Novianty
Tempat Presentasi : Ruang Aula RSUD dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Obyektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
Deskripsi :
Celah pada bibir sebelah kanan sejak lahir.
Tujuan : Mendiagnosis dan mengetahui tatalaksana yang tepat terhadap labioschizis inkomplit
unilateral dekstra
Bahan Bahasan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat demam : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat biru saat lahir / menangis : disangkal
4. Riwayat Keluarga
Keluhan / penyakit yang sama dalam keluarga : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan Dalam Keluarga
Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
Riwayat merokok : (+) ayah pasien, ± 20 batang/hari
Lain-lain : ibu pasien memelihara kucing, ayam, bebek
6. Riwayat Kehamilan Ibu
Riwayat demam : ya, saat usia kehamilan ± 4 bulan
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
Riwayat konsumsi jamu : (+) beli sendiri di warung
Riwayat konsumsi obat-obatan : multivitamin dari bidan
Riwayat KPD : disangkal
ANC : 3x, di bidan setempat
7. Riwayat Persalinan
Bayi laki-laki, cukup bulan, lahir spontan per vaginam, langsung menangis, ditolong bidan,
berat badan lahir 2,8 kg dan panjang badan lahir 42 cm.
8. Riwayat Gizi dan Imunisasi
Riwayat pemberian ASI sejak lahir sampai usia 2 bulan
Riwayat pemberian susu formula sejak lahir sampai sekarang
Imunisasi dilakukan sesuai jadwal di posyandu
9. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 146 x/menit
Pernafasan : 38 x/menit
Suhu : 36,7ºC
Tinggi Badan : 57 cm
Berat badan : 4,8 kg
Status Gizi : kurang
Status Spesifik
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema palpebra (-), refleks cahaya (+/+),
pupil bulat isokor
Hidung dan mulut : lihat status lokalis
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Toraks
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : HR = 146 x/m, bunyi jantung I-II normal, murmur
(-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral dingin - - Edema - -
- -
- -
Status Lokalis
Regio oris et palatum Labioschizis inkomplit unilateral dekstra (l-----)
11. Penatalaksanaan
Edukasi pasien
Pro-labioplasty
12. Prognosa
Quo ad vitam : dubia ad Bonam
Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Daftar Pustaka :
1. Loose, J.E, et al. Chapter 45: Cleft Lip and Palate. Dalam: Schwartz’s Principles of Surgery.
10th edition. Brudicardi FC et all (eds). The McGraw-Hill Companies. 2015; 1840-1841.
2. Kliegman R.M, Marcdante K.J, Jenson H.B, Behrman R.E. Nelson essentials of pediatrics. 5th
ed. Philadelphia: Elsevier Inc, 2006; pg 595-96.
3. Sjamsuhidajat. R, Jong W. Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2005; pg 314.
4. Cleft palate. World craniofacial foundation.
5. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. 20 th ed (2). Jakarta:
2007. h. 1066-7.
6. Betz CL, Sowden AL. Buku saku keperawatan Pediatri. 5th ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2009. h. 95-7.
7. Bisono. Operasi bibir sumbing. Jakarta : EGC, 2003; pg 420-24.
8. Soetjiningsih. Tumbuh kembang. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995. h. 127-32.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis labioschizis inkomplit unilateral dekstra
2. Etiologi dan faktor risiko labioschizis inkomplit unilateral dekstra
3. Penatalaksanaan labioschizis inkomplit unilateral dekstra
4. PLAN
Diagnosis : Labioschizis inkomplit unilateral dekstra.
Pengobatan :
Bayi yang baru lahir dengan CLP segera dipertemukan dengan pekerja sosial untuk diberi
penerangan agar keluarga penderita tidak mengalami stress dan menerangkan harapan yang bisa
didapatkan dengan perawatan yang menyeluruh bagi anaknya, Selain itu dijelaskan juga masalah
yang akan dihadapi kelak pada anak. Menerangkan bagaimana memberi minum bayi agar tidak
banyak yang tumpah. Pekerja sosial membuatkan suatu record psychosocial / pasien dari sini
diambil sebagai bagian record CLP pada umumnya. Pekerja sosial akan mengikuti perkembangan
psikososial anak serta keadaan keluarga dan lingkungannya.
