Akses Video maaf agak ala-ala cak itu liat materinyo be ye wkwk.
1. bit.ly/VideoSL3AigaPancar
2. bit.ly/VideoSLAigaWira
3. bit.ly/SL5Aiga
SIAPKAN BROWH!
1. Jas lab
2. Nametag
3. Keperluan
4. Potong kuku
5. Rambut rapi + muka glowing
6. PENTING! berdoa semoga jalur surga dan dapet dokter malaikat .
Skenario
- Ada teks tulisan panjang kasus anak 4 tahun hepatosplenomegaly, kemungkinan
thalassemia.
- Seorang anak, usia 2 tahun, mengalami lebam dan bitnik-bintik merah di tangan/kaki
sejak 2 hari yang lalu.
1. Lakukan anamnesis.
2. Beri edukasi kepada orang tua.
Catatan
Siapin materin promotive, preventif, kuratif, rehabilitatif, komplikasi, definisi, patofisiologi
dari penyakitnya (tergantung dr.nya).
Mekanisme
1. Selamat pagi ibu, silakan duduk. (jabat tangan dan disilakan duduk
berseberangan/berhadapan).
2. Perkenalkan saya dr. Aiga yang menjaga poliklinik pada hari ini.
3. Dengan ibu siapa? Umur berapa? Pekerjaannya apa? Tempat tinggal dimana? boleh
di-skip kalo udah ada di skenario, opsi lain boleh tanyakan suku bangsa.
4. Kalau boleh tau, nama adeknya siapa bu? Umurnya? Hubungannya sama si adek?
5. Baik bu pada hari ini kita akan melakukan anamnesis untuk membantu menegakkan
diagnosis masalah anemia pada anak ibu, apakah karena thalassemia atau alasan lainnya.
6. Mungkin akan sedikit membuka privasi pada saat tanya-jawab, apakah ibu bersedia?
7. Lakukan nyanyian.
8. Baik ibu, tanya-jawabnya sudah selesai. Dari hasil anamnesis bahwa …(ringkasan
anamnesis)… yang menunjukkan bahwa ibu mengalami …(suspek thalassemia)…
Penyakit ini …(patofisiologi dan etiologi)… Saya akan menjelaskan sedikit untuk
edukasinya ya bu (jelasin edukasi penting-penting sajo).
9. Untuk lebih pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
10. Sampai di sini, apa ada yang ingin ditanyakan ibu? Apa ada yang mau disampaikan lagi?
11. Baik ibu, terima kasih ya bu, semoga lekas sembuh.
Nyanyian
1. Apa keluhan anak bu? biasanya pucat atau perdarahan lain.
2. Sudah sejak berapa lama bu?
3. Berapa lama bu keluhannya timbul? Hanya sesaat, beberapa jam?
4. Apakah keluhan hilang-timbul, terus-menerus, suka kambuh atau bagaimana ibu?
5. Apakah ada keluhan lain bu? Seperti mimisan, gusi berdarah, dan lain-lain?
6. Kalau keluhan lain bu? Seperti BAK berdarah, ada bintik merah, mudah lelah?
7. Apakah ada perubahan warna pada kulit dan mata bu? Misal warna kulit
8. Apakah Apakah ada pembengkakan atau sesuatu menonjol di daerah perut bu?
9. pernah ada riwayat terinfeksi sesuatu bu?
10. Apakah sedang menggunakan (sering kontaminasi) bahan kimia lain bu?
11. Apakah sedang menjalani terapi radiasi bu?
12. Bagaimana untuk riwayat kelahiran anaknya bu? Normal, sesar?
13. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya selama ini bagaimana bu?
