Anda di halaman 1dari 1

- ,

Home ' Amalan ' Shalat Dhuha Bisa Menggantikan Sedekah dengan
Seluruh Persendian

BELAJAR ISLAM AMALAN

Shalat Dhuha Bisa


Menggantikan Sedekah
dengan Seluruh Persendian
By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - May 16, 2010 ( 5511
! 0

" % * +

Sebuah hadits yang bisa kita renungkan hari ini


adalah hadits yang berisi penjelasan mengenai
kewajiban sedekah seluruh persendian. Dan
sedekah ini bisa digantikan dengan shalat Dhuha.
Semoga bermanfaat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ل يَ ْوم ٍ تَطْ ُلعُ ِفيْ ِه‬0 ‫ص َد َق ٌة ُك‬َ ‫اس َع َليْ ِه‬ ِ 0 ‫َ َمى ِم َن الن‬A‫س‬ ُ ‫ل‬C ‫ُك‬
‫ ِت ِه‬0‫الر ُج َل ِفي َداب‬ 0 J ُ ْ ‫ َوتُ ِع‬،‫ص َد َق ٌة‬
َ ِJْ َ ‫ اثْن‬J َ ْ ‫ تَ ْع ِد ُل َب‬،‫س‬ ُ ‫الش ْم‬0
‫ َوا ْل َكلِ َم ُة‬،‫ص َد َق ٌة‬َ ‫فَت َ ْح ِم ُل ُه َع َليْ َها أ َ ْو تَ ْرفَعُ َل ُه َع َليْ َها َمتَا َع ُه‬
،‫ص َد َق ٌة‬ َ ‫ َِة‬A‫الص‬ 0 ‫شيْ َها إِ َلى‬ ِ ‫خطْ َو ٍة تَ ْم‬ُ ‫ َو ِب ُك [ل‬،‫ص َد َق ٌة‬ َ ‫ي[بَ ُة‬0‫الط‬
ُ ‫َوتُ ِم ْي‬
َ ‫ ِر ْي ِق‬0‫ط ا`َذَى َع ِن الط‬
‫ص َد َق ٌة‬

“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk


bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit.
Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua
orang (yang berselisih) adalah sedekah.
Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya
atau mengangkat barang-barangnya ke atas
kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik
juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap
langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah
sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan
dari jalan adalah shadaqah ”. [HR. Bukhari dan
Muslim]

PENJELASAN HADITS

(‫َمَى‬$‫)س‬
ُ bermakna persendian. Ada juga yang
mengatakan bahwa maknanya adalah tulang.
Ibnu Daqiq Al ‘Ied mengatakan bahwa (‫َمَى‬$‫)س‬
ُ
adalah persendian dan anggota badan.

Dinukil oleh Ibnu Daqiq Al ‘Ied bahwa Al Qadhi


‘Iyadh (seorang ulama besar Syafi’iyyah) berkata,
“Pada asalnya kata (‫َمَى‬$‫)س‬
ُ bermakna tulang
telapak tangan, tulang jari-jari dan tulang kaki.
Kemudian kata tersebut digunakan untuk tulang
lainnya dan juga persendian”.

Terdapat hadits dalam shohih Muslim bahwa


tubuh kita ini memiliki 360 persendian. Di mana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َِث َمائ َ ِة‬Aَ‫ َوث‬J ِ ‫ان ِم ْن بَ ِنى آ َد َم َع َلى‬


َ [ ‫ست‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫ل إِن‬C ‫خلِقَ ُك‬
ُ ‫ ُه‬0‫إِن‬
ِ ْ‫َمف‬
‫ص ٍل‬

“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam


diciptakan memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim
no. 2377)

Inilah yang terdapat dalam hadits Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para dokter saat ini
juga mengatakan seperti yang beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam sabdakan. Maka hal ini
menunjukkan bahwa risalah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah benar.