1. Operasi perbaikan terhadap bibir disebut Cheiloraphy atau Labioplasty.
Dilakukan pada usia 3 bulan. Sebe1um dilakukan observasi pada penderita melihat kondisi bayi
harus sehat, tindakan pembedahan mengikuti tata cara ""rule of ten": bayi berumur lebih 10
minggu, berat 10 pon atau 5 kg, dan memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr% dan tak ada infeksi
leukosit di bawah 10.000.
2. Perbaikan langit-langit disebut Palatorraphy dilakukan pada usia 10 - 12 bulan, usia tersebut
akan memberikan hasil fungsi bicara yang optimal karena memberikan kesempatan jaringan
pasca operasi sampai matang pada proses penyembuhan luka sehingga sebelum penderita mulai
bicara dengan demikian soft palate dapat berfungsi dengan baik. Jika operasi dilakukan
terlambat sering hasil operasi dalam hal kemampuan mengeluarkan suara normal, tak sengau,
sulit dicapai.
3. Speech therapy
Setelah operasi, pada usia anak dapat belajar dari orang lain, speech therapy dapat diperlukan
setelah operasi palatorraphy yang akan meminimalkan suara sengau. Namun apabila masih saja
didapatkan suara sengau, maka dapat dilakukan pharyngoplasty.Operasi ini akan membuat
“bendungan" pada faring untuk memperbaiki fonasi, biasanya dilakukan pada usia 5-6 tahun ke
atas.
4. Alveolar Bone Graft
Pada usia 8-9 tahun dilakukan operasi penambalan tulang pada celah alveolar/maxilla untuk
tindakan bone graft dimana ahli ortodonti yang akan mengatur pertumbuhan gigi caninus
kanan-kiri celah agar normal. Bone graft ini diambil dari bagian spongius crista iliaca.
5. Advancement Osteotomy Le Fort I
Evaluasi pada perkembangan selanjutnya pada penderita CLP sering didapatkan hipoplasia
pertumbuhan maxilla sehingga terjadi dish face muka cekung. Keadaan ini dapat dikoreksi
dengan cara operasi advancement ostetomi Le Fort I pada usia 17 tahun dimana tulang-tulang
muka telah berhenti pertumbuhannya. Hal ini dilakukan oleh bedah ortognatik, memotong
bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan merubah posisinya maju kedepan.
Ahli THT untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol pendengaran.
Penderita CLP mengalami gangguan pada tuba eustachia dimana akan terjadi kelumpuhan otot
levator palatine dan tensor vili palatine yang terinsersi dengan daerah tepi pada langit-langit keras.
Dengan bertambahnya usia maka insiden terjadi kegagalan fungsi tuba eustachia semakin tinggi
pula. Evaluasi dilakukan setiap 3-4 bulan hingga ada perbaikan. Indikasi untuk dilakukan
miringotomi dan insersi pada tuba sangat konduktif untuk mengatasi kehilangan pendengaran dan
otitis media yang tidak kunjung sembuh.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penanganan penderita CLP diperlukan
kerjasama para spesialis dalam suatu tim yang akan diatur dalam sebuah protokol CLP, yaitu:
1. Pasien umur 3 bulan (the over tens)
a. Operasi bibir dan hidung
b. Evaluasi telinga
c. Pemasangan grommets bila perlu
2. Pasien umur 10 – 12 bulan
a. Operasi palatum
b. Evaluasi pendengaran dan telinga
3. Pasien umur 1 - 4 tahun
a. Evaluasi bicara, dimulai 3 bulan pasca operasi, follow up dilakukan oleh terapis wicara
b. Evaluasi pendengaran dan telinga
4. Pasien umur 4 tahun
Kalau bicara tetap jelek dipertimbangkan repalatography atau pharyngoplasty
5. Pasien umur 6 tahun
a. Evaluasi gigi dan rahang, pembuatan model
b. Melakukan nasoendoskopi bagi yang memerlukan
c. Evaluasi pendengaran
6. Pasien umur 9-10 tahun Alveolar bone graft
7. Pasien umur 12 -13 tahun
a. Final touch untuk operasi-operasi yang dulu pemah dilakukan, bila masih ada
kekurangannya
8. Pasien umur 17 tahun
a. Evaluasi tulang-tulang muka
b. Operasi advancement osteotomy Le Fort I