B
: – ِﻪ َوَﺳﻠَﻢDْ َﻋﻠ6
' ُ B َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ
: َُْ ُ َ 4 َ َ َُ ' ْ َ
A – ﺻ6 ِ ﻮلI ﻗﺎل رﺳI ٌﻗﺎل، – ' ﻋﻨﻪ6 3 * ﺮة –َ ر ِ ﱠ.َ -ﻦ أ ﱡ ) *( ُ ﻫI ﻋ
ْ َ ْ
4 d اِﻻﺛﻨc َ 4 َ ُ َ ْ ﱠ ْ ُ َ ْ َ ﱠ َ َ
ُ ِﻪ اﻟﺸﻤDﻞ ﻳﻮم ﺗﻄﻠﻊ ِﻓH ، ِﻪ ﺻﺪﻗﺔD ِﻣﻦ اﻟﻨﺎس ﻋﻠMﻞ ﺳﻼH )) ْ َ
c S ٌ َ َ d ﺗ َﻌَِﺪ َل ُ ﺑ: َ ﺲ ' َ ُ ' ُ َ ْ َ ْ ' َ ْ 'ٍ َ ُ I ْ َ َ ﱠ َ 4 َ S ُ ُ ﱠ4 ْ ُ َ ٌ َ َ َ
، ﺻﺪﻗﺔ ْ
أو ﺗﺮﻓﻊ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺘﺎﻋﻪ، ﻓﺘﺤِﻤﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ، داﺑِﺘِﻪh* ِ اﻟﺮﺟﻞcd وﺗِﻌ، ﺻﺪﻗﺔ
َ ََ ُْ ُ ٌ َ َ َ ﱠ ' َ ْ ُ I ٌ َ ُ ' ُ ﱠ
ﻦSﻂ اﻷذى ﻋD وﺗِﻤ، اﻟﺼﻼِة ﺻﺪﻗﺔuﱢﻞ ﺧﻄَﻮٍة ﺗﻤِﺸْﻴَﻬﺎ ِإrqِ و، ﺔ َﺻﺪﻗﺔpَِﻠَﻤﺔ اﻟﻄﱢﻴnواﻟ
َ ٌَ
.رﱡي َوُﻣْﺴِﻠٌﻢSﺨﺎpُ َرَواُە اﻟ. (( ِﻖ َﺻَﺪﻗﺔ.ْ-Sاﻟﱠﻄ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai
matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih)
adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-
barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah.
Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.
Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.”
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 2989 dan Muslim, no. 1009]
2. Uَُﺳﻼ, pada asalnya artinya adalah tulang telapak tangan, jari jemari, dan kaki, kemudian
digunakan pada semua tulang yang ada pada tubuh dan sendi-sendinya. (Imam Ibnu Daqiq
Al ‘Id, Syarh Al Arbain An Nawawiyah, Hal. 70). Jumlahnya adalah 360 ruas, sebagaimana
riwayat berikut: Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: Setiap manusia dari anak-anak Adam diciptakan terdiri atas
360 mafshil (sendi). (HR. Muslim No. 1007)
3. Imam al-Baihaqi memberi nama bab yang mencantumkan hadis ini dengan nama Wujuh al–
Shadaqah (ragam sedekah). Imam al-Nawawi pun turut menamai bab dalam Shahih
Muslim yang mencantumkan hadis ini dengan nama bab sebagai berikut,
ع ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺮوفrﻞ ﻧo nﻘﻊ ﻋj \ﺎب ﺑ`ﺎن أن اﺳﻢ اﻟﺼﺪﻗﺔ
Bab: Penjelasan bahwa kata sedekah disebutkan untuk semua jenis perbuatan baik (makruf).
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbicara yang baik atau
diam” (HR. Bukhari)
d. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.
“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah
(yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu
langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan
derajatnya.” (HR. Muslim no. 1553)
6. Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hamad Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah menyatakan bahwa
amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits ini ada yang berupa ucapan, dan ada yang
berupa perbuatan. Juga ada amalan yang qaashir (manfaat untuk diri sendiri) dan muta’addi
(manfaat untuk orang lain). Semuanya termasuk sedekah. Amalan yang dicontohkan dalam
hadits bukanlah pembatasan. Contoh yang berupa ucapan muta’addi adalah mendamaikan
yang berselisih. Contoh yang berupada perbuatan muta’addi adalah membantu menaikkan
orang lain atau barangnya ke atas kendaraannya. Adapun kalimat yang baik bisa berupa
dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, mengajarkan ilmu, amar makruf nahi mungkar, ada yang
termasuk ucapan yang qaashir dan muta’addi. Adapun langkah kaki ke masjid termasuk
perbuatan yang qaashir. Sedangkan menyingkirkan gangguan dari jalan termasuk perbuatan
muta’addi.
7. Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
Dalam Mawsu’ah Nadhrah An-Na’im (6:2393) disebutkan pengertian syukur secara bahasa
(lughatan). Syukur itu terdiri dari huruf syin kaaf raa’ yang menunjukkan pujian pada
seseorang atas kebaikan yang ia perbuat.
Ibnul Qayyim dalam ‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin (hlm. 187), rukun
syukur itu ada tiga:
1. Mengakui nikmat itu berasal dari Allah.
2. Memuji Allah atas nikmat tersebut.
3. Meminta tolong untuk menggapai rida Allah dengan memanfaatkan nikmat dalam
ketaatan.