14. Untuk pola makan bagaimana bu?
15. Apakah ibu punya riwayat penyakit sebelumnya? Sudah sejak kapan?
16. Apakah anak ibu pernah menerima transufsi darah?
17. Bagaimana dengan keluarga lain bu?
18. Apakah pernah berobat sebelumnya bu?
19. Apakah sedang mengonsumsi obat sesuatu bu?
20. Apakah anak ibu sedang mengonsumsi obat? Kalau boleh tau obat apa ya bu?
21. Apakah keluarga memiliki keluhan serupa?
22. Bagaimana kondisi kehidupan ibu?
23. Apakah sanitasi dan lingkungan sekitar terjaga bu?
24. Apakah pernah sebelumnya mendapatkan konseling dan edukasi hematologi bu?
25. Dirumah kebutuhan gizi seimbang tidak bu?
Konseling
Thalassemia merupakan penyakit autosomal resesif yang banyak dikarenakan turunan
genetika dari keluarga yang disebabkan kerusakan atau tidak adanya rantai globin pada
tubuh sehingga merusak proses eritropoesis. Pada pasien dengan thalassemia diperlukan
tranfusi sel darah merah yang teratur, mengurangi komplikasi anemia dan eritropoiesis
yang tidak efektif, membantu pertumbuhan dan perkembangan selama masa anak-anak
dan memperpanjang ketahanan hidup pada thalasemia mayor.
Tranfusi untuk pertama kali diberikan bila Hb <7 g/dL setelah 2x pemeriksaan dengan
selang waktu >2 minggu, tanpa adanya tanda infeksi atau Hb≥ 7g/dl dan dijumpai
gagal tumbuh, dan atau deformitas tulang akibat thalassemia. Pada penanganan
selanjutnya, transfusi dilakukan dengan target pretranfusi 12-13 g/dL dan Hb
pratranfusi 9-10 g/dl dan dipertahankan Hb12 g/dl.
Tatalaksana
1. Pemberian agen kelasi besi untuk menghindari penumpukan zat besi di organ yang
dapat menyebabkan: Fibrosis hati, fibrosis paru, hipogonadisme, diabetes mellitus,
Hipotiroid, hipoparatiroid, kardiomiopati, gagal jantung, bahkan kematian.
2. Kelasi besi jika didapatkan kadar ferritin serum ≥1000 ng/mL atau saturasi
transferin ≥60% atau apabila tranfusi sudah diberikan sebanyak 10-20 kali sekitar
3-5 liter.
3. Minum obat kelasi besi secara teratur, deferoxamine diberikan lima kali dalam
seminggu/ deferasirox satu kali sehari/ deferiprone tiga kali sehari.
4. Pemberian vitamin E dan asam folat.
4. Hepatitis Marker (6-12 bulan): HbsAg, Anti HBc total, anti HCV total.
Catatan tambahan
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) penyakit tubuh mudah memar atau ebrdarah
karena rendahnya jumlah trombosit. Trombosit adalah sel darah yang membantu proses
penggumpalan darah untuk menghentikan perdarahan. Ketika jumlahnya rendah, seseorang
akan mudah memar atau perdarahan. Kebanyakan disebabkan autoimun. Gejala: lelah,
mimisan, bercak darah di urin dan feses, gusi berdarah, perdarahan lebih menstruasi.
Tatalaksana biasanya diberi kortikosteroid, eltrombopag, rituximab, intravenous
immunoglobulin. Komplikasi: katarak, diabetes, osteoporosis. Operasi splenektomi.
Edukasi
1. Lindungi dari cedera.
Skenario
Ibu hamil mengeluh bibir pucat, atrofi papil lidah, cheilitis, dan konjungtiva pucat.
1. Sebutkan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan (darah perifer lengkap)
Mintalah hasil pemeriksaan.
Sebutkan jenis morfologi anemia tersebut! (Pertama tanya/minta nilai MCV&MCH,
jika beruntung dr nya kasih, jika tidak hrs itung sendiri)
2. Sebutkan pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan. (Studi besi: TIBC, serum besi,
Feritin, saturasi transferin)
Mintalah hasil pemeriksaan
Sebutkan diagnosis pada kasus? (Anemia defisiensi besi)
Ingetin rumus!
1. Rumus MCV pengukuran volume atau ukuran rata-rata Hct pada eritrosit Hct/RBC
x 10
2. Rumus MCH pengukurna volume atau ukuran rata-rata Jb dalam eritrosit Hb/RBC
x 10
3. Rumus MCHC pengukuran rata-rata konsentrasi Hb dalam eritrosit Hb/Hct x 100
Kasus 1
Seorang laki-laki, 47 tahun, datang ke dokter dengan keluhan timbul benjolan di perut kiri
sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh cepat kenyang, sakit kepala, dan kesemutan.