(‫س‬ *
ُ ْ‫الشم‬ ‫ط ُلعُ ِفي ِْه‬
ْ َ‫ ) ُك *ل يَوْم ٍ ت‬bermakna setiap hari
diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk
bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap
persendian kita untuk bersedekah. Maka dalam
setiap minggu berarti ada 360 x 7 = 2520
sedekah.

Akan tetapi dengan nikmat Allah, sedekah ini


adalah umum untuk semua bentuk qurbah
(pendekatan diri pada Allah). Setiap bentuk
pendekatan diri kepada Allah adalah termasuk
sedekah. Berarti hal ini tidaklah sulit bagi setiap
orang. Karena setiap orang selama dia menyukai
untuk melaksanakan suatu qurbah (pendekatan
diri pada Allah) maka itu akan menjadi sedekah
baginya.

َ ْ ‫ )تَع ِْد ُل ب‬adalah memisahkan di antara dua


ِ ْ َ‫َ< اثْن‬
(<
orang yang berselisih baik dengan cara
mendamaikan atau dengan cara diadili.

Pertama adalah menyelesaikan perselisihan


antara dua orang yang berselisih dengan cara
mendamaikan. Ini dilakukan jika belum jelas
mana yang benar di antara keduanya. Namun,
apabila sudah jelas yang benar di antara
keduanya, dilarang untuk melakukan islah
(perdamaian). Kesalahan semacam inilah yang
kadang dilakukan oleh seorang qodhi (hakim). Di
mana hakim malah seriang mendamaikan
(mengadakan islah) terhadap perselisihan antara
dua belah pihak yang menuduh dan tertuduh,
padahal sudah diketahui kebenaran pada salah
satu pihak.

Jadi, menyelesaikan perkara antara dua orang


yang berselisih baik dengan diadili dan
didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi, jika
telah diketahui bahwa kebenaran ada di salah
satu pihak, maka dalam hal ini tidak boleh
diadakan islah (perdamaian) bahkan harus
diputuskan dengan memihak pada yang benar.

َ ‫< ال *رجُ َل ِفي دَاب* ِت ِه فَتَحْ ِم ُل ُه‬


(‫ع َليْهَا‬ ُ ْ ‫) َوت ُِع‬, maksudnya
adalah menolong seseorang di atas kendaraannya
-misalnya di zaman dahulu adalah unta-, dengan
membantunya naik di atas kendaraannya adalah
sedekah. Atau boleh jadi (‫ص َد َق ٌة‬
َ ‫ع ُه‬ َ ‫ع َليْهَا‬
َ ‫متَا‬ َ ‫ع َل ُه‬
ُ َ‫)تَ ْرف‬,
dengan mengangkat barang-barangnya yang
digunakan untuk bepergian jauh seperti makanan
dan minuman, juga termasuk sedekah.

(‫بَ ُة‬R‫) َوا ْل َكلِمَ ُة الط*ي‬, kata-kata yang thoyib baik yang
thoyib di sisi Allah seperti bacaan tasbih, takbir
dan tahlil atau thoyib di sisi manusia dengan
berakhlak yang baik, ini juga termasuk sedekah.

(‫َ ِة‬$‫الص‬
* ِ ْ‫خطْو ٍَة تَم‬
‫شيْهَا إِ َلى‬ ُ ‫ل‬R ‫) َو ِب ُك‬, setiap langkah kaki
menuju shalat adalah sedekah baik jarak yang
jauh maupun dekat.

