Anda di halaman 1dari 29

PENGUKURAN DENGAN STRAIN GAGE

Strain Gage adalah sebuah transduser pasif


yang mengubah suatu pergeseran mekanis
menjadi perubahan tahanan
Strain gauges (atau strain gages) telah dipergunakan sangat luas
dalam pengukuran besaran fisika gaya pada bidang mekanikal,
perkapalan/pelayaran, penerbangan, teknik sipil (perancangan
dan arsitektur), automotive, kedokteran, dan lainnya.

Strain atau regangan diukur untuk mengetahui besarnya


deformasi pada saat terjadinya tegangan mekanik sehingga
didapat besaran gaya yang terjadi seperti beban ataupun
tegangan. Selain itu juga digunakan untuk memperoleh nilai
keamanan / kekuatan suatu bahan atau suatu elemen struktural
yang mengandung bahan tersebut.
Konfigurasi Susunan Strain gauge
Strain gauge dibuat dari sehelai kertas logam resistif yang dikikis
tipis (etced-foil) dan berbentuk kisi (grid) – sebagai elemen utama
(sensor) – serta dilapisi dengan sepasang selaput sebagai
pelindung sekaligus isolator. Kemudian ditambahkan sepasang
kawat timah (lead-gauge) yang terhubung pada kedua ujung
elemen sensor.
Aksis Gauge
Agar pengukuran strain gauge pada specimen menghasilkan nilai
regangan yang sesuai dengan arah regangan yang hendak diukur,
maka pemasangan strain gauge pada specimen haruslah benar, yaitu
aksis gauge harus sejajar dengan arah regangan yang diukur. Arah
aksis gauge pada strain gauge ialah segaris dengan panjang gauge.
Berikut ini menggambarkan peletakan strain gauge yang benar pada
suatu specimen. Dimana, garis aksis gauge sejajar terhadap arah
gerak regangan.
Bentuk dari Transduser daya Strain Gage
SENSOR GAYA STRAIN GAGE
Sensor gaya yang sering digunakan adalah Strain Gage, yang prinsip kerjanya didasarkan
pada efek piezoresistive dari bahan semikonduktor, seperti silikon dan germanium.
Sensor ini secara fisik bentuknya dibuat kecil. Sensor ini mempunyai keluaran yang
sensitip terhadap perubahan temperatur , dan perubahan tahanannya sangat sensitif
tetapi tidak linier. Perubahan tahanan dinyatakan dengan Gage Faktor (GF) yaitu
perbandingan perubahan tahanan dan perubahan panjang (akibat terjadi regangan),
yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
ΔR/R
GF = ----------- dan
ΔL/L

ε = ΔL/L
σ = F/A
E = σ/ε
dimana :
σ - tegangan
ε - keregangan
Ε- modulus elastisitas

6
Strain Gage juga sensitif terhadap perubahan temperatur. Oleh
karena itu akan terjadi perubahan Gage Faktor jika
temperaturnya berubah, seperti dinyatakan pada persamaan
berikut :

Rt = Rto ( 1 + α T )

Dengan :
Rt – besarnya tahanan pada saat temperaturnta T
Rto - besarnya tahanan pada saat temperaturnya To
α - koefisien temperatur
T - perubahan temperatur dari To
STRAIN GAGE
Untuk mendapatkan sensitifitas yang
tinggi maka menggunakan rangkaian
jembatan Wheatstone.
Pada saat tidak ada tekanan maka harga
R = 0, keempat resistor mempunyai
tahanan yang sama, maka +out = -out,
sehingga Vout = 0. Jika diberikan tekanan
maka akan terjadi perubahan tahanan R
pada Strain gage, maka

Vout = ( ∆R E)/2R

8
PRINSIP-PINSIP DASAR STRAIN GAGE
 Strain Gage adalah komponen elektronika
yang dipakai untuk mengukur tekanan
(deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil
logam atau kawat logam yang bersifat
insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda
yang akan diukur tekanannya, dan tekanan
berasal dari pembebanan.
Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil
atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan
berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam
rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui
berapa besar tahanan pada Strain Gage. Tegangan keluaran dari
jembatan Wheatstone merupakan sebuah ukuran regangan yang
terjadi akibat tekanan dari setiap elemen pengindera Strain Gage.
Tekanan itu kemudian dihubungkan dengan regangan sesuai
dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio
tekanan dan regangan. Dengan demikian jika modulus elastis
adalah sebuah permukaan benda dan regangan telah diketahui,
maka tekanan bisa ditentukan.
Jenis jenis Strain Gage
1 Metal Wire Strain Gage
Metal Wire Strain Gage adalah gage yang terdapat dalam konfigurasi yang bisa diikat,
permukaan bisa di transfer dan bisa di lebur, dan ini adalah jenis awal dari Strain Gage
yang sudah berkembang. Wayar yang dipakai pada gage tersebut biasanya berdiameter
kurang dari 0,025 mm. Pemasangan gage ini biasanya diikat atau ditempelkan pada
sebuah metal bar (basis stabil) dan diletakkan antara dua piringan logam tipis dan
dikelilingi oleh bahan penyekat, kemudian dilakukan encapsulasi dengan mengetatkan dua
piringan bersamaan disekitar ujung gage.
Permukaan yang bisa di transfer di maksudkan untuk dihilangkan secara teliti dari
carriernya dan kemudian ditempatkan pada permukaan yang telah diukur dan ini
cenderung menekan kemungkinan-kemungkinan kebocoran arus dari wayar ke
permukaan. Bentuk-bentuk dasar dari Metal wire Strain gage yang bisa diikat, dan wayar
dirangkai dengan pola zig-zag seperti pada Gambar