Pemeriksaan fisik
1. muka tampak kemerahan pletora
2. Lien S3
Interpretasi
1. Hb meningkat
2. Hct meningkat
3. WBC meningkat
4. DC meningkat
5. Trombosit meningkat
6. Kemungkinan ada masalah pada sumsum tulang (tempat produksi sel-sel darah
eritrosit, leukosit, trombosit)
Kesan
Pansitosis – kenaikan semua
Diagnosis
1. Polisitemia vera (mutase gen JAK 2)
2. Myeloproliferative disease
3. Kalau Hb meningkat, leukosit normal, trombosit normal polisitemi sekunder
Pemeriksaan lain
1. BMP bone marrow puncture deteksi kondisi kelainan darah pada sumsum tulang.
2. JAK 2 janus kinase yang berperan pada eritropoesis.
3. Echo jantung
4. Spirometry
5. Rontgen thorax
Kasus 2
Seorang laki-laki, 71 tahun, datang ke RS dengan keluhan badan lemah, pusing, mata
berkunang.
Pemeriksaan fisik
1. Konjungtiva pucat
2. Sclera tidak ikterik
3. Hepar dan lien tidak teraba
4. Teraba pembesaran KGB cervical anterior kanan dan kiri
Hasil laboratorium
1. Hb 7,8 gr%
2. Hct 24%
3. RBC 2,7 juta/mm3
4. WBC 75.000/mm3
5. DC: 0/1/20/75/4
6. Trombosit 160.000/uL
Interpretasi
1. MCV: 88,89
2. MCH: 28,8
3. MCHC: 32,5
4. Anemia normosisitik normokrom
5. Leukositosis
6. Limfositotis absolut
Pemeriksaan lanjut
1. BMP cek mrofologi sel-sel darah mengonfirmasikan ada kelainan darah yang
berasal dari sumsum tulang.
2. Immunophenotyping mengindentifikasi sel sesuai dengan antigen yang terdapat pada
permukaan sel.
Kesan
1. Anemia normositer dengan limfositosis
2. Kemungkinan keganasan seri limfoid.
Diagnosis
Chronic lympohocitic leukemia
Kasus 3
Perempuan, 24 tahun, keluhan badan lemah, BAK kuning tua.
Pemeriksaan fisik
1. Kongjungtiva pucat
2. Sclera ikterik
3. Lien S2
Pemeriksaan lanjut
1. Studi besi: SI/TIBC/ferritin
2. Hb analisis
3. BMP? Tidak perlu
1. Hb 6,8 gr%
2. Hct 20%
3. RBC 3,4 juta/mm3
4. WBC 8.000/mm3
5. DC 0/1/60/30/9
6. Trombosit 150.000/uL
7. Retikulosit 4%
Fungsi hati
1. Bilirubin indirek 3,4 mg/dL
2. Bilirubin direk 0,8 mg/dL
3. SGOT 30 mg/dL
4. SGPT 35 mg/dL
5. Albumin 3,8 mg/dL
6. Globulin 2,6 mg/dL
Interpretasi
1. MCV: 58,82
2. MCH: 20
3. MCHC: 34
Kesan
Anemia mikrositik hipokrom
Kasus 4
Seorang laki-laik, 54 tahun, keluhan utama jantung berdebar.
Pemeriksaan fisik
Konjunctiva pucat
Pemeriksaan lanjut
1. Studi besi: SI/TIBC/ferritin
2. Hb analisis
3. BMP? Tidak perlu.
4. Feses: darah samar, parasite
Diagnosis
Anemia defisiensi besi
Interpretasi
1. MCV: 58,8
2. MCH: 20
3. MCHC: 34
Kesan
1. Anemia mikrositik hipokrom
2. Biasanya anemia defisiensi besi karena cacing
3. Retikulosit untuk cek keganasan
4. Trombosit meningkat kemungkinan karena parasite
Kasus 5
Seorang wanita, 18 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sembab seluruh tubuh dan
buang air kecil berbusa sejak 2 minggu ini. Keluhan disertai dengan ngilu di persendian dan
lesu dalam 2 bulan ini. Pasien juga mengeluh timbul bercak merah di kedua pipi dan sariawan
di langit mulut.