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda,

ِ0h‫وت ا‬ِ ‫ت ِم ْن بُ ُي‬ ٍ ْ‫شى إِ َلى بَي‬ َ ‫م َم‬0 ُ‫ه َر ِفى بَيْ ِت ِه ث‬0 َ‫َم ْن تَط‬
‫خطْ َوتَاهُ إِ ْح َدا ُه َما‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫ِ َكان‬0h‫ض ا‬ ِ ‫يض ًة ِم ْن فَر‬
ِ ‫ائ‬ َ ‫ضىَ فَ ِر‬ ِ ‫لِيَ ْق‬
َ
‫خ َرى تَ ْرفَعُ َد َر َج ًة‬ ِ ‫خ‬
ْ ُ `‫طيئ َ ًة َوا‬ َ ‫ط‬ C ‫تَ ُح‬

“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia


berjalan menuju salah satu dari rumah Allah
(yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang
telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah
kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah
kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.” (HR.
Muslim no. 1553)

Maka orang yang melakukan semacam ini akan


mendapatkan dua kebaikan: [1] ditinggikan
derajatnya, [2] akan dihapuskan dosa-dosa.

Catatan Penting:

Ada sebagian ulama yang menganjurkan bahwa


setiap orang yang hendak ke masjid hendaknya
memperpendek langkah kakinya. Akan tetapi, ini
adalah anjuran yang bukan pada tempatnya dan
tidak ada dalilnya sama sekali. Karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits hanya
mengatakan ‘setiap langkah kaki menuju shalat’
dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mengatakan ‘hendaklah setiap orang
memperpendek langkahnya.’ Seandainya
perbuatan ini adalah perkara yang disyari’atkan,
tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan
menganjurkannya kepada kita. Yang
dimaksudkan dalam hadits ini adalah bukan
memanjangkan atau memendekkan langkah,
namun yang dimaksudkan adalah berjalan
seperti kebiasaannya.

(ِ‫ن الط* ِريْق‬ ُ ْ‫) َوت ُِمي‬, menyingkirkan gangguan


َ ‫ط ا\َذَى‬
ِ ‫ع‬
dari jalanan yang akan mengganggu orang yang
lewat, baik berupa batu, pecahan kaca, kotoran.
Maka segala sesuatu yang disingkirkan dari jalan
yang akan mengganggu orang yang lewat adalah
sedekah.

FAEDAH HADITS

Faedah Pertama, wajibnya sedekah bagi setiap


orang dengan setiap anggota badannya pada
setiap harinya mulai dari matahari terbit. Karena
perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (‫ع َلي ِْه‬
َ
‫)ص َد َق ٌة‬
َ menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini
adalah setiap orang bersyukur kepada Allah
setiap paginya atas keselamatan pada dirinya
baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan
anggota tubuh lainnya. Maka dia bersyukur
kepada Allah karena nikmat ini.

Kalau ada yang mengatakan hal seperti ini sulit


dilakukan karena setiap anggota badan harus
dihitung untuk bersedekah?

Jawabannya : Nabi telah memberikan ganti untuk


hal tersebut yaitu untuk mengganti 360 sedekah
dari persendian yang ada. Penggantinya adalah
dengan mengerjakan shalat sunnah Dhuha
sebanyak 2 raka’at. Dari Abu Dzar, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ل‬C ‫ص َد َق ٌة فَ ُك‬ َ‫َ َمى ِم ْن أ َ َح ِد ُك ْم‬A‫س‬ ُ ‫ص ِبحُ َع َلى ُك [ل‬ ْ ُ‫» ي‬


‫ص َد َق ٌة‬ َ ‫تَ ْهلِي َل ٍة‬
‫ل‬C ‫ص َد َق ٌة َو ُك‬ َ ‫ل تَ ْح ِمي َد ٍة‬C ‫ص َد َق ٌة َو ُك‬َ ‫يح ٍة‬ َ ‫س ِب‬ ْ َ‫ت‬
‫ص َد َق ٌة َونَ ْهىٌ َع ِن‬ ِ ‫ َ ْعر‬w‫ص َد َق ٌة َوأ َ ْمر ِب ْا‬
َ ‫ير ٍة‬
َ ‫وف‬ ُ ٌ َ ‫ل تَ ْك ِب‬C ‫َو ُك‬
‫ان يَ ْر َك ُع ُه َما ِم َن‬ِ َ ‫ص َد َق ٌة َويُ ْج ِزئ ُ ِم ْن ذَلِ َك َر ْك َعت‬ َ ‫ُن ْ َك ِر‬w‫ْا‬
« ‫الض َحى‬
C