(a) Konfigurasi dasar.


(b) Desain pelindung gage. (c) Desain pelindung gage yang dapat di
pindah- pindahkan.
2 Strain Gage Metal foil
Penyaringan dalam teknik photo acting memungkinkan
perkembangan Strain Gage Metal foil menjadi suatu alat
yang tidak memakan banyak biaya, jenis gage ini sekarang
dipakai secara luas yang pada dasarnya bukan dikarenakan
biaya yang relatif murah, tetapi karena Strain gage Metal foil
memberikan keuntungan yang berarti. Strain gage Metal foil
ini bisa dibuat dengan beberapa ukuran yang sangat kecil,
Strain gage Metal foil ini menunjukkan stabilitas yang lebih
besar selama penguatan tetap diberikan, gage ini juga lebih
stabil selama eksprosur terhadap suhu, dan dikarenakan
permukaan yang besar menyebabkan gage ini mampu
mengikuti variasi suhu dari permukaan yang diukur.
Metal Foil Strain Gage terlihat pada Gambar 3

Gambar 3 Metal Foil Strain Gage


3 Strain gage Semikonduktor
Sejak eksperimen dilakukan pada tahun 1950, telah ditemukan bahwa
pengaruh piezoresistiv jauh lebih besar pada semikonduktor atau
konduktor, sejumlah laboratorium pemerintah maupun komersial
melakukan pengembangan terhadap Strain Gage Semikonduktor. Sejak
itulah berbagai jenis Strain Gage serupa dengan karakteristi performa
yang memuaskan dan bisa dikontrol telah tersedia dipasaran yang
menyebabkan pengetahuan mengenai alat ini makin meningkat.
PENGUJIAN DENGAN STRAIN GAGE
Pengujian dengan strain gage termasuk uji tak
merusak, meskipun untuk melekatkan strain
gage, permukaan benda harus dihaluskan
(dengan kertas gosok ukuran tertentu) dan
dibersihkan dari kotoran.
Mengingat konstruksinya, strain gage pada
umumnya hanya dapat , dibebani sampai
regangan maksimum sebesar 0,5% = 0.005 =
5000  (1  menyatakan regangan
sebesar 10-6).
Sebagai ilustrasi, tinjau electrical resistance strain gage yang paling
populer, yakni yang tahanan nominalnya, R = 120   1 %. Strain gage
tipe ini mempunyai gage factor (GF) sekitar + 2.0  1 %.
Seandainya strain gage ini akan digunakan pada baja, yang regangan
mulurnya, y = 0.5% = 0.005, besar perubahan tahanan yang terjadi
tepat pada saat yield adalah:
R = 2 x 0.005 x 120  = 1,2 
Ketelitian pembacaan yang dituntut dari alat ukur tahanan supaya dapat
mengikuti perubahan sebesar 1 (untuk strain gage yang sama) dapat
dihitung sebagai berikut:
R = 2 x 0.000001 x 120 = 0.000240  = 240 

Sensitivitas Ohmmeter yang ada umumnya lebih besar dari angka di atas.
Dalam praktek, instrumentasi strain gage tidak cukup hanya dengan
menggunakan Ohmmeter. Untuk meningkatkan sensitivitas dan
kemudahan pencatatan data, hampir semua pengukuran yang melibatkan
strain gage menggunakan rangkaian listrik jembatan Wheatstone
(Wheatstone bridge circuif).
RANGKAIAN LISTRIK JEMBATAN WHEATSTONE DAPAT DIGAMBARKAN
SEBAGAI BERIKUT:

Pada gambar di atas, jembatan Wheatstone terdiri atas empat tahanan


(resistor), yakni R1 , dan R2 yang dirangkai seri antara titik A dan C serta
R3 dan R4 yang juga dirangkai seri antara titik A dan C, yang kemudian
dirangkai lagi secara paralel. Antara titik A dan C diberi medan tegangan
arus searah sebesar V, sedangkan keluaran jembatan dinyatakan sebagai
beda tegangan antara titik B dan D.
Tiap resistor pada gambar di atas dapat disubstitusi dengan strain gage.
Bila satu saja yang merupakan strain gage, rangkaian disebut sebagai 1/4
atau quarter bridge; bila dua yang merupakan strain gage disebut 1/2 atau
half' bridge dan bila semuanya (keempat-empatnya) merupakan strain gage
disebut rangkaian full bridge
Dengan menggunakan analisis rangkaian listrik (hukum
Kirchhoff), dapat ditunjukkan bahwa pada saat resistor
(atau strain gage) mengalami perubahan tahanan,
antara titik B dan D terjadi perubahan tegangan sebesar:

R1R2 ΔR1 ΔR2 ΔR3 ΔR4


ΔE = V +
( R1 + R2 ) 2 R1 R2 R3 R4
Untuk ilustrasi, kembali kita tinjau pemakaian satu strain gage tipe 120 

(rangkaian jembatan 1 atau quarter bridge) pada jembatan Wheatstone.


4
Pada saat awal, artinya sebelum struktur dibebani, rangkaian dibalance
dengan mengatur besar R1  R4 sedemikian sehingga E = 0. Hal ini
dapat dicapai dengan mengusahakan supaya R1 = R2= R3 = R4.
Tegangan medan untuk strain gage tipe 120  umumnya adalah 2 Volt.
Dengan memakai angka-angka untuk kondisi maksimum seperti
tersaji di halaman sebelumnya, diperoleh bahwa perubahan
tegangan yang terjadi pada saat baja mulai luluh adalah:
E  V . 1 .S g .  2. 1 .2(0.005)  0.005V  5mV
4 4
manfaat utama jembatan Wheatstone adalah mengubah keluaran
yang berupa perubahan hambatan menjadi perubahan tegangan.
Seperti halnya dengan pengukuran yang lain, strain gage juga
mempunyai beberapa kekurangan, yang bila tidak diantisipasi
dapat menimbulkan masalah berupa kesalahan kumulatif
yang besar.
Beberapa kelemahan tersebut antara lain adalah:
• ketidaklinieran
• histerisis
• thermal zero shift
• perubahan sifat karena perubahan temperatur
kesalahan kumulatif yang ditimbulkan akibat perubahan sifat
karena temperatur dirangkum dalam,tabel berikut:

Equation ¼ Bridge ½ Bridge Full Bridge


(1) R3 15.5 - -
(2) R1/R2 31.0 15.5 -
(3) VOut offset 2.3 1.1 0.6
(4) VOut gain 0.4 0.4 0.3
(5) Vin offset 0.3 0.2 0.2
(6) Vin gain 1.3 1.1 1.0
Sum  50.8   18.3   2.1 

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sejauh memungkinkan,


hendaknya kita selalu memakai konfigurasi full bridge, yang
memberikan segi kompensasi temperatur maksimal.
Skema Percobaan:
Pengukuran Regangan & Tegangan Bejana
Sebagai hands on experience, akan kita coba praktekkan semua teori
yang tetah dibahas sebelumnya pada percobaan pengukuran
regangan dan tegangan bejana. Pada bejana berdinding tipis (rasio
tebal/jari-jari > 10), sebagai akibat tekanan dari dalam, akan terjadi
dua tegangan utama2) , yakni:
a) Tegangan pada arah melingkar atau tegangan tangensial (hoop atau
circumferential stress),
R
 t  p.
t
b) Tegangan pada arah memanjang atau tegangan longitudinal (longitudinal stress),
R
l  p
2t
Pada persamaan tegangan di atas, p menyatakan tekanan, R: jari-jari rata-rata, dan
t: tebal dinding.
Untuk memperoleh t dan l, dari pengukuran, pada dinding bejana dipasang
strain gage, masing-masing pada arah melingkar dan memanjang. Keluaran
strain gage akan memberikan regangan tangensial,  t
.
dan regangan
longitudinal,  l
, Hubungan antara tegangan dan regangan dinyatakan oleh hukum Hooke
universal berikut:
 r   1  v  v   r 
   1  v 1  v   
 t E  t 
 l   v  v 1   l 
Untuk bejana berdinding tipis, dari mekanika (dan juga dari pertimbangan praktis),
tegangan pada arah radial, r, dapat dianggap sama dengan nol. Oleh sebab
itu, persamaan di atas dapat direduksi menjadi sebagai berikut:

 t  1  1  v   t 
   E  v 1   
 l   l 
Bertolak dari hubungan di atas, tegangan dapat dihitung dari
regangan hasil pengukuran dengan menggunakan
persamaan berikut:
 t  E 1 v   t 
   v  
 l 1  v2  1  l 
Set-up Pengujian:
Prosedur Pengujian:

