LP Anemia Anak Rsud Al Ihsan
LP Anemia Anak Rsud Al Ihsan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Anemia
B. ETIOLOGI
Gangguan penyerapan
nutrisi dan defisiensi folat
Kompensasi jantung Kompensasi paru
Kardiomegali
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/pikiranmenurun
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda anemia umum: pucat, takhikardi, pulsus celer, suara
pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik,
perbesaran jantung.
b. Manifestasi umum pada anemia:
- Defisiensi besi: spoon nail, glositis
- Defisiensi B12: paresis, ulkus di tungkai
- Hemolitik: ikterus, splenomegali
- Aplastik: anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi
E. PENGKAJIAN
a) Identitas
Nama klien, umur, TTL, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa dan
alamat klien
b) Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat kerumah sakit. Biasanya keluhan yang paling
utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien pucat, kelemahan, sesak napas, hingga adanya gejala gelisah
diaforesis tachikandia, dan penurunan kesadaran.
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
- Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
- Adanya riwayat trauma, pendarahan.
- Adanya riwayat demam tinggi.
- Adanya riwayat ISPA.
- Riwayat kehamilan dan persalinan.
- Prenatal: ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat,
pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat-obatan
dalam jangka waktu lama.
- Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan, berapa panjang, dan
berat badan waktu lahir.
- Postnatal: keadaan bayi setelah masa neonatrum, ada trauma postpartum
akibat tindakan misalnya, forcep, vakum, dan pemberian ASI.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat anemia dalam keluarga.
- Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM,
asma, dan penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan.
f) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum: keadaan tampak lemah hingga sakit berat.
- Kesadaran: composmetis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran apatis, samnolen soporcoma.
- Tanda-tanda vital: TD: 110/60 70 mmHg (menurun).
- Nadi: frekuensi nadi meningkat, kuat hingga lemah (N=60-100 kali per
menit).
- Suhu: bisa meningkat ataupun menurun (36,5-37,20C).
- Pernapasan meningkat, anak=20-30 kali permenit.
- Kulit: kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
- Kepala: biasanya bentuk dalam batas normal.
- Mata: kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik, terdapat perdarhan sub konjungtiva, keadaan pupil palpebra,
refleks cahaya biasanya tidak ada kelainan.
- Hidung: keadaan atau bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan.
- Telinga: bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
- Mulut: bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir
pecah-pecah atau perdarahan.
- Leher: terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah
membesar, tidak ada distensi vena yugularis.
- Thorax: pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama tidak teratur.
Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara napas bisa vesikuler atau
ronchi dan wheezing. Frekuensi napas neonatus 40-60 kali permenit,
anak 20-30 kali permenit, irama jantung tidak teratur.
- Abdomen: cekung, pembesaran hati, nyeri dan bising usus
- Ekstremitas: terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot
kurang, akral dingin.
- Neurologis: nyeri kepala, bingung, mental depresi, dan cemas
F. Pemeriksaan Diagnostik
- Jumlah Darah Lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin,
hematokrit, dan SDM).
- Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
- Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
- Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
- Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
- Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12.
(Engram, 1999:430)
G. Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi
dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi daging, terutama daging merah
seperti daging sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran hijau gelap
seperti bayam, kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah di serap
tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal
yang diperkuat dengan zat besi.
Dengan suplemen, jika diagnosanya sudah jelas anemia defisiensi zat besi,
dapat dikombinasikan dengan suplemen zat besi dengan vitamin C. Besi adalah
komponen kunci hemoglobin dan vitamin C diperlukan untuk membantu
penyerapan zat besi. Suplemen besi bisa cepat memperbaiki kondisi anemia
sepanjang penyebab kurang darahnya sendiri sudah diatasi. Gunakan dosis yang
sudah di anjurkan karena kelebihan suplemen ini dapat mengiritasi lambung
dan untuk mencegahnya sebaiknya dimakan bersama makanan atau setelah
makan. Suplemen besi dapat memberi warna hitam pada feses dan
menyebabkan konstipasi atau diare.
H. Penatalaksanaan Farmakologi
I. Analisa Data
intoleransi aktivitas
3. DS: pasien Gangguan penyerapan nutrisi
mangatakan dan
Perubahan nutrisi
defisiensi folat
nafsu makanya berkurang kurang dari kebutuhan
tubuh
Glositis berat
DO: porsi makan yang
disediakan tidak habis
Anoreksia
J. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi
tertekan).
2. Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat
4. Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan
sirkulasi darah
5. Kelemahan b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
K. Rencana Asuhan Keperawatan