Oleh:
MALANG
Januari 2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selain aspek estimologi, kritikan juga jatuh pada aspek ontology yang hanya
berkisaran pada persoalan-persoalan ketuhanan dan yang berkaitan dengan bayangan dan
jauh dari persoalan kehidupan manusia
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
a. Hakikat Teologi
Secara umum beliau melihat bahwasanya teologi itu ilmu yang berddimensi
keilmuan, yang mendasar pada tauhid, dan didalamnya terdapat jiwa yang bergerak
seperti kesetiakawanan, kebebasmerdekaan, dan persamaan. pandangannya tentang
ontologi teologi membuatnya berhasil melihat penyimpanan yang melekat pada literatur
ilmu kalam klasik.
b. Pembuktiian Tuhan
Dalam membuktikan keberadaan Tuhan, beliau menolak argument teologis yang
berusaha membuktikan eksistensi Tuhan yang mengatur ciptaan-Nya. Walaupun
demikian beliau menerima landasan teologis yang tetap ada. untuk menopang hal itu,
beliau menolak pandangan yang statis.
d. Dosa
Beliau secara tegas menyatakan dalam seluruh kualitasnya bahwa Al-Qur’an
menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif. Dalam
hubungan ini, beliau mengembangkan cerita tentang kejatuhan Adam(karena memakan
buah terlarang)
Keyakinan kekuatan akal menjadikan beliau percaya bahwa mansia bebas untuk
menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. kalau seperti ini berarti beliau
mempunyai faham yang sama dengan faham Qadariyah, menurutnyya, beliau telah
dianugrahi Tuhan berbagai macam daya, diantaranya adalah daya berfikir berupa akal,
dan daya fisik untuk merealisasikan kehendaknya. Karena kuatnya kepercayaan terhadap
hukum alam dan kerasnya mempertahankan konsep hukum alam, beliau dianggap kafir
oleh sebagian umat islam, bahkan ketika beliau datang ke india pada tahun 1869.
Sejalan dengan faham Qadariyah yang dianutnya, beliau menentang keras faham
aklid. Beliau berpendapat bahwa umat islam di India mundur karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman. Kemudian beliau mengemukakan bahwa Tuhan sudah
menentukan tabiat bagi setiap makhluk-Nya yang tetap dan tidak prnah berubah.
Menurut pendapat beliau, islam adalam agama yang tepat pada hukum alam, karena
semua hukum alam adalah cipptaan Tuhan dan Al-Qur’an adalah firman-Nya dan tentu
saja jika keduanya seiring sejalan tanpa ada pertentangan.
Sejalannya dengan keyakinan hukum alam, beliau tidak mau jika pemikirannya
hanya bergantung pada Hadits dan Fiqih, segala sesuatu diukurnya dengan rasional
pemikirannya. Beliau pun menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum
alam, dan beliau hanya mau mengambill Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat islam,
sedangkan yang lainnya bersifat membantu dan kurang