Urin rutin
1. Epitel (+)
2. Leukosit 3-5/LPB
3. Eritrosit 2-4/LPB
4. Silinder granuler (++)
5. Kristal (-)
6. Protein (++++)
7. Glukosa (-)
8. Nitrit (-)
Kimia darah
1. Ureum 23 mg/dL
2. Kreatinin 0,8 mg/dL
3. Kolesterol total 390 mg/dL (normal <200)
Interpretasi
1. Anemia mikrositik
2. Proteinuria kwalitatif
3. Silinder granuler positif
4. Fungsi ginjal normal, cuman ada dislipidemia
Immunologi
1. ANA >1:1.000 (+)
2. Anti-ds-DNA 543,5 IU/mL (+)
3. C3 50 mg/dL (menurun)
4. C4 5 mg/dL (menurun)
5. Urin esbach (protein urin kuantitatif)
Diagnosis
Lupus nefritis
Skenario
Seorang pasien akan mendapatkan injeksi cefriaxon. Lakukan pemeriksaan skin test sebelum
pemberian obat injekse! (Lakuin lengkap sesuai modul)
Mekanisme
12. Selamat pagi ibu, silakan duduk. (jabat tangan dan disilakan duduk
berseberangan/berhadapan).
13. Perkenalkan saya dr. Aiga yang menjaga poliklinik pada hari ini.
14. Dengan ibu siapa? Umur berapa? Pekerjaannya apa? Tempat tinggal dimana? boleh
di-skip kalo udah ada di skenario.
15. (Anamnesis singkat) bebas basa basi aja untuk tanyain keluhan.
16. Baik bu, setelah melakukan anamnesis, kita akan melakukan pemeriksaan skin test
dimana tujuannya untuk mengetahui indikasi lain atau komplikasi berupa alergi sebelum
melakukan injeksi obat antibiotic pada ibu. Saya akan menggunakan 1 gr obat antibiotic
cefriaxon.
17. Mungkin nanti sedikit merasa tidak nyaman dan nanti akan saya arahkan, apakah ibu
bersedia?
18. Lakukan nyanyian.
19. Baik ibu, kita sudah selesai melakukan skin test dan hasilnya positif (tanyakan
interpretasi nanti). Saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjut atau
pemeriksaan penunjang lainnya untuk mengatasi hal ini.
20. Sampai di sini, apa ada yang ingin ditanyakan ibu? Apa ada yang mau disampaikan lagi?
21. Baik ibu, terima kasih ya bu, semoga lekas sembuh.
Nyanyian
1. Persiapkan alat dan bahan (sebutin).
2. Cuci tangan dengan 7 langkah.
3. Pakai handscoon.
4. Ambil 5 cc aquadest dengan spuit 5 cc.
5. Jangan lupa gunakan spuit secara lege artis (menggunakan satu tangan, membuka
penutup dengan 2 jari, penutup diletakkan pada daerah terbuka dan terlihat pandangan
mata).
6. Lalu encerkan 1 gr Cefriaxon dengan aquadest tadi.
7. Tutup kembali spuit secara lege artis (jarum diarahkan menelusuri penutup, lalu tekan
dengan jari).
8. Kocok secara gentle agar tercampur rata.
9. Ambil 0,1 cc larutan Cefriaxon dengan spuit 1 cc.
10. Jangan lupa gunakan spuit secara lege artis.
11. Tambahkan 0,9 cc aquadest agar larutan lebih encer.
12. Bolak-balik spuit kurleb 3x agar campuran merata.
13. Posisikan tubuh pasien secara nyaman (setiap memegang pasien jangan lupa, “Saya izin
ya bu.”, “Maaf ya bu.”).
14. Siapkan lokasi injeksi pada 1/3 bagian atas antebrachia.
15. Usap daerah injeksi dengan alcohol swab dari dalam ke luar secara spiral atau 1x usap
searah.
16. Masukkan pada intradermal/intrakutan kulit.
17. Arah lubang ke atas dan sudut 5-15 derajat.
18. Setelah semua lubang masuk, posisikan lebih mendatar dan masukkan 2-3 mm lagi.
19. Injek sebanyak 0,1 cc (tanda adanya indurasi dengan penebalan kurleb 4 mm).
20. Kalau ada pendarahan, segera diusap dengan alcohol swab namun tidak ditekan.
21. Lalu tarik secara gentle dengan sudut awal tadi.
22. Kasih penanda dengan diameter 1 inchi atau 2,5 cm.
23. Tunggu 15 menit.
24. Respon positif jika ukuran indurasi 2x lebih besar dan sekitar terdapat bitnik-bintik
merah eritem melebihi daerah yang sudah ditandai.