1. Hidupkan amplifier, komputer dan perangkat data akuisisi.


2. Lakukan balancing rangkaian jembatan Wheatstone. Cek dengan menggunakan
AVOmeter, apakah keluaran sudah nol. Bila perlu, lakukan fine tuning dengan
memutar sekrup R shift.
3. Sesudah balans, lakukan penentuan faktor kalibrasi dengan mengatur tombol
atenuasi (attenuator switch). Perlu diperhatikan bahwa faktor kalibrasi ini akan
memberikan harga regangan elektrik per mV sinyal keluaran. Untuk perhitungan
tegangan, regangan elektrik harus diubah menjadi regangan mekanik, sesuai
hubungan:
 elektrik
 mekanik 
N
dimana: N = 1 untuk ¼ bridge
N = 2 untuk ½ bridge
N = 4 untuk full bridge
4. Untuk akuisisi data, jalankan paket program LabVIEW dan buka file visual
instrument . Isi parameter yang diperlukan dan jalankan program
sesudah bejana siap dibebani.
5. Untuk membebani bejana, gunakan pompa tangan. Naikkan tekanan
secara bertahap, mulai dari 1, 2, 3, 4, sampai 5 kgf/cm2 . Untuk tiap
tahap, tahan posisi tuas pompa tangan. Sesudah mencapai tekaran
tertinggi (5 kgf/cm2), turunkan tekanan dengan membuka katup pembalik
secara bertahap persis seperti pada saat penaikan tekanan.
6. Beri nama file data dan lakukan pemrosesan lanjut dengan MATLAB.
Contoh Perhitungan
Dalam pangujian ini, dipakai rangkaian jembatan Wheatstone dengan konfigurasi
1/4 bridge (artinya, hanya satu tahanan yang merupakan strain gage).
Bejana tekan yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Jari-jari
dalam, Ri = 252.15 mm
Jari-jari luar, Ro = 254.65 mm
Tebal, t = 2.5 mm
Bahan: baja karbon rendah, E = 200 GPa, G = 83 GPa.
Untuk tekanan, p = 1 kgf/cm2 = 98.07 x 10-3 N/mm2 =0.098 MPa,

tegangan teoritis dapat dihitung sebagai berikut:


t = 98.07 x 10-3x (254.65 + 252.15)/2 / 2.5 = 9.94 N/mm2
l = 0.5 x t = 4.97 N/mm2

Harga  dapat dihitung dari relasi: G = E / 2(1+ ). Dari hubungan ini, bilangan
nisbah Poisson adalah:
 = 200 / 2(83) - 1 = 0.205
Andaikan, hasil kalibrasi memberikan bahwa 1 Volt = 500 , dan
sinyal keluaran rangkaian pengukur regangan tangensial
menyatakan tegangan listrik sebesar 0.08 Volt dan sinyal keluaran
rangkaian pengukur regangan longitudinal menyatakan tegangan
listrik sebesar 0.025 Volt, maka regangan mekanik untuk masing-
masing arah dapat ditentukan sebagai:

t = 0.08 x 500  = 40 
l =0.025x500 = 12.5 

Tegangan hasil pengukuran dapat dihitung (sesuai persamaan di hal.


sebelumnya) sebagai berikut:
t = 2 x 105 /(1-0.2052) x (40 + 0.205 x 12.5) x10-6 = 8.9 MPa
l = 2 x 105 / (1 - 0.2052) x (12.5 + 0.205 x 40) x 10-6= 4.3 MPa
Regangan radial dapat dihitung sebagai berikut:
r = (- 0.205 x 8.9 - 0.205x4.3)/(2 x 105) = -1.353 10-5 = -13.53
Perbedaan antara tegangan teoritis dan hasil pengukuran
pada contoh di atas besarnya sekitar 11 %. Angka perbedaan
ini (yang sulit dikatakan sebagai kesalahan, mengingat
perhitungan teoritis juga mempunyai kelemahan) termasuk
cukup baik.
Soal Latihan
Diketahui Bejana tekan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Jari-jari dalam, Ri = 300 mm
Jari-jari luar, Ro = 304 mm
Tebal, t = 4 mm
Bahan: baja karbon rendah, E = 200 GPa, G = 83 GPa.
Untuk tekanan, p = 150 kPa

Hitung besarnya :
a. Tegangan tangensial dan tegangan longitudinal ?
b. Regangan radial ?
Andaikan, hasil kalibrasi memberikan bahwa 1 Volt = 600 , dan
sinyal keluaran rangkaian pengukur regangan tangensial menyatakan
tegangan listrik sebesar 0.09 Volt dan sinyal keluaran rangkaian
pengukur regangan longitudinal menyatakan tegangan listrik sebesar
0.03 Volt

Anda mungkin juga menyukai