Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Definisi pusat pertanggungjawaban menurut menurut Mardiasmo (2009:46)
“Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktifitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya “
Setiap pusat pertanggungjawaban dikepalai oleh seorang manajer pusat
pertanggungjawaban yang mengendalikan unit tersebut, dan berfungsi sebagai
kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja manajer segmen/ unit.
Untuk tujuan ini, organisasi dibagi-bagi kedalam suatu jaringan pusat
pertanggungjawaban secara individual atau unit-unit organisasional yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu fungsi atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan.
Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai suatu
pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban tersebut dipecah-pecah lagi
menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil hingga kepada level pelayanan
atau program, misalnya dinas-dinas dan sub-sub dinas. Pusat-pusat
pertanggungjawaban tersebut biasanya disebut dengan istilah satuan kerja perangkat
daerah (SKPD).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah Teori Pertanggungjawaban Publik?
2. Bagaimana Sistem Pertanggungjawaban Publik?
3. Bagaimana Siklus Pertanggungjawaban Publik?
4. Bgaiamana Teknik Pertanggungjawaban Publik?
5. Apakah Contoh Pertanggungjawaban Di Organisasi Sektor Publik?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Memahami Teori Pertanggungjawaban Publik
2. Mengetahui Sistem Pertanggungjawaban Publik
3. Mengetahui Siklus Pertanggungjawaban Publik
4. Mengetahui Teknik Pertanggungjawaban Publik
5. Mengetahui Contoh Pertanggungjawaban Publik Di Organisasi
Sektor Publik

1.4 MANFAAT PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan


sebelumnya, maka manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Pertanggungjawaban Publik.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita sehingga dapat memperkaya
bahan kajian tentang Pertanggungjawaban Publik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK


Istilah akuntabilitas dapat dimaknai sebagai kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab, menerangkan kinerja, dan tindakan
seseorang badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atauberkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban adalah


pertanggungjawaban ratas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola
organisasi sektor public kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) serta
masyarakat. Pada organisasi pemerintahan misalnya, akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan pihak pelaksana (eksekutif) kepada
perwakilan rakyat (legislatif) serta masyarakat secara umum.

Dalani peran keptmimpinan, pertanggungjawaban dapat diartikan sebagai


pengakuan dan pengambilalinan tanggung jawab atas tindakan, hasil, keputusan, dan
kebijakan yang mencakup administrasi, implementasi, dan penguasaan dalam
ruang lingkup peran atau posisi ketenagakerjaan, serta mencakup kewajiban untuk
melaporkan, menjelaskan, dan mempertanggungjawabkan konsekuensi dari apa yang
telah dihasilkan.

Dalam dunia politik, khususnya demokrasi perwakilan, pertanggungjawaban


adalah faktor penting dalam mengamankan hak kekuasaan publik.Pertanggungjawaban
berbeda dengan transparansi di mana pertanggungjawaban hanya memungkinkan
umpan balik negatif setelah keputusan atau tindakan, meskipun transparansi juga
memungkinkan umpan f balik negatif sebelum atau selama suatu tindakan atau keputusan
diambil.Pada organisasi pemerintah misalnya, pertanggungjawaban menghambat
keleluasaan wakil rakyat dan pegawai pemerintahan untuk menyimpang dari tanggung
jawabnya.Dengan demikian, penyalahgunaan dapat terkurangi.

1. Teori Kekuasaan (Authority) dalam Pertanggungjawaban Publik


Filsuf Niccolo Machiavelli (1469-1527) menganggap bahwa kekuasaan
merupakan sesuatu yang harus diraih, karena ia tidak datang begitu saja.
Menurut Machiavelli, kekuasaanharuslah direbut, lalu dipertahankan, dan
dalam mempertahankannya, seorang penguasa.

Pemeliharaan Kekuasaan

Telah diamati bahwa pimpinan dapat mempunyai kekuasaan terhadap yang dipimpin
yang berguna untuk memberikan dorongan bagi para pendukungnya. Namun, seorang
pemimpin juga dapat kehilangan kekuasannya. Karena itu, seorang pemimpin harus
dapat mempertahankan kekuasaannya.

Apa yang Terjadi Jika Pemeliharaan Kekuasaan Gagal?

Apa yang terjadi jika pimpinan melanggar batasan pemeliharaan kekuasaan? Jika
pimpinan melanggar batasan pemeliharaan kekuasaan, seperti apa permasalahan yang
akan dihadapi pimpinan? Ketika yang dipimpin memutuskan untuk memberontak
melawan kekuasaan pemimpin, pemimpin dapat menetapkan pilihan mengikuti perintah
atau menentang apa yang telah digariskan oleh pimpinannya.

Permasalahan Pimpinan

Permasalahan yang dihadapi pimpinan adalah menyangkut pemilihan upah untuk


memaksimalkan keuntungan.

Permasalahan 'Pihak yang Dipimpin’

Pihak yang dipimpin mempunyai dua keputusan yang akan dibuat: (1) Mereka harus
memutuskan apakah akan berpartisipasi. Hal ini mengasumsikan bahwa "pihak yang
dipimpin" hanya akan berpartisipasi jika mereka menerima manfaat seLanyak yang
diterima dari pihak lain dan (2) Jika berpartisipasi, para pendukung harus memutuskan
seberapa besar upaya yang akan dicurahkannya.

Birokrasi dan Delegasi

Kerangka kerja menyatakan dua alasan bagi birokrasi organisasi:

Alasan 1.Alasan pertama terkait erat dengan teori birokrasi yang diajukan oleh Philip I
Selznick (1949).

Alasan 2.Alasan kedua terkait dengan teori yang dikembangkan oleh Aivin Gauldner H
(1954).

Manfaat Pendelegasian

Pimpinan dan pengawas harus memiliki informasi yang sama. Dalam kerangka kerja
standar pimpinan pihak yang dipimpin, di mana hanya ada dorongan ekonomi jika
pimpinan telah memilih antara memberikan dorongan kepada pegawai secara langsung
atau memberikan dorongan kepada pengawas untuk memberikan dorongan kepada
pegawai Pimpinan selalu lebih menyukai memberikan dorongan kepada pegawai secara
langsung.

Pimpinan sebagai Perwujudan Cita-cita Pegawai

Dalam hal ini, kekuasaan pimpinan dapat terancam oleh kegagalan melangsungkan cita-
cita pegawainya atau kegagalan untuk menegakkan aturan cita-cita oleh pimpinan bagi
pegawainya.Jika kegagalan mempertemukan cita-cita pihak yang dipimpin
mengancarr.kekuasaan pimpinan (penegasan batas pemeliharaan kekuasaan), pemimpin
harus menempuh upaya untuk menegakkan nilai yang dipercaya oleh masyarakat.

2.2 SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap organisasi sektor


publik untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita
bangsa. Untuk mewujudkannya diperlukan pengembmgan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate agar penyelenggaraan
kegiatan organisasi sektor publik dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
bersih, bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Secara luas, sistem pemerintahan menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku
kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuaun politik,
pertahanan, ekonomi, dan keamanan, sehingga dapat berjalan secara berkesinambungan
dan demokratis, di mana masyarakat dapat ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini, hanya sedikit negara yang dapat mempraktekkan
sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan
roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan
mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya sendiri. Sesuai
dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi

(1) Presidensial

Sistem presidensial, atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem
pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu
dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial terdiri dari 3 unsur yaitu:

a. Presiden yang dipilih rakyat dalam memimpin pemerintahan dan


mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan terkait.

b. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap tidak bisa
sating menjatuhkan.
c. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan.Namun, mekanisme untuk mengontrol presiden masih ada.Jika presiden
melakukan pelanggaran aturan perundang-undangan, pengkhianatan terhadap negara, dan
terlibat masalah kriminal, posisi presiden dapat dijatuhkan. Bila ia diberhentikan akibat
peianggaran-pelanggaran tertentu, maka wakil presiden dapat menggantikan posisinya.

Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia, dan sebagian besar negara-
negara Amerika Latin serta Amerika Tengah. Berikut ini adalah ciri-ciri pemerintahan
presidensial:

a. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala


Negara.

b. Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih


langsvng atau melalui badan perwakilan rakyat.

c. Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan


memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan
nondepartemen.
d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif presiden
bukan kepada kekuasaan legislatif.
e. Presiden ti'dak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Dalam sistem pemerintahan presidensial, pertanggungjawaban eksekutif dilakukan kepada
legislatif. Sebagai contoh, kepala daerah bertanggung jawab kepada Dcwan Perwakilan
Rakyat Daerah, pimpinan partai politik kepada dewan Syuro (atau dewan legislatif dengan
nama lain), direktur eksekutif lembaga swadaya masyarakat kepada dewan
penyantun/pendiri organisasi tersebut.

(2) Parlementer

Adalah sebuah sistem pemerintahan dimana parlemen memiliki peranan penting


dalam pemerintahan. Sistem parlementer di bedakan oleh cabang eksekutif
pemerintah tergantung pada dukungan langsung atau tidak langsung dari cabang
legislatif atau parlemen yang sering dikemukakan melalui veto keyakinan.

(3) Komunis

Adalah istilah yang digunakan oleh ilmuan politik untuk mendskripsikan bentuk
pemerintahan dan kesetiaan Marxisme – Leninisme.

(4) Demokrasi Liberal

Adalah suatu bentuk Kerajaan Demokrasi melalui perwakilan yng embuat keputusan
berlandaskan unndang – undang yang tunduk pada parlemen yang liberal.

(5) Liberal

Liberalisme adalah falsafah yang meletakan kebebasan individu sebagai nilai politik
tertinggi.

(6) Kapitalis

Kapitalisme adalah sisten perekonomian yang menekankan peran kapital, yakni


kekayaan dalm segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
prosess pembuatan barang lainya.

2.3 SIRKULASI PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK


Dalam mewujudkan akuntabilitas dalam organisasi sektor publik, diperlukan siklus
sebagai berikut :
Penetapan Regulasi Pertanggungjawaban Pimpinan Organisasi
Tahapan pertama dalam siklus pertanggungjawaban sektor publik adalah menetapkan
aturan yang terkait dengan pertanggungjawaban pimpinan organisasi dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pembentukan dan Penerbitan SK Tim Penyusun Laporan Pertanggungjawaban
Organisasi

Setelah aturan dalam proses pertanggungjawaban ditetapkan, tahapan selanjutnya adalah


pembentukan dan penerbitan Surat Keputusan tim penyusun laporan
pertanggungjawaban organisasi.

Penyusunan Draft Laporan Pertanggungjawaban Organisasi

Tahapan selanjutnya, setelah pembentukan dan penerbitan SK tim penyusun laporan


pertanggungjawaban organisasi, adalah penyusunan draft laporan
pertanggungjawaban organisasi.

Pembahasan Draft Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor Publik

Setelah draft laporan pertanggungjawaban selesai disusun dan dipastikan program atau
kegiatan yang hendak dipertanggungjawabkan telah tercantum dalam draft, tiba saatnya
bagi tim penyusun laporan pertanggungjawaban untuk membahas draft tersebut dengan
pimpinan organisasi sektor publik.

Penyelesaian Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor Publik

Setelah proses pembahasan draft laporan pertanggungjawaban dengan kepala/pimpinan


organisasi selesai dan tercapai kesepakatan serta persetujuan dalam draft tersebut,
kegiatan dilanjutkan dengan penyelesaian laporan pertanggungjawaban organisasi.

Pengajuan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor Publik ke


Legislatif/Parlemen

Setelah laporan pertanggungjawaban organisasi selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah


I pengajuan laporan tersebut kepada legislatif/ parlemen. Di lembaga legislatif/parlemen
ini, laporan pertanggungjawaban organisasi akan diperiksa dan dinilai kebenarannya.

Pemaparan/Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor


Publik Oleh Kepala/Pimpinan Organisasi diHadapan Lembaga
Legislatif/Parlemen
Setelah tahapan pengajuan laporan pertanggungjawaban diterima oleh lembaga legislatif/
parlemen, tiba saatnya pimpinan/kepaia organisasi membacakan dan memaparkan isi dari
laporan pertanggungjawaban tersebut kepada parlemen.

Pembahasan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Oleh Lembaga


Legislarif/Par lemen

Berdasarkan pemaparan laporan pertanggungjawaban organisasi yang telah disampaikan


oleh pimpinan/kepaia organisasi, lembaga legislatif/parlemen mengadakan
musyawarah atau pembahasan terkait laporan pertanggungjawaban tersebut Musyawarah
ini membahas "jawaban" lembaga legislatif/parlemen atas laporan pertanggungjawaban
pimpinan pelaksana organisasi.

Penilaian dan rekomendasi atas Laporan Pertanggungjawaban organisasi

Dari hasil musyawarah yang di lakukan, lembaga legislatif membuat penilaian


berdasarkan regulasi dan aturan yang berlaku.