Skenario
Seorang laki-laki mengeluh mata kunang-kunang, pucat, dan lemas. Lakukan pemeriksaan
fisik hematologi! (Lengkap semuanya sesuai modul)
Mekanisme
1. Selamat pagi ibu, silakan duduk. (jabat tangan dan disilakan duduk
berseberangan/berhadapan).
2. Perkenalkan saya dr. Aiga yang menjaga poliklinik pada hari ini.
3. Dengan bapak siapa? Umur berapa? Pekerjaannya apa? Tempat tinggal dimana? boleh
di-skip kalo udah ada di skenario.
4. (Anamnesis singkat) bebas basa basi aja untuk tanyain keluhan.
5. Baik pak, setelah melakukan anamnesis, kita akan melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui lenjut gejala dan gangguan hematologi pada bapak.
6. Mungkin nanti sedikit merasa tidak nyaman dan nanti akan saya arahkan, apakah bapak
bersedia?
7. Lakukan nyanyian.
8. Baik pak, kita sudah selesai melakukan pemeriksaan fisik (gak disuruh diagnosis sih
browh, kalau pun ada paling anemia). Nantinya kita akan melakukan pemeriksaan lanjut
untuk memastikan diagnosis penyakit pada pak.
9. Sampai di sini, apa ada yang ingin ditanyakan pak? Apa ada yang mau disampaikan lagi?
10. Baik ibu, terima kasih ya pak, semoga lekas sembuh.
Nyanyian
1. Cuci tangan dengan 7 langkah.
Pemeriksaan konjungtiva
1. Berdiri di depan pasien.
2. Lakukan inspeksi.
3. 4 jari di sisi lateral pipi.
4. 2 ibu jari menarik palpebra inferior.
5. Pasien diarahkan melihat ke atas.
6. Pucat? Hiperemis?
Pemeriksaan skelera
1. Berdiri di samping pasien.
2. Lakukan inspeksi.
3. 2 jari (ibu jari dan telunjuk) menarik palpebra superior.
4. Pasien diarahakn melihat ke bawah.
5. Kuning?
Pemeriksaan abdomen
1. Pasien posisi supinasi (berbaring).
2. Pemeriksaa di samping kanan pasien.
3. Lakukan inspeksi abdomen.
4. Venektasi?
5. Umbilicus menonjol?
6. Perdarahan?
7. Periksa 9 regio dan 4 kuadran abdomen (sebuti men sekiro sempet, men idak yowes
aman).
8. Lakukan palpasi abdomen.
9. Tekan-tekan sesuai pembagian regio/kuadran.
10. Nilai nyeri tekan dan penonjolan.
Pemeriksaan hepar
1. Pasien posisi supinasi (berbaring).
2. Pemeriksaa di samping kanan pasien.
3. Kaki pasien ditekuk (kurleb 30- 45 derajat)
4. Lakukan palpasi hepar.
5. Patokan awal dari SIAS kanan ke arcus costae kanan.
6. Tekan sesuai gerakan inspirasi.
7. Gunakan sisi perifer jari telunjuk.
8. Nilai lebar jari rangan di bawah arcus costae kanan, keadaan tepi, konsistensi,
permukaan, nyeri tekan, dan fluktuasi.
Pemeriksaan lien
1. Pasien posisi supinasi (berbaring).
2. Pemeriksaa di samping kanan pasien.
3. Kaki pasien ditekuk (kurleb 30- 45 derajat)
4. Lakukan palpasi hepar.
5. Patokan awal dari SIAS kanan ke arcus costae kiri.
6. Terdapa 8 titik shcuffner.
7. Titik tengah umbilkus.
8. Tekan sesuai gerakan inspirasi.
9. Gunakan ujun-ujung jari.
10. Nilai lebar jari rangan di bawah arcus costae kanan, keadaan tepi, konsistensi,
permukaan, nyeri tekan, dan fluktuasi.
MAAF
Kalau masih terdapat kekurangan bahan hanya sebatas ini yang bisa dibantu huhu (gapapa
ditambahin aja sama referensi lain). Inshaa Allaah aman yeu ceu berdasarkan alat dan bahan
yang dilihat dan bocoran dikit dari dosen HEHE.
TERIMA KASIH!
Kepada kalian yang sudah berjuang saat ini!
SEMANGAT!!!
Yok, Medusa! Sebentar lagi S.Ked. kudu semangat woyyy!