“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh


persendian di antara kalian untuk bersedekah.
Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap
bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan
tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir
adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf
(memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi
mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah
sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)
dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2
raka’at.” (HR. Muslim no. 1704)

Ibnu Daqiq Al ‘Ied mengatakan, “Maksudnya,


semua shadaqah yang dilakukan oleh anggota
badan tersebut dapat diganti dengan dua raka’at
shalat Dhuha, karena shalat merupakan amalan
semua anggota badan. Jika seseorang
mengerjakan shalat, maka setiap anggota badan
menjalankan fungsinya masing-masing. ”

An Nawawi dalam Syarh Muslim 3/47


mengatakan,

، ‫الض َحى َو َك ِبير َم ْو ِقع َها‬ C ‫ضل‬ ِ ‫ َو ِف‬.


ْ َ‫يه َدلِيل َع َلى ِعظَم ف‬
ِ َ‫ َها ت‬0‫َوأَن‬
ِJْ َ ‫ َر ْك َعت‬C‫صح‬

“Hadits ini adalah dalil yang menunjukkan


tentang agung dan mulianya shalat Dhuha dan
menunjukkan pula besarnya kedudukannya. Dan
shalat Dhuha boleh dilakukan hanya dengan 2
raka’at.”

Dari hadits Abu Dzar menunjukkan bahwa boleh


untuk terus menerus dalam mengerjakan shalat
Dhuha.[1]

Adapun waktu mengerjakannya adalah ketika


matahari sudah setinggi tombak dilihat dengan
mata telanjang[2] hingga dekat dengan waktu
matahari bergeser ke barat yaitu kira-kira 1/3
jam (20 menit) setelah matahari terbit hingga 10
atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke
barat. Dan jumlah raka’at minimal adalah 2
raka’at tanpa ada batasan raka’at maksimal.
Inilah yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin
Sholih Al Utsaimin.

Namun, Ibnu Qudamah dalam Al Mughni 3/322,


menyebutkan bahwa jumlah raka’at minimal
untuk shalat Dhuha adalah 2 raka’at sedangkan
maksimalnya adalah 8 raka’at. Hal ini
berdasarkan hadits muttafaqun ‘alaih dari Ummu
Hani,

َ ‫ل َم َد‬0 ‫س‬
‫ك َة‬0 ‫خ َل بَيْت َ َها يَ ْو َم فَتْحِ َم‬ ‫ُ َع َليْ ِه‬0h‫لى ا‬0 ‫ص‬
َ ‫َو‬ َ 0‫ ِبي‬0 ‫ن الن‬0 َ ‫أ‬
، ‫ف ِمن ْ َها‬ 0 ‫خ‬ َ َ‫ط أ‬ C ‫ةً َق‬Aَ ‫ص‬ َ ‫فَ َل ْم أ َ َر‬
، ‫ات‬ ٍ ‫انيَ ر َك َع‬
َ
ِ ‫لى ثَ َم‬0 ‫ص‬َ ‫ َو‬،
‫الس ُجو َد‬
C ‫ع َو‬ C ‫م‬C ‫ ُه يُ ِت‬0‫َغيْ َر أَن‬
َ ‫الر ُكو‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke


rumahnya ketika Fathul Makkah. Lalu beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat 8 raka’at.
Maka aku tidak pernah melihat beliau shalat
seringan itu kecuali beliau menyempurnakan
ruku’ dan sujudnya.”

Namun sebagian ulama lainnya menyatakan


bahwa shalat Dhuha tidak ada batasan
raka’atnya.

Dalil yang menyatakan bahwa maksimal jumlah


raka’atnya adalah tak terbatas, yaitu hadits,

‫ عنها – َك ْم َكا َن‬h‫ش َة – رضى ا‬ ِ ‫ت َع‬


َ ‫ائ‬ ْ ‫سأ َ َل‬
َ ‫ َها‬0‫ُم َعاذَةُ أَن‬
َ‫َة‬A‫ص‬ َ ‫ص [لى‬ َ ُ‫ ي‬-‫ عليه وسلم‬h‫صلى ا‬- ِ0h‫ول ا‬ ُ ‫س‬ ُ ‫َر‬
ٍ ‫ت أَربَعَ ر َك َع‬
َ ‫ات َويَ ِزي ُد َما‬
.‫شا َء‬ َ ْ ْ ‫الض َحى َقا َل‬ C

Mu’adzah pernah menanyakan pada ‘Aisyah –


radhiyallahu ‘anha- berapa jumlah raka’at shalat
Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam? ‘Aisyah menjawab, “Empat
raka’at dan beliau tambahkan sesuka beliau.”
(HR. Muslim no. 719). Hadits ini menunjukkan
bahwa shalat Dhuha tidak ada batasan
raka’atnya. Inilah yang lebih tepat.

Silakan baca panduan shalat Dhuha secara


lengkap di sini.

Faedah kedua, hadits ini menunjukkan


keutamaan berbuat adil di antara dua orang yang
berselisih. Dan Allah Ta’ala telah mendorong kita
agar berbuat islah (perdamaian) sebagaimana
dalam firman-Nya,

Aَ َ‫اضا ف‬ ُ ُ‫ت ِم ْن بَ ْعلِ َها ن‬


ً ‫شوزًا أ َ ْو إِ ْع َر‬ ْ َ‫خاف‬ َ ٌ‫ا ْم َرأَة‬ ‫َو إِ ِن‬
‫خيْ ٌر‬َ ُ‫الص ْلح‬
C ‫ص ْل ًحا َو‬ ُ ‫صلِ َحا بَيْن َ ُه َما‬ْ ُ‫َع َليْ ِه َما أ َ ْن ي‬ ‫ُجنَا َح‬
C ‫س‬ ُ ُ‫ا`َنْف‬ ِ ‫ضر‬ِ
0‫الشح‬ ْ ‫ت‬ َ ‫َوأ ُ ْح‬

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz


atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak
mengapa bagi keduanya mengadakan
perdamaian yang sebenar-benarnya , dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)
walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir .”
(QS. An Nisa’ [4] : 128)

Maka mengadakan islah adalah suatu kebaikan.


Dan berbuat adil ketika mengadili adalah suatu
kewajiban.

Faedah ketiga, dalam hadits ini terdapat


dorongan untuk menolong saudara kita, karena
melakukan seperti ini termasuk sedekah. Baik
dalam contoh yang diberikan oleh Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini atau
perbuatan lainnya.

Faedah keempat, hadits ini memberi motivasi


untuk berkata dengan perkataan yang baik. Hal
itu bisa berupa dzikir, membaca, ta’lim
(memberikan pelajaran), berdakwah dan lain
sebagainya. Dan keutamaan berdakwah telah
ditunjukkan dalam hadits,

‫اعلِ ِه‬
ِ َ‫خ ْي ٍر فَ َل ُه ِمث ْ ُل أ َ ْج ِر ف‬
َ ‫ل َع َلى‬0 ‫َم ْن َد‬

“Barangsiapa menunjukkan (orang lain) kepada


kebaikan, maka baginya pahala seperti orang
yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 5007)

Faedah kelima, dalam hadits ini juga


ditunjukkan mengenai keutamaan berjalan ke
masjid. Dan berjalan pulang dari masjid juga
akan dicatat sebagaimana perginya berdasarkan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ً أَبْ َع َد ِم َن‬A‫َ أ َ ْع َل ُم َر ُج‬á ‫ال َكا َن َر ُج ٌل‬ َ ‫ب َق‬ ٍ ‫َع ْن أُبَى[ بْ ِن َك ْع‬
‫يل َل ُه أ َ ْو‬ َ ‫ال – فَ ِق‬ َ ‫َةٌ – َق‬A‫ص‬ ِ ‫خ‬
َ ‫طئ ُ ُه‬ ْ ُ‫َ ت‬á ‫سج ِ ِد ِمن ْ ُه َو َكا َن‬ ْ َ w‫ْا‬
‫اء َو ِفى‬ ِ ‫ ْل َم‬0‫ح َمارا تَر َكبُ ُه ِفى الظ‬ ِ ‫ت‬ َ ْ‫اشت َ َري‬ْ ‫ت َل ُه َل ِو‬ ُ ‫ُق ْل‬
ْ ً
‫سج ِ ِد‬ ْ َ w‫ب ْا‬ ِ ْ ‫ن َمن ْ ِزلِى إِ َلى َجن‬0 َ ‫ر ِنى أ‬C ‫س‬ُ َ‫ال َما ي‬ َ ‫ َق‬. ‫اء‬ ِ ‫ض‬ َ ‫الر ْم‬
0
‫وعى‬ ِ ‫سج ِ ِد َور ُج‬ ْ َ w‫اى إِ َلى ْا‬ َ ‫ش‬َ ‫ب لِى َم ْم‬ َ َ ‫إِن[ى أ ُ ِري ُد أ َ ْن يُ ْكت‬
ُ
‫ عليه‬h‫صلى ا‬- ِ0h‫ول ا‬ ُ ‫س‬ َ ‫ فَ َق‬.‫ت إِ َلى أ َ ْهلِى‬
ُ ‫ال َر‬ ُ ‫إِذَا َر َج ْع‬
« ‫ل ُه‬0 ‫ُ َل َك ذَلِ َك ُك‬0h‫ » َق ْد َج َمعَ ا‬-‫وسلم‬

Dari Ubay bin Ka’ab berkata, “Dulu ada seseorang


yang tidak aku ketahui siapa lagi yang jauh
rumahnya dari masjid selain dia. Dan dia tidak
pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang
berkata padanya atau aku sendiri yang berkata
padanya, ‘Bagaimana kalau kamu membeli unta
untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah
dalam keadaan panas.’ Kemudian orang tadi
mengatakan, ‘Aku tidaklah senang jika rumahku
di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku
langkah kakiku menuju masjid dan langkahku
ketika pulang kembali ke keluargaku.’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh
Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.” (HR.
Muslim no. 1546)

An Nawawi dalam Syarh Muslim 2/130


mengatakan,

0 ‫الر ُجوع ِم ْن‬ ِ ِ ‫ِف‬


ُ ‫ َواب ِفي ا ْل‬0 ‫ إِثْبَات الث‬: ‫يه‬
‫ة‬Aَ ‫الص‬ C ‫خطَا في‬
ِ ‫ َه‬0‫َك َما يَثْبُت ِفي الذ‬
. ‫اب‬

“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah


kaki ketika pulang dari shalat akan diberi
ganjaran sebagaimana pergi.”

Faedah keenam, dalam hadits ini terdapat


keutamaan menyingkirkan gangguan dari
jalanan. Dan juga ini termasuk cabang keimanan
sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya.

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda,

‫ض ُل َها‬
َ ْ‫ش ْعبَ ًة فَأَف‬
ُ ‫و َن‬C‫ست‬ِ ‫ضعٌ َو‬
ْ ‫سبْ ُعو َن أ َ ْو ِب‬َ ‫ضعٌ َو‬ ْ ‫يما ُن ِب‬
َ å‫ا‬ ِ
‫ ِري ِق‬0‫ُ َوأ َ ْدنَا َها إِ َماطَ ُة ا`َذَى َع ِن الط‬0h‫ ا‬0áِ‫َ إِ َل َه إ‬á ‫َق ْو ُل‬
ِ ‫يم‬
‫ان‬ ِ ‫ش ْعبَ ٌة ِم َن‬
َ å‫ا‬ ُ ‫َوا ْل َحيَا ُء‬

“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang


paling utama adalah kalimat laa ilaha illallah.
Yang paling rendah adalah menyingkirkan duri
dari jalanan. Dan malu termasuk bagian dari
iman.” (HR. Muslim no. 162)

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum


muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu
yang bermanfaat, rizki yang thoyib, dan
menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya.
Innahu sami’un qoriibum mujibud da’awaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush
sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Referensi:

Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad


Al Badr

Syarh Al Arba’in An Nawawiyyah, Syaikh


Muhammad bin Sholih Al Utsaimin

Selesai disusun di Pondok Sahabat Pogung Kidul,


Yogyakarta pada sore hari saat Allah memberikan
kemudahan untuk menulis, 2 Rabi’uts Tsani 1429
(bertepatan dengan hari Senin, 7-04-08)

Semoga Allah selalu menjaga penulis, menjaga


anak dan keluarganya serta mengampuni dosa
dan kesalahannya.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

[1] Namun, terus menerus dalam melaksanakan


shalat Dhuha terdapat perselisihan di kalangan
ulama. Yang mengatakan tidak boleh terus
menerus melakukannya, berdalil dengan hadits
dari Aisyah dan ditakutkan mirip dengan shalat
wajib. Sedangkan yang mengatakan boleh
melaksanakan shalat Dhuha terus menerus
adalah berdalil salah satunya dengan hadits Abu
Dzar di atas.

[2] Ibnu Qudamah dalam Al Mughni 3/322


mengatakan bahwa waktu shalat Dhuha adalah
mulai saat matahari meninggi dan sudah mulai
agak panas.

TAGS SEDEKAH SHALAT DHUHA

Like 426

" % * +

Artikel sebelumnya Artikel selanjutnya

Faedah Surat Al Mulk, 3 Tanda Kebahagiaan


Hanya Allah Pemberi
Rizki

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc


http://www.rumaysho.com

Lulusan S-1 Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada


Yogyakarta dan S-2 Polymer Engineering (Chemical
Engineering) King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia.
Guru dan Masyaikh yang pernah diambil ilmunya: Syaikh
Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy-Syatsri dan Syaikh
Shalih Al-'Ushaimi. Sekarang menjadi Pimpinan Pesantren
Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul.

" # $ % &

Artikel terkait MORE FROM AUTHOR

Amalan Amalan Amalan


Kumpulan Amalan Kumpulan Amalan Kumpulan Amalan
Ringan #36: Ringan #35: Ringan #34:
Keutamaan Keutamaan Bersedekah dengan
Memberi Susu Memberi Nafkah Sebutir Kurma yang
Keluarga Halal

. )

Tinggalkan Balasan

Komentar:

Nama:*

Email:*

Website:

Save my name, email, and website in this


browser for the next time I comment.

Tulis Komentar

3,567,542 Fans LIKE

78,270 Followers FOLLOW

79,200 Subscribers SUBSCRIBE

ARTIKEL TERBARU

Cara Umrah Praktis dari Tinjauan


Fikih Sya!i
January 8, 2020

Faedah Sirah Nabi: Mulai dari


Membangun Masjid Quba
January 4, 2020

Hadits Wakaf (03): Wakaf Bisa


dengan Harta Milik yang Bergerak
January 1, 2020

KOMENTAR TERAKHIR

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc on Haruskah Melepas

Cincin Ketika Berwudhu?

Antok on Haruskah Melepas Cincin Ketika Berwudhu?

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc on Doa Meminta

Perlindungan dari Penyakit Kulit, Gila, dan Berbagai

Penyakit Jelek

rino agus on Doa Meminta Perlindungan dari Penyakit


Kulit, Gila, dan Berbagai Penyakit Jelek

Arfan on Manhajus Salikin: Variasi Bacaan Ketika Duduk


antara Dua Sujud

Anda mungkin juga menyukai