Penerbitan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi

Setelah proses penilaian pertanggungjawaban organisasi oleh lembaga selesai,


laporan tersebu siap untuk dipublikasikan pada masyarakat.

2.4 TEKNIK PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK


1. Teknik penyusunan pelaporan pertangungjawaban publik
Ada tiga metode yaitu sebagai berikut :
(1) Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif bertolak dari alirran positivisme – naturalisme seperti metode
sebagai berikut :
(a) Metode Analisis Isi
Karakter metode analisis isi yaitu :
■ Karakter Objektif
■ Sifat sistematis
■ kuantitatif

(b)Metode Survei
Ini adalah metode yang momiliki kelebihan, yaitu mampu mengumpulkan data secara
besar-besaran dengan mengakses sebagian populasi sebagai sampel dengan cara
tertentu sehingga dapat dikatakan mewakili seluruh populasi.

(c)Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode kuantitatif yang banyak digunakan dalam penyusunan
laporan pertanggungjawaban, terutama yang terkait dengan pengaruh isi laporan
pertanggungjawaban.

(2) Metode Kualitatif

Metode kualitatif bertolak dari aliran filsafat fenomenologi seperti wawancara, observasi,
diskusi kelompok fokus (focus group discussion), analisis semiotik, dan analisis
wacana.Metode ini memiliki kekuatan sebagai alat pengumpulan data yang melibatkan
manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang terjadi. Metode
Kualitatif antara lain :
 Metode Wawancara
 Metode Observasi

Ada dua jenis metode observasi, yaitu:


• Participant Observation, yaitu observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan komunitas
yang diteliti. Jenis ini dibedakaa lagi berdasarkan tingkat keterlibatannya, yaitu
berpartisipasi secara total dan aktif.
• Nonparticipant Observation, yaitu observasi tidak terlibat. Dalam hal ini, pengamat
seolah-olah menjadi penonton dan mencermati kejadian-kejadian sambil melakukan
wawancara dan membuat catatan.
 Metode Focus Group Discussion

Metode ini lazim digunakan untuk melacak hal-hal tertentu yang ingin ditonjolkan atau
menjadi prioritas bagi publik.

Berikut adalah langkah-langkah dalam penyelenggaraan Focus Group Discussion:


 Merancang interview guide yang bersifat longgar sesuai topik.
 Menentukan paket pesan sebagai bahan diskusi, jika diperlukan.
 Menunjuk dan melatih moderator yang bertugas memfasililasi diskusi.
 Moderator mengajukan pertanyaan kepada peserta (publik) sesuai tujuan diskusi.
 Menentukan dan mengorganisasi kelompok peserta yang terdiri atas jumlah dan karakter
kelompok, menentukan jumlah dan nama-nama orang yang akan diundang untuk masing-
masing kelompok, menentukan waktu dan tempat berdiskusi serta wawancara, dan
merencanakan insentif (jika diperlukan) yang akan diberikan kepada peserta.
 Menghadirkan partisipan untuk masing-masing kelompok pada waktu dan tempat yang
telah direncanakan, dan kemudian berbagi tugas dengan mediator.
 Sementara paket pesan disampaikan oleh moderator, pada saat yang sama dilakukan
pencatatan atas perkembangan-perkembangan yang terjadi pada peserta hingga
dilanjutkan sampai diskusi dan wawancara.
 Melakukan transkripsi hasil rekaman.
 Menganalisis data yang telah ditranskrip sambil mempelajari catatan lapangan.
 Menarik kesimpalan dengan mengacu pada pertanyaan dan tujuan diskusi.

 Metode Analisis Semiotik


Analisis semiotik adalah metode untuk menganalisis dan memberikan makna terhadap
tanda yang ada pada suatu sistem pesan komunikasi.

(3) Metode Gabungan Kuantitatif-Kualitatif


Contoh metode gabungan kuantitatif-kualitatif adalah survei melalui wawancara,
analisis isi melalui wawancara, dan analisis semiotik melalui wawancara.Metode ini,
menurut Louise G. White dan Robert P. Clark (1990:213) dalam Pawito (2009:87),
memungkinkan memperokh temuan-temuan yang lebih valid ketimbang hasil yang
diperoleh dengan hanya menggunakan satu metode. Penelitian dengan menggunakan
metode survei dan metode in-depth interview akan lebih memiliki makna karena
dapat menggali data secara lebih akurat dari responden secara langsung.

Penyampaian Pelaporan Pertanggungjawaban Publik


Cara/teknik yang bisa digunakan dalam penyampaian pelaporan pertanggungjawaban
publik adalah sebagai berikut:
a. Presentasi
Penyampaian laporan pertanggungjawaban publik oleh Pimpinan/Kepala Pelaksana
(eksekutif) organisasi, diawali dengan presentasi kepada lembaga
legisiatif/parlemen.Selain itu, teknik ini juga dapat dilakukan secara tatap muka langsung
dengan publik/ konstituen atau forum kelembagaan organisasi yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, presentasi kepala daerah kepada DPRD tentang hasil-hasil yang dicapai
dalam bidang pemerintahan dan bidang pengelolaan keuangan selama periode berjalan.

b. Publikasi
Pertanggungjawaban pimpinan organisasi sektor publik kepada pihak-pihak yang
berkepentingan juga dapat dilakukan melalui publikasi laporan
pertanggungjawaban.Media publikasi yang dapat digunakan antara lain televisi, media
cetak, dan radio.

Publikasi laporan pertanggungjawaban kepala daerah kepada DPRD ini berisi:

(1) Kebi'akan-kebijakan yang telah dicanangkan, yang meliputi kebijakan umum dan
kebijaka .khusus (kebijakan di bidang pemerintahan dan pengelolaan keuangan).
(2) Program kerja, yang meliputi program kerja di bidang pemerintahan dan pengelolaan
keuangan (pendapatan dan belanja).
(3) Pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan, baik di bidang
pemerintahan maupun pengelolaan keuangan.
(4) Hasil-hasil yang dicapai selama tahun berjalan di bidang pemerintahan dan
pengelolaan keuangan.
(5) Hambatan-hambatan yang muncul selama periode pemerintahan dan cara untuk
mengatasinya, baik di bidang pemerintahan maupun pengelolaan keuangan.
(6) Perhitungan APBD.
c. Pengiriman Surat

Selain teknik-teknik yang sudah dijelaskan sebeluinnya, dalam proses pertanggungjawaban


publik, laporan pertanggungjawaban organisasi dapat juga disampaikan melalui
pengiriman surat. Surat ini berisi laporan pertanggungjawaban pihak pelaksana atas
program atau kegiatan yang diamanatkan oleh pihak pemberi amanat/tanggung jawab.
2.5 CONTOH PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

a. Pemerintah Pusat

Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, pemerintah pusat


mengeluarkan Laporan Realisasi APBN, seperti kutipan yang disajikan berikut ini,
mengenai realisasi anggaran pendapatan negara dan hibah pemerintah pusat.

b. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah dalam menyusun akuntabilitasnya harus transparan dan dapat
menyediakan informasi tentang pengeloiaan keuangan daerah secara luas, sehingga mudah
diakses, diketahui, dan dievaluasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan serta masyarakat
luas.Akuntabilitas publik oleh pejabat pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah,
sangat penting dan merupakan suatu keharusan, karena di alam demokrasi sekarang ini
peranan rakyat sangat sentral, seperti ikut mengawasi jalannya pemerintahan.Pengawasan
tersebut dapat dijalankan dengan baik apabila akuntabilitas pemerintahan dilakukan secara
transparan.

c.LSM

Transparansi dan akuntabilitas LSM berarti LSM harus melakukan pencatatan


keuangan dan memberikan laporan keuangan kepada konstituen sebagai bentuk
akuntabilitas keuangan.Laporan keuangan tersebut bisa dipublikasikan secara umum
untuk akuntabilitas internal pengurus dan kepada simpatisan pember
dana.Akuntabilitas politik tidak cukup berhenti pada pembuatan laporan keuangan
saja,tetapi perlu juga dilakukan pengauditan terhadap laporan keuangan partai
bersangkutan.Audit keuangan terhadap partai politik merupakan unsur penting dari
proses akuntabilitas politik dalam upaya menciptakan good governance partai politik.

Jenis laporan keuangan yang perlu dibuat LSM untuk tujuan akuntabilitas terutama
adalah laporan posisi keuangan,laporan aktivitas,dan laporan arus kas.laporan
aktivitas pembuatan laporan keuangan dan audit laporan keuangan LSM untuk masa
depan akan sangat penting yaitu sebagai alat pendidikan politik bagi masyarakat dan
politisi.Dalam jangka panjang,mekanisme seperti ini diharapkan akan mampu
menciptakan budaya akuntabilitas yang baik.Kelemahan organisasi-organisasi sektor
publik di Indonesia saat itu adalah lemah dalam membuat laporan
pertanggungjawaban.

d.Yayasan

Karakteristik utama organisasi nirlaba seperti yayasan,dapat dibedakan dengan


organisasi bisnis.Perbedaannya terletak pada cara organisasi memperoleh sumber
daya awal yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
operasionalnya.Organisasi yayasan umumnya memperoleh sumber daya awal dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapakan
imbalan apapun dari organisasi tersebut.

Akibat dari transaksi tersebut,berbagai transaksi organisasi yayasan dapat


diidentifikasi.Hal yang berbeda dengan transaksi organisasi bisnis adalah dala hal
penerimaan sumbagan.Namun demikian,praktek organisasi yayasan yang diakui
sering tampil dalam berbagai bentuk.Pada organisasi yayasan dimana tidak ada
kepemilikannya,organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan
kebutuhan operasinya dari pendapatan atau jasa yang diberikan kepada publik.

Pemakai laporan keuangan organisasi yayasan memiliki kepentingan bersama yang


tidak berbeda dengan organisasi bisnis,yaitu untuk menilai :

a). Jasa yang diberikan oleh organisasi yayasan dan kemampuan untuk terus
memberikan jasa tersebut.

b).Cara menejer melaksanakan tanggung jawabanya dan aspek kinerja manejer.

Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui


laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai
aktiva,kewajiban,aktiva bersih,dan informasi tentang hubungan diantara unsur-unsur
tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih, baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya.

Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya


organisasi yang diterima dari pada penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas
dan laporan arus kas.Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai
perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.Organisasi yayasan harus
membuat laporan keuangan sebagai perwujudan dari akuntablitas.

e.Partai Politik

Sebagai salah satu organisasi yang termasuk dalam wilayah sektor publik,partai
politik juga harus menerapkan prinsip good political party governance .Goog
Governance pada partai politik dimaksudkan agar partai-partai politik bersifat
akuntabel dan transparan dalam pengelolaan sumber daya keuangan.Mengikuti aturan
hukum,dan atika politik.Pertanggungjawaban keuangan organisasi partai politik
sebagai suatu entitas yang menggunakan dana publik yang besar harus
transparan.Sehingga pertanggungjawaban keuangann merupakan hal yang tidak UU
pemilu,seluruh sumber daya keuangan yang digunakan harus dipertanggungjawabkan
pada setiap para konstituennya.Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
partai politik peserta pemilu adalah penyampaian laporan kampanye.(semua peserta
pemilu) serta laporan keuangan yang harus diaudit akuntan publik dan disampaikan
ke KPU serta terbuka untuk diakses publik.

Transparansi dan akuntabilitas partai politik berarti harus mencatat kauangannya dan
memberikannya laporan keuangan kepada kontituennya sebagai bentuk akuntabiltas
keuangan.
Jenis laporan keuangan yang dibuat oelh partai politik untuk tujuan akuntabilitas
adalah laporan sumber penggunaan dana,neraca,laporan perubahan modal,laporan
arus kas, dan CALK.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban adalah


pertanggungjawaban ratas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola
organisasi sektor public kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) serta
masyarakat. Pada organisasi pemerintahan misalnya, akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan pihak pelaksana (eksekutif) kepada
perwakilan rakyat (legislatif) serta masyarakat secara umum.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada pembaca dapat memahami
lebih dalam tentang Pertanggungjawaban publik, sehingga tidak salah lagi
memahami.

DAFTAR PUSTAKA
Ansof, Igor, McDonnel, Edward, (1990), Implanting Strategic Management, 2nd edition,
New Jersey: Prentice Hall. -

De Wit, Meyer, (2005). Strategy Synthesis: Resolving Strategy Paradoxes to Create


Competitive Advantage (2nde.d.)..London, England:Thomson Learning.
Amir, M. Taufiq (2009).Strategic Mindset; Agar perencanaan anda memiliki fondasi
yang kokoh, Jakarta: Penerbit Bhuana llmu Popular, Kelempok Gram

Anda mungkin juga menyukai