/2013) Rekomendasi handak

Penandasahan RIB
Pembebasan Bea Masuk, PPN, PPh
Rekom. Perubahan Modal (jika perlu)
PMK 21/2010
PMK 177/2007, PMK 70/2013

Ijin Gudang IUPTL


Handak (Permen ESDM 35 / 2013)

Fasilitas Fiskal EBT


Rencana Impor Barang (jika perlu)
(RIB) - PMK
(jika perlu) 21/PMK.011/2010
- PMK
Pemeriksaan dan Pengujian 130/PMK.011/2011
Pembebasan Bea
Masuk (jika perlu)
PMK 154/2012 Jo.
Pengadaan Lahan
PMK No. 154/2008
Pemeriksaan dan Pengujian (dengan penugasan)
UU No.2/2012

Operasi Komisioning
Drilling dan Kegiatan lainnya Komersial
Financing
Pengadaan Lahan Date
SLO JASA KONSULTAN, PEMBANGUNAN (tanpa penugasan)
DAN PEMASANGAN

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat (Permen ESDM No. 05/2014,


Jasa konsultan dan konstruksi wajib
memiliki Sertifikat Badan Usaha)
REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI (2/6)

NO URAIAN UU NO. 27/2003 UU No.21/ 2014 Keterangan

1 Istilah pertambangan/ Ada Dihilangkan (sinkronisasi Sebagian besar Pasal


penambangan dalam kegiatan usaha panas dengan UU No. 5/1990 & UU
bumi No. 41/1999)

2 Pengaturan pemanfaatan energi panas bumi Belum rinci Diatur lebih rinci
untuk pemanfaatan langsung dan pemanfaatan
tidak langsung

3 Pemanfaatan panas bumi di kawasan hutan Belum diatur  Pemanfaatan panas bumi di
lindung, produksi dan konservasi kawasan hutan produksi dan
lindung melalui izin pinjam
pakai,
 Pemanfaatan panas bumi di
kawasan hutan konservasi
melalui izin pemanfaatan
jasa lingkungan

4 Pengalihan kepemilikan saham Belum diatur Diatur (setelah selesai


eksplorasi)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI (3/6)

NO URAIAN UU NO. 27/2003 UU No.21/ 2014 Keterangan

5 Penugasan kepada Badan Layanan Umum Belum diatur Diatur


atau BUMN Panas Bumi untuk melakukan
kegiatan eksplorasi, eskploitasi dan/atau
pemanfaatan

6 Kewenangan Menteri dalam pencabutan dan Belum diatur Diatur


pembatalan izin panas bumi

7 Pemberian bonus produksi (production bonus) Belum diatur Diatur


kepada Pemerintah Daerah yang
wilayahadministratifnya meliputi wilayah kerja
yang bersangkutan berdasarkan persentase
tertentu dari pendapatan kotor sejak unit
pertama berproduksi secara komersial.

8 Ketentuan peralihan terkait masa kontrak, masa Belum diatur detail Ditetapkan masa berlakunya
berlakunya kuasa, perpanjangan izin untuk dan ketika berakhir mengikuti
WKP eksisting ketentuan UU ini

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


56
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
• Pre-set 30” conductor at 185 ft.
55m

• Drill 26” hole to 1,500 ft.


460m
• Run and Cement 20” Casing.
1500’

1078 m
1066 m

1848 m

2438 m

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


1500’

• Drill 17-1/2” hole to 3500 ft.


• Run and cement 13-3/8” liner

• Run and cement 13-3/8” tie-back 1066 m


3,500’

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


1500’

1066 m
3,500’

• Drill 12-1/4” hole to 6000 ft.


• Run pre-perforated 10-3/4” liner

1836 m

6,000’

2436 m

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


1500’

1066 m
3,500’

1848 m

6,000’

• Drill 9-7/8” hole to 8,000 ft.


• Run pre-perforated 8-5/8” liner 2436 m

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


26” Hole

20” Casing
1500’

17-1/2” Hole

3,500’ 13-3/8” Casing

12-1/4” Hole

6,000’ 10-3/4” Casing

9-7/8” Hole
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
8-5/8” Casing
KERANGKA RPP PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG
Kewenangan • Pemerintah Pusat (Listrik)
penyelenggaraan • Pemda dapat melakukan survei pendahuluan
panas bumi
• RUEN dan KEN
Perencanaan
Wilayah Kerja
• Tugas: cadangan, luas, dan batas-batas koordinat
• Penugasan SP dan SPE kepada pihak lain
Penyiapan
• Koordinasi dengan pemda dan instansi terkait
Wilayah Kerja
• Data teknis
• Batas, besar cadangan, serta koordinat
Penetapan • Luas maks. 200.000 Ha
Wilayah Kerja • Dapat dilakukan perubahan dan pengembalian
• Jenis Penawaran: lelang terbuka dan pemilihan langsung
Penawaran • Penunjukan jika hanya ada 1 peserta lelang
Wilayah Kerja • Penugasan kepada BLU at BUMN di bidang panas bumi untuk eksplorasi, eksploitasi dan/atau pemanfaatan
• Penetapan pemenang lelang sebagai pemegang IPB

• Harga keekonomian untuk uap dan listrik dengan memperhitungkan biaya produksi uap & listrik, daya tarik
Harga Energi investasi dan manfaat bagi pemerintah
• Koordinasi dengan Kemenkeu
• Subsidi dapat diberikan untuk selisih harga
Kegiatan
• Kegiatan panas bumi meliputi Eksplorasi, Eksploitasi dan pemanfaatan (37 tahun)
Pengusahaan • Tata cara pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan secara baik dan benar
Panas Bumi • Sanksi , keadaan kahar dan hak kewajiban pemegang IPB
• Pengawasan Pengusahaan Panas Buami
• WKP eksiting sebelum dan pasca uu 27/2003
Peralihan • Pelaku PSP sebelum berlakunya UU 21/2014
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
PENYIAPAN
WILAYAH 1 PEMANFAATA
EKSPLORASI EKSPLOITASI
TERBUKA N

Survey Pendahuluan
PEMERINTAH
Survey Pendahuluan &
Eksplorasi
Penugasan PENUGASAN
PELELANGAN
BUMN atau BLU
PIHAK LAIN TERBUKA di bidang Panas Bumi
• Badan Usaha/ Konsorsium
- Perguruan Tinggi
Survey Pendahuluan
- Lembaga Penelitian PEMILIHAN
Survey Pendahuluan &
LANGSUNG
Eksplorasi*
- Badan Usaha • Pelaku PSPE* & BUMN
* Beauty Contest P E N AWA R A N
4

2 3
WILAYAH IPB
KERJA

PENGEMBALIAN
PERUBAHAN IPB BERAKHIR

Seluruh WKP menggeser Habis masa berlaku


menambah dikembalikan Hak & Kewajiban
Sebagian WKP Pemegang IPB
mengurangi dibatalkan
dicabut
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai