Anda di halaman 1dari 3

Berani Bermimpi untuk Sukses besar

�Orang-orang Besar/Sukses Tidak Pernah Berhenti Berusaha Hanya Karena kesangsian


dan ejekan orang banyak atas Cita-cita Besarnya�

Alkisah, di sebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya
karena kebanyakan anak-anak di desa itu membantu orang tuanya mencari nafkah. Suatu
hari satu-satunya guru yang ada disekolah itu sedang memberikan pelajaran
mengarang. Setelah menjelaskan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan
pekerjaan rumah. �Anak-anak, pekerjaan rumah hari ini adalah Mengarang dengan Judul
Cita-citaku. Besok, hasil karangan kalian di baca di depan kelas satu per satu�

Keesokan harinya, murid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karangannya


masing-masing. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi Guru, petani, atau
Pegawai pemerintah, dll. Sang Guru selalu manggut-manggut tanda setuju.

Lalu, tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. Bajunya tambal sulam,
tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya sangat lantang. �Kalau besar nanti, aku ingin
punya rumah besar diatas bukit, dengan pemandangan yang indah, berdampingan dengan
pondok-pondok kecil disekelilingnya untuk tempat peristirahatan. Berderet pohon
cemara dan pohon-pohon Yang rindang diantara rumah-rumah itu. Ada kebun buah
dengan buah-buahan lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk di
sekitarnya. Saya ingin jadi orang sukses dan bahagia bersama dengan keluarga besar
dan para tamu yang datang kesana��

Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan.
�Dasar Pemimpi�!� Ejek Murid yang lain, Mereka mencemooh cita-cita si murid kecil.
Melihat kegaduhan itu, si Guru jadi marah-marah. Ia menganggap, biang kerok
kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si Guru menegurnya, yang kamu tulis itu bukan
cita-cita , tapi impian yang tidak mungkin terjadi. Kamu harus tulis ulang tentang
cita-citamu yang sebenarnya,� Perintah sang Guru

�Guru, ini adalah Cita-citaku yang sebenarnya. Ini bukan hanya Mimpi, ini bias jadi
kenyataan,� Murid kecil bersikeras

�Heeh�kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin, Bagaimana
kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu ? Dasar Pemimpi�! Buat karangan yang
masuk akal saja!� teriak si guru mulai tidak sabar

�Aku tidak mau cita-cita yang lain, ini cita-citaku tidak ada yang lain�� si murid
kecil ngotot

�Besok kamu harus bawa karangan yang baru. Jika tidak kamu perbaiki karanganmu itu,
kamu akan mendapat nilai jelek,� Si Guru mulai mengancam.

Namun, keesokan harinya, si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru.
Walau diancam dan dipermalukan seperti itu, dia tetap pada cita-citanya semula.

Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah guru, akhirnya
ia mendapat nilai paling jelek dikelas.

Tanpa terasa waktu terus berjalan. Tiga puluh tahun kemudian, si guru masih tetap
mengajar di sekolah dasar itu. Suatu hari, ia mengajak murid-muridnya belajar
sambil berwisata ke sebuah kebun buah diatas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah
itu berada di desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal.
Sesampai di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-murid berdecak
kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah taman bunga yang luas,
dikelilingi pepohonan yang rindang nan sejuk. Yang lebih mengagumkan, di dekatnya
terdapat sebuah rumah besar bak istana. Tinggi menjulang, megah, dan sangat indah
arsitekturnya.
�Orang yang membangun istani ini pastilah orang yang sangat hebat�Mengapa baru
sekarang aku tahu ada tempat seindah ini�� Gumam si Guru terkagum-kagum. Tiba-tiba
terdengar jawaban. �Bukan orang hebat yang membangun rumah ini�hanya seorang murid
bandel yang berani bermimpi punya cita-cita yang besar. Pasti, yang lebih hebat
adalah Guru yang dulu mendidik bocah bandel itu�.Mari masuk ke dalam rumah. Kita
nikmati teh dan buah-buahan terbaik di kebun ini� � Ujar si pemilik rumah itu
dengan Ramah.

Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan teringat siapa yang berdiri di
depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapat nilai jelek
waktu itu. Sekarang dia telah menjelma menjadi pengusaha yang sangat sukses.
Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus menahan malu karena 30 tahun yang
lalu dirinya melecehkan cita-cita anak itu.

Pembaca yang budiman.

Bila kita mau menyadari dan meneliti dengan cermat, sebenarnya banyak prestasi
spektakuler dari abad sebelum masehi sampai abad milenium ini. Semuanya lahir dan
dimulai dari sebuah embrio yaitu Berani Mimpi.

Karena impianlah sebuah pesawat terbang tercipta

Karena impianlah kita bisa menikmati kecanggihan komputer

Karena Impianlah kita bisa berkomunikasi dengan telepon tanpa kabel

Karena Impian pula kehidupan kita bisa kita ubah menjadi lebih berkualitas

Tentu, untuk merealisasikan setiap Impian ini, kita membutuhkan kekuatan yang lain.
Kekuatan itu harus ditumbuhkembangkan dari dalam diri kita sendiri, yaitu :

Berani mencoba, berani berjuang, berani gagal, dan terakhir berani sukses
Seringkali terjadi, penghambat kesuksesan seseorang bukan disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Tetapi lebih karena tidak adanya cita-cita
yang diyakini dengan kuat dan diperjuangkan dengan sikap pantang menyerah!

Bercerita tentang pengalaman saya sendiri, saat saya berani bermimpi menjadi
seorang bintang film di hongkong karena saya merasa memiliki kepandaian Kungfu,
berwajah cukup tampan, dan bertubuh atletis. Dengan latar belakang keluarga miskin,
pendidikan rendah, kerja sebagai karyawan toko dan salesman, tidak punya
pengalaman, tapi bercita-cita jadi bintang film di luar negeri.

Bukanlah itu hal yang tidak wajar menurut latar belakang saya? Banyak nada cemoohan
dan kesangsian setiap kali orang mendengar impian saya itu. Sebagian sahabat tidak
percaya dengan kemampuan saya dan menganggap angan-angan saya itu terlalu tinggi.
Sebagian lagi khawatir kalau keinginan saya itu tidak bakal tercapai. Mereka
kasihan melihat saya akan kecewa atau frustasi. Namun akhirnya, dengan tekad
membaja dan perjuangan keras, saya toh mampu mewujudkan mimpi menjadi bintang film
di Hong kong.

Cemoohan atau kesangsian orang lain terhadap cita-cita yang tinggi sebenarnya juga
selalu dihadapi oleh orang-orang besar di dunia ini. Tetapi orang-orang besar tidak
pernah berhenti karena ejekan atau keasangsian orang banyak atas impian-impian
besarnya. Karena, bagi orang-orang besar yang bermental kaya, ejekan dan cemoohan
adalah vitamin gratis yang justru mereka perlukan sebagai cambuk dan pemacu untuk
berusaha lebih keras lagi.

Sebab itu, jika ada orang yang mengejek atau mencemooh mimpi-mimpi kita, jangan
berkecil hati, hanya satu jawabannya, kuatkan tekad dan semangat, lalu berjuang
dengan sekuat tenaga, dan buktikan bahwa kita mampu dan berhak untuk mendapatkan
yang terbaik bagi hidup kita.

Sumber : 16 Wisdom & Success Classical Motivation Stories 2 karya Bpk Andrie wongso

Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menginspirasi Anda, Silahkan Anda share
artikel ini bila Anda rasa bermanfaat dan bisa menginspirasi orang-orang yang Anda
cintai

www.bukulapaX.com

Anda mungkin juga menyukai