Anda di halaman 1dari 4

Keutamaan majlis malam ini

1. Menyenangkan tuan rumah dengan menghadiri undangan

ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ »ِإ َذا َﻟﻘﯾﺗَﻪ‬:‫ﺎل‬ َ ‫» َﺣ ﱡ اْﻟ ُﻣ ْﺳﻠ ِم َﻋَﻠﻰ اْﻟ ُﻣ ْﺳﻠ ِم ﺳ ﱞت« ﻗ‬
َ ‫ َﻣﺎ ُﻫ ﱠن َﺎ َرُﺳ‬:‫ﯾﻞ‬
َ ‫ َﻗ‬،‫ول ﷲ؟‬
‫ط َس‬ َ ‫َ ٕوِا َذا َﻋ‬ ،‫ﺻ ْﺢ َﻟ ُﻪ‬ ِ َ ‫ ٕوِا َذا َد َﻋ‬،‫َﻋَﻠ ْ ِﻪ‬ ‫َﻓ َﺳّﻠِ ْم‬
َ ‫ﺻ َﺣ َك َﻓ ْﺎﻧ‬ َ ‫اﺳﺗَْﻧ‬ ْ ‫ َ ٕوِا َذا‬،‫ﺎك َﻓﺄَﺟ ْ ُﻪ‬ َ
‫ﺎت َﻓﺎﺗﱠِ ْﻌ ُﻪ‬ ِ ِ
َ ‫َﻣ‬ ‫ض َﻓ ُﻌ ْدﻩُ َ ٕواِ َذا‬ َ ‫ َ ٕواِ َذا َﻣ ِر‬،‫»َﻓ َﺣﻣ َد ﷲَ َﻓ َﺷ ّﻣ ْﺗ ُﻪ‬
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Hak
seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: (1) Jika kamu
bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, (2) Jika ia
mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) Jika ia meminta
nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) Jika ia bersin dan mengucapkan
‘Alhamdulillah’ (segala puji bagi Allah) maka doakanlah ia dengan
mengucapkan ‘Yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu), (5) Jika ia sakit
maka jenguklah dan (6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.”

2. Majlis Dzikir, Shalawat, Ilmu

‫)ﻣﺎ َﺟَﻠ َس َﻗ ْوٌم َﻣ ْﺟﻠِ ًﺳﺎ َﯾ ْذ ُ ُرو َن َ ﱠ َ ِإ ﱠﻻ َﺣﱠﻔ ْت ِﺑ ِﻬ ُم اْﻟ َﻣ َﻼِﺋ َ ُﺔ َو َﻏ ِﺷَﯾ ْﺗ ُﻬ ُم ﱠ‬
‫اﻟر ْﺣ َﻣ ُﺔ‬ َ
ِ
ْ ‫َوَذ َ َرُﻫ ُم ﱠ ُ ِﻓ َﻣ ْن ﻋ ْﻧ َدﻩُ( أ‬
ٌ‫َﺧ َرَﺟ ُﻪ ُﻣ ْﺳﻠِم‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Suatu kaum
tidak duduk dalam suatu tempat untuk berzikir kepada Allah ‫ ﷻ‬kecuali mereka
dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat dan Allah ‫ ﷻ‬menyebut mereka
termasuk orang-orang yang ada di dekat-Nya.”([1])

- Shalawat 1 kali dibalas 10 kali

- Keluar dari rumah mencari ilmu dicatat fi sabilillah sampai kembali

3. Sedekah
Menghapus dosa, Menguatkan Tali Silaturahmi, penolak bala, penyubur
pahala, menahan musibah, dan kejahatan serta rezeki yang dilipat
gandakan oleh Allah SWT.
AQIQAH

‫اْﻟ ُﻐﻼَ ُم ُﻣ ْرﺗَ َﻬ ٌن ِ َﻌ ِﻘ ْ َﻘِﺗ ِﻪ ﺗُ ْذَ ُﺢ َﻋ ْﻧ ُﻪ َﯾ ْوَم ْا ﱠ‬


‫ﻟﺳﺎِ ِﻊ َوُ ْﺣَﻠ ُ َْأر َﺳ ُﻪ َوُ َﺳ ﱠﻣﻰ‬
"Seorang anak tergadaikan dengan (tebusan) aqiqah yang disembelih
untuknya di hari yang ke tujuh, dicukur rambut kepalanya dan
diberi nama.”

Mengenai pengertian aqiqah disebutkan dalam kitab-kitab para ulama –


semisal dalam kitab fiqh Syafi’iyah-, yaitu aqiqah berasal dari kata

‫َﻋ ﱠ َ ِﻌ ﱡ‬
Secara bahasa, aqiqah adalah sebutan untuk rambut yang berada di
kepala si bayi ketika ia lahir.
Sedangkan secara istilah, aqiqah berarti sesuatu yang disembelih ketika
menggundul kepala si bayi. Aqiqah dinamakan dengan sebabnya karena
menyembelihnya berarti

( ‫)ﯾُ َﻌ ﱡﻖ‬, yaitu memotong, sedangkan rambut kepala si bayi dicukur pula
ketika itu.[1]
Asal makna akikah ialah setiap rambut kepala bayi yang baru lahir.
Sedangkan yang dimaksud oleh syara’, jumhur ulama sepakat tentang
pendefinisian akikah, yaitu penyembelihan hewan yang dilakukan pada hari
ke-7 kelahiran jabang bayi itu. Dalam perkembangan selanjutnya, orang
Arab menjadikan akikah sebagai istilah bagi binatang yang disembelih pada
waktu pencukuran rambut sang bayi. (Fiqhul Islami wa Adillatuhu, juz 4,
hal. 2745)
1. Disembelih 2 kambing laki laki, 1 kambing perempuan pada Hari Ke 7,
14, 21
Berbeda pendapat, tidak usah bingung enten ulama yang
memperbolehkan pada hari yang lebih dari 7.
Akikah sendiri, sebenarnya sudah dipratikkan sejak zaman jahiliah. Pada
zaman itu, orang-orang Arab mengakikahi bayi mereka dengan mewarnai
perutnya dengan darah binatang akikah itu. Dan setelah mencukur
rambutnya, mereka mengoleskan darah hewan pada kepalanya.
Namun, setelah Islam datang, Nabi memerintahkan untuk
mengganntikannya dengan wangi-wangian, semisal minyak Za’faron.
(Dalam sebuah hadis, Sunan Abi Daud, no. 314)

2. Dicukur rambut
Salah satu manfaat mencukur rambut bayi adalah untuk menghilangkan
kotoran.
Hal ini dikatakan oleh Ibnu Abdil Bar, “Buang kotoran dari bayi adalah
mencukur rambutnya” (Al-Istidzkar, 5/315).
Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan,
“Menggundul adalah untuk menghilangkan (rambut) yang kotor dari kepala
bayi. Menggundul juga berarti membuang rambut yang lemah agar diganti
dengan yang lebih kuat dan lebih kokoh. Selain itu, menggundul bisa
meringankan (beban) bayi dan membuka pori-pori kepala agar uap keluar
dengan mudah. Hal ini akan menguatkan penglihatan, penciuman, dan
pendengarannya.” (Tuhfatul Maudud hlm. 48)
- Setelah mencukur rambut bayi, para orangtua disunahkan untuk
bersedekah berupa emas atau perak yang beratnya seberat rambut yang
dicukur.

‫اﺣﻠِ ِﻘﻲ َْأر َﺳ ُﻪ‬ ِ ٍ ِ ‫ِ ﱠ‬ ‫ﻋ ﱠ رﺳول ﱠ ِ ﱠ‬


ْ ‫ﺎل َﺎ َﻓﺎط َﻣ ُﺔ‬ َ ‫ﺻﻠﻰ ﱠ ُ َﻋَﻠ ْ ﻪ َو َﺳﻠ َم َﻋ ْن اْﻟ َﺣ َﺳ ِن َﺷﺎة َوَﻗ‬ َ ُ َُ َ
‫ض ِد ْرَﻫ ٍم‬ ِ
َ ‫ﺎن َوْزُﻧ ُﻪ د ْرَﻫ ًﻣﺎ أ َْو َ ْﻌ‬
َ َ ‫ﺎل َﻓ َوَزَﻧ ْﺗ ُﻪ َﻓ‬ ‫ﺻ ﱠد ِﻗﻲ ِﺑ ِزَﻧ ِﺔ َﺷ ْﻌ ِرِﻩ ِﻓ ﱠ‬
َ ‫ﺿ ًﺔ َﻗ‬ َ َ‫َوﺗ‬

“Rasulullah Saw. mengakikahi Sayidina Hasan dengan satu ekor kambing,


kemudian beliau berkata kepada Fatimah; ‘Cukur rambutnya dan bersedekahlah
dengan perak seberat rambut itu.’ Fatimah pun menimbang rambut itu, dan
beratnya sekitar satu dirham atau kurang dari satu dirham.”

3. Diberi Nama
Waktu : Boleh kapanpun, ikut hadis ini pada hari ketuju, tp boleh
sebelumnya.
Pemilihan nama :
1. Disandarkan Kepada Allah dan sifatnya : Abdullah, Abdurrahman,
Abdul Karim, Abdur rouf, Abdul Ghofur.
2. Disandarkan pada nama nabi : Muhammad, Ibrohim, Ismail dll
3. Disandarkan pada nama shahabat dan orang sholeh : Ali, Umar, Abdul
Qodir Jilani, Al Ghozali, Wali Songo
4. Mengandung Doa : Slamet, Rahayu, Lestari,
5. Mengandung Sejarah :

Di samping itu, Rasulullah memerintah kepada umatnya untuk


memberikan nama yang baik kepada anaknya. Seperti dalam hadits
riwayat Abi Darda’ berikut ini:

‫ اﻧﻛم ﺗدﻋون ﯾوم اﻟﻘﯾﺎﻣﺔ ﺑﺎﺳﻣﺎءﻛم‬:‫ﻗﺎل رﺳول ﷲ ﺻل ﷲ ﻋﻠﯾﮫ و ﺳﻠم‬


‫ ﻓﺎﺣﺳﻧوا اﺳﻣﺎﺋﻛم‬،‫واﺳﻣﺎء آﺑﺎﺋﻛم‬.
Artinya: Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda; Sesungguhnya
kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan
nama bapak kalian, maka perbaguslah nama kalian. (Muhyiddin Dhib,
Lawami’ al-Anwar, halaman: 146)

Anda mungkin juga